ABSTRAK
Salah satu alasan Cirebon dikenal sebagai kota Wali, adalah dengan melihat sejarah
Cirebon sebagai pusat pengembangan Islam ditanah Jawa Barat termasuk Banten, dan Masjid
Agung Sang Cipta Rasa sebagai pusat kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan mempunyai
peran stategis dan penting. lokasi Cirebon yang berada di perbatasan Jawa dan Sunda,
memungkinkan terjadinya akulturasi budaya dan pengaruh lokal mempengaruhi wujud
arsitektur Masjid Agung tersebut, pengaruh Sunda dikarenakan Sunan Gunung Jati adalah cucu
dari Prabu Siliwangi Raja kerajaan Pajajaran yang menguasai tanah Sunda, memberikan
pengaruh yang cukup besar, disisi lain Sunan Gunung Jati merupakan anggota Dewan Wali
Sanga yang berpusat di Jawa, juga mempunyai salah satu istrinya dari pembesar Majapahit. Dua
arsiektur tradisonal ini memberikan pengaruh yang cukup besar pada perwujudan konsep
arsitektur pada Masjid Agung sang Cipta Rasa.
Penelitian ini dengan metode penelitian Kualitatif bertujuan mengkaji dugaan pengaruh
dua arsitektur tradisional yaitu arsitektur Sunda dan arsitektur Jawa terjadi pada konsep
arsitektur yang digunakan. Sasarannya mengkaji tata letak Masjid Agung Sang Cipta Rasa
terhadap kawasan Keraton, Bentuk dan Ruang Arsitektur serta ragam hias. Dari hasil penelitian
dapat dilihat perpaduan dua konsep Arsitektur Jawa dan Sunda ada pada Konsep Arsitektur
Masjid Agung Sang Cipta Rasa.
Kata Kunci : Masjid, Arsitektur Jawa, Arsitektur Sunda
65
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.2
No. Juli - Desember 2014
air untuk tujuan bersuci ( berwudlu ), Masjid jenis bangunan Jawa,, yang terdiri dari bangunan
Quba merupakan karya spontan dari rumah tempat tinggal, rumah
ru ibadah, rumah
masyarakat muslim di Madinah, juga di sebut tempat bermusyawarah ,dan rumah tempat
sebagai Masjid Arab asli ( Rochym,1983 ) menyimpan.
Tiga model el dasar masjid yaitu, masjidil
Haram di Makkah, masjid Nabawi di m Bentuk – bentuk atap Tajug/Masjid Jawa
Madinah dan masjid Kubah
ubah Al-Sakhra
Al di Pada dasarnya, bentuk bangunan tajug
Jerusalem, Masjidil Haram aram dengan sentranya ini hampir sama dengan bentuk bangunan joglo,
Ka’bah yang sejatinya adalah ah sebuah titik bedanya bentuk bangunan tajug tidak memiliki
orientasi, Masjid
asjid Nabawi adalah sebuah rumah molo, jadi atapnya tidak brunjung tetapi lancip
dan masjid Kubah Al-Sakhra
Sakhra adalah
adal monumen atau runcing. Atap dibuat demikian diartikan
peringatan Isra Mi’rajnya Nabi, itulah sebabnya sebagai lambing keabadian Tuhan dan keesaan
di Masjidil Haram poros orientasi bisa bergerak Tuhan. Bangunan ini menggunakan
me saka guru
dari berbagai arah, meskipun secara teoritik ia sebanyak 4 buah, atapnya, 4 belah sisi.
berbentuk radial, namun dalam praktek ia di d Bangunan tajug ini memiliki variasinya
gelar mengarah ke empat sisi dinding Ka’bah. sepertinya halnya bangunan lainnya, yaitu
Poros orientasi Masjid
asjid Nabawi mengarah dari sebagai berikut :
utara ke selatan, sementara Masjid Kubah K Al-
Sakhra cenderung menjulang ke atas ( Ibnu
Khaldun dalam Fanani, 2009 )
Arsitektur suatu ilmu yang mempelajari
tentang upaya manusia dalam menciptakan
wadah/ruang untuk dan dalam rangka
kehidupannya. Jadi menurut pengertian ini,
arsitektur dapat dimaksudkan sebagai proses
maupun sebagai produk/hasil penciptaan..
