Anda di halaman 1dari 6

UJIAN AKHIR SEMESTER

Program Studi Sarjana Arsitektur


Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan

Mata Kuliah Sejarah dan Teori Arsitektur Modern (Kelas A,B,C,)


Program Studi / Sem / Tahun Arsitektur / Genap / 2020– 2021
Waktu Pengumpulan 13 Juli 2021 pukul 23.30 WIB
Dosen Penanggung Jawab Prof Dr. Josef P, Dr Harastoeti, Dr Yuswadi S, Dr. Rahadhian PH, Ir Sudianto Aly,
MT
Sifat Ujian Take Home

Soal
Buatlah tulisan singkat ‘Ilmiah’ secara ‘critical’ beserta ‘contoh yang relevan’ berkaitan dengan Wujud
Arsitektur di Indonesia yang dipengaruhi oleh pemikiran Modernisme sejak era Kolonial sampai Pascakolonial
apabila dibandingkan dengan Modernisme dalam tradisi Arsitektur di Barat.
UAS Sejarah dan Teori Modern - C

Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, Yogyakarta


Pemikiran Modernisme Arsitektur : Akulturasi
Tulisan ilmiah

Klara Maria Rianto Widjaja - 6112001157

A. Wujud arsitektur Gereja Katolik Hati Kudus Yesus pada masa Schmutzer
Gedung Gereja Ganjuran yang berdiri pada tahun 1924. Gereja di
desain oleh J Yh Van Oyen. Arsitektur gereja pada awal
pendiriannya itu mengacu pada bentuk arsitektur gereja di
Eropa barat, seperti adanya menara, beratap perisai, dinding
tebal dan polos, hanya saja bangunan ini telah merespon cuaca
dengan penggunaan tritis. Meski didominasi, Keluarga Schmutzer
sangat mencintai budaya dan masyarakat Jawa maka
diaplikasikannya karakteristik kejawen pada interior gereja.

Pada tahun 1927 dibangun Candi Hati Kudus


Tuhan Yesus yang menyerupai bangunan candi
Hindu Jawa. Bangunan candi yang didalamnya
ditahtakan arca Kristus Raja dalam busana
kebesaran seorang raja Jawa. Arca tersebut
sebagai ungkapan syukur atas berkat Tuhan yang melimpah. Candi ini
merupakan candi bergaya Hindu-Budha-Jawa1

B. Elemen Arsitektur Gereja Katolik Hati Kudus Yesus tahun 1927


“Akulturasi‟ diartikan sebagai pertemuan antara satu budaya dengan budaya lain, atau
pertemuan antara dua budaya (juxtaposition), dengan dasar “saling menghormati dan
toleransi”, namun baru pada tahap dasar eksternal atau kontak luaran2.
1. Fasad bangunan utama
Dinding tebal polos berwarna putih menjadi kekhasan gaya kolonial modern yang
menetap pada bangunan gereja. Kemudian adanya menara tepat di bagian tengah
depan gereja untuk lonceng gereja serta memberikan dimensi pada bangunan seperti
bangunan stadhuis. Bangunan dilengkapi dengan teritis dan bukaan sebagai respon
bangunan terhadap cuaca lokal (local climate).
2. Interior (local wisdom : local culture)
Altar dengan 3 tingkatan (kaki, badan, dan kepala) serupa dengan strata candi:

1. Bhurloka 2. Bhurvaloka 3. Svarloka


Konsep duniawi Dunia tengah Alam atas
lambang: gereja Tuhan juru selamat gbr orang tua
dan 7 sakramen gbr tabernakel, malaikat dan merpati

1
https://www.gerejaganjuran.org/tentang/gereja-ganjuran. Diakses 12/07/2021
2
Ujan, Boli, SVD. (n.d).Sakramen dan Liturgi. www.katolisitas.org

