RINGKASAN
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN 2004—2009
DAN RPJMN 2010—2014
ii
PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN NASIONAL
PENGANTAR
1
PERTUMBUHAN EKONOMI
2
Sebagian besar indikator ekonomi domestik angkanya terus
membaik dan dimulai sejak awal 2009, seperti:
o Keyakinan konsumen meningkat
o Penjualan barang retail dan otomotif membaik
o Aktivitas industri kembali meningkat setelah mengalami
penurunan pada akhir tahun 2008.
Dampak krisis global mulai dirasakan terhadap pertumbuhan
ekonomi nasional sejak triwulan IV tahun 2008. Pertumbuhan
ekonomi triwulan IV tahun 2008 menurun menjadi minus 3,6
% dibandingkan triwulan III tahun 2008 (q-t-q) atau tumbuh
sebesar 5,2 persen (y-o-y), sementara itu pada triwulan
sebelumnya ekonomi tumbuh positip, yaitu 6,2 persen pada
triwulan I; 6,4 persen pada triwulan II; dan 6,4% pada triwulan
III (y-o-y). Krisis global—yang berdampak pada turunnya
permintaan dunia, menurunnya harga minyak dan komoditas
—menyebabkan ekspor barang dan jasa tumbuh negatif 5,5
persen pada triwulan IV tahun 2008 dibanding triwulan
sebelumnya. Dampak global juga mendorong pembalikan
aliran modal dari Indonesia ke luar negeri, sehingga
investasi/Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB)
hanya tumbuh 0,8 persen pada triwulan IV dibanding triwulan
sebelumnya.
Penurunan pertumbuhan ekonomi terus berlanjut hingga
triwulan II tahun 2009. Pertumbuhan ekonomi triwulan I tahun
2009 adalah 4,2 persen dan pada triwulan II laju pertumbuhan
menurun menjadi 4 persen. Pada triwulan III tahun 2009 laju
pertumbuhan ekonomi meningkat kembali menjadi 4,2 persen
yang menunjukkan tanda-tanda pemulihan ekonomi nasional
sejalan dengan membaiknya ekonomi dunia.
Pertumbuhan ekonomi sampai dengan triwulan III tahun 2009
adalah sebesar 4,2 persen (y-o-y). Dari sisi permintaan,
pertumbuhan ekonomi didorong oleh pengeluaran pemerintah
dan pengeluaran masyarakat yang masing masing tumbuh 15,1
persen dan 5,2 persen. Sementara itu ekspor masih tumbuh
negatif, yaitu -14,1 persen. Dari sisi produksi, pertumbuhan
ekonomi tinggi terutama didorong oleh sektor pertanian yang
meningkat sebesar 3,4 persen; dan sektor tersier, yaitu sektor
listrik, gas dan air; dan pengangkutan dan telekomunikasi yang
masing masing tumbuh 13,9 persen dan 17,6 persen.
Dari fakta diatas, perkembangan pertumbuhan ekonomi
Indonesia masih dapat dikategorikan memiliki kinerja
perekonomian yang baik sementara banyak negara lain yang
pertumbuhannya negatif. Dalam konteks itu, ekonomi
Indonesia tumbuh positip 4 persen bersama China dan India
yang tumbuh pesat dan masing masing mencapai 7,9 persen
dan 6,1 persen pada triwulan II tahun 2009.
