Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, ECONOMIC VALUE

ADDED DAN RISIKO SISTEMATIS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


(Studi Empiris pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar Di BEI)

OLEH :
ZULFIA EKA SARI
13014/2009

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Economic Value Added, dan Risiko Sistematis
Terhadap Nilai Perusahaan
(Studi Empiris Pada Perusahaan Kategori LQ45 yang Terdaftar di BEI)

Zulfia Eka Sari


Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email :zulfiaekasari@rocketmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris tentang sejauhmana: 1) Pengaruh profitabilitas
terhadap nilai perusahaan, 2) Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan, 3)Pengaruh economic value
added terhadap nilai perusahaan, dan 4) Pengaruh risiko sistematis terhadap nilai perusahaan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan kategori
LQ45 yang terdaftar Bursa Efek Indonesia periode tahun 2008-2011 sebanyak 70 perusahaan dengan
pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan sampel yang memenuhi kriteria adalah
sebanyak 22 perusahaan. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari situs internet
www.idx.co.id dan www.finance.yahoo.com.
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda dengan tingkat signifikansi 5%, maka hasil penelitian ini
menyimpulkan: (1) Profitabilitas berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05. (2) Leverage tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan dengan nilai
signifikansi 0,746 > 0,05. (3) Economic Value Added berpengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan
dengan nilai signifikansi 0,001 < 0,05. (4) Risiko sistematis tidak memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan
dengan nilai signifikansi 0,642 > 0,05.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disarankan bagi perusahaan emiten agar berusaha untuk meningkatkan
nilai perusahaan sehingga dapat menarik minat para investor untuk berinvestasi. Selain itu, juga disarankan
bagi para investor agar dalam melakukan penilaian terhadap suatu perusahaan juga memperhatikan faktor-
faktor lain yang dapat mempengaruhi nilai suatu perusahaan. Bagi penelitian selanjutnya hendaknya
memperbanyak jumlah sampel dan menggunakan jenis perusahaan yang berbeda serta menambah faktor yang
dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Economic Value Added, Risiko Sistematis, Nilai Perusahaan

Abstract
This study aims to obtain empirical evidence about the extent of : 1) The effect of profitability on firm
value, 2) The effect of leverage on firm value, 3) Effect of economic value added to the value of the company,
and 4) the effect of systematic risk on firm value.
Type of research is causative. The population in this study were listed company category LQ45 Indonesia
Stock Exchange in 2008-2011 period were 70 companies with sampling using purposive sampling and samples
that meet the criteria are as many as 22 companies. Types of data used are secondary data. Data obtained from
the internet site www.finance.yahoo.com and www.idx.co.id.
Based on the results of multiple regression analysis with a significance level of 5%, the results of the
study concluded: (1) Profitability positive significant effect on firm value with a significance value 0,000 <0,05.
(2) Leverage has no effect on firm value with a significance value 0,746 > 0,05. (3) Economic Value Added
significant positive effect on firm value with a significance value 0,001 <0,05. (4) Systematic risk has no effect
on firm value with a significance value 0,642> 0,05.
Based on these results, it is advisable for corporate issuers that seek to increase the value of the company
to attract investors to invest. In addition, it is also advisable for investors in order to conduct an assessment of
the company also pay attention to other factors that can affect a company's value. For future research should
expand the number of samples and the use of different types of companies as well as adding factors that can
affect the value of the company.
Keywords : Profitability, Leverage, Economic Value Added, Systematic Risk, Firm Value

1. PENDAHULUAN adalah untuk mencapai keuntungan


Didirikannya sebuah perusahaan maksimal atau laba yang sebesar-besarnya.
memiliki tujuan yang jelas. Menurut Tujuan perusahaan yang kedua adalah
Martono dan Agus (2005) dalam Susanti ingin memakmurkan pemilik perusahaan
(2010) tujuan perusahaan yang pertama atau para pemilik saham. Sedangkan

1
tujuan perusahaan yang ketiga adalah tungan dari investasi keuangan, artinya
memaksimalkan nilai perusahaan yang profitabilitas berpengaruh terhadap nilai
tercermin pada harga sahamnya. Ketiga perusahaan karena sumber internal yang
tujuan perusahaan tersebut sebenarnya semakin besar (Sudarma, 2004) dalam
secara substansial tidak banyak berbeda. Lifessy, 2011). Semakin baik pertumbuhan
Hanya saja penekanan yang ingin dicapai profitabilitas perusahaan berarti prospek
oleh masing-masing perusa-haan berbeda perusahaan di masa depan dinilai semakin
antara yang satu dengan yang lainnya. baik, artinya nilai perusahaan juga akan
Berdasarkan tujuan yang ketiga, nilai dinilai semakin baik di mata investor.
pemegang saham akan meningkat apabila Apabila kemampuan perusahaan untuk
nilai perusahaan meningkat yang ditandai menghasilkan laba meningkat, maka harga
dengan tingkat pengembalian investasi saham juga akan meningkat (Husnan,
yang tinggi kepada pemegang saham. 2005).
Husnan (2005) menyebutkan bahwa nilai Menurut Sartono (2001), profita-
perusahaan adalah harga yang bersedia bilitas adalah kemampuan perusahaan
dibayar oleh calon pembeli apabila peru- memperoleh laba dalam hubungannnya
sahaan tersebut dijual. Nilai perusahaan dengan penjualan, total aktiva maupun
dapat menggambarkan keadaan peru- modal sendiri. Terdapat banyak rasio yang
sahaan. Dengan baiknya nilai perusahaan dapat digunakan untuk mengukur
maka perusahaan akan dipandang baik profitabilitas. Dalam penelitian ini peneliti
oleh para calon investor. menggunakan rasio return on asset (ROA)
Pengukuran nilai perusahaan dalam sebagai proksi untuk mengukur
penelitian ini menggunakan proksi Price to profitabilitas. ROA yang tinggi mencer-
Book Value (PBV). PBV merupakan salah minkan posisi perusahaan yang bagus
satu rasio keuangan yang cukup repre- sehingga nilai yang diberikan pasar untuk
sentatif untuk melihat penciptaan nilai oleh perusahaan tersebut juga akan bagus.
suatu perusahaan. Rasio PBV meng- (Weston dan Brigham, 2001).
gunakan harga pasar saham perusahaan Selain profitabilitas, nilai suatu
yang mencerminkan penilaian investor perusahaan juga dipengaruhi oleh tingkat
keseluruhan atas setiap ekuitas yang leverage. Kusumawati dan Sudento (2005)
dimiliki perusahaan. Menurut Prayitno dalam Analisa (2011) menggambarkan
dalam Afzal (2012) Price to Book Value leverage sebagai kemampuan perusahaan
(PBV) menggambarkan seberapa besar untuk membayar hutangnya dengan
pasar menghargai nilai buku saham suatu menggunakan ekuitas yang dimilikinya.
perusahaan. Makin tinggi rasio ini, berarti Leverage dapat dipahami sebagai penaksir
pasar percaya akan prospek perusahaan dari resiko yang melekat pada suatu
tersebut. perusahaan. Artinya, leverage yang
Dalam rangka meningkatkan nilai semakin besar menunjukkan risiko
perusahaan, pihak manajemen perusahaan investasi yang semakin besar pula.
berusaha mengaplikasikan faktor-faktor Perusahan dengan rasio leverage yang
yang dapat memaksimalkan nilai rendah memiliki risiko leverage yang lebih
perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat kecil.
berupa faktor eksternal maupun faktor Leverage perusahaan dapat diukur
internal perusahaan. dengan menggunakan debt to equity ratio
Salah satu indikator penting bagi (DER). DER menunjukkan tingkat risiko
investor dalam menilai prospek perusahaan suatu perusahaan dimana semakin tinggi
di masa depan adalah dengan melihat rasio DER perusahaan maka semakin
sejauhmana pertumbuhan profitabilitas tinggi resikonya karena pendanaan dari
perusahaan (Tandelilin, 2007). unsur hutang lebih besar daripada modal
Profitabilitas dapat mencerminkan keun- sendiri (equity). Pada tingkat tertentu, rasio

2
DER dapat memberikan nilai terhadap risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan
perusahaan karena bisa digunakan untuk atau industri tertentu.
meningkatkan produksi perusahaan yang Jenis risiko yang digunakan dalam
akhirnya bisa meningkatkan laba. Akan penelitian ini adalah risiko sistematis.
tetapi, rasio DER yang terlalu tinggi akan Risiko sistematis suatu saham ditunjukkan
merugikan bagi perusahaan. Hal ini dengan beta (β). Semakin besar beta suatu
dikarenakan perusahaan akan menanggung sekuritas semakin besar kepekaan return
biaya modal yang besar sehingga laba sekuritas tersebut terhadap perubahan
yang diperoleh akan habis untuk return pasar (Tendelilin, 2007).
membayar biaya modal tersebut. Oleh Meningkatnya risiko sistematis
karena itu perusahaan akan berusaha agar suatu saham akan menambah minat
tingkat DER yang dimiliki tidak lebih dari investor untuk berinvestasi karena mereka
satu dalam struktur pendanaannya berfikir bahwa risiko yang tinggi akan
(Brigham dan Houston, 2001). memberikan return yang tinggi pula
Salah satu kendala yang dihadapi kepada mereka. Dengan demikian,
manajemen untuk meningkatkan nilai semakin besar beta maka semakin besar
perusahaan adalah adanya permasalahan pula tingkat keuntungan yang diharapkan.
keagenan (agency problem). Permasalahan Dengan kata lain semakin berisiko suatu
keagenan (agency problem) tersebut dapat investasi (yang ditunjukkan oleh koefisien
diatasi dengan menetapkan alat ukur beta-nya) semakin tinggi pula harga
penerapan kinerja yang disebut economic sahamnya.
value added (EVA). EVA (economic value Dengan semakin berkembangnya
added) mencoba mengukur nilai tambah pasar modal di Indonesia menuju kearah
yang dihasilkan perusahaan dengan cara yang efisien, semua informasi yang
mengurangi beban biaya (cost of capital) relevan bisa digunakan sebagai masukan
yang timbul sebagai akibat dari investasi bagi investor untuk menilai pergerakan
yang dilakukan. (Handoko : 2008). harga saham sebagai dasar untuk
EVA juga merupakan ukuran keputusan investasinya. Perusahaan yang
kinerja yang secara langsung berhubungan tergabung ke dalam kategori LQ45
dengan kekayaan pemegang saham dari memiliki tingkat persaingan yang tinggi,
waktu ke waktu. Menurut Handoko sehingga menuntut kinerja perusahaan
(2008), peningkatan EVA secara terus– yang selalu prima agar unggul dalam
menerus akan membawa peningkatan nilai persaingan. Kondisi ini turut mempe-
bagi perusahaan. Hal ini karena tingkat ngaruhi pergerakan harga saham emiten
EVA selanjutnya akan memberi pening- dalam kategori LQ45. Ketertarikan
katan kekayaan para pemegang saham. investor terhadap saham perusahaan
Nilai sebuah perusahaan juga dapat tersebut tercermin dari fluktuasi sahamnya
dipengaruhi oleh risiko yang mungkin di BEI.
dihadapi perusahaan. Menurut Husnan Fenomena yang terjadi pada pasar
(2005) risiko yang akan dihadapi modal Indonesia juga cukup mengejutkan.
perusahaan terdiri atas dua, yaitu risiko Harga saham perusahaan LQ45 mengalami
sistematis dan risiko tidak sistematis. kenaikan dan penurunan yang cukup
Risiko sistematis merupakan risiko yang signifikan. Dengan keadaan tersebut, nilai
tidak dapat dihilangkan dengan melakukan perusahaan juga mengalami kenaikan dan
diversifikasi, karena fluktusasi risiko ini penurunan. Beberapa perusahaan yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor makro yang harga sahamnya mengalami penurunan
dapat mempengaruhi risiko ini secara adalah PT. Astra Agro Lestari Tbk (AALI)
keseluruhan. Risiko tidak sistematis yang harga sahamnya turun sebesar Rp
merupakan risiko yang dapat dihilangkan 4.500 dari harga awal sebesar Rp 26.200
dengan melakukan deversifikasi, karena menjadi Rp 21.700 pada akhir tahun 2011,

