Anda di halaman 1dari 19

 Ajeng Kartini 201912500040

 Dea Septiana S. 201912500039


 Dwiki Bagas I. 201912500053
 Fanny Nurhaliza 201912500034
 Ika Muhlida T. 201912500015
 Indra Purnama 201912500059
 Nur Irma Alyah L. 201912500035
 Nurul Hikmatun N. 201912500028
 Rembulan Crystalia 201912500065
 Tri Khoerunnisa 201912500045
 Virginia Breesy S. 201912500012
 Zitniy Nahniah 201912500077
1. Masjid Pangeran Diponogoro

Masjid Pangeran Diponogoro adalah rumah ibadah umat islam yang dapat
digunakan oleh pengunjung maupun masyarakat sekitar untuk menjalankan
ibadah salat dan kegiatan lain seperti perayaan hari besar, ceramah, kajian
agama, dan belajar al-qur'an. Masjid ini berdiri di atas lahan 2.850 m2 dengan
luas bangunan 760 m2 dan terdiri dari dua lantai. Lantai satu untuk para
jamaah, tempat wudhu, kamar mandi, ruang tunggu, perpustakaan, gudang dan
dapur ; sedangkan lantai dua tempat imam, khatib, mihrap, serta menara
berbentuk kubah berketinggian 26 meter untuk mengumandangkan adzan.

Arsitekturnya di ambil dari bentuk kebanyakan masjid di Indonesia, seperti


masjid AL Azhar Jakarta dan masjid Syuhada, Yogyakarta.Pembangunannya di
laksanakan tahun 1973 dan diresmikan tahun 1975 oleh Presiden Soeharto.
Pangeran Diponogoro dipilih sebagai nama masjid karena pertimbangan untuk
mengabdikan nama seorang tokoh pahlawan nasional yang sekaligus
memimpin agama islam yang bersama masyarakat Yogyakarta gigih melawan
penjajahan belanda.

Bangunan yang terletak di depan sebelah kanan gedung sasana kriya dan
berbatasan dengan gereja Santa Chatarina yang berarti menempati urutan
pertama deretan rumah ibadah dari gerbang utama ini di maksudkan sebagai
simbol kerukunan umat beragama di Indonesia.masjid ini tidak hanya di
gunakan sebagai tempat ibadah bagi umat islam di lingkungan TMII, tetapi
juga bagi pengunjung dan masyarakat sekitarnya, baik perorangan maupun
berjamaan, termasuk salat jumat ( jumatan) dan salat taraweh pada bulan
Ramadhan. Namun untuk hari-hari besar, seperti Idhul Fitri dan Idhul Adha,
pelaksanaan salat dilakukan di Plaza Tugu Api Pancasila. Ceramah keagamaan
yang bertujuan untuk menambah pengetahuan atau sekedar mengingatkan
kembali aturan kehidupan dalam beragamapun dilaksanakan di masjid ini.

Selain kegiatan rutin keagamaan, masjid Pangeran Diponogoro juga bisa


digunakan untuk akad nikah dan dapat dilanjutkan dengan syukuran, baik
secara sederhana maupun agak meriah, dengan menambahkan tenda atau bila
berniat melanjutkan resepsi menggunakan Sasana Utomo ataupun Sasono Adi
Guno yang berjarak sekitar 100 meter.

Bangunan masjid ini tidak memiliki hiasan dekoratif, atapnya berbentuk


kubah ( doom ) menyerupai gaya Bizantium yang dipengaruhi struktur ruangan
Pantheon ( Yunani Kuno), yang mengadung makna bahwa kehidupan manusia
merupakan bagian kecil udari struktur alam semesta dan bernaung dibawahnya.
2. Bayt Al Quran dan Museum Istiqlal

Bayt Al-Qur'an dan museum Istiqlal (BQ & MI) merupakan kesatuan dari
dua lembaga yang berbeda.bayt Al-Qur'an yang erarti rumah Al-Qur'an dengan
materi pokok berupa peragaan yang berkaitan dengan Al-Qur'an, sedangkan
Museum Istiqlal menampilkan hasil-hasil kebudayaan Islam Indonesia.

