Anda di halaman 1dari 4

Agas ananta wijaya/c5/02

Tugas Mandiri 2.2 - Penilaian Diri


Tugas Mandiri 2.2
1. Dampak dari eksekusi mari terhadap peredaran narkoba adalah agar dapat
mengurangi mata rantai dari pelaku yang terlibat pada jaringan narkoba, baik di
lingkup desa, antar pulau, maupun jaringan internasional. Hukuman mati bisa
menjadi senjata pamungkas pemerintah Indonesia untuk menekan peredaran
narkoba di Indonesia. Sehingga akan menjadi sebuah efek jera bagi pelaku-
pelaku peredaran narkoba lainnya. Tidak ada ampun bagi mereka yang terbukti
secara hukum terlibat dalam jaringan peredaran narkoba di Indonesia.
2. Efek jera yang ditimbulkan dari pelaksanaan eksekusi mati yang ditandai dengan
menurunnya jumlah pengedar dan pengguna narkoba tidak begitu efektif.
Faktanya peredaran narkoba masih terus berlangsung di negeri ini. Bahkan BNN
menyebut penyalahgunaan narkoba semakin meningkat. Merujuk data BNN pada
2018, prevalensi angka penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di 13 ibu
kota provinsi di Indonesia mencapai angka 3,2 persen atau setara dengan 2,29
juta orang. Sementara, pada 2017, BNN mencatat angka prevalensi
penyalahgunaan narkotika sebesar 1,77 persen atau setara 3.376.115 orang pada
rentang usia 10-59 tahun.
3. Relevansi (kesesuaian) pelaksanaan hukuman mati dengan penegakan hak asasi
manusia terus di pertanyakan. Para aktivis Hak Asasi Manusia menganggap
bahwa hukuman mati merupakan pelanggaran HAM. Komnas HAM menyebut,
"Hukuman mati merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM)
karena tidak menghormati hak untuk hidup'. Bahwa tidak seorang pun boleh
mencabut nyawa orang lain, negara sekalipun.
4. Alternatif hukuman bagi pelaku penyalahgunaan narkoba selain hukuman mati
adalah hukuman seumur hidup.

Pertimbangkan Hukuman Mati Bandar Narkoba


Kepastian hukum di Indonesia masih menunjukan beberapa ketidakadilan. Menurut
catatan polisi, peredaran narkoba di Indonesia sepanjang 2020 masih masif. Data
kepolisian menunjukkan 48.948 tersangka yang berhasil ditindak. Kemudian sekitar
50,1 ton barang bukti berupa ganja dan 5,53 ton Sabu yang telah disita.Wakil Kepala
Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Inspektur Jenderal Wahyu Hadiningrat
menyerukan ke seluruh jajarannya untuk tidak segan menindak bahkan menjatuhkan
hukuman mati terhadap pengedar narkoba. Ia menjelaskan, pengedaran narkotika
tergolong tindak pidana yang dikategorikan kejahatan luar biasa. Itu sebab menurut
dia perlu penanganan yang luar biasa pula dalam penegakan hukumnya.

Dampak dari eksekusi mari terhadap peredaran narkoba adalah agar dapat mengurangi
mata rantai dari pelaku yang terlibat pada jaringan narkoba, baik di lingkup desa,
antar pulau, maupun jaringan internasional. Hukuman mati bisa menjadi senjata
pamungkas pemerintah Indonesia untuk menekan peredaran narkoba di Indonesia.
Sehingga akan menjadi sebuah efek jera bagi pelaku-pelaku peredaran narkoba
lainnya. Tidak ada ampun bagi mereka yang terbukti secara hukum terlibat dalam
jaringan peredaran narkoba di Indonesia.

Namun, efek jera yang ditimbulkan dari pelaksanaan eksekusi mati yang ditandai
dengan menurunnya jumlah pengedar dan pengguna narkoba tidak begitu efektif.
Faktanya peredaran narkoba masih terus berlangsung di negeri ini. Bahkan BNN
Agas ananta wijaya/c5/02
menyebut penyalahgunaan narkoba semakin meningkat. Merujuk data BNN pada
2018, prevalensi angka penyalahgunaan narkoba di kalangan pelajar di 13 ibu kota
provinsi di Indonesia mencapai angka 3,2 persen atau setara dengan 2,29 juta orang.
Sementara, pada 2017, BNN mencatat angka prevalensi penyalahgunaan narkotika
sebesar 1,77 persen atau setara 3.376.115 orang pada rentang usia 10-59 tahun.

Relevansi (kesesuaian) pelaksanaan hukuman mati dengan penegakan hak asasi


manusia terus di pertanyakan. Para aktivis Hak Asasi Manusia menganggap bahwa
hukuman mati merupakan pelanggaran HAM. Komnas HAM menyebut, "Hukuman
mati merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) karena tidak
menghormati hak untuk hidup'. Bahwa tidak seorang pun boleh mencabut nyawa
orang lain, negara sekalipun.