3
PT. Tambang Bukit Batu Bara Tbk berpengaruh signifikan terhadap PBV.
(PTBA) yang harga saham-nya turun Namun ROA, Beta Saham dan DPR tidak
sebesar Rp 5.600 dari harga awal sebesar berpengaruh signifikan terhadap PBV.
Rp 22.950 menjadi Rp 17.350 diakhir Penelitian Putra et. al. sejalan dengan
tahun 2011 (www.finance.yahoo.com). penelitian yang dilakukan oleh Murhadi
Penurunan harga saham tersebut membuat pada tahun 2008. Murhadi melakukan
nilai perusahaan kedua perusahaan tersebut penelitian dengan judul “Hubungan
juga mengalami penurunan. Sedangkan Capital Expenditure, Risiko Sistematis,
pada perusahaan United Tractor (UNTR), Struktur Modal, Tingkat Kemampulabaan
harga sahamnya mengalami kenaikan Terhadap Nilai Perusahaan” dan
sebesar Rp 2.550 menjadi Rp 26.350 akhir menemukan bahwa risiko sistematis tidak
pada tahun 2011 yang pada akhir tahun memiliki pengaruh yang signifikan
2010 hanya sebesar Rp 23.800 terhadap nilai perusahaan. Tetapi
(www.finance.yahoo.com). Kenaikan Sudiyatno melakukan penelitian pada
harga saham ada perusahaan United tahun 2010 dan menemukan bahwa risiko
Tractor tidak membuat nilai perusahaan sistematis berpengaruh signifikan terhadap
tersebut menjadi naik bahkan membuat kinerja keuangan dan nilai perusahaan.
nilai perusahaannya menjadi turun. Hal ini Oleh karena rasio keuangan masih
sangat mengejutkan calon investor, menjadi perhatian yang penting bagi
sehingga mereka lebih waspada, teliti dan investor dalam mengambil keputusan
hati-hati ketika ingin berinvestasi. investasi dan juga penulis menemukan per-
Beberapa penelitian telah bedaan hasil penelitian mengenai pengaruh
dilakukan untuk melihat hubungan antara antar variabel tersebut, maka penulis
profitabilitas, leverage, economic value tertarik untuk meneliti kembali hubungan
added dan risiko sistematis dengan nilai antar variabel tersebut.
perusahaan. Niyanti Anggitasari dan Siti
Mutmainah (2012) menemukan bahwa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
ROA tidak memiliki pengaruh signifikan 1. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai
terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q). perusahaan kategori LQ45 di Bursa
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Efek Indonesia.
Kurniawan pada tahun 2009 menghasilkan 2. Pengaruh leverage terhadap nilai
bahwa EVA dan ROA berpengaruh perusahaan kategori LQ45 di Bursa
terhadap nilai perusahaan. Efek Indonesia.
Andi Nurmayasari pada tahun 2012 3. Pengaruh economic value added
melakukan penelitian dengan judul terhadap nilai perusahaan kategori
“Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Peru- LQ45 di Bursa Efek Indonesia.
sahaan, Leverage, dan Kebijakan Dividen 4. Pengaruh risiko sistematis terhadap
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus nilai perusahaan kategori LQ45 di
pada Perusahaan Manufaktur di BEI tahun Bursa Efek Indonesia.
2007-2010)” dan menemukan bahwa
terdapat pengaruh positif dan signifikan Penelitian ini diharapkan akan
antara variabel profitabilitas, ukuran dapat memberikan manfaat :
perusahaan dan kebijakan dividen terhadap 1. Bagi calon investor, diharapkan dapat
nilai perusahaan. Selain itu, juga dijadikan bahan pertimbangan pada
ditemukan bahwa variabel leverage saat melakukuan investasi.
memiliki hubungan positif dan tidak 2. Bagi perusahaan, diharapkan dapat
signifikan dengan nilai perusahaan. dijadikan sebagai bahan pertimbang-an
Putra et. al. pada tahun 2007 bagi perusahaan dalam mengapli-
melakukan penelitian dan menemukan kasikan variabel-variabel penelitian ini
bahwa EPS dan DER secara parsial untuk membantu meningkatkan nilai

4
perusahaan serta sebagai bahan 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
PER =
pertimbangan emiten untuk meng- 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚

evaluasi, memperbaiki, dan mening- b) Price to Book Value (PBV)


katkan kinerja manajemen dimasa yang Menurut Prayitno dalam Afzal
akan datang. (2012) Price to Book Value (PBV)
3. Bagi akademisi, diharapkan dapat menggambarkan seberapa besar pasar
memberikan kontribusi dalam pe- menghargai nilai buku saham suatu
ngembangan teori profitabilitas, perusahaan. Makin tinggi rasio ini,
leverage, economic value added dan berarti pasar percaya akan prospek
risiko yang akan dihadapi oleh sebuah perusahaan tersebut. PBV juga
perusahaan serta pengaruh-nya menunjukkan seberapa jauh suatu
terhadap nilai perusahaan. perusahaan mampu menciptakan nilai
4. Bagi penelitian yang akan datang, perusahaan yang relatif terhadap
diharapkan dapat menjadi referensi jumlah modal yang diinvestasikan.
atau bahan wacana di bidang Secara sistematis PBV dapat
keuangan. dihitung dengan rumus (Weston dan
Brigham, 2001) :
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
2. TELAAH LITERATUR DAN PBV = 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚
PENGEMBANGAN HIPOTESIS c) Tobin’s Q
a. Nilai Perusahaan Salah satu alternatif yang
Nilai perusahaan merupakan harga digunakan dalam menilai nilai
yang bersedia dibayar oleh calon pembeli perusahaan adalah dengan
apabila perusahaan tersebut dijual menggunakan Tobin’s Q. Tobin’s Q
(Husnan, 2005). Berbagai kebijakan yang ini dikembangkan oleh professor
diambil oleh manajemen dalam upaya James Tobin (Weston dan Copeland,
untuk meningkatkan nilai perusahaan 2004 dalam Kurniawan, 2009). Rasio
melalui peningkatan kemakmuran pemilik ini merupakan konsep yang sangat
dan para pemegang saham yang tercermin berharga karena menunjukkan estimasi
pada harga saham (Brigham, 2001). Nilai pasar keuangan saat ini tentang nilai
perusahaan akan tercermin dari harga hasil pengembalian dari setiap dolar
saham perusahaan. Harga saham yang investasi inkremental. Menurut Weston
tinggi membuat nilai perusahaan juga dan Copeland (1997), Tobin’sQ
tinggi. dihitung dengan membandingkan rasio
Pengukuran Nilai Perusahaan nilai pasar saham perusahaan dengan
Menurut Weston dan Copelan nilai buku ekuitas perusahaan.
(2004) dalam Kurniawan (2009) rasio Rumusnya sebagai berikut :
penilaian perusahaan terdiri dari : (𝐸𝑀𝑉 +𝐷)
Q = (𝐸𝐵𝑉+𝐷)
a) Price Earning Ratio (PER)
Menurut Tandelilin (2007) PER Dimana :
adalah perbandingan antara harga Q = nilai perusahaan
saham perusahaan dengan earning per EMV= nilai pasar ekuitas
share dalam saham. PER adalah fungsi EBV = nilai buku dari total aktiva
dari perubahan kemampuan laba yang D = nilai buku dari total hutang
diharapkan di masa yang akan datang. EMV diperoleh dari hasil perkalian
Semakin besar PER, maka semakin harga saham penutupan pada akhir
besar pula kemungkinan perusahaan tahun (closing price) dengan jumlah
untuk tumbuh sehingga dapat saham yang beredar pada akhir tahun.
meningkatkan nilai perusahaan. EBV diperoleh dari selisih total asset
PER dapat dihitung dengan rumus perusahaan dengan total kewajibannya.
(Tandelilin, 2007) :

5
Pengukuran nilai perusahaan dalam (penjualan dikurangi harga pokok
penelitian ini menggunakan proksi Price to penjualan) yang dibandingkan dengan
Book Value (PBV). PBV merupakan salah penjualan. Gross Profit Margin dapat
satu rasio keuangan yang cukup dihitung dengan menggunakan rumus
representatif untuk melihat penciptaan sebagai berikut :
nilai oleh suatu perusahaan. Rasio PBV 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 −𝐻𝑃𝑃
GPM = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
menggunakan harga pasar saham
perusahaan yang mencerminkan penilaian 2) Net Profit Margin (NPM)
investor keseluruhan atas setiap ekuitas Net Profit Margin merupakan
yang dimiliki perusahaan. Makin tinggi persentase perbandingan antara laba
rasio ini, berarti pasar percaya akan setelah pajak dengan penjualan. NPM
prospek perusahaan tersebut. dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
b. Profitabilitas NPM = 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛
Salah satu indikator penting bagi 3) Return On Asset (ROA)
investor dalam menilai prospek perusahaan Return On Asset menunjukkan ke-
di masa depan adalah dengan melihat mampuan perusahaan menghasilkan
sejauhmana pertumbuhan profitabilitas laba dari aktiva yang digunakan dalam
perusahaan (Tandelilin, 2007). operasinya. Persentase ROA yang
Profitabilitas menurut Saidi (2004) dalam dihasilkan dalam suatu pengukuran
Martalina (2011) adalah kemampuan menunjukkan bahwa setiap Rp 1 aktiva
perusahaan dalam memperoleh laba. yang digunakan mampu menghasilkan
Menurut Sartono (2001), laba bersih setelah pajak sebesar Rp
profitabilitas adalah kemampuan xxx. Rumus ROA adalah :
perusahaan memperoleh laba dalam 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
ROA = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
hubungannnya dengan penjualan, total
aktiva maupun modal sendiri. Para 4) Return On Equity (ROE)
investor tetap tertarik terhadap Return On Equity merupakan alat ukur
profitabilitas perusahaan karena untuk mengukur kemampuan peru-
profitabilitas mungkin merupakan satu- sahaan memperoleh laba yang tersedia
satunya indikator yang paling baik bagi para pemegang saham peru-
mengenai kesehatan keuangan perusahaan. sahaan. Rasio ini menunjukkan
Bagi perusahaan pada umumnya, masalah efisiensi penggunaan modal sendiri.
profitabilitas merupakan hal yang penting Semakin tinggi rasio ini, semakin baik.
disamping masalah laba, karena laba yang Artinya posisi pemilik perusahaan
besar belum merupakan suatu ukuran semakin kuat, demikian pula
bahwa suatu perusahaan telah bekerja sebaliknya. ROE diperoleh dengan
secara efisien. Efisien baru dapat diketahui rumus sebagai berikut :
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖 ℎ
dengan membandingkan laba yang ROE = 𝑒𝑘𝑖𝑢𝑡𝑎𝑠
diperoleh dengan modal atau kekayaan Meski ada beragam indikator peni-
yang digunakan untuk menghasilkan laba laian profitabilitas yang lazim digunakan
tersebut, atau dengan kata lain ialah oleh perusahaan, penilaian profitabilitas
menghitung profitabilitas. yang penulis gunakan dalam penelitian ini
Pengukuran Profitabilitas hanya dibatasi pada perhitungan return on
Menurut Harahap (2002) rasio-rasio asset (ROA), karena rasio return on asset
profitabilitas yang lazim digunakan antara (ROA) memperhitungkan bagaimana
lain adalah sebagai berikut : kemampuan manajemen perusahaan dalam
1) Gross Profit Margin (GPM) memperoleh.
Gross Profit Margin (GPM) Pengukuran kinerja keuangan
merupakan persentase laba kotor perusahaan dengan ROA menunjukkan

