Anda di halaman 1dari 4

VI/39/Berliani Dasuha,A.Md.

KL
Tugas Individu Analisis Isu Kontemporer
Nama : Berliani Dasuha, A.Md.KL
NIP : 199510082019032010
Angkatan : VI
Kelompok : IV
No. Absen : 39

KURANG KESADARAN MASYARAKAT PERDESAAN


DENGAN PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT
PILAR PERTAMA (STOP BABS)

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut World Health Organization (WHO), sanitasi merupakan upaya pengendalian semua factor
lingkungan fisik manusia yang akan menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangan fisik,
kesehatan, dan daya tahan tubuh.
Di Indonesia, program sanitasi pada awalnya mengalami stagnasi hasil, banyak proyek sanitasi yang
gagal, padahal penyampaian program sanitasi terutama jamban telah lama dilakukan. Keadaan ini
disebabkan antara lain karena pembangunan masih berorientasi pada target fisik serta belum
berorientasi pada perubahan perilaku masyarakat. Kepedulian masyarakat terhadap persoalan proyek
sanitasi cenderung menurun pada saat proyek dan kurangnya kebersamaan dalam mengatasi
permasalahan sanitasi.
Upaya peningkatan perilaku hygiene dan peningkatan akses sanitasi terus dikembangkan, dimulai
dengan program Community Lead Total Sanitation (CTLS) yang lebih memfokuskan pada perilaku Stop
BABS menjadi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang dimana dilakukan pendekatan
untuk mengubah menjadi perilakuhigienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara
pemicuan. STBM terdiri dari 5 pilar yang digunakan sebgai acuan peyelenggaraannya, yang meliputi :
(1) Stop BABS (Buang Air Besar Sembarangan), (2) CTPS (Cuci Tangan Pakai Sabun), (3) PAM-RT
(Pengelolaan Air Minum Ruma Tangga), (4) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga, (5) Pengelolaan Limbah
Cair Rumah Tangga.
Bersadarkan data monev STBM, akses jamban di Desa Talun Kondot Kabupaten Simalungun dari
jumlah keseluruhan 489 KK, jumlah yang sudah menjalankan program Stop BABS berjumlah 409 KK dan
jumlah KK yang masih melakukan BABS (Buang Air Besar Sembarangan) ada 81 KK.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang bahwa Desa Talun Kondot adalah salah satu Desa yang belum ODF
(Open Defecetion Free) atau bebas dari BABS.
BAB II
METODE

2.1 Analisis Penilaian ISU dengan APKL

No. ISU A P K L Kriteria


1 Kurangnya Kesadaran masyarakat Stop Buang Air Besar √ √ √ √ √
Sembarangan (Stop BABS)
2 Adanya angka stunting di desa √ √ √ √ √
3 Tidak terkendalinya pegawai puskesmas dalam √ √ √ √ √
pemilihan limbah medis
4 Kurangnya kesadaran masyarakat penggunaan air √ √ √ √ √
bersih
5 Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang √ √ √ √ √
penggunaan masker yang tepat
A : Aktual P : Problematik K : Kekhalayakan L : keLayakan

2.2 Analisis ISU dengan Metode U S G

No. ISU U S G Total Kriteria


1 Kurangnya Kesadaran masyarakat Stop Buang Air 5 5 5 15 1
Besar Sembarangan (Stop BABS)
U : Urgency S : Seriosness G : Growth

2.1 Analisi ISU dengan Metode Fishbone

Manusia Metode
Ketersediaan Air Bersih
Perilaku yang susah diubah Tingkat ekonomi rendah
Tidak menghadiri penyuluhan Telah ada pembangunan fisik
kamar mandi yang salah
Pengetahuan yang kurang
Warga Buang
Air Besar
Sembarangan
Menjadi pola kebiasan belum lengkapnya peraturan
perundang-undangan yang terkait

Budaya Peraturan
Dari diagram diatas dapat disimpulkan akar masalah dari tidak terlaksananya Stop BABS, yaitu :

1. Manusia
Belum terlaksanakannya Stop BABS sangat dipengaruhi oleh individu itu sendiri atau bisa
diartikan perilaku dan mindset yang susah untuk diubah, ditambah dengan kurangnya
pengetahuan, dimana masyarakat juga terkadang malas untuk menghadiri penyuluhan.

2. Metode
Sering kali menjadi kendala terlaksananya Stop BABS dikarenakan factor ekonomi yang rendah,
tapi sangat disayangkan untuk warga yang sudah membangun fisik kamar mandi tapi melupakan
pentingnya Septic Tank. Mereka membangun fisik kamar mandi tapi tetap pembuangan dari
jamban melalui perpiaan menuju drainase atau pengatusan dan salah satu faktor yang berat
adalah tidak tersedianya persediaan air bersih di rumah warga.

3. Budaya
Kurangnya pengetahuan memang menjadi permasalahan di desa sehingga apa yang menjadi
budaya yang dari awal sudah dilakukan menjadi sikap yang terbawa hingga menjadi contoh
untuk generasi muda.

4. Peraturan
Belum lengkapnya peraturan yang mengatur tentang permasalahan ini, sehingga masih banyak
Desa di Indonesia yang desanya masih OD (Masih BABS)

Anda mungkin juga menyukai