Nampaknya solusi lain masihlah diperlukan. Hukuman mati tidaklah cukup. Karena
ada banyak faktor sehingga narkoba dengan mudah beredar di Indonesia. Dibutuhkan
kestabilan dalam berbagai bidang, baik itu ekonomi, politik dan budaya, agar
masyarakat tidak tergiur narkoba. Alternatif hukuman bagi pelaku penyalahgunaan
narkoba selain hukuman mati adalah hukuman seumur hidup.

Tugas Mandiri 2.3


a. Faktor penyebab terjadinya dua kasus tersebut adalah faktor desakan ekonomi.
b. Jenis pelanggaran hukum yang dilakukan adalah tindak pidana pemalsuan uang
rupiah dan tindak pidana kepemilikan dan penyalahgunan barang haram yaitu
narkoba.
c. Ketentuan perundang-undangan yang dilanggar dari kasus tindak pidana
pemalsuan uang adalah UU. No 7 Th 2011 Tentang Mata Uang. Pasal 36 ayat (1),
(2), dan (3) Junto Pasal KUHP tentang Perbuatan Tindak Pidana yang
Berkelanjutan. Ketentuan perundang-undangan yang dilanggar untuk kasus
penyalahgunaan narkoba, adalah UU RI No. 35 Th 2009 Pasal 114 tentang
Pengedaran Narkoba.
d. Sanksi yang kemungkinan akan diterima pelaku pemalsu uang adalah penjara
maksimal 10 tahun dan denda maksimal 10 milyar, dan untuk pengedar/pengguna
uang palsu maksimal 15 tahun penjara dan denda maksimal 50 milyar. Sanksi
yang kemungkinan akan diterima pelaku pengedar narkoba adalah penjara
minimal 5 tahun maksimal 20 tahun, atau bisa juga dijerat dengan hukuman mati.
e. Solusi untuk mencegah terulangnya kasus tersebut adalah dengan meningkatkan
taraf kesejahteraan masyarakatnya, meningkatkan kualitas pendidikan, serta
meminimalisir kesenjangan masyarakat, sehingga setiap masyarakat Indonesia
dapat lebih mudah untuk menjauhi dan menghindari kasus di atas.

Penilaian Diri
1. Sikap Perilaku
Kadang- Tidak
No Sikap Perilaku Selalu Sering Alasan
Kadanng Pernah
1. Dalam kehidupan di Karena saya
lingkungan keluarga berusaha
a. Mematuhi perintah orang semaksimal
X
tua. mungkin di
b. Ibadah tepat waktu. lingkungan
c. Menghormati anggota keluarga saya
Agas ananta wijaya/c5/02
keluarga yang lain seperti
ayah, ibu, kakak, adik dan
sebagainya.
d. Melaksanakan aturan yang
dibuat dan disepakati keluarga
2. Dalam kehidupan di
lingkungan sekolah
a. Menghormati kepala
Terkadang
sekolah, guru, dan karyawan
saya masih
lainnya.
belum bisa
b. Memakai pakaian seragam
memerhatikan
yang telah ditentukan.
X penjelasan
c. Tidak menyontek ketika
guru dengan
ulangan.
baik, karena
d. Memperhatikan penjelasan
konsentrasi
guru.
yang pecah.
e. Mengikuti pelajaran sesuai
dengan jadwal yang berlaku.
f. Tidak kesiangan.
3. Dalam kehidupan di
lingkungan masyarakat
a. Melaksanakan setiap norma
yang berlaku di masyarakat. Terkadang
b. Ikut serta dalam kegiatan saya masih
kerja bakti. belum bisa
c. Menghormati keberadaan X mengikuti
tetangga di sekitar rumah. kegiatan sosial
d. Tidak melakukan perbuatan di lingkungan
yang menyebabkan kekacauan masyarakat
di masyarakat seperti tawuran,
judi, mabuk-mabukan dan
sebagainya
4. Dalam kehidupan di Saya berusaha
lingkungan bangsa dan semaksimal
negara mungkin
a. Bersikap tertib ketika berlalu dalam
lintas di jalan raya. mematuhi tata
b. Membayar pajak. X tertib,
c. Menjaga dan memelihara membuang
fasilitas negara. sampah, serta
d. Membayar retribusi parkir. menjaga
e. Membuang sampah pada fasilitas
tempatnya. negara

2. Pemahaman Materi
Paham Paham Belum
No Sub-materi Pokok
Sekali Sebagian Paham
1. Hakikat perlindungan dan penegakan hukum
a. Konsep perlindungan dan penegakan hukum X
b. Pentingnya perlindungan, penegakan hukum
Agas ananta wijaya/c5/02
2. Peran lembaga penegak hukum dalam menjamin
keadilan dan kedamaian
a. Peran Kepolisian NRI
b. Peran Kejaksaan Republik Indonesia
X
c. Peran hakim sebagai pelaksana kekuasaan
kehakiman
d. Peran advokat dalam penegakan hukum
e. Peran Komisi Pemberantasan Korupsi
3. Dinamika pelanggaran hukum
a. Berbagai kasus pelanggaran hukum
b. Macam-macam sanksi atas pelanggaran hukum X
c. Partisipasi masyarakat dalam perlindungan dan
penegakan hukum

Anda mungkin juga menyukai