6
kemampuan atas modal yang Nilai rasio yang tinggi menunjukkan
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva peningkatan dari risiko pada kreditor.
yang dimiliki untuk menghasilkan laba. DAR dapat dihitung dengan rumus:
Rasio ROA ini sering dipakai manajemen 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
DAR = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
untuk mengukur kinerja keuangan
2) Debt Equity Ratio (DER)
perusahaan dan menilai kinerja operasional
Rasio ini merupakan persentase
dalam memanfaatkan sumber daya yang
penyediaan dana oleh para pemegang
dimiliki perusahaan, disamping perlu
saham terhadap pemberi pinjaman.
mempertimbangkan masalah pembiayaan
Semakin tinggi rasio menunjukkan
terhadap aktiva tersebut.
semakin rendah pendanaan perusahaan
yang disediakan oleh para pemegang
c. Leverage
saham. DER dapat dihitung dengan
Salah satu faktor penting dalam
rumus:
unsur pendanaan adalah hutang (leverage). 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
melihat sejauh mana asset perusahaan 3) Longterm Debt to Equity Ratio (LDER)
dibiayai oleh hutang dibandingkan dengan Rasio ini menunjukkan perbandingan
modal sendiri. (Weston dan Copeland, antara klaim keuangan jangka panjang
1997). Kusumawati dan Sudento (2005) yang digunakan untuk mendanai
dalam Analisa (2011) menggambarkan kesempatan investasi jangka panjang
leverage sebagai kemampuan perusahaan dengan pengembalian jangka panjang
untuk membayar hutangnya dengan pula. Rasio dapat dihitung dengan
menggunakan ekuitas yang dimilikinya. rumus:
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝐽𝑘 .𝑃𝑎𝑛𝑗𝑎𝑛𝑔
Karena leverage merupakan rasio LDER=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
yang menghitung seberapa jauh dana yang Penilaian leverage yang penulis
disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio gunakan dalam penelitian ini adalah rasio
yang membandingkan total hutang Debt to Equity Ratio (DER) karena DER
terhadap keseluruhan aktiva suatu menunjukkan bagian dari setiap rupiah
perusahaan, maka apabila investor melihat modal sendiri yang dijadikan jaminan
sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi untuk keseluruhan utang. Makin tinggi
namun risiko leverage-nya juga tinggi, DER maka akan menunjukkan semakin
maka investor tersebut akan berpikir dua besarnya modal pinjaman yang digunakan
kali untuk berinvestasi pada perusahaan untuk pembiayaan aktiva perusahaan
tersebut. Karena dikhawatirkan aset tinggi sehingga akan menurunkan nilai
tersebut didapat dari hutang yang akan perusahaan.
meningkatkan risiko investasi apabila
perusahaan tidak dapat melunasi d. Economic Value Added
kewajibanya tepat waktu. Maka dapat Salah satu metode yang terbaru
disimpulkan rasio leverage yang tinggi dalam menilai kinerja perusahaan yang
menyebabkan turunnya nilai perusahaan mencermikan nilai perusahaan adalah
(Weston dan Copeland, 1997). economic value added (EVA), yang di
Pengukuran Leverage Indonesia dikenal istilah dengan Nilai
Rumusan dalam perhitungan rasio Tambah Ekonomi (NITAMI). Menurut
leverage dapat dilihat sebagai berikut Govindarajan (2005) EVA adalah jumlah
(Sartono, 2001) : uang (bukan rasio) yang diperoleh dengan
1) Debt to Asset Ratio (DAR) mengurangkan beban modal ( capital
Rasio ini menekankan pentingnya charge) dari laba bersih operasi (net
pendanaan hutang dengan jalan operating profit). R. Agus Sartono dan
menunjukkan persentase aktiva Kusdhianto Setiawan (1999) dalam
perusahan yang didukung oleh hutang. Timbul (2009) mengatakan EVA adalah

7
suatu pengukuran dengan memper- Tandelilin (2007) mengatakan
hitungkan secara tepat semua faktor – risiko adalah kemungkinan realisasi return
faktor yang berhubungan dengan aktual lebih rendah dari return minimum
penciptaan nilai (value). yang diharapkan. Husnan (2005)
Menurut Tandelilin (2007), EVA mengemukakan bahwa risiko
adalah ukuran keberhasilan manajemen dikelompokkan menjadi dua, yaitu risiko
perusahaan dalam meningkatkan nilai sistematis dan risiko tidak sistematis.
tambah (value added) bagi perusahaan. Risiko sistematis merupakan risiko yang
Asumsinya adalah bahwa kinerja disebabkan karena risiko keseluruhan
manajemen baik/efektif (dilihat dari pasar. Oleh karena itu risiko sistematis
besarnya nilai tambah yang diberikan), disebut juga risiko pasar (market risk).
maka akan tercermin pada peningkatan Sedangkan risiko tidak sistematis
harga saham perusahaan dan tingkat merupakan risiko yang hanya khusus pada
kembalian bagi investor. perusahaan. Risiko ini bisa dihilangkan
EVA yang positif menandakan melalui pembentukan diversifikasi dalam
perusahaan berhasil menciptakan nilai bagi portofolio yang efisien. Penjumlahan
pemilik modal karena perusahaan mampu kedua macam risiko tersebut disebut risiko
menghasilkan tingkat penghasilan yang total.
melebihi tingkat biaya modalnya. Hal ini Pengukuran Risiko Sistematis
sejalan dengan tujuan untuk 1) Deviasi Standar (standard deviation)
memaksimalkan nilai perusahaan. Penyimpangan standar atau deviasi
Sebaliknya EVA yang negatif standar merupakan pengukuran yang
menunjukkan bahwa nilai perusahaan digunakan untuk menghitung risiko.
menurun karena tingkat pengembalian Menurut Jogianto (2010) deviasi
lebih rendah daripada biaya modalnya. standar dapat dituliskan sebagai
Menurut Young and O’Byrne berikut:
(2001) EVA dihitung dengan rumus : SDi = (E([Ri – E(Ri)]2))1/2
EVA = NOPAT - Capital Charge Risiko dengan deviasi standar yang
Jika EVA > 0 maka telah ada menggunakan data historis dapat
tambahan nilai ekonomis ke dalam diukur sebagai berikut :
perusahaan (bisnis) tersebut. Jika EVA = n
0, maka artinya adalah bahwa secara i=1[Xi− E Xi ]2
SD =
ekonomis perusahaan impas, karena semua n−1
laba digunakan untuk membayar Dimana :
kewajiban kepada penyandang dana, baik SD = Standar deviation
kreditur maupun pemegang saham. Jika Xi = nilai ke–i
EVA < 0, maka tidak ada nilai tambah ke E(Xi) = nilai ekspektasian
dalam perusahaan tersebut karena laba n = jumlah dari
yang tersedia tidak bisa memenuhi observasi
harapan-harapan penyandang dana 2) Beta
terutama pemegang saham. Risiko sistematis dapat diukur dengan
menggunakan koefisien beta. Hartono
e. Risiko Sistematis (2000) menyatakan bahwa beta
Bagi para investor, pasar modal merupakan pengukur volatilitas return
merupakan wahana yang dapat suatu sekuritas atau return portofolio
dimanfaatkan untuk menginvestasikan terhadap return pasar. Beta dapat
dananya. Karena investasi yang dilakukan dihitung dengan rumus sebagai berikut
mengandung unsur ketidakpastian, maka (Jogiyanto, 2010) :
investor harus mempertimbangkan risiko. 𝐶𝑜𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒
Beta (β) = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒

8
Dalam penelitian ini, risiko tingkat kemampulabaan yang
Sistematis suatu saham ditunjukkan berdampak pada nilai perusahaan.
dengan beta (β). Semakin besar beta suatu Sementara itu, asset tidak berwujud
sekuritas semakin besar kepekaan return yang diukur melalui ada tidaknya
sekuritas tersebut terhadap perubahan penelitian dan pengembangan ternyata
return pasar (Tendelilin, 2007). tidak mempengaruhi tingkat
Meningkatnya risiko sistematis suatu kemampulabaan dan nilai perusahaan.
saham akan menambah minat investor Terakhir, risiko sistematis tidak
untuk berinvestasi karena mereka berfikir memiliki pengaruh yang signifikan
bahwa risiko yang tinggi akan memberikan terhadap nilai perusahaan.
return yang tinggi pula kepada mereka. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Tito et.
Dengan demikian, semakin besar beta al. pada tahun 2007 dengan judul
maka semakin besar pula tingkat “Pengaruh Kinerja Keuangan Dan Beta
keuntungan yang diharapkan. Dengan kata Saham Terhadap Price To Book Value
lain semakin berisiko suatu investasi (yang (Studi pada Perusahaan Real Estate
ditunjukkan oleh koefisien beta-nya) dan Property yang Listed di Bursa
semakin tinggi pula harga sahamnya. Efek Indonesia Periode Tahun 2004-
2006) mengatakan bahwa EPS dan
PENELITIAN RELEVAN DER secara parsial signifikan
Penelitian-penelitian yang terkait berpengaruh terhadap PBV. Namun
tentang nilai perusahaan telah dilakukan ROA, Beta Saham dan DPR tidak
sebelumnya, diantaranya : berpengaruh signifikan terhadap PBV.
1. Penelitian yang dilakukan oleh
Theresia Yunianti Kurniawan tahun PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2009 dengan judul “Pengaruh EVA a. Pengaruh Profitabilitas Terhadap
dan ROA Terhadap Nilai Perusahaan” Nilai Perusahaan
menghasilkan bahwa EVA dan ROA Salah satu indikator penting bagi
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. investor dalam menilai prospek perusahaan
2. Penelitian Andi Nurmayasari pada di masa depan adalah dengan melihat
tahun 2012 dengan judul “Pengaruh sejauh mana pertumbuhan profitabilitas
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, perusahaan (Tandelilin, 2007).
Leverage, dan Kebijakan Dividen Profitabilitas dapat mencerminkan
Terhadap Nilai Perusahaan (Studi keuntungan dari investasi keuangan yang
Kasus pada Perusahaan Manufaktur di artinya profitabilitas berpengaruh terhadap
BEI tahun 2007-2010)” menemukan nilai perusahaan karena sumber internal
bahwa terdapat pengaruh positif dan yang semakin besar (Sudarma, 2004 dalam
signifikan antara variabel profitabilitas, Martalina, 2011).
ukuran perusahaan dan kebijakan Semakin baik pertumbuhan
dividen terhadap nilai perusahaan. profitabilitas berarti prospek perusahaan di
Selain itu juga, ditemukan bahwa masa depan dinilai semakin baik juga,
variabel leverage memiliki hubungan artinya semakin baik pula nilai perusahaan
positif dan tidak signifikan dengan dimata investor. Apabila kemampuan
nilai perusahaan. perusahaan untuk menghasilkan laba
3. Penelitian yang dilakukan oleh Werner meningkat, maka harga saham juga akan
R. Murhadi pada tahun 2008 dengan meningkat (Husnan, 2005). Harga saham
judul “Hubungan Capital Expenditure, yang meningkat mencerminkan nilai
Risiko Sistematis, Struktur Modal, perusahaan yang baik bagi investor.
Tingkat Kemampulabaan Terhadap Suharli (2006) dalam Martalina (2011)
Nilai Perusahaan” menghasilkan menyatakan bahwa nilai pemegang saham
bahwa hanya struktur modal dan akan meningkat apabila nilai perusahaan