Tempat ini berada di atas sebidang tanah dengan luas 20.013 m2 yang
terbuka untuk umum bersamaan dengan saat peresmian oleh Presiden Soeharto
pada tanggal 20 April 1997. Museum ini mempunya tujuan untuk
menampilkan Islam sebagai pemersatu bangsa dari berbagai etnik di Indonesia
dengan menampilkan ajaran budaya Islam Indonesia yang berkualitas dan
kreatif dalam upaya untuk memantapkan jati diri bangsa, menampilkan wajah
Indonesia yang mempunyai penduduk muslim terbesar di dunia dalam
percaturan internasional melalui kajian sejarah perkembangan ajaran Islam dan
implementasinya dalam seni dan budaya, menyampaikan makana yang lebih
mendalam tentang tentang ajaran Islam dan karakter kebudayaannya yang
bersifat terbuka, otentik, toleran, progresif dan cosmopolitan, dan sebagai
pemicu untuk pengkajian ajaran dan kebudayaan Islam secara khususnya di
Indonesia dan umumnya di Asia Tenggara.

Karya-karya unggulan para ulama dan intelektual muslim Nusantara sejak


abad ke-17 sampai ke-20 yang bernilai historis dapat disaksikan disini.
Warisan budaya berupa musyaf, manuskrip Al-Qur'an, arsitektur, seni rupa
Islami yang memiliki keindahan seni juga tersimpan. Bayt Al-Qur'an dan
museum Istiqlal, memang menghadirkan pesona untuk direnungkan.

Ruang pamer Bayt Al-Qur'an menghadirkan beragam seni mushaf dari


dalam dan luar negeri, seperti mushaf istiqlal yang menjadi primadona pada
festifal Istiqlal tahun 1995, Mushaf Wonosobo yang merupakan terbesar, hasil
karya dua orang santri asal pondok pesantren Al-Asy'ariah, Wonosobo, Jawa
Tengah, Mushaf Sundawi yang menampilkan iluminasi ragam hias khas Jawa
Barat, dan mushaf Malaysia yang menampilkan ragam hias khas Malaysia.

Ditampilkan pula Al-Qur'an standar Departemen Agama RI, Al-Qur'an


biasa dan braille untuk umat Islam tunanetra. Disajikan juga Al-Qur'an
interaktif dalam bentuk perangkat lunak (software) computer yang dapat
diopersaikan secara digital seperti program-program computer lainnya.

Ruang peraga museum Istiqlal menyimpan dan menampilkan benda-


benda budaya yang telah berabad-abad usianya, menembus peradaban suku,
bahasa, daerah dan adat-istiadat di Indonesia. Kejayaan historis masa lalu dan
masa kini berbaur dalam suatu peristiwa. Manuskrip Al-Qur'an, benda-benda
tradisi dan warisan, arsitek, seni rupa kontemporer, serta benda Islmai lainnya,
semua tersimpan disini, sebagai hasil implementasi dan aplikasi budaya yang
bersumber dari Al-Qur'an.

Bangunan ini memiliki 4 lantai dengan lingkungan yang jauh dari polusi.
Selain itu, tempat ini juga memiliki fasilitas ruangan yang lengkap seperti
ruang serba guna (main hall), auditorium, audio visual, ruang kelas, pameran,
balkon, dan lain-lain. Semua itu dapat digunakan untuk mengadakan kegiatan
seperti seminar, pertunjukan, pameran, perlombaan, forum ilmiah, syukuran,
dan lain-lain.
3. Gereja Katolik Santa Catharina

Gereja Santa Chatarina adalah rumah tempat ibadah umat Katholik


Roma. Letaknya bersampingan dengan Masjid Pangeran Diponogoro dan
Gereja Kristen Haleluya, Gereja Santa Catharina dibangun tahun 1973 dan
diresmikan tahun 1975 dengan luas bangunan 1.030 m2 di atas lahan seluas
2.860 m2.