Arsitektur masjid mencitrakan
ketundukan dan keteraturan yang
menyelaraskan kehidupan n sesama manusia Gambar 1.
maupun dengan Sang Khaliq.haliq. Shalat merupakan Gambar atap masjid jawa
kegiatan pertama yang diwadahinya, baik ( Ismunandar,K.R,2003 )
sendiri maupun berjamaah, ketika
melaksanakan shalat seseorang sedang KONSEP ARSITEKTUR SUNDA
berdialog pasrah kepada Sang Pencipta maupun Rumah di kampung masyarakat SundaSu
terhubung sesamanya. Tataruang arsitetur umumnya terdiri dari dua jenis. Pertama
Pertam ,
masjid mencitrakan tata hubungan itu. Mihrab, dilihat dari bentuk atap, mereka mengenal
mimbar dan ruang jamaah terkait dengan istilah seperti : suhunan-jolopong,
suhunan tago(jogo)-
keteraturan hubungan menuju kepada anjing, badak-heuay,
heuay, parahu-kumureb,
parahu jublekg-
Tuhannya, sementara orientasi ke satu titik, titi nagkub, dan julang-ngapak.
ngapak. Kedua. Dilihat dari
kiblat, adalah citra ketundukan semesta kepada pintu masuk (entrance) muncul istilah buka-
buka
Yang Satu, citra hierarki tata ruang abadi, palayu dan buka-pongpok.
pongpok.
tempat kedudukan jiwa suci ci di dalamnya. ( Pada aspek bentuk, empat kategori
Fanani, 2009 ) hubungan urang Sunda dengan lingkungannya
. dihadapkan dengan kompleks wadah dan
Konsep Arsitektur Jawa konsep tempat sehingga diperoleh kategori
Arsitektur Jawa adalah arsitektur yang jenis wadah arsitektural yang dapat
da ditemukan
lahir, tumbuh dan berkembang, di dukung dan di masing-masing
masing kampung. Kuantitas dan
di gunakan oleh masyarakat Jawa. kualitas relasi jenis wadah dengan makna
Di dalam buku arsitektur tradisional tempat arsitektural dapat ditelusuri dari
daerah istimewah h Yogyakarta yang di sunting kategori tersebut.
Sugiarto Dakung, di jelaskan tentang jenis –
66
Konsep Arsitektur Jawa Dan Sunda Pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa Cirebon
67
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.2 Juli - Desember 2014
arsitektur Sunda yang cenderung berbentuk Sebagai akhir pembahasan dibuat tabel
persegi pada permukiman kampung Sunda, perbandingan arsitektur Jawa dan Sunda pada
konsep bujur sangkar yang cenderung memusat Masjid Agung Sang Cipta Rasa
pada bangunan fungsi masjid pun jarang
ditemukan pada permukiman kampung ditanah N KONSEP ARSITEKTUR KONSEP ARSITEKTUR
Sunda. O MASJID JAWA SUNDA
Tata letak Masjid terhadap
1 √
Analisa Pembagian Ruang Masjid Agung Sang Kawasan
Cipta Rasa. Pagar dan Gapura sebagai
2 √
Pembagian ruang pada masjid di elemen lansekap
Bentuk elemen arsitektur
Cirebon, dan Jawa terdapat kesamaan , pada
Kaki Bangunan √ √
masjid pejlagrahan, masjid merah panjunan dan 3
Badan Bangunan √
masjid Agung Banten serta masjid Agung Atap/Kepala Bangunan √
Demak, meliputi Ruang Utama, ruang inti Ruang Arsitektur
masjid, mihrab, ruang serambi tengah dan 4 Denah √
depan, ruang pawestren, ruang t.wudlu ,tempat Pembagian Ruang √ √
pemulihan jenazah, makam, dan sebagainya.