9
meningkat yang ditandai dengan tingkat untuk melihat sejauh mana asset
pengembalian investasi yang tinggi kepada perusahaan dibiayai oleh hutang
pemegang saham. dibandingkan dengan modal sendiri.
Rasio profitabilitas yang digunakan Sedangkan Kusumawati dan Sudento
dalam penelitian ini adalah ROA. ROA (2005) dalam Analisa (2011)
menggambarkan sejauhmana kemampuan menggambarkan leverage sebagai
aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa kemampuan perusahaan untuk membayar
menghasilkan laba (Tandelilin, 2007). hutangnya dengan menggunakan ekuitas
Dengan kata lain ROA mampu yang dimilikinya. Jadi, leverage dapat
menggambarkan posisi perusahaan yang diartikan seberapa besar kegiatan
baik jika keuntungan yang diperoleh operasional perusahaan dibiayai oleh
maksimal dengan total aktiva yang hutang. Semakin besar leverage
dimiliki perusahaan. menunjukkan semakin banyak kegiatan
Semakin tinggi rasio ini maka akan operasional perusahaan dibiayai oleh
semakin baik posisi perusahaan yang hutang dari pihak eksternal.
berarti semakin besar kemampuan Leverage diukur dengan
perusahaan untuk menutup investasi yang menggunakan debt to equity ratio (DER).
digunakan. Hal ini dapat memungkinkan DER dihitung dengan membandingkan
perusahaan untuk membiayai investasinya total hutang dengan total modal sendiri.
dari dana yang berasal dari sumber internal Pada tingkat tertentu, rasio DER dapat
yang tersedia dalam bentuk laba ditahan. memberikan nilai terhadap perusahaan
Sehingga informasi dalam ROA akan karena bisa digunakan umtuk
menjadi nilai positif bagi investor dan meningkatkan produksi perusahaan yang
dapat meningkatkan kemakmuran investor. akhirnya bisa meningkatkan laba. Akan
Dengan kata lain, dampak lain dari tetapi, rasio DER yang terlalu tinggi akan
tingginya ROA adalah mampu merugikan bagi perusahaan. Hal ini
meningkatkan nilai perusahaan. dikarenakan perusahaan akan menanggung
Hasil penelitian Ulupui (2007) dan biaya modal yang besar sehingga laba
Carlson & Bathala dalam Martalina (2011) yang diperoleh akan habis untuk
menyatakan bahwa ROA berpengaruh membayar biaya modal tersebut.
signifikan positif terhadap nilai Yangs Analisa pada tahun 2011
perusahaan. Weston dan Brigham (2001) melakukan penelitian dan menemukan
juga menyatakan ROA yang tinggi bahwa leverage berpengaruh signifikan
mencerminkan posisi perusahaan yang negatif terhadap nilai perusahaan. Artinya
bagus sehingga nilai yang diberikan pasar semakin besar hutang sebagai sumber
yang tercermin pada harga saham terhadap modal perusahaan, nilai perusahaan akan
perusahaan tersebut juga bagus. menurun dan mengurangi minat investor
b. Hubungan Leverage dengan Nilai untuk berinvestasi di perusahaan tersebut
Perusahaan yang ditandai dengan menurunnya harga
Sumber pendanaan perusahaan saham di pasar modal.
berasal internal dan ekternal. Sumber c. Hubungan antara EVA dengan Nilai
pendanaan internal berasal dari modal Perusahaan
yang ditanamkan oleh pemilik pada awal Bila perusahaan mampu
pendirian usaha dan bisa juga berasal dari menghasilkan tingkat pengembaliaan yang
laba tahun berjalan yang dicadangkan lebih besar dari biaya modalnya, hal ini
untuk kegiatan operasional perusahaan. menandakan bahwa perusahaan berhasil
Sedangkan sumber pendanaan eksternal menciptakan nilai bagi pemilik modal. Hal
berasal dari pinjaman pihak ketiga. ini mendorong permintaan terhadap saham
Menurut Weston dan Copelan perusahaan yang bersangkutan semakin
(1997) solvabilitas (leverage) digambarkan banyak sehingga harga saham cenderung

10
meningkat di pasar modal. Ini d. Hubungan antara Risiko Sistematis
mengindikasikan bahwa nilai perusahaan dengan Nilai Perusahaan
dimata investor semakin baik (Kurniawan, Return dan risiko merupakan dua
2009). hal yang tidak terpisahkan, karena
Salah satu metode yang terbaru pertimbangan suatu investasi merupakan
dalam menilai kinerja perusahaan yang tradeoff dari kedua faktor ini. Dalam setiap
mencermikan nilai perusahaan adalah keputusan investasi, perhatian investor
economic value added (EVA), yang di akan diarahkan pada tingkat pengembalian
Indonesia dikenal istilah dengan Nilai (rate of return) investasi. Ia akan memilih
Tambah Ekonomi (NITAMI). investasi yang menjanjikan tingkat
Menurut Young dan O’Byrne keuntungan (return) yang tertinggi.
(2001), pengertian EVA adalah didasarkan Karena investasi yang dilakukan
pada gagasan keuntungan ekonomis, yang mengandung unsur ketidakpastian, maka
menyatakan bahwa kekayaan hanya investor harus mempertimbangkan resiko.
diciptakan ketika sebuah perusahaan Investor tidak dapat mengetahui dengan
meliputi biaya operasional dan modal. pasti tingkat keuntungan investasi yang
Dalam arti sempit ini, EVA benar-benar akan diperolehnya. Investor hanya dapat
hanya merupakan cara alternatif untuk menetapkan tingkat keuntungan yang
menilai kinerja perusahaan. Govindarajan diharapkan dan memperkirakan seberapa
(2005) mengatakan EVA adalah jumlah jauh kemungkinan tingkat keuntungan
uang (bukan rasio) yang diperoleh dengan yang diperoleh menyimpang dari tingkat
mengurangkan beban modal ( capital keuntungan yang diharapkan tersebut.
charge) dari laba bersih operasi (net Dengan kata lain, investor dihadapkan
operating profit). pada unsur risiko dalam keputusan
Dari pengertian di atas, bisa investasinya .
dikatakan bahwa EVA (Economic Value Tandelilin (2007) mengatakan
Added) adalah ukuran nilai tambah risiko adalah kemungkinan realisasi return
ekonomis (value creation) yang dihasilkan aktual lebih rendah dari return minimum
perusahaan sebagai akibat dari aktifitas yang diharapkan. Sedangkan menurut
atau strategi manajemen. EVA yang positif Jogiyanto (2010) risiko adalah
menandakan perusahaan berhasil penyimpangan suatu deviasi dari outcome
menciptakan nilai bagi pemilik modal yang diterima dengan yang diharapkan.
karena perusahaan mampu menghasilkan Semakin besar penyimpangannya berarti
tingkat penghasilan yang melebihi tingkat semakin besar tingkat risikonya. Jadi,
biaya modalnya. Hal ini sejalan dengan risiko adalah perbedaaan yang terjadi
tujuan untuk memaksimalkan nilai antara tingkat pengembalian aktual (actual
perusahaan. Semakin tinggi EVA maka return) dari tingkat pengembalian yang
nilai perusahaan akan semakin baik di diharapkan (expected return).
mata investor. Husnan (2005) mengemukakan
Penelitian yang dilakukan Theresia bahwa risiko dikelompokkan menjadi dua,
Yuniarti Kurniawan pada tahun 2009 yaitu risiko sistematis dan risiko tidak
menemukan bahwa faktor yang sistematis. Risiko sistematis merupakan
mempengaruhi nilai perusahaan adalah risiko yang disebabkan karena risiko
EVA dan ROA. Sehingga dapat diambil keseluruhan pasar. Sedangkan risiko tidak
kesimpulan terdapat hubungan positif sistematis merupakan risiko yang hanya
antara EVA dan nilai perusahaan yang khusus pada perusahaan. Penjumlahan
artinya semakin tinggi nilai EVA yang kedua macam risiko tersebut disebut risiko
diciptakan perusahaan maka nilai total.
perusahaan dimata investor akan semakin Dari berbagai studi empiris telah
meningkat. dibuktikan bahwa risiko tidak sistematis

11
akan berkurang dengan tingkat yang H2:Leverage berpengaruh signifikan
semakin kecil (decrease at decreasing negatif terhadap nilai perusahaan.
rate) kearah nol dengan diversifikasi H3:EVA berpengaruh signifikan positif
secara random, dengan semakin terhadap nilai perusahaan.
bertambahnya assets pada suatu portofolio. H4:Risiko sitematis berpengaruh signifikan
Dengan adanya para investor bersikap positif terhadap nilai perusahaan.
menghindari risiko (riskaverse) maka
mereka akan memilih untuk melakukan 3. METODE PENELITIAN
diversifikasi untuk mengurangi risiko. Hal Jenis Penelitian
tersebut akan dilakukan oleh semua Penelitian ini tergolong penelitian
investor, sehingga dengan demikian risiko kausatif (causative). Dimana penelitian ini
yang hilang karena diversifikasi menjadi bertujuan untuk melihat seberapa besar
tidak relevan dalam perhitungan risiko. pengaruh profitabilitas (X1), leverage
Dengan demikian, untuk saham individual (X2), economic value added (X3) dan
risiko yang relevan bukanlah deviasi risiko sistematis (X4) terhadap nilai
standar (risiko total), melainkan risiko perusahaan.
sistematisnya (Tiningrum, 2008).
Risiko Sistematis suatu saham Populasi dan Sampel
ditunjukkan dengan beta (β). Populasi dari penelitian ini adalah
Meningkatnya risiko sistematis suatu perusahaan kategori LQ45 yang terdaftar
saham akan menambah minat investor di Bursa Efek Indonesia tahun 2008-2011
untuk berinvestasi karena mereka berfikir dengan jumlah populasi sebanyak 70
bahwa risiko yang tinggi akan memberikan perusahaan yang telah go public.
return yang tinggi pula kepada mereka. Teknik pengambilan sampel dalam
Dengan demikian, semakin besar beta penelitian ini menggunakan metode
maka semakin besar pula tingkat purposive sampling. Dalam teknik ini,
keuntungan yang diharapkan. Dengan kata sampel harus memenuhi kriteria sebagai
lain semakin berisiko suatu investasi (yang berikut :
ditunjukkan oleh koefisien betanya) a) Perusahaan terdaftar di Bursa Efek
semakin tinggi pula harga sahamnya. Indonesia.
Tito et. al. pada tahun 2007 b) Perusahaan terdaftar dalam indeks
menemukan bahwa beta saham tidak LQ45 minimal 3 tahun berturut-turut.
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. c) Perusahaan mempublikasikan laporan
Sedangkan Bambang Sudiyatmo keuangan selama tahun 2008-2011.
menemukan bahwa risiko sistematis yang d) Laporan keuangan yang dipublikasikan
diwakilkan melalui beta saham oleh perusahaan di Bursa Efek
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Indonesia menggunakan mata uang
Berdasarkan uraian diatas maka Rupiah.
dapat digambarkan kerangka konseptual Berdasarkan pada Tabel 1. Kriteria
seperti pada Gambar 1. Kerangka Pemilihan Sampel (lampiran), maka
Konseptual (lampiran). perusahaan yang memenuhi kriteria dan
dijadikan sampel dalam penelitian ini
HIPOTESIS berjumlah 22 perusahaan yang ditunjukkan
Berdasarkan teori dan latar dalam Tabel 2. Daftar Perusahaan
belakang permasalahan yang telah Sampel (lampiran).
dikemukakan sebelumnya maka dapat
dibuat beberapa jenis hipotesis terhadap Jenis dan Sumber Data
permasalahan sebagai berikut : Jenis Data
H1:Profitabilitas berpengaruh signifikan Jenis data yang digunakan dalam
positif terhadap nilai perusahaan. penelitian ini adalah data dokumenter,

12
yaitu berupa laporan–laporan keuangan ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟
PBV =
yang dipublikasikan oleh perusahaan yang 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒𝑚𝑏𝑎𝑟

listing di BEI tahun 2008-2011. Harga pasar saham yang dipakai


Sumber Data adalah harga penutupan harian (closing
Sumber data dalam penelitian ini price) yang dirata-ratakan per tahun.
adalah data sekunder yang diperoleh dari Sedangkan nilai buku per lembar saham
www.idx.co.id dan didapatkan dengan menggunakan rumus
www.finance.yahoo.com. Data sekunder sebagai berikut :
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
adalah data yang diperoleh secara tidak Book Value Per Share = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑆𝐵 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
langsung melalui media perantara b. Variabel Independen (X)
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Dalam penelitian ini yang menjadi
Data ini umumnya berupa bukti, catatan, variabel dependen adalah profitabilitas
dan laporan historis yang telah tersusun. (X1), leverage (X2), economic value
added (X4), dan risiko sistematis (X4).
Metode Pengumpulan Data 1) Profitabilitas
Untuk memperoleh data yang Profitabilitas merupakan suatu
dibutuhkan dalam penelitian ini, penulis kemampuan perusahaan untuk
menggunakan teknik observasi menghasilkan laba selama periode
dokumentasi dengan melihat laporan tertentu berdasarkan investasi yang
keuangan perusahaan sampel. Dengan dilakukannya dan modal yang
teknik ini, penulis mengumpulkan laporan dimilikinya. Pada penelitian ini dalam
keuangan perusahaan dari tahun 2008 pengukuran profitabilitas, peneliti
sampai tahun 2011 dan melakukan menggunakan pendekatan return on
perhitungan terhadap return on asset asset (ROA), karena ROA
(ROA), debt to equity ratio (DER), memperhitungkan bagaimana
economic value added (EVA) dan beta kemampuan manajemen bank dalam
saham. Data diperoleh dari Indonesian memperoleh profitabilitasnya. ROA
Capital Market Directory (ICMD) dan bisa dihitung dengan rumus :
situs resmi www.idx.co.id dan 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
ROA = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
www.finance.yahoo.com.
Rumus untuk menghitung ROA
Variabel Penelitian dan Pengukuran pada perusahaan perbankan berbeda
Variabel dengan perusahaan lainnya.
a. Variabel Dependen (Y) Berdasarkan Surat Edaran Bank
Variabel dependen dalam Indonesia No. 13/24/DPNP
penelitian ini adalah nilai perusahaan. tanggal 25 Oktober 2011 rumus untuk
Nilai perusahaan dapat diukur dengan menghitung ROA perusahaan
PBV (price book value) yang merupakan perbankan adalah :
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
rasio pasar yang digunakan untuk ROA = 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑅𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
mengukur kinerja harga pasar saham 2) Leverage
terhadap nilai bukunya. Rasio ini Leverage adalah kemampuan
menunjukkan seberapa jauh suatu perusahaan untuk membayar
perusahaan mampu menciptakan nilai hutangnya dengan menggunakan
perusahaan yang relatif terhadap jumlah ekuitas yang dimilikinya. Pada
modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi penelitian ini, peneliti menggunakan
rasio tersebut semakin berhasil perusahaan Debt to Equty Ratio (DER) untuk
menciptakan nilai bagi pemegang saham. mengukur leverage perusahaan. DER
Nilai PBV dapat dihitung dengan dapat dihitung dengan menggunakan
menggunakan rumus (Weston dan rumus :
Brigham, 2001) :