Tabel 2. Perkembangan Perekonomian Indonesia
Tahun 2004 – 2009
Capaian
Satuan 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi1) % 5,0 5,7 5,5 6,3 6,1 4,5
PDB Perkapita1) Rp Ribu 7.656 7.964 8.292 8.721 9.111 9.409
Laju Inflasi, IHK1) % 6,4 17,1 6,6 6,6 11,1 2,78
Nilai Tukar Nominal1) Rp/USD 8.968 9.750 9.141 9.166 9.681 9.400
Kemiskinan
Jumlah Penduduk Miskin1)
- Jumlah Juta
36,1 35,1 39,3 37,17 34,96 32,53
orang
- Persentase terhadap
% 16,7 16,0 17,7 16,6 15,4 14,2
penduduk
Ketenagakerjaan dan Pengangguran
Angkatan Kerja2) Juta 104,0 105,9 106,4 109,9 112,0 113,8
Angkatan Kerja Baru Juta 1,2 1,9 0,4 3,6 2,0 1,9
Penduduk yang bekerja2) Juta 93,7 94,0 95,5 99,9 102,6 104,8
Tambahan Kesempatan
Juta 0,3 1,5 4,5 4,5 2,6 2,2
Kerja
Pengangguran Terbuka2)
- Jumlah Juta 10,3 11,9 10,9 10,0 9,40 9,00
- Persentase terhadap
% 9,86 11,24 10,28 9,11 8,39 7,87
angkatan kerja
Kesempatan Kerja
Juta 28,4 28,9 29,7 30,9 31,2 32,1
Formal2)
Kesempatan Kerja
Juta 65,3 65,1 65,8 69,0 71,4 72,7
Informal2)
Pertanian dan Pangan
Produksi Padi1) Juta ton 54,1 54,2 54,5 57,2 60,3 64,3
Produksi Jagung1) Juta ton 11,3 11,5 11,6 13,3 16,3 17,6
Produksi Kedelai1) Ribu ton 724 808 748 593 776 966
Sumber: 1) Statistik Indonesia, BPS;
2) Sakernas 2004-2009, BPS, Laporan Evaluasi 5 Th Pelaksanaan RPJMN 2004-2009,
Bappenas (Final Draft)
1. KEMISKINAN
1 Menurunnya persentase Jumlah penduduk yang berada di bawah garis Juta jiwa 35,1 39,3 37,17 34,96 32,53
penduduk yang berada di kemiskinan dan tingkat kemiskinan 1)
bawah garis kemiskinan
manjadi 8,2 persen pada Persentase penduduk yang berada di bawah Persen 15,97 17,75 16,58 15,42 14,15
tahun 2009 garis kemiskinan dan tingkat kemiskinan 1)
2 Terpenuhinya kecukupan Jumlah masyarakat miskin yang menerima RTS 15.791.884 15.503.295 19.100.905 19.100.905 18.497.801
pangan yang bermutu dan Raskin 2)
terjangkau
Jumlah Subsidi Beras untuk masyarakat miskin 2 Juta ton 1,99 1,62 1,73 3,34 3,33
Jumlah produksi padi 2) Juta ton 54,15 66,61 57,16 60,32 63,84
3 Terpenuhinya pelayanan Jumlah masyarakat miskin yang mendapatkan Juta orang 60 60 76,4 76,4 76,4
kesehatan yang bermutu dan pelayanan kesehatan melalui
terjangkau Askeskin/Jamkesmas 2)
4 Tersedianya pelayanan Angka partisipasi Murni Jenjang SD/MI/Paket A Persen 94,30 94,48 94,90 95,14 95,4
3)
pendidikan dasar yang (Prediksi)
bermutu dan merata
Angka partisipasi kasar jenjang SMP/MTs 3) Persen 85,22 88,68 92,52 96,18 98
(Prediksi)
Tingkat Literasi >15 tahun 3) Persen 90,45 91,93 92,80 94,03 95,05 (Prediksi)
5 Terbukanya kesempatan Jumlah pengangguran 4) Juta orang 11,899 10,932 10,011 9,4 8,96
kerja dan berusaha 4)
Tingkat Pengangguran Terbuka Persen 11,2 10,28 9,11 8,39 7,87
7
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 4) Persen 66,8 66,16 66,99 67,18 67,60
(Feb ’09)
6 Terpenuhinya kebutuhan Jumlah rumah susun sederhana yang dibangun Unit (tower) 4.762 6.448 8.265 9.443 8.791
perumahan dan sanitasi yang untuk masyarakat miskin 5) (50) (67 ) (86 ) (98) (99)
layak
Proporsi rumah tangga dengan akses rumah Persen 85 84,3 83,1 83,8 85,9
tinggal tetap 5)
7 Terpenuhinya kebutuhan air Pengembangan prasarana dan sarana air Orang 704.262 392.848 26.025 (*) (*)
bersih dan aman bagi minum bagi masyarakat berpendapatan
masyarakat miskin rendah di perkotaan (5)
Program PAMSIMAS di desa rawan air/terpencil Orang 469.918 239.382 75.950 (*) (*)
5)
8 Terjamin dan terlindunginya Jumlah sertifikasi tanah yang diterbitkan bagi Sertifikat 415.361 595.850 1.069.700 1.042.701 (*)
hak perorangan dan hak masyarakt miskin 6)
komunal atas tanah
9 Meningkatnya partisipasi Jumlah Kecamatan Penerima PNPM 7) Kecamatan (**) (**) 3.018 4.369 6.408
masyarakat miskin dalam
pengambilan keputusan
80 8%
TPT (%)
Sasaran: TPT 5,1%
60 6%
0 0%
2004200520062007 2008 2009
Angkatan Kerja Pengangguran Terbuka Sasaran RPJMN Bekerja TPT (%)
9
3. PENDIDIKAN
11
4. KESEHATAN
12
Tabel 5. Perkembangan Pembangunan Kesehatan