Bentuk bangunan gereja ini merupakan tiruan gereja katholik pertama di


Indonesia, yaitu Gereja Santa Catharina di Surabaya. Nama Chatarina diambil
dari nama tokoh suci perempuan yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk
mempertahankan keyakinan dan meninggal sebagai martir karena ketaatannya
terhadap Tuhan Yesus. Gaya arsitekturnya dipengaruhi gaya Roma kuno, tetapi
atapnya memiliki ciri khas bangunan tradisional Jawa ; tidak memiliki hiasan
dekoratif, hanya jendela yang terbuat dari kaca diffuse bergambar salib. Garis
- garis yang berkaitan dengan struktur atap mengesankan pengaruh Roma
tersebut.

Secara keseluruhan rumah ibadah ini terdiri dua bangunan, yakni


bangunan utama dan aula. Bangunan utama untuk ruang jemaat dan ruang
pengampunan dosa, di depannya terdapat menara lengkap dengan lonceng
gereja dan puncaknya bersalib; sedang aula sekaligus menjadi ruang
perpustakaan, kantor, ruang pastor, dan toilet. Jika sedang ada misa/ruang
perpustakaan digunakan untuk Sekolah Minggu bagi anak-anak di bawah umur
10 tahun.

Kegiatan misa dilaksanakan setiap hari Minggu sebanyak dua kali dan
pada hari-hari besar, seperti perayaan Minggu Palem, Kamis Putih, Jumat
Agung, Minggu Paskah dan Natal. Umat yang mengikuti misa terdiri atas
karyawan TMII, masyarakat sekitar, dan pengunjung. Gereja juga terbuka
untuk umum, terutama bagi mereka yang ingin melaksanakan pemberkatan
pernikahan dapat dilanjutkan dengan resepsi di berbagai tempat di lingkungan
TMII, baik di dalam gedung ( indoor) maupun di luar gedung (outdoor).
4. Gereja Kristen Haleluya Tmii, Fasilitas Keagamaan

Gereja Kristen Protestan Haleluya terletak di antara bangunan Gereja


Katholik Chatarina dan Pura Hindu Dharma seta berhadapan dengan
anjungan DKI di Taman Mini Indonesia Indah. Gereja ini dibangun tahun
1973 dan diresmikan tahun 1975. Bagunan utama meliputi ruang Pastori,
ruang ganti, ruang sound dan ruang paling besar untuk jemaat.
Disamping kanan depan, menyatu dengan bangunan gereja, terdapat
menara setinggi 20m2 yang pada puncaknya berornamen ayam jagi,
melambangkan kisa dari nats kitab inji, bahwa sebelum Yesus disalibkan
akan terjadi penyangkalan Petrus,salah seorang murid Yesus, sebelum
ayam berkokok (menjelang Fajar) sebanyak tiga kali. Di menara ini
terdapat Lonceng.
Arsitektur Gereja ini merupakan campuran gaya Barat tahun 1930-an.
Dinding bagian luar terbuat dari keramik berwarna putih. Di atas altar
menghadap ke umat terdapat lukisan perjamuan kudus.Jendela terbuat dari
kaca berlukiskan bunga tulip dan salib.Atap langit-langit terbuat dari kayu
agar ruangan berkesan sejuk.
Bangunan samping, yang pada awalnya dimaksudkan untuk rumah
jaga, difungsikan sebagai ruang perpustakaan, aula, kantor, dapur, toilet,
dan gerai cenderamata benda “ benda rohani (kolportase). Selain untuk
kegiatan bina iman anak-anak Sekolah Minggu dan anak-anak tingkat
remaja, aula dan ruang perpustakaan juga digunakan sebagai ruang rapat.
Sebagaimana halnya gereja di luar TMII, selain untuk kebaktian,
Gereja Haleluya juga digunakan untuk pemberkatan pernikahan. Kegiatan
lain yang bersifat keagamaan pun dilaksanakan disini, antara lain perayaan
Paskah, Natal, dan kegiatan retret. Hari Minggu digunakan untuk ibadat
jemaat GPIB, sedang hari sabtu oleh Jemaat Advent.
5. Wihara Arya Dwipa Arama