13
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 dilihat dengan menggunakan
DER = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
Kolmogorov Smirnov Test. Jika
Variabel ini diukur dengan
probabilitas > 0,05 maka data
menggunakan variabel dummy. Jika
berdistribusi normal.
nilai DER perusahaan ≤ 0,60 akan
b. Uji Multikolinearitas
diberi nilai 1 sedangkan jika nilai DER
Uji ini bertujuan untuk menguji
perusahaan > 0,60 akan diberi nilai 0.
apakah dalam model sebuah regresi
3) Economic Value Added (EVA)
ditemukan adanya korelsi antar variabl
EVA merupakan suatu metode
bebas (dependent variable). Adanya
pengukuran kinerja perusahaan yang
gejala multikolinearitas dapat dilihat
mempertimbangkan biaya modal atas
dari tolerance value atau nilai
penggunaan seluruh modal dalam
Variance Infation Factor (VIF). Batas
kegiatan operasional perusahaan. Rasio
tolerance value adalah 0,1 dan batas
EVA dapat dihitung dengan
VIF adalah 10. Apabila tolerance value
menggunakan rumus :
< 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi
EVA = NOPAT - Capital Charge
multikolinearitas. Sebaliknya apabila
4) Risiko Sistematis
tolerance value > 0,1 atau VIF < 10
Risiko sistematis (systematic risk)
maka tidak terjadi multikolinearitas.
disebut risiko yang tidak dapat
c. Uji Heteroskedastisitas
didiversifikasi. Ciri dari risiko
Uji ini bertujuan untuk menguji
sistematis adalah tidak dapat
apakah dalam sebuah model regresi
dihilangkan atau dikurangi dengan cara
terjadi ketidaksamaan varians dari
penggabungan berbagai risiko. Beta
residual suatu pengamatan ke
merupakan suatu indikator yang
pengamatan lain. Untuk mengkaji
digunakan oleh investor untuk
terjadi tidaknya heterokedastisitas
mengetahui risiko yang dihadapi jika
digunakan uji Glejser. Apabila Sig >
investor tersebut berinvestasi di sebuah
0,05, maka tidak terdapat gejala
perusahaan. Dengan mengetahui
heterokedastisitas. Model yang baik
tingkat risiko, investor dapat
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas,
menghindari kerugian dimasa yang
yaitu data tidak membentuk pola
akan datang. Nilai beta saham dihitung
tertentu dan tersebar di atas dan di
dengan rumus :
𝐶𝑜𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 bawah 0.
Beta (β) = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑐𝑒 d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi merupakan
Uji Asumsi Klasik pegujian asumsi dalam regresi dimana
Sebelum melakukan analisis variabel dependen tidak berkorelasi
data,terapat beberapa syarat pengujian dengan dirinya sendiri.Maksud
yang harus dipenuhi agar hasil olahan data korelasi dengan diri sendiri adalah
benar-benar menggambarkan apa yang bahwa nilai dari variabel dependen
menjadi tujuan penelitian sekaligus guna tidak berhubungan dengan variabel itu
mencocokkan model prediksi ke dalam sendiri, baik nilai periode sebelumnya
sebuah model yang dimasukkan ke dalam maupun nilai periode sesudahnya.Cara
serangkaian data. Pengujian ini meliputi : mendeteksi ada tidaknya autokorelasi
a. Uji Normalitas Residual adalah dengan uji Durbin-Watson (DW
Uji normalitas digunakan untuk test). Uji mensyaratkan adanya
menguji distribusi residual apakah konstanta dalam model regresi. Model
mengikuti atau mendekati distribusi regresi yang baik dalah model regresi
normal. Data yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi. Menurut
berdistribusi normal (tidak menceng Ghozali (2012) batas nilai dari metode
kekiri dan kekanan). Uji ini dapat Durbin-Watson adalah :

14
1. 0 < DW < dl maka terjadi c. Persamaan Regresi Berganda
autokorelasi positif Analisis data menggunakan regresi
2. du < DW < 4 – dl maka tidak ada berganda (multiple regression) untuk
autokorelasi menguji pengaruh variabel-variabel
3. 4 – dl < DW < 4 maka terjadi independen terhadap variabel
autokorelasi negative dependen. Persamaan regresi berganda
yang digunakan dalam penelitian ini
Uji Model adalah :
a) Uji F Y = α + β1X1 + β2DX2 + β3X3 + β4X4 + e
Menurut Ghozali (2012), uji F pada Dimana :
dasarnya menunjukkan apakah semua Y = Nilai Perusahaan
variabel independen dalam model α = Konstanta
berpengaruh secara bersama-sama X1 = Profitabilitas
terhadap variabel dependen. Jika fhitung X2 = Leverage
> ftabel atau sig < 0,05 menunjukkan X3 = EVA
bahwa model regresi dapat digunakan X4 = Risiko Sistematis
untuk menguji pengaruh variabel β1, β 2, β 3, β 4 = Koefisien regresi
independen terhadap variabel e = Standar Error
dependen. Jika fhitung < ftabel atau sig >
0,05 menunjukkan bahwa model yang Uji Hipotesis
digunakan belum mampu menguji Dalam melakukan uji hipotesis
pengaruh variabel independen terhadap dilakukan uji t (t-test). Uji t bertujuan
variabel dependen. Dengan tingkat untuk menguji pengaruh secara parsial
kepercayaan untuk pengujian hipotesis antara variabel independen terhadap
adalah 95 % atau α= 0,05. variabel dependen untuk melihat nilai
b) Uji Koefisien Determinan yang signifikansi masing-masing parameter
disesuaikan (Adjusted R2) yang diestimasi (Ghozali, 2006). Untuk
Koefisien determinasi (R2) pada mengetahui adanya pengaruh variabel
pada intinya mengukur seberapa jauh independen terhadap variabel dependen, di
kemampuan model dalam uji pada tingkat signifikansi α = 0,05
menerangkan variabel dependen. dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Artinya semakin besar nilai R2 maka a) Jika thitung > ttabel maka hipotesis
akan semakin baik model regresi diterima
dengan data yang ada, sehingga b) Jika thitung < ttabel maka hipotesis
semakin tepat model ini bisa ditolak
digunakan untuk menjelaskan variabel Untuk hipotesis 1,3 dan 4 (hipotesis
dependen oleh variabel independen positif) :
(Ghozali, 2012). Koefisien determinasi Ha diterima apabila tingkat
(R2) digunakan apabila dalam signifikansi < 0,05 dan β (+)
penelitian hanya terdapat satu variabel Ha ditolak apabila tingkat
independen. Pada penelitian ini signifikansi < 0,05 dan β (-) atau
digunakan adjusted R Square karena signifikansi > 0,05 dan β (+/-)
nilai adjusted R Square dapat naik atau Untuk hipotesis 2 (hipotesis negatif) :
turun apabila satu variabel independen Ha diterima apabila tingkat
ditambahkan kedalam model sehingga signifkansi > 0,05 dan β (-)
tidak menimbulkan bias terhadap Ha ditolak apabila tingkat
pengaruh variabel independen terhadap signifikansi < 0,05 dan β (+) atau
variabel dependen. signifikansi > 0,05 dan β (+/-)

15
4. TEMUAN PENELITIAN DAN Nilai DER tertinggi (maksimum) adalah 1
PEMBAHASAN dan terendah (minimum) adalah 0. Nilai
Gambaran Umum Perusahaan LQ45 ini didapat karena untuk variabel leverage
Indeks LQ45 pertama kali penelitian menggunakan variabel dummy.
dikenalkan pada 24 Februari 1997. Indeks Jika nilai DER perusahaan ≤ 0,60 akan
ini menggunakan 45 saham terpilih diberi nilai 1 sedangkan jika nilai DER
sebagai komponen perhitungannya. perusahaan > 0,60 akan diberi nilai 0.
Menurut Darnaji dan Fakhrudin (2001) Variabel economic value added
dalam Yonica Puspita Sari (2011) LQ45 (EVA) yang didapat dari NOPAT
menggunakan 45 saham terpilih dikurangi dengan WACC dikali Invested
berdasarkan likuiditas perdagangan saham capital memiliki nilai rata-rata sebesar
dan disesuaikan setiap enam bulan yaitu 1.801.384.168.469,89 dengan standar
awal Februari dan Agustus. LQ45 deviasi 7.757.586.162.096,100. Nilai
merupakan singkatan dari likuiditas 45, economic value added tertinggi
yang berarti adanya suatu kelompok saham (maksimum) terjadi pada angka
yang dinilai likuid dibandingkan dengan 13.896.752.207.388 dan terendah
saham lain dan jumlahnya ditentukan (minimum) terjadi pada angka
sebanyak 45 emiten yang menawarkan -34.428.389.410.552.
sahamnyan di bursa. Variabel risiko sistematis yang
diproksikan dengan beta memiliki nilai
Statistik Deskriptif rata-rata sebesar 0,2526842 dengan standar
Untuk lebih mempermudah dalam deviasi 0,42152337. Nilai beta tertinggi
melihat gambaran mengenai variabel yang (maksimum) terjadi pada angka 1,69276
diteliti dan setelah melalui proses dan yang terendah (minimum) terjadi pada
pengolahan dengan menggunakan program angka -0,56465.
SPSS, variabel tersebut dapat dijelaskan
secara statistik seperti yang tergambar
pada Tabel 3. Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik
Variabel Penelitian (lampiran). a. Uji Normalitas Residual
Dari tabel 3 terlihat bahwa sampel Uji normalitas dilakukan untuk
yang digunakan dalam penelitian ini menguji apakah dalam model regresi
adalah sebanyak 88 data selama rentang variabel pengganggu atau residual
tahun penelitian 2008 - 2011. memiliki distribusi normal atau tidak. Data
Nilai perusahaan yang diproksikan yang baik adalah data yang terdistribusi
dengan PBV memiliki nilai rata-rata normal. Uji normalitas dapat dilakukan
sebesar 2,8805 dengan standar deviasi dengan Kolmogorov-Smirnov Test. Jika
1,62335. Nilai perusahaan tertinggi tingkat sig-nifikansinya > 0,05 maka data
(maksimum) terjadi pada angka 8,17 dan berdistribusi normal. Jika tingkat
terendah (minimum) terjadi pada angka signifikansinya < 0,05 maka data
0,19. dikatakan tidak berdistribusi normal.
Variabel profitabilitas yang Secara rinci hasil pengujian normalitas
diproksikan dengan ROA memiliki nilai dapat dilihat pada Tabel 4 Hasil Uji
rata-rata sebesar 0,1088 dengan standar Normalitas(lampiran).
deviasi 0,08818. Nilai perusahaan tertinggi Dari Tabel 4 terlihat bahwa hasil uji
(maksimum) terjadi pada angka 0,42 menyatakan bahwa nilai Kolmogorov-
sedangkan yang terendah (minimum) Smirnov sebesar 0,375 dengan signifikansi
terjadi pada angka 0,01. 0,999. Dengan hasil tersebut maka dapat
Variabel leverage yang diproksikan dinyatakan bahwa data yang digunakan
dengan DER memiliki nilai rata-rata dalam penelitian ini telah terdisribusi
sebesar 0,28 dengan standar deviasi 0,454. normal, karena nilai signifikansi dari uji