Ragam hias pada elemen
Analisa Ragam Hias Masjid Agung Sang Cipta Arsitektur Mihrab &
Rasa 5 √
mimbar Dinding & kolom
Pada masjid Agung Sang Cipta Rasa Atap Pagar & gapura
bentuk ragam hias bangunan yang terdapat
pada beberapa elemen seperti mihrab, ukiran Tabel Perbandingan konsep arsitektur Jawa dan
pada tiang, balok diatas pintu, struktur atap, Sunda pada Masjid Agung Sang Cipta Rasa (sumber
tiang dan relief dinding masih banyak yang Analisa Penulis 2014)
dipengaruhi oleh pengaruh sebelum Islam. Hal
ini memperlihatkan terjadinya akulturasi KESIMPULAN
budaya. Pada ragam hias kolom, dinding dan Berdasarkan pembahasan pada bab
atap, mihrab dan mimbar masih dipengaruhi diatas, dapat ditarik kesimpulan – kesimpulan
unsur sebelum islam, yaitu Hindu tetapi berdasarkan latar belakang dan analisa sebagai
selanjutnya di padukan dengan nilai Islam dan berikut :
Jawa, sedangkan di tanah Sunda tidak mengenal 1. Tata letak Masjid Agung Sang Cipta Rasa
tentang ragam hias khususnya pada bangunan pada lanskap kawasan Keraton Kasepuhan,
masjid. Ragam hias pada pagar dan Gapura merupakan konsep kota lama/ kota
,dilihat dari bentuk baik pada pagar maupun keraton yang ada di Jawa.
pada gapura, dipengaruhi arsitektur Jawa, 2. Adanya Perpaduan arsitektur Jawa dan
Sunda pada arsitektur Masjid Agung Sang
Cipta Rasa, pada denah dan atap
merupakan arsitektur Sunda, sedang kan
arsitektur Jawa pada pembagian ruang,
elemen kaki bangunan, badan bangunan
dan ragam hias.
DAFTAR PUSTAKA
Salura,Purnama,2007, Menelusuri Arsitektur
Masyarakat Sunda, Cipta sastrasalura,Bandung
Daking ,Sudiyanto ,1981/1982, Arsitektur Tradisional
Gambar Mihrab dengan ragam hias daerah Istimewah yogyakarta. Depdikbub ,Jakarta
( sumber Keraton Kasepuhan 2012 ) ------------,1981/1982,Arsitektur Tradisional Daerah
Jawa Barat, Depdikbud, Jakarta
69
ISSN : 0853-2877 MODUL Vol.14 No.2 Juli - Desember 2014
Ismunandar,K,R, 2003, Joglo Arsitektur Rumah Fanani,Ahmad, 2009, Arsitektur masjid. Bentang
Tradisional Jawa,Effhar, Surabaya. Yogyakarta
Sudjana, T.D,2003, masjid agung sangciptarasa dan Jo santoso, 2008, Arsitektur-Kota Jawa. Kosmos,kota &
muatan Mistiknya . humaniora ,Jakarta kuasa, Centrapolis Jakarta,
ATJA , 1986, Carita purwaka caruban nagari, Abdul Baqin zein,Abdul,1999, Masjid-masjid bersejarah
Wangsakerta, Pangeran,1983 ,Pustaka Nagara Kreta di indonesia . gema insaini Jakarta
Bhumi, Yayasan Pembangunan Jawa Barat, Jakarta P.S. Sulendraningrat,1984, Babad tanah sunda, Babad
Rochym, Abdul ,1995, Masjid dalam karya arsitektur Cirebon.
nasional Indonesia. Angkasa bandung, Potensi wisata budaya kota cirebon,2006, Dinas
kebudayaan dan pariwisata kota cirebon.
70