Wihara Arya Dwipa Arama adalah salah satu rumah ibadah yang
terletak di kompleks Taman Mini Indonesia Indah
Bentuk bangunan rumah ibadah Buddha ini mengambil pola
stupa Candi Borobudur.Stupa merupakan simbol bangunan tempat-tempat
ibadah bagi umat Budha. Dengan lampang Cakra, Prapta, Patina Suta, Umat
Budha akan selalu menyadari bahwa kehidupan manusia berputar seperti
sebuah roda.
Ceiling ruang ibadah berbentuk setengah lingkaran berwarna kuning
emas agar tercipta suasana seperti di dalam nirwana.Patung Budha
ditempatkan di sebelah barat.Gedung ibadah dikelilingi kolam air. Selain
penting bagi umat Budha, keberadaan kolam air dari segi arsitektur seakan-
akan mengangkat bangunan dan secara fungsional memberikan suhu dingin.

Wihara ini melayani umat yang akan melakukan ibadah baik secara
rutin maupun pada hari-hari besar umat Budha. Pada hari raya Waisak dan
hari Tilem atau malam purnama, Wihara Arya Dwipa Arama
menyelenggrakan upacara puncak.Wihara ini juga berfungsi sebagai tempat
menghimpun informasi tentang agama Budha di Indonesia.
6. Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi
Pura Hindu Dharma Penataran Agung Kertabhumi adalah tempat
peribadatan umat Hindu yang terletak di Komplekks Taman Mini Indonesia
Indah.Pura ini terletak di Anjungan Daerah Lampung, diapit oleh
Gereja Kristen Protestan Haleluya dan Wihara [Budha]].Arsitektur pura ini
mengambil model pura-pura Bali sedang bangunannya didasari oleh filsafat
astha kosala kosali.
Bengunan utama terdiri atas pintu gerbang utama Candi Bentar, Balai
Gong dan Kul-Kul, Padu Rasa, dan Atlar tempat pemujaan (pad masana).
Masing-masing bangunan memiliki fungsi terdiri: gerbang utama sebagai
pintu masuk pada saat upacara besar ( yadnya), balai kul-kul untuk tempat
kentongan, dan balai gong untuk pertunjukan kesenian.
7. Sasono Adiroso Pangeran Sambernyowo

Sasana Adirasa merupakan tempat ibadah kaum penghayat aliran


kepercayaan dan kebatinan . Pangeran samber nyawa adalah tokoh bangsawan
(priyayi) dari surakarta yang terkenal sangat sakti dan pandai mengatur siasat
perang dan tidak mau bekerjasama dengan VOC .

Terletak di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Merupakan tempat bagi


semua penganut kepercayaan dan agama untuk melakukan sarasehan, tukar
pikiran, dan saling menghargai dalam hal menyangkut Ketuhanan Yang Maha
Esa. Sasono artinya tempat, sedangkan adiroso artinya rasa sejati. Gedung ini
juga tempat menyimpan buku-buku dan karya tulis yang berisi pelajaran budi
pekerti kemanusiaan sebagai pengejawantahan Pancasila.