1
Ilustrasi Peristiwa Arca Tritunggal Arca Maria dan Yesus Kecil
Jalan Salib Maha Kudus (bentuk pertama)

3. Candi Hati Kudus Yesus (local wisdom : local historical prototype)


Candi dibangun dalam rangka penyebaran
agama katolik di Ganjuran, Yogyakarta. Agar
masyarakat tidak asing dengan lingkungannya.
Arsitektur purbakala Indonesia: bangunan candi
sebagai tempat berdoa dan sering kali di
beberapa perayaan religius dijadikan altar.
kemudian Arca Hati Kudus Yesus dibuat dengan
sinkretisme jawa. Kebanyakan penulisan
kalimat di area gereja menggunakan aksara
jawa.
Pernyataan Joseph, Candi dan altar dibangun dengan perhitungan jawa 3
dan 9 menghiasi berbagai simbol pada candi, mulai dari jumlah anak
tangga menuju arca, jumlah keran, tinggi candi (9 meter), serta lebar
candi. Candi Hati Kudus Yesus mengadaptasi gaya candi
penataran di bagian svarloka terdapat 3 tingkatan menuju
keilahian.
Gregorius Utomo, Pr yang merupakan tokoh ganjuran
mengatakan di wawancara (windaryawan, 2013) bahwa Tuhan
sebagai bapa dilambangkan sebagai gunung, candi menghadap
ke arah selatan karena tuhan sebagai ibu dilambangkan sebagai
laut.

4. Dinding dan bukaan


Dinding tebal polos berwarna putih pada gereja pada tahun 1924 masih bertahan
hingga sampai saat ini, sebagai bentuk usaha konservasi. Meski penggunaan dinding
sama dengan arsitektur kolonial, gereja di desain dengan memiliki bukaan dan teritis.
Berjalannya waktu, wilayah sekitar gereja memiliki berbagai variasi bangunan dan
olahan lansekap. Seperti candi yang menggunakan material batu gunung merapi,
kemudian perlahan didirikannya pendopo terbuka di
samping kiri dan kanan gereja untuk menampung umat
yang banyak ketika beribadat di gereja. Bukaan yang
semakin banyak dan lebar dikarenakan struktur garis
tanpa ada selubung dinding yang mengitarinya serta
teritis yang cukup panjang, sama persis dengan pendopo
Keraton Yogyakarta. Gereja Ganjuran juga mengikuti
warna dan ornamen sesuai dengan aturan bangunan
Keraton.

2
C. Perbandingan wujud arsitektur Gereja Ganjuran dengan Gereja Colline Notre
Dame du Haut
Pembanding Gereja Ganjuran (1924) Gereja Colline Notre Dame du
Haut (1955)

Aliran Modernisme Modernisme

Tipe bangunan Cluster/Kompleks tunggal

Meski keduanya merupakan bentuk bangunan dengan aliran modernisme dan memiliki
fungsi yang sama. Kedua gereja ini memiliki bentuk arsitektur yang berbeda jauh. Gereja
Hati Kudus Yesus yang melakukan akulturasi budaya kolonial
belanda dengan budaya lokal setempat yang merupakan salah satu
bentuk semangat sosial gereja (Rerum Novarum) dalam
menyebarkan pengajaran Kristus. Menghasilkan sentuhan
tersendiri terhadap desain bangunan oleh J Yh Van Oyen. Berbeda
dengan Notre Dame karya Le Corbusier, Meski dari dalam atap
seakan-akan melayang, menurut saya atapnya tetap terkesan besar
dan masif kemudian terlihat bila bentuk tersebut cocok di eropa
barat namun tidak di Indonesia. Dari interiornya karya Le
Corbusier berupa minimalism, dan bermain dengan light and
shadow. Bila dibandingkan, interior Gereja Ganjuran memiliki kompleksitas ornamen dan
arca kejawen - hindu yang berasal dari budaya sekitar.

D. Perihal Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran Yogyakarta


Lalu terjadilah kerusakan total akibat gempa bumi tahun
2006, dan dibangun kembali pada tahun 2009 dengan acuan
dalam proses perancangan bangunan ini, adalah bentuk
arsitektur keraton Yogyakarta.3 Gedung gereja dibuat
dengan gaya joglo dan dihiasi dengan ukiran gaya Jawa
yang menutupi 600 meter persegi. ilmuwan Belanda M. C.
Ricklefs menyatakan bahwa gereja di Ganjuran mungkin
merupakan manifestasi penyesuaian gereja Katolik di Jawa
yang paling menonjol.
E. Kesimpulan
2 bangunan dengan fungsi dan aliran yang sama belum tentu memiliki persepsi
modernisme yang sama dikarenakan banyak faktor, diantaranya yaitu local climate, local
historical prototype, dan local culture. Arsitektur Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran
merupakan contoh bangunan modernisme yang unik dan apabila gereja ini tidak berada di
ganjuran pasti wujudnya berbeda. Bangunan arsitektur tidak lekang oleh waktu dan suatu
standar, arsitektur terus berkembang.

3
Laurens, Joyce M. 2014. Makna Transendental di balik Bentuk Arsitektur Tradisional Jawa Pada Gereja
Katolik GAanjuran, Yogyakarta. Seminar Rumah Tradisional 2014 –

3
Daftar Pustaka

Dani. (2017, Desember). Ganjuran , Gereja Katolik Pertama di Bantul. Retrieved Juli 12, 2021, from
https://kelananusantara.com/warisan-keluarga-schumtzer-di-ganjuran-yogyakarta/
Ginaris, L. S. (2020, September). Warisan Keluarga Schumtzer di Ganjuran, Yogyakarta. Kelana
Nusantara. Retrieved Juli 12, 2021, from
https://kelananusantara.com/warisan-keluarga-schumtzer-di-ganjuran-yogyakarta/
KOMSOS Gereja HKTY Ganjuran. (2021). GEREJA GANJURAN. KOMSOS Gereja HKTY
Ganjuran. https://www.gerejaganjuran.org/tentang/gereja-ganjuran
KRISMANTO, R. K. (n.d.). MAKNA ELEMEN INTERIOR DAN WARNA PADA ARSITEKTUR
GEREJA INKULTURATIF DI GEREJA HATI KUDUS TUHAN YESUS GANJURAN
BANTUL, Hasil dan Pembahasan, 133. https://bit.ly/3wxhuHq
Laurens, J. M. (2014). MAKNA TRANSENDENTAL DI BALIK BENTUK ARSITEKTUR
TRADISIONAL JAWA PADA GEREJA KATOLIK GANJURAN, YOGYAKARTA, (Seminar
Rumah Tradisional 2014 - – Transformasi Nilai-nilai Tradisional dalam Arsitektur Masa
Kini), 12. http://repository.petra.ac.id/16781/1/Publikasi1_99035_1665.pdf
Redaksi Katolikana. (2021, Maret 30). Gereja Hati Kudus Tuhan Yesus (HKTY) Ganjuran: Kental
dengan Arsitektur Budaya Jawa Sakral. Katolikana.
https://www.katolikana.com/2021/03/30/gereja-hati-kudus-tuhan-yesus-hkty-ganjuran-kental-
dengan-arsitektur-budaya-jawa-sakral/
windaryawan, r. (Director). (2013). Sejarah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran [Film].
https://www.youtube.com/watch?v=0TbNcCIAyww

UJIAN AKHIR SEMESTER


Program Studi Sarjana Arsitektur
Fakultas Teknik
Universitas Katolik Parahyangan

Mata Kuliah Sejarah dan Teori Arsitektur Modern (Kelas C)


Program Studi / Sem / Tahun Arsitektur / Genap / 2020– 2021
Waktu Pengumpulan 13 Juli 2021 pukul 23.30 WIB
Dosen Penanggung Jawab Prof Dr. Josef P, Dr Harastoeti, Dr Yuswadi S, Dr. Rahadhian PH, Ir Sudianto Aly, MT
Sifat Ujian Take Home

Surat Pernyataan

‘Saya, Nama : Klara Maria Rianto Widjaja NPM : 6112001157 menyatakan bahwa saya mengerjakan sendiri Ujian
Tengah Semester mata kuliah Sejarah dan Teori Arsitektur Modern
dan tidak bekerjasama dengan orang lain. Bila terindikasi ada kecurangan maka saya bersedia menerima sanksi sesuai
peraturan yang berlaku’.

Tanda Tangan,

Klara Maria

4
5

Anda mungkin juga menyukai