16
normalitas untuk masing-masing variabel d. Uji Autokorelasi
lebih besar dari α = 0,05 yaitu 0,999. Uji autokorelasi merupakan
b. Uji Multikolinearitas pengujian asumsi dalam regresi dimana
Gejala multikolinearitas ditandai variabel dependen tidak berkorelasi
dengan adanya hubungan yang kuat dengan dirinya sendiri.
diantara variabel independen (bebas) Dari tabel 7 hasil uji autokorelasi
dalam suatu persamaan regresi. Apabila (lampiran) menunjukkan besarnya nilai
dalam suatu persamaan regresi terdapat Durbin Watson hitung sebesar 2,618. Nilai
gejala multikolinearitas, maka akan DW menurut tabel dengan n = 60 dan k =
menyebabkan ketidakpastian estimasi, 4 didapat angka dl = 1,444 dan du = 1,727.
sehingga kesimpulan yang diambil tidak Oleh karena nilai DW hitung > du, maka
tepat. Model regresi yang dinyatakan dapat disimpulkan tidak terdapat
bebas dari multikolinearitas apabila nilai autokorelasi antar residual.
Tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10.
Tabel 5 Hasil Uji Uji Model Penelitian
Multikolinearitas (lampiran) menun- a. Uji F
jukkan bahwa semua variabel memiliki Uji F dilakukan untuk menguji
nilai Tolerance lebih dari 0,10 dan secara keseluruhan pengaruh variabel
Variance inflation factor (VIF) kurang dari bebas terhadap variabel terikat. Dengan
10, sehingga dapat disimpulkan bahwa kriteria pengujiannya adalah: jika Fhitung >
tidak ada multikolinearitas antar semua Ftabel atau sig < α (0,05), maka hal ini
variabel bebas yang terdapat penelitian. berarti variabel bebas mampu menjelaskan
c. Uji Heteroskedastisitas variabel terikat secara bersama-sama.
Uji asumsi heteroskedastisitas JikaFhitung < Ftabel atau sig > α, maka hal ini
adalah asumsi dalam regresi dimana berarti variabel bebas secara bersama-sama
varians residual tidak sama untuk satu tidak mampu menjelaskan variabel
pengamatan ke pengamatan yang lain. terikatnya.
Salah satu cara untuk mengetahui Berdasarkan Tabel 8 Hasil Uji F
adanya gejala heterokedastisitas adalah (lampiran) dapat dilihat bahwa Nilai F
dengan Uji Glejser. Uji Glejser dilakukan hitung sebesar 11,545 dengan nilai
dengan meregresikan variabel-variabel signifikansi adalah 0,000. Dengan
bebas terhadap nilai absolut residualnya demikian berarti nilai Fhitung = 11,545 >
(Gujarati, 2007). Sebagai pengertian dasar, Ftabel = 2,9647 dengan sig = 0,000 < α =
residual adalah selisih antara nilai 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
obeservasi dengan nilai prediksi dan persamaan regresi yang diperoleh dapat
absolut adalah nilai mutlak. Gangguan diandalkan atau model sudah fix sehingga
heterokedastisitas terjadi jika terdapat dapat dilanjutkan untuk pengujian secara
pengaruh yang signifikan antara varibel individual.
bebas terhadap terhadap absolut b. Uji Koefisien Determinasi yang
residualnya. Disesuaikan (Adjusted R2)
Dalam uji ini, apabila hasilnya sig Untuk mengetahui kontribusi dari
> 0,05 maka tidak terdapat gejala variabel independen terhadap variabel
heteroskedastisitas, model yang baik dependen dapat dilihat dari adjusted R
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. square-nya. Koefisien determinasi pada
Pada Tabel 6 Hasil Uji intinya mengukur seberapa jauh
Heterokedastisitas (lampiran) dapat kemampuan model dalam menerangkan
dilihat nilai sig masing-masing variabel variasi variabel dependen. Berdasarkan
independen > 0,05. Maka disimpulkan Tabel 9 Hasil uji koefisien determinasi
bahwa tidak terjadi gejala yang disesuaikan (lampiran) besarnya
heteroskedastisitas pada penelitian ini. Adjusted R Square adalah 0,430. Hal ini

17
berarti kontribusi variabel independen (EVA) akan mengakibatkan
terhadap variabel dependen adalah sebesar peningkatan nilai perusahaan sebesar
43% sedangkan sisanya 57% ditentukan 0,131.
oleh variabel lain yang tidak teridentifikasi e) Koefisien regresi (B) X4
dalam model pengujian ini. Koefisien variabel X4 (risiko
c. Koefisien Regresi Berganda sistematis) sebesar 0,018. Hal ini
Untuk mengungkap pengaruh menandakan bahwa setiap peningkatan
variabel yang dihipotesiskan dalam satu satuan risiko sistematis akan
penelitian ini dilakukan melalui analisis mengakibatkan peningkatan nilai
regresi berganda. Model regresi yang perusahaan sebesar 0,018.
digunakan terdiri dari 4 variabel
independen yaitu profitabilitas, leverage, Hasil Pengujian Hipotesis (t-test)
economic value added, risiko sistematis Uji t statistik (t-Test) digunakan
dan satu variabel dependen yaitu nilai dalam pengujian hipotesis untuk
perusahaan. Berdasarkan hasil yang mengetahui apakah variabel independen
terdapat pada Tabel 10 Hasil Uji Regresi berpengaruh terhadap variabel dependen
Berganda (lampiran), maka dapat secara parsial. Pengujian yang digunakan
dirumuskan persamaan regresi linear adalah dengan membandingkan nilai thitung
berganda sebagai berikut: dengan ttabel dan juga nilai signifikansi
Y = -2,072 + 0,244X1 + 0,041dX2 + yang dihasilkan dengan α sebesar 0,05.
0,131X3 + 0,018X4 Berdasarkan hasil analisis pada tabel 10,
Angka yang dihasilkan dalam maka dapat diketahui pengaruh antara
pengujian tersebut dapat dijelaskan sebagai variabel independen secara parsial
berikut : terhadap variabel dependen pada uraian
a) Konstanta berikut ini :
Nilai konstanta yang diperoleh sebesar 1. H1 : Profitabilitas Berpengaruh
-2,072. Ini berarti bahwa jika variabel Signifikan Positif Terhadap Nilai
independen (profitabilitas, leverage, Perusahaan.
economic value added, dan risiko Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa
sistematis) tidak ada, maka besarnya profitabilitas memiliki nilai thitung =
nilai perusahaan adalah -2,072. 4,319 > ttabel = 2,110 dengan nilai
b) Koefisien regresi (B) X1 signifikansi 0,000 < α = 0,05 dan nilai
Koefisien variabel X1 (profitabilitas) koefisien β positif yaitu 0,556. Hal ini
sebesar 0,244. Hal ini menandakan menunjukkan bahwa variabel
bahwa setiap peningkatan satu satuan profitabilitas (X1) berpengaruh
profitabilitas akan mengakibatkan signifikan positif terhadap nilai
peningkatan nilai perusahaan sebesar perusahaan (Y), dan kesimpulannya
0,244. hipotesis 1 diterima.
c) Koefisien regresi (B) X2 2. H2 : Leverage Berpengaruh
Koefisien variabel X2 (leverage) Signifikan Negatif Terhadap Nilai
sebesar 0,041. Hal ini menandakan Perusahaan.
bahwa setiap peningkatan satu satuan Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa
leverage akan mengakibatkan leverage memiliki nilai thitung = 0,326
peningkatan nilai perusahaan sebesar < ttabel = 2,110 dengan nilai signifikansi
0,041. 0,746 > α = 0,05 dan nilai koefisien β
d) Koefisien regresi (B) X3 positif yaitu 0,043. Hal ini
Koefisien variabel X3 (economic value menunjukkan bahwa secara statistik
added) sebesar 0,131. Hal ini variabel leverage (X2) tidak
menandakan bahwa setiap peningkatan berpengaruh terhadap nilai perusahaan
satu satuan economic value added

18
(Y), dan kesimpulannya hipotesis 2 demikian semakin tinggi rasio ini maka
ditolak. akan semakin baik posisi perusahaan
3. H3 : Economic Value Added yang berarti semakin besar
Berpengaruh Signifikan Positif kemampuan perusahaan untuk
Terhadap Nilai Perusahaan. menutupi investasi yang digunakan.
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa Hal ini dapat memungkinkan
economic value added memiliki nilai perusahaan untuk membiayai investasi
thitung = 3,575 > ttabel = 2,110 dengan dari dana yang berasal dari sumber
nilai signifikansi 0,001 < α = 0,05 dan internal yang tersedia dalam laba
nilai koefisien β positif yaitu 0,375. ditahan, sehingga informasi dalam
Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROA akan menjadi nilai positif bagi
economic value added (X3) investor dan dapat meningkatkan nilai
berpengaruh signifikan positif terhadap perusahaan.
nilai perusahaan (Y), dan Profitabilitas yang tinggi akan
kesimpulannya hipotesis 3 diterima. memberikan indikasi prospek
4. H4 : Risiko Sistematis Berpengaruh perusahaan yang baik sehingga dapat
Signifikan Positif Terhadap Nilai memicu investor untuk ikut
Perusahaan. meningkatkan permintaan saham.
Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa risiko Selanjutnya dengan permintaan saham
sistematis memiliki nilai thitung = yang meningkat akan menyebabkan
0,467 < ttabel = 2,110 dengan nilai nilai perusahaan akan meningkat
signifikansi 0,642 > α = 0,05 dan nilai (Soliha, 2002). Profitabilitas
koefisien β positif yaitu 0,047. Hal ini menunjukkan tingkat keuntungan
menunjukkan bahwa variabel risiko bersih yang mampu diraih oleh
sistematis (X4) tidak berpengaruh perusahaan pada saat menjalankan
berpengaruh terhadap nilai perusahaan operasinya. Keuntungan yang layak
(Y), dan kesimpulannya hipotesis 4 dibagikan kepada pemegang saham
ditolak. adalah keuntungan setelah bunga dan
pajak. Semakin besar keuntungan yang
Pembahasan diperoleh semakin besar kemampuan
1. Pengaruh profitabilitas terhadap perusahaan untuk membayarkan
nilai perusahaan devidennya, sehingga dengan
Berdasarkan hasil analisis profitabilitas yang tinggi dapat
statistik dalam penelitian ini, memberikan nilai tambah kepada nilai
ditemukan bahwa hipotesis 1 diterima perusahaanya, yang tercermin dengan
dan dapat disimpulkan bahwa meningkatnya nilai PBV.
profitabilitas berpengaruh signifikan Hasil dari penelitian ini sama
positif terhadap nilai perusahaan. Hal dengan hasil penelitian yang dilakukan
tersebut berarti bahwa apabila oleh Andi Nurmaya Sari (2012) yang
profitabilitas semakin meningkat maka menyimpulkan bahwa faktor
nilai perusahaan perusahaan tersebut profitabilitas berpengaruh signifikan
juga akan meningkat. Hal ini sesuai positif dalam meningkatkan nilai
dengan teori Weston dan Brigham perusahaan. Hasil ini juga didukung
(2001) yang menyatakan bahwa oleh penelitian yang dilakukan oleh
profitabilitas yang diukur dengan ROA Yangs Analisa (2011) dan Rika Susanti
yang tinggi mencerminkan posisi (201).
perusahaan yang bagus sehingga nilai Namun, hasil penelitian ini tidak
yang diberikan pasar yang tercermin sejalan dengan penelitian yang
pada harga saham terhadap perusahaan dilakukan oleh Tito e.t al. (2007).
tersebut juga akan bagus. Dengan Perbedaan hasil penelitian ini dengan