Gedung Sasono Adiroso terdiri atas dua bangunan utama, yakni pendopo
dan Gedung Pasucen. Pendopo untuk sarasehan, sedangkan Pasucen untuk
menyucikan diri di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Pendopo besar yang
beratap susun tiga mencerminkan tiga tingkatan Ilmu Ketuhanan, yaitu Ilmu
Kanuragan, Ilmu Sangkan Paraning Dumadi, dan Ilmu Kasampurnaning
Dumadi.
8. Klenteng Kong Miao
Memasuki gerbang kelenteng, pengunjung dapat menyaksikan
Ornamen Patung Kilin (Qilin), lambang cinta kasih dalam gemilangnya
kebajikan. Kilin adalah makhluk suci bersisik dengan warna hijau menyala,
yang muncul berkali-kali dalam peristiwa suci Agama Khonghucu atau
disebut Rujiao ketika menjelang lahir dan wafat Nabi Agung Kong Zi,
Khongcu, atau Confucious 551-479 SM. Bentuk tubuhnya menyerupai
kijang namun berkepala naga.

Kompleks Kelenteng Kong Miao terdiri tiga bangunan inti, yakni


Tian Tan (Altar Suci) dengan bentuk bundar melambangkan kesempurnaan
Tuhan. Bangunan ini beratap susun tiga dengan atap teratas bernama Tian
(Tuhan), atap tengah dinamakan Ren (Manusia) dan atap terbawah disebut
Di (bumi atau alam semesta). Sebelum memasuki Tian Tan, ditempatkan
hiolo atau dupa untuk memanjatkan doa kepada sang pencipta alam semesta,
yakni Tuhan.

Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono juga turut hadir


dalam peresmian Kelenteng Miao. Bangunan kelenteng ini dilengkapi
dengan ornamen Xiang Lu atau tempat pembakaran hio dan terdapat kura-
kura kepala naga di halamannya. Pada bagian pintu gerbang, kamu akan
disambut oleh sepasang Naga Raksasa, singa dan patung 12 shio.
Tempat dilaksanakannya Chee it dan Cap Go secara rutin
Kelenteng Kong Miao menjadi tempat pelaksanaan ibadah Chee it dan Cap
Go yang selalu dilaksanakan dengan rutin. Kelenteng ini dikelola langsung
oleh badan pengelola internal TMII dan para donatur tetap yang tergabung
dalam MATAKIN (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia).
Kamu bisa mengikuti ibadah ini setiap hari pada pukul 18.30 WIB.
Kelenteng ini menjadi salah satu objek wisata rohani yang populer di
Jakarta.
KESIMPULAN
Di Taman Mini Indonesia Indah. Tak ada halangan bagi siapapun untuk
menjalankan ibadah. Kebebasan beribadah dijamin seratus persen, sesuai
dengan amanat Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Tempat peribadatan
pun berdiri berdampingan, tanpa ada persoalan berarti.
Taman keberagaman Di sinilah peran penting Taman Mini Indonesia
Indah sebagai wahana tempat pembelajaran bagi warga bangsa ini. Taman
Mini bukan saja menjadi tempat wisata dan hiburan, tapi ia menjadi sarana
belajar tentang hidup berdampingan secara damai dengan “yang lain”. Maka,
ia pun disebut sebagai taman. Taman yang menyediakan diri bagi aneka
tanaman dan beragam bunga untuk tumbuh berdampingan, tanpa saling
mengganggu.
Ya, taman ini menjadi indah. Aneka bunga bermekaran. Tak ada peristiwa
pelanggaran kebebasan beragama di taman ini. Taman ini menjadi taman
keberagaman. Setiap perbedaan dihargai dan dijunjung tinggi. Perbedaan
justru menjadi senjata utama untuk semakin bersatu, bukan untuk bercerai-
berai. Datanglah ke taman ini! Taman ini memang kecil, maka ia disebut
mini. Di taman ini ada berwarna-warni perbedaan, maka ia disebut indah.
Dan, taman ini menghadirkan kebhinekaan negeri ini, maka ia disebut
Indonesia. Marilah mereguk dan menyemai keindahan hidup bersama dalam
perbedaan di taman yang mini, yang indah, dan yang Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai