Anda di halaman 1dari 25

Rangkuman

Materi
“Materi-materi yang terdapat di dalam rangkuman ini saling melengkapi dengan PDF
Materi PP PMR Wira dan PPTnya.”

1. MENGENAL PERTOLONGAN PERTAMA


Adalah hal-hal yang patut dketahui untuk mengenal apa sebenarnya pertolongan pertama
itu.
a. Pertolongan Pertama (PP)
Adalah Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit, cedera/kecelakaan yang
memerlukan penanganan medis dasar.
b. Penolong Pertama
Adalah Orang yang pertama kali tiba di tempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan
terlatih dalam penanganan medis dasar.
c. Medis dasar
Adalah Tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dimiliki oleh awam atau
awam yang terlatih secara khusus. Batasannya adalah sesuai dengan sertifikat yang di miliki
pelaku pertolongan pertama.

Jadi pertolongan pertama itu tetaplah berpedoman pada ilmu kedokteran, walaupun apa
yang dikuasai dalam pertolongan pertama masihlah jauh lebih dangkal dibanding apa yang
dikuasai oleh tenaga medis.
d. Tujuan PP
- Menyelamatkan jiwa penderita.
- Mencegah cacat.
- Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Pertolongan pertama tidaklah menyembuhkan korban. Ia hanya merupakan hal yang


kita lakukan sebagai langkah awal dalam menangani kondisi. Walau tidak
menyembuhkan, pp sangatlah penting karena banyak dalam kasus-kasus di dunia
nyata, kunci menyelamatkan penderita justru pada saat2 awal kasusnya terjadi (entah
kasus medis maupun trauma).
Namun karena sesuai namanya, hanyalah pertolongan pertama, tentu masih
ada pertolongan selanjutnya yang harus dilakukan apabila kejadian/ kasus medis
maupun trauma korban tidak kunjung pulih dan membaik. (yaitu merujuk korban ke
fasilitas kesehatan)
e. Dasar hukum Pertolongan Pertama
- Pasal 531 KUHP
Bunyi : dapat dilihat pada pdf materi pp wira
Inti dari pasal ini bermaksud bahwa :
a. saat seseorang menemukan kasus dimana terdapat korban yang membutuhkan
pertolongan pertama, dan dia mempunyai kemampuan mumpuni (dalam hal
memberi pertolongan yang tidak membahayakan korban) namun dia dengan
sengaja tidak mau memberikan pertolongan (lalai), lalu si korban ternyata
mengalami akibat fatal karena tidak diberi pertolongan pertama. Maka si
orang tersebut dapat dituntut dengan seperti apa yang tertuang daam pasa 531
KUHP.
b. saat seseorang menemukan kasus dimana terdapat korban yang membutuhkan
pertolongan pertama, tetapi ia tidak mempunyai kemampuan mumpuni (dalam
hal memberi pertolongan yang tidak membahayakan korban), maka ia wajib
setidaknya mengubungi (misal ambulance) dan mencari bantuan demi
menolong korban. Apabila ia sengaja (lalai),
lalu si korban ternyata mengalami akibat fatal karena tidak diberi pertolongan
pertama. Maka si orang tersebut dapat dituntut dengan seperti apa yang
tertuang daam pasa 531 KUHP.

f. Bagaimana hubungan antara mereka?


Dalam memahami dan mengenal pertolongan pertama, kita dapat mudah memahami
bahwa :
- Pertolongan pertama adalah tindakannya. Apa yang sedang di lakukan
- Penolong pertama adalah orangnya. Siapa yang melakukan
- Medis dasar adalah pedomannya. Bagaimana kita melakukan pp
- Dasar hukum adalah peraturannya. Bagaimana sangsi atas kelalaian dalam
melakukan pp

2. APD
Adalah apa yang kita kenakan dalam melakukan pertolongan pertama demi tetap juga
menjaga keselamatan diri kita sendiri.
Mengapa menggunakan apd?
Karena segala cairan tubuh manusia itu dapat menularkan penyakit (membahayakan
penolong).
Contoh APD :
Masker medis
Sarung tangan lateks
Kacamata pelindung

KOTAK P3K : adalah kotak berisi peralatan serta bahan yang diperlukan untuk
pertolongan pertama. Isi umum dari sebuah kotak P3K meliputi :
3. ANATOMI DAN FAAL DASAR
a. Anatomi : Anatomi merupakan suatu ilmu yang mempelajari atau membahas tentang
bentuk & rangka pada tubuh manusia.
b. Faal dasar/ ilmu faal (fisiologi) : Ilmu yang mempelajari fungsi bagian dari alat
atau jaringan tubuh

poin penting : anatomi adalah cara membagi, cara kita mengetahui letak nama dan sususnan
tubuh manusia. Lalu faa dasar adalah cara kita memahami sebenarnya apa fungsi dari
berbagai bagian tubuh manusia.

Mengapa penting mempelajarinya bagi penolong?


Tentu penting. Seorang penolong wajib tahu bagaimana dan apa nama bagian tubuh korban
dan apa fungsinya. Agar dalam pertolongan penolong dapat memberikan penanganan yang
tepat.

Contoh kasus apabila seorang penolong tidak mengetahui anatomi dan faal dasar.
Misal ada seorang korban kecelakaan yang dari saksi diketahui mengalami patah tulang di tangan.
- Apabila si penolong tidak tahu anatomi,
ia tidak akan tau yang mana itu, bagian yang disebut tangan. (bisa saja ia mengira kepala adalah
tangan)
- Lalu apabila si penolong tidak tahu mengenai faal dasar,
apa fungsi tangan dan bagaimana karakteristik nya? (tangan merupakan anggota gerak, berguna
untuk memegang dll) maka karena tidak tahu bisa saja ia justru salah memberikan penanganan.
(contoh :salah cara dalam melakukan pembidaian, bidai yang dipasang tidak melewati 2 sendi
yang berbatasan. karena tidak mengetahui bahwa tangan itu banak memiliki fungsi gerak
sehingga harus dibidai melewati 2 sendi agar mecegah pergerakan tangan)

Pembagian tubuh manusia, menggunakan posisi anatomis.

Posisi anatomis : posisi saat tubuh berdiri tegak lurus menghadap ke depan dan kedua tangan
berada lurus di samping badan (seperti di gambar bawah)
Berdasarkan posisi anatomis, tubuh manusia dibagi menggunakan bidang anatomis.
Bidang anatomis terbagi menjadi 3 :
o Bidang medial : garis khayal yang letaknya di tengah tubuh yang arahnya
horizontal (di gambar panah warna biru). Tubuh dibagi menjadi atas
(superior)dan bawah (inferior)
o Bidang transversal (panah warna hujau) : garis khayal yang letaknya vertikal di
depan tubuh, membagi tubuh menjadi kiri dan kanan
o Bidang frontal (panah warna kuning) : garis yang letaknya di samping tubuh
sehingga membagi tubuh menjadi depan (anterior) dan belakang (posterior)
o
4. PENILAIAN KORBAN
Adalah hal yang pertama dilakukan saat pertama kali tiba ditempat kejadian untuk
memberikan gambaran bagaimana harus melakukan pertolongan pertama yang tepat.
Meliputii:
apa yang terjadi?
siapa yang menjadi korban?
bagaimana dan mengapa kejadiannya dapat terjadi?
apa pertolongan yang tepat?
bagaimana kita melakukan pertolongannya?

Penilaian korban terbagi menjadi 3 yaitu :


a. Penilaian keadaan
Tentang bagaimana keadaan sekitar? . langkah penilaian keadaan yaitu:
I. Memastikan 3A atau biasa juga disebut Aman 3.
o Aman diri : kita sebagai penolong memastikan bahwa kita sendiri aman
dari segala ancaman bahaya saat ingin melakukan pertolongan pertama
Aman diri (keamanan diri penolong) di tempatkan pada posisi pertama
tentang hal Aman yang harus dipenuhi sebelum melakukan PP.
Seorang penolong tidak boleh dengan ceroboh mebahayakan dirinya
sendiri demi menolong korban. Karena apabila nekat, bisa saja ia terkena
bahaya yang membuat dirinya terluka dan justru menjadi korban juga.
(padahal niat awalnya menolong, malah ikut menjadi korban)
o Aman tempat : kita memastikan bahwa tempat(area sekitar) yang ingin kita
gunakan untuk melakukan pertolongan pertama itu aman.
Apabila tidak aman, maka jangan meaksakan melakukan pertolongan
pertama di tempat tersebut. Demi mencegah potensi kita terkena bahaya
juga.
o Aman korban : kita memastikan bahwa korban yang ingin kita tolong itu
aman dari segala macam bahaya yang memungkinkan si korban bertambah
parah kondisinya.