19
penelitian Tito et. a.l mungkin ini ditahan dan modal saham daripada
disebabkan oleh perbedaan jenis menggunakan hutang. Kecukupan dana
perusahaan yang dianalisis. Tito et. al. yang dimiliki perusahaan untuk
meneliti pada perusahaan Real Estate membiayai aktivanya yang diperoleh
dan Properti. dari modal sendiri membuat
2. Pengaruh leverage terhadap nilai perusahaan mengurangi proporsi
perusahaan hutangnya. Penggunaan hutang yang
Berdasarkan hasil perhitungan berlebihan akan mengurangi manfaat
statistik, dapat disimpulkan bahwa yang diterima atas penggunaan hutang
hipotesis 2 ditolak yang artinya karena manfaat yang diterima tidak
variabel leverage tidak memiliki sebanding dengan biaya yang
pengaruh terhadap nilai perusahaan. ditimbulkan, sehingga proporsi hutang
Hal ini mengindikasikan apabila yang rendah dapat meningkatkan nilai
perusahaan menambah atau perusahaan dan sebaliknya
mengurangi sumber pendanaannya peningkatan hutang dapat menurunkan
tidak akan mempengaruhi nilai nilai perusahaan.
perusahaan secara keseluruhan karena Oleh karena itu, pada penelitian
dalam pasar modal Indonesia ini variabel leverage diukur dengan
pergerakan harga saham dan menggunakan variabel dummy.
penciptaan nilai tambah perusahaan Penggunaan variabel dummy bertujuan
disebabkan faktor psikologis pasar. untuk mengetahui apakah terdapat
Besar kecilnya hutang yang dimiliki perbedaan nilai perusahaan pada
perusahaan tidak terlalu diperhatikan perusahaan yang memiliki nilai DER ≤
oleh investor, karena investor lebih 0,60 dengan perusahaan yang memiliki
melihat bagaimana pihak manajemen DER > 0,60.
perusahaan mengunakan dana tersebut Hasil dari penelitian diatas tidak
dengan efektif dan efisien untuk mendukung hasil penelitian yang
mencapai nilai tambah bagi nilai dilakukan oleh Rika Susanti pada
perusahaan. tahun 2010 yang menyebutkan bahwa
Berbeda dengan teori yang leverage berpengaruh signifikan
mengatakan leverage yang tinggi dapat negatif terhadap nilai perusahaan.
mengindikasikan bahwa klaim pihak Tetapi penelitian Rika Susanti tidak
lain relatif lebih besar ketimbang asset konsisten dengan penelitian yang
yang tersedia untuk menutupnya, dilakukan oleh Andi Nurmayasari
meningkatkan resiko bahwa klaim (2012) dan Yangs Analisa (2011) yang
kreditor kemungkinan tidak akan menyebutkan leverage berpengaruh
tertutup secara penuh bilamana terjadi positif dan tidak signifikan terhadap
likuidasi. Semakin rendah rasionya, nilai perusahaan.
maka semakin sedikit kewajiban Namun, hasil temuan dalam
perusahaan dimasa yang akan datang penelitian ini konsisten dengan
dan baik secara langsung maupun tidak penelitian yang dilakukan olen Rosma
langsung berdampak terhadap harga Pakpahan (2010) yang menemukan
saham (Hartini, 2010 dalam Afzal, bahwa tidak ada hubungan yang
2012). signifikan antara leverage dengan nilai
Pada hasil penelitian ini leverage perusahaan.
tidak berpengaruh terhadap nilai 3. Pengaruh economic value added
perusahaan. Artinya, perusahaan dalam terhadap nilai perusahaan
mendanai aktivanya cenderung Dalam penelitian ini ditemukan
menggunakan modal sendiri (internal bahwa economic value added
financing) yang berasal dari laba berpengaruh signifikan positif terhadap

20
nilai perusahaan dan bisa diambil 4. Pengaruh risiko sistematis terhadap
kesimpulan hipotesis 3 diterima. Ini nilai perusahaan
berarti bahwa investor sangat Hasil pengujian secara statistik
memperhatikan nilai tambah yang bahwa hipotesis 4 ditolak yang berarti
dihasilkan oleh perusahaan sehingga risiko sistematis tidak berpengaruh
akan mempengaruhi nilai perusahaan terhadap nilai perusahaan. Makna dari
dimata investor. Hasil pengujian ini hasil pengujian tersebut adalah bahwa
sesuai dengan teori yang dinyatakan PBV sebagai indikator dari nilai
oleh Tandelilin (2007), yang perusahaan tidak dipengaruhi oleh
mengatakan EVA adalah ukuran risiko sistematis. Kondisi ini
keberhasilan manajemen perusahaan menunjukkan bahwa berapapun tinggi
dalam meningkatkan nilai tambah risiko dalam berinvestasi tidak
(value added) bagi perusahaan. mempengaruhi nilai perusahaan secara
Asumsinya adalah bahwa kinerja keseluruhan. Hasil ini menunjukkan
manajemen baik/efektif (dilihat dari bahwa risiko sistematis tidak ditangkap
besarnya nilai tambah yang diberikan), sebagai signal langsung (direct
maka akan tercermin pada peningkatan signaling) oleh para pelaku bursa.
nilai perusahaan yang tercermin dari Hal ini berarti kinerja saham
harga saham perusahaan dan tingkat suatu badan usaha tidak dipengaruhi
kembalian bagi investor. oleh kondisi yang terjadi dalam
Teori Tandelilin (2007) sejalan perekonomian negara dan perubahan
dengan hasil pengujian yang dilakukan pasar. Keadaan ini mengakibatkan
oleh peneliti. Nilai EVA pada manajemen perusahaan tidak bisa
perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk berbuat banyak untuk mengurangi
(KLBF) selalu mengalami kenaikan risiko sehingga akan menarik investor
selama tahun penelitian, yaitu tahun untuk berinvestasi diperusahaannya.
2008 sampai tahun 2011. Kenaikan Dengan kata lain, tingkat
nilai EVA PT. KLBF juga pengembalian saham dipengaruhi oleh
mengakibatkan kenaikan nilai perubahan faktor-faktor di luar kendali
perusahaan yang diproksikan dengan manajemen suatu badan usaha, dan
PBV. Selain pada perusahaan PT. setiap saham memiliki kepekaan yang
Kalbe Farma Tbk, teori di atas juga berbeda terhadap kondisi pasar
tergambar pada perusahaan PT. Bank tersebut.
Centra Asia Tbk (BBCA), PT. Bank Mengingat bahwa secara rasional
Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT. investor pasti ingin meminimalkan
Jasa Marga Tbk (JSMR). resiko yang ditanggungnya dalam
Hasil pengujian ini mendukung melakukan investasi (risk averse),
penelitian yang dilakukan oleh maka para investor akan cenderung
Theresia Yunianti Kurniawan (2009) melakukan diversifikasi melalui
yang menemukan EVA berpengaruh pembentukan portfolio dan berarti jenis
terhadap nilai perusahaan. Rata-rata risiko tersebut menjadi tidak relevan
nilai EVA pada perusahaan kategori lagi dalam pengukuran resiko pada
LQ45 pada tahun 2008-2011 investasi surat berharga (resiko
mengalami kenaikan. Keadaan ini sistematis). Harga saham perusahaan
mengindikasikan pada tahun 2008- akan tetap mengalami kenaikan
2011 dapat memaksimumkan tingkat walaupun nilai beta perusahaan
pengembalian dan meminimumkan mengalami penurunan. Ini
tingkat biaya modal sehingga nilai mengindikasikan bahwa nilai
perusahaan dapat dimaksimumkan. perusahaan tetap akan bagus dimata

21
investor walaupun risiko perusahaan 3. Economic value added berpengaruh
menurun. signifikan positif terhadap nilai
Kenyataan ini bertentangan perusahaan. Hal tersebut berarti bahwa
dengan teori CAPM yang menyatakan apabila economic value added semakin
beta saham sebagai indikator dari meningkat maka nilai perusahaan
risiko sistematis adalah satu-satunya perusahaan tersebut juga akan
yang mempengaruhi return saham. meningkat. Ini berarti bahwa investor
Beta saham mempunyai fungsi sangat memperhatikan nilai tambah
hubungan yang positif dengan return yang dihasilkan oleh perusahaan
saham, jika beta saham naik maka sehingga akan mempengaruhi nilai
return saham juga naik. Jadi, jika beta perusahaan dimata investor.
saham naik maka harga perusahaan 4. Risiko sistematis tidak berpengaruh
juga akan naik sehingga nilai terhadap nilai perusahaan. Makna dari
perusahaan juga akan mengalami hasil pengujian tersebut adalah bahwa
kenaikan. PBV sebagai indikator dari nilai
Hasil yang didapat dalam perusahaan tidak dipengaruhi oleh
penelitian ini konsisten dengan risiko sistematis.
penelitian yang dilakukan oleh Werner Keterbatasan Penelitian
R. Murhadi pada tahun 2008 yang Seperti kebanyakan penelitian
mengatakan bahwa risiko sistematis lainnya, penelitian ini memiliki
tidak memiliki pengaruh signifikan keterbatasan yaitu :
terhadap nilai perusahaan. 1. Penelitian atau data observasi yang
digunakan hanya pada perusahaan
5. PENUTUP LQ45 saja, sehingga belum dapat
Kesimpulan mewakili seluruh perusahaan yang
Penelitian ini dilakukan untuk terdaftar di BEI.
melihat apakah profitabilitas, leverage, 2. Masih ada sejumlah variabel lain yang
economic value added, dan risiko belum digunakan sedangkan variabel
sistematis dapat mempengaruhi nilai tersebut memiliki kontribusi yang
perusahaan kategori LQ45 yang terdaftar besar dalam mempengaruhi nilai
di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun perusahaan.
2008-2011. Berdasarkan pendahuluan, 3. Metode pemilihan sampel yang
kajian teori dan pengolahan data serta digunakan dalam penelitian ini adalah
pembahasan yang telah dilakukan pada purposive sampling. Keunggulan dari
bab terdahulu, maka dapat ditarik metode ini adalah peneliti dapat
kesimpulan sebagai berikut : memilih sampel yang tepat, sehingga
1. Profitabilitas berpengaruh signifikan peneliti akan memperoleh data yang
positif terhadap nilai perusahaan. Hal memenuhi kriteria untuk diuji. Namun
tersebut berarti bahwa apabila perlu disadari bahwa metode purposive
profitabilitas semakin meningkat maka sampling ini berakibat pada lemahnya
nilai perusahaan perusahaan tersebut validitas eksternal atau kurangnya
juga akan meningkat. kemampuan generalisasi dari hasil
2. Leverage tidak memiliki pengaruh penelitian ini.
terhadap nilai perusahaan. Hal ini Saran
mengindikasikan apabila perusahaan Berdasarkan keterbatasan yang
menambah atau mengurangi sumber melekat pada penelitian ini, maka saran
pendanaannya tidak akan dari penelitian ini adalah :
mempengaruhi nilai perusahaan secara 1. Bagi perusahaan emiten hendaknya
keseluruhan. meningkatkan nilai perusahaan
sehingga dapat menarik investor untuk

22
berinvestasi pada perusahaan mereka, Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston.
dan perusahaan emiten hendaknya juga 2001. Manajemen Keuangan (Buku
mampu meningkatkan profitabilitas 1). Jakarta: Erlangga.
perusahaannya sehingga kinerja
keuangan menjadi baik dimata Chandra, Eva T.M. 2010. Pengaruh
investor. Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
2. Bagi investor, dalam memberikan Perusahaan Dengan Pengungkapan
penilaian terhadap suatu perusahaan Corporate Social Responsibility
sebaiknya juga memperhatikan faktor Sebagai Variabel Pemoderasi Pada
lain yang mempengaruhi nilai suatu Perusahaan Manufaktur Yang
perusahaan, seperti ukuran perusahaan, Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
pertumbuhan perusahaan, keunikan Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas
perusahaan, nilai aktiva, penghematan Ekonomi Universitas Sumatera
pajak, fluktuasi nilai tukar dan keadaan Utara.Dewi, Wulan Sari. 2011.
pasar modal. Pengaruh EVA dan EPS Terhadap
3. Bagi penelitian selanjutnya Return Saham (Pada Perusahaan
menggunakan jenis perusahaan yang LQ45 yang Listing di BEI). Skripsi
berbeda dan memakai ruang lingkup Jurusan Akuntansi Universitas
sampel yang luas. Selain itu, Negeri Padang.
diharapkan dapat menambah variabel-
variabel lain yang dapat mempengaruhi Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis
nilai perusahaan. Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit
DAFTAR PUSTAKA Universitas Diponegoro.
Afzal, Arie. 2012. Pengaruh Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, Govindarajan, Vijay dan Robert N.
dan Kebijakan Deviden Terhadap Anthony. 2005. Management
Nilai Perusahaan. Skripsi Jurusan Control System (Buku 1). Edisi 11.
Ekonomika dan Bisnis Universitas Jakarta : Salemba Empat.
Diponegoro Semarang.
Halsey, Robert F, dkk. 2005. Analisis
Analisa, Yangs. 2011. Pengaruh Ukuran Laporan Keuangan, edisi ke-8.
Perusahaan, Leverage, Profitabilitas Jakarta : Salemba Empat.
dan Kebijakan Deviden Terhadap
Nilai Perusahaan (Studi Pada Handoko, Wahyu. 2008. Pengaruh EVA,
Perusahaan Manufaktur Yang ROE, ROA, dan EPS Terhadap
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Perubahan Harga Saham Kategori
Tahun 2006-2008). Skripsi Jurusan LQ45 Pada Bursa Efek Jakarta.
Akuntansi Fakultas Ekonomi Skripsi Jurusan Manajemen
Universitas Diponegoro Semarang. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Anggitasari, Niyanti dan Siti Mutmainah.
2012. Pengaruh Kinerja Keuangan Harahap, Sofyan Syafri, 2002. Analisis
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kritis Atas Laporan Keuangan.
Pengungkapan Corporate Social Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
Sebagai Variabel Pemoderasi.
Diponegoro Journal of Accounting Hidayati, Eva Eko. 2010. Analisis
Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012. Pengaruh DER, DPR, ROE Dan Size
Terhadap PBV Perusahaan
Manufaktur Yang Listing Di BEI

23
Periode 2005-200. Disertasi Master Mudrajat, Kuncoro. 2003. Metode Riset
Manajemen Fakultas Ekonomi untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:
Universitas Diponegoro Semarang. Erlangga.