Capaian
Sasaran RPJMN 2004-
No Indikator Satuan Target
2009 2005 2006 2007 2008
2009
1 Meningkatnya umur
Umur
harapan hidup dari 66,2
Harapan Tahun 70 69,8 70,5 70,5 70,6
tahun menjadi 70,6
Hidup2)
tahun
2 Menurunnya angka
Angka per 1.000
kematian bayi dari 35
Kematian kelahiran 35 --- 34 --- 26
menjadi 26 per 1.000
Bayi3) hidup
kelahiran hidup
3 Menurunnya angka
Angka
kematian ibu Per
Kematian
melahirkan dari 307 Ibu 100.000
307 --- 228 --- 226
menjadi 226 per melahirka kelahiran
100.000 kelahiran 3)
hidup
hidup n
4 Menurunnya prevalensi
kurang gizi pada anak
Prevalensi
dan balita dari 25,8
kurang Persen 25,8 --- 18,4 --- 20
persen menjadi 20,0
gizi4)
persen dari jumlah
penduduk
Catatan: 1) Sasaran status kesehatan dalam bentuk impact (outcome) sehingga tidak tersedia data tahunan; 2) Capaian
bersumber dari hasil proyeksi BPS; 3) Bersumber dari SDKI 2002-2003; 4) Bersumber dari Survei GAKY tahun 2002; 5)
Bersumber dari SDKI 2007; 6) Bersumber dari Riskesdas 2007; 7) Status terakhir AKI dan AKB akan didapatkan melalui survei
penduduk (SP) tahun 2010; 8) Status terakhir prevalensi kekurangan gizi akan didapatkan melalui Riskesdas tahun 2010.
6. PERTANIAN DAN PANGAN
AIR
INFRASTRUKTUR PERMUKIMAN
A. DOKUMEN PERENCANAAN
B.1. EKONOMI
Pembangunan bidang ekonomi ditujukan untuk menjawab berbagai
permasalahan dan tantangan di berbagai bidang dan pada akhirnya
bermuara pada peningkatan kesejahteraan rakyat. Pembangunan bidang
ekonomi harus dilaksanakan secara sinergi dengan bidang-bidang yang lain
untuk mencapai peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka
penciptaan peningkatan kesejahteraan rakyat, dalam RPJM 2010-2014
kondisi utama yang harus diciptakan adalah
(1) Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan;
(2) Penciptaan stabilitas ekonomi yang kokoh;
(3) Pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
Proyeksi
Dalam rangka terwujudnya pertumbuhan yang berkelanjutan,
pertumbuhan ekonomi dalam tahun 2010-2014 diharapkan meningkat
rata-rata 6,3-6,8 persen per tahun.
24
Tabel 8. Kerangka Ekonomi Makro 2010-2014
25
Gambar 2. Alur Pikir Pembangunan Bidang Ekonomi
Fokus Prioritas
Prioritas Dampak Sasaran
Bidang
Pembangunan SDA - LH
Pembangunan Infrastruktur
Peningkatan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam berbagai bidang pembangunan
Peningkatan Partisipasi Pemuda, Budaya dan Prestasi Olahraga
PengembanganPeningkatan
Iptek budaya dan prestasi olahraga
Dll
Peningkatan kualitas pemahaman dan pengamalan agama
Peningkatan kualitas kerukunan umat beragama Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama
Peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama
Pelaksanaan ibadah haji yang tertib dan lancar
Peningkatan rata-rata lama sekolah dan menurunnya angka buta aksara
Peningkatan Kesejahteraan dan Kualitas Hidup Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
Penguatan jati diri dan karakter bangsa yang berbasis pada keragaman budaya
Peningkatan apresiasi terhadap keragaman serta kreativitas seni dan budaya
Peningkatan kualitas perlindungan, penyelamatan, pengembangan dan pemanfaatan warisan budaya
Penguatan Jati Diri Bangsa dan Pelestarian Budaya
Pengembangan sumber daya kebudayaan
34
B.5. INFRASTRUKTUR
35
5. Pengendalian banjir: Penyelesaian pembangunan prasarana
pengendalian banjir, diantaranya Banjir Kanal Timur Jakarta
sebelum 2012 dan penanganan secara terpadu Daerah Aliran
Sungai Bengawan Solo sebelum 2013;
6. Telekomunikasi: Penuntasan pembangunan jaringan serat optik di
Indonesia bagian timur sebelum 2013 dan maksimalisasi
tersedianya akses komunikasi data dan suara bagi seluruh rakyat;
7. Transportasi perkotaan: Perbaikan sistem dan jaringan
transportasi di 4 kota besar (Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan)
sesuai dengan Cetak Biru Transportasi Perkotaan, termasuk
penyelesaian pembangunan angkutan kereta listrik di Jakarta
(MRT dan Monorail) selambat-lambatnya 2014.