Husnan, Suad. 2005. Dasar-Dasar teori Murhadi, Werner R. Analisis Pengaruh


Portofolio dan Analisis Sekuritas. Capital Expenditure, Risiko
Yogyakarta: Unit Penerbit dan Sistematis, Struktur Modal, Tingkat
Percetakan AMP YKPN Kemampulabaan Terhadap Nilai
Ikbal, Muhammad, Sutrisno dan Ali Perusahaan. Jurnal Manajemen Dan
Djamhuri. 2011. Pengaruh Bisnis Vol.7 No.1 Maret 2008
Profitabilitas dan Kepemilikan Mutia. 2010. Pengaruh Ukuran
Insider Terhadap Nilai Perusahaan Perusahaan, Tingkat Leverage, Dan
Dengan Kebijakan Utang dan Profitabilitas Terhadap Tingkat
Kebijakan Deviden Sebagai Variabel Pengungkapan Tanggung Jawab
Intervening. (Studi Pada Perusahaan Sosial Dalam Laporan Keuangan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Tahunan Perusahaan Studi Empiris
Efek Indonesia). Simposium Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Nasional Akuntansi XIV : Aceh. Terdaftar Di BEI. Skripsi Jurusan
Akuntansi Universitas Negeri
Jogiyanto. 2010. Analisis Sekuritas dan Padang.
Analisis Investasi. Yogyakarta: PT.
BPFE. Nasehah, Durrotun. 2012. Analisis
Pangaruh ROE, DER, DPR, Growth,
Kurniawan, Theresia Yunianti. 2009. dan Firm Size Terhadap PBV.
Pengaruh Economic Value Added Skripsi Ekonomika dan Bisnis
dan Return On Asset Terhadap Nilai Universitas Diponegoro Semarang.
Perusahaan. Skripsi Jurusan
Akuntansi Universitas Pembangunan Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian.
Veteran. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Kusumadilaga, Rimba. 2010. Pengaruh Nur, Indriantoro dan Bambang Suporno.


Corporate Social Responsibility 1999. Metodologi Penelitian Bisnis.
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Yogyakarta: BPFE.
Profitabilitas Sebagai Variabel
Moderating (Studi Empiris Pada Oktaviani, Weri Ningsih. 2008. Pengaruh
Perusahaan Manufaktur Yang Kebijakan Deviden, Profitabilitas,
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Pertumbuhan Penjualan, Ukuran
Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Perusahaan Terhadap Nilai
Universitas Diponegoro. Perusahaan Dengan Leverage
Keuangan Sebagai Variabel
Martalina, Lifessy. 2011. Pengaruh Intervening.Skripsi Akuntansi
Profitabilitas dan Ukuran Fakultas Ekonomi Universitas Bung
Perusahaan Terhadap Nilai Hatta.
Perusahaan Dengan Struktur Modal
Sebagai Variabel Intervening. Putra, Tito Perdana, M Chabachib, Mulyo
Skripsi Akuntansi Fakultas Ekonomi Haryanto dan Irine Rini Demi
Universitas Negeri Padang. Pangestuti. 2007. Pengaruh Kinerja
Keuangan dan Beta Saham Terhadap
Price to Book Value.

24
Rahmi, Anika. 2010. Pengaruh Good Timbul, Ucok Saut. 2009. Analisis
Corporate Governance Terhadap Pengaruh EVA, ROA, ROE, dan
Hubungan Manajemen Laba Dengan Persentase Kepemilikan Modal
Nilai Perusahaan. Skripsi Jurusan Saham Asing Terhadap Harga
Akuntansi Universitas Negeri Saham Perbankan di BEI. Skripsi
Padang. Universitas Gunadarma Depok.

Samsul, Mohamad. 2006. Pasar Modal Tiningrum, Erna. 2008. Pengaruh Faktor
dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Fundamental dan Risiko Sistematis
Erlangga. Terhadap Harga Saham Perusahaan
Manufaktur di BEI. Skripsi STIE
Sari, Widia Fatma. 2011. Pengaruh AUB Surakarta.
Kinerja Keuangan dan Risiko Tinneke, Raden. 2007. Analisis Pengaruh
Sistematis Terhadap Pergerakan EVA dan Faktor Fundamental
Harga Saham (Pada Perusahaan Perusahaan Lainnya Terhadap
Real Estate yang Terdaftar di BEI Return Saham. Tesis Program Studi
Tahun 2007-2009). Skripsi Jurusan Magister Manajemen Universitas
Akuntansi Universitas Negeri Diponegoro Semarang.
Padang.
Ulupui, I G. K. A. 2007. “Analisis Pengaruh
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas,
Keuangan. Yogyakarta: PT. BPFE. dan Profitabilitas Terhadap Return
Saham (studi pada Perusahaan
Makanan dan Minuman dengan
Sudiyatno, Bambang. 2010. Peran Kinerja
Kategori Industri Barang Konsumsi di
Perusahaan dalam Menentukan BEJ)”. Jurnal Akuntansi dan Bisnis.
Pengaruh Faktor Fundamental Vol. 2. No. 1, Januari.
Makroekonomi, Risiko Sistematis
dan Kebijakan Perusahaan Utama, Siddarta. Economic Value Added
Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Pengukur Penciptaan Nilai
Jurusan Pasca Sarjana Universitas Perusahaan, Jurnal Usahawan No. 4
Diponegoro. Semarang. Bulan April 1997.

Susanti, Rika. 2010. Analisis Faktor- Weston, J. Fred & Copelan E. Thomas.
Faktor yang Berpengaruh Terhadap 1997. Manajemen Keuangan.
Nilai Perusahaan (Studi Kasus pada Jakarta: Binarupa Aksara.
Perusahaan Go Public yang Listed
Tahun 2005-2008). Skripsi Weston, J.Fred dan Brigham, Eugene F.
Universitas Diponegoro Semarang. 2001. Manajemen Keuangan Edisi
Kesembilan. Jakarta: Erlangga.
Tandelilin. Eduardus. 2007. Analisis
Investasi dan Manajemen Portofolio. Young, S. David and Stephen O’Byrne.
Yogyakarta: BPFE. 2001. EVA dan Manajemen
Berdasarkan Nilai. Jakarta: Salemba
Tetelepta, Ilonna Elisabeth. 2011. Empat.
Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan Pada www.idx.co.id
Perusahaan Manufaktur yang www.finance.yahoo.com
Terdaftar di BEI. Skripsi Jurusan
Akuntansi STIE Perbanas Surabaya.

25
Gambar 1.Kerangka Konseptual

Profitabilitas

Leverage

Nilai Perusahaan
Economic Value
Added

Risiko Sistematis

Tabel 1
Kriteria Pengambilan Sampel
No Kriteria Jumlah Perusahaan
1 Perusahaan yang termasuk kategori LQ45 70
selama tahun 2008-2011
2 Perusahaan yang masuk ke dalam kategori 28
LQ45 minimal 3 tahun berturut-turut
3 Perusahaan yang tidak mempublikasikan (2)
laporan keuangan selama tahun 2008-2011
4 Perusahaan yang tidak menyajikan laporan (4)
keuangan dalam mata uang Rupiah
Perusahaan yang menjadi sampel penelitian 22

Tabel 2
Daftar Perusahaan Sampel
Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk
2 ANTM Aneka Tambang Tbk
3 ASII Astra Internasional Tbk
4 BBCA Bank Central Asia Tbk
5 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk
6 BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk
7 BDMN Bank Danamon Tbk
8 BMRI Bank Mandiri Tbk
9 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
10 INDY Indika Energy Tbk
11 INTP Indocement Tunggal Prakarsa Tbk
12 ISAT Indosat Tbk
13 JSMR Jasa Marga Tbk
14 KLBF Kalbe Farma Tbk
Kode
No Nama Perusahaan
Perusahaan

26
15 LPKR Lippo Karawaci Tbk
16 PGAS Perusahaan Gas Negara Tbk
17 PTBA Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk
18 SMCB Holcim Indonesia Tbk
19 SMGR Semen Gresik Tbk
20 TLKM Telekomunikasi Indonesia Tbk
21 UNSP Bakrie Sumatra Plantation Tbk
22 UNTR United Tractors Tbk
Sumber : Data sekunder olahan 2013

Tabel 3. Statistik Deskriptif Variabel Penelitian


Nilai Economic Value Risiko
Profitabilitas Leverage
Perusahaan Added Sistematis
N Valid 88 88 88 88 88
Missing 0 0 0 0 0
Mean 2.8805 .1088 .28 1801384168469.89 .2526842
Std. Deviation 1.62335 .08818 .454 7757586162096.100 .42152337
Minimum .19 .01 0 -34428389410552 -.56465
Maximum 8.17 .42 1 13896752207388 1.69276
Sum 253.48 9.57 25 158521806825350 22.23621
Sumber : olahan SPSS, tahun 2013

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Residual


Unstandardize
d Residual
N 57
Normal Parameters(a,b) Mean .0000000
Std. Deviation .30942464
Most Extreme Absolute
.050
Differences
Positive .046
Negative -.050
Kolmogorov-Smirnov Z .375
Asymp. Sig. (2-tailed) .999
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
Sumber : Olahan SPSS, tahun 2013

Tabel 5. Hasil Uji Multikolonearitas


Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF
1 (Constant)
LN_X1 .615 1.626
Leverage .584 1.714
LN_X3 .925 1.081
LN_X4 .994 1.006
a Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Olahan SPSS, tahun 2013

Tabel 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas

27
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) .318 .629 .506 .615
LN_X1 .025 .033 .135 .771 .444
Leverage -.073 .073 -.180 -1.000 .322
LN_X3 .001 .021 .006 .040 .968
LN_X4 .004 .022 .022 .163 .871
a Dependent Variable: ABS1
Sumber : Olahan SPSS, tahun 2013

Tabel 7. Hasil Uji Autokorelasi


Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 .686(a) .470 .430 .32111 2.618
a Predictors: (Constant), LN_X4, LN_X3, LN_X1, Leverage
b Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Olahan SPSS, tahun 2013

Tabel 8. Hasil Uji Model


Sum of
Model df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 4.761 4 1.190 11.545 .000(a)
Residual 5.362 52 .103
Total 10.123 56
a Predictors: (Constant), LN_X4, LN_X3, LN_X1, Leverage
b Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Olahan SPSS, tahun 2013

Tabel 9. Koefisien Determinasi yang Disesuaikan


Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .686(a) .470 .430 .32111
a Predictors: (Constant), LN_X4, LN_X3, LN_X1, Leverage
b Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Olahan SPSS, tahun 2013

Tabel 10. Persamaan Regresi Berganda


Unstandardized Standardized
Model t Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance

1 (Constant) -2.072 1.086 -1.908 .062


LN_X1 .244 .056 .556 4.319 .000
Leverage .041 .126 .043 .326 .746
LN_X3 .131 .037 .375 3.575 .001
LN_X4 .018 .038 .047 .467 .642
a Dependent Variable: LN_Y
Sumber : Olahan SPSS, tahun 2013

28

Anda mungkin juga menyukai