Contoh kasus pada saat terjadi kecelakaan di jalan raya yang ramai, terdapat korban yang
memerlukan Pertolongan pertama, pastikan dulu aman diri. Apakah jika saya seorang
penolong ini memungkinkan memberikan pertolongan pertama kepada korban, tanpa
membahayakan diri saya sendiri? Lalu aman tempat, pada sebuah jalan raya (tempat
kasus ini terjadi), relatif tidak aman jika saya melakukan pertolongan pertama langsung di
sini. Lalu aman korban, apabila saya langsung memberikan pertolongan pertama di sini
(jalan raya yang ramai) apa itu aman untuk korban?
Jawabannya dalam kasus ini tentu tidak. Melakukan pertolongan pertama di jalan raya
berbahaya dari segi diri, tempat, dan si korbannya. Maka melalui 3A ini, seorang
penolong mengusahakan bagaimana ia mencari solusi agar syarat 3A terpenuhi:
mengevakuasi korban ke tempat yg aman dan setelah itu baru melakukan pertolongan
pertama.
II. Perkenalkan diri apabila memungkinkan & minta izin
Mengapa harus memperkenalkan diri? Agar semisal apabila korbannya
sadar, ia tidak kaget kepada orang yang secara tiba-tiba tanpa persetujuan
melakukan sesuau (memberi pertolongan) pada dirinya. Apabila korban
tidak sadar bisa memperkenalkan diri kepada warga atau orang disekitar
kejadian bahwa kita, (nama) dan meminta izin ingin memberikan
pertolongan pertama.
III. Mencari informasi tentang kejadian yang menimpa korban
Mengapa perlu? Tentu perlu. Hal ini agar kita juga bisa mendapat
gambaran lebih akurat dalam memberikan pertolongan pertama.
b. Penilaian dini
Menilai secara garis besar (apa kasus korban, bagaimana kondisi korban sekarang)
I. Menilai kesan umum (kesan apa kasus yang dialami)
Kasus yang terjadi pada korban dapat diidentifikasi sebagai kasus medis
atau kasus trauma.
 Kasus medis : kasus yang terjadi tanpa riwayat ruda-
paksa(kecelakaan). Lebih seperti tiba-tiba begitu saja korban
mengalami hal yang demikian. Contoh kasus medis : pingsan
(termasuk ke dalam kedaruratan medis), mimisan dan asma.
Detil penjelasan kasus mimisan dan asma
Mimisan
Adalah saat Kondisi udara kering, sehingga menyebabkan
pembuluh darah halus di dalam hidung pecah, sehingga terjadi
perdarahan.
PENANGANAN :
1. Duduk tegak dan jangan berbaring. (agar darah dapat keluar
semuanya. Karena apabila darah dengan sengaja dibiarkan dan
ditahan agar tidak mengalir keluar, maka dapat menyumbat
saluran pernapasan dan berakibat ha fatal selanjutnya)
2. Condongkan tubuh ke depan.
3. Pencet hidung selama 10 – 15 menit dan bernapaslah melalui
mulut.
4. Kompres pangkal hidung/tekuk bagian belakang leher dengan
kompres dingin.
Asma
Kondisi saluran pernapasan yang bengkak, menyempit dan
menghsilkan lendir sehingga meyebabkan sesak napas. Dapat
terjadi pada seseorang yang memang telah mengidap penyakit ini
(penyakit turunan) biasanya dipicu kelelahan, cemas berlebih
ataupun alergi debu.
PENANGANAN :
1. Beri ruang, hindari kerumunan.
2. Duduk tenang dan atur napas secara perlahan dengan stabil.
3. Semprotkan obat inhaler untuk asma setiap30-60 detik,
maksimal 10 semprotan.
4. Hubungi ambulans jika belum juga membaik, sembari ulangi
langkah sebelumnya.

 Kasus Trauma : didahului kejadian kecelakaan (riwayat ruda


paksa) dan sangat jelas terlihat.
Kasus-kasus trauma :
1. Cidera jaringan lunak
2. Cidera sistem otot rangka
Detil ada pada penjelasan di bagian selanjutnya

II. Menilai kesadaran


Level seseorang dikatakan sadar atau tidak adalah saat dia masih bisa
merespon dengan baik tentang ASNT.
A = awas (memeriksa apakah korban masih awas/bisa waspada pada
keadaan sekitar. Respon dengan apa ynag dilihatnya. Cara mengecek bisa
dengan melambaikan tangan didepan wajah dikorban)
S = suara (memeriksa apakah korban masih ada respon dengan suara yang
didengarnya. Bisa dilakukan dgn memanggil korban)
N = nyeri (memeriksa apakah korban masih bisa merespon dan merasakan
nyeri. Dapat dilakukan dengan misalnya mencoba mencubit korban.)
T = tidak respon (saat ketiga hal di atas, awas, suara, dan nyeri sudah tidak
mendapat tanggapan/respon dari korban, maka dapat dikatakan level
kesadaran korban adalh tidak respon. (benar-benar tidak sadar) )
III. Menilai pernapasan
Diakukan dengan LDR
L = Lihat (lihat apakah perut korban masih menunjukkan pernapasan yang
normal = kembang kempis)
D = Dengar (apakah masih ada deru napas dari korban. Dekatkan telinga
ke hidung korban ntuk mendengarnya)
R = Rasakan ( saat mendekatkan telinga kita ke dekat hidung korban untuk
mendengar suara deru napasnya, sekaligus kita merasakan apakan
hembusan napas korban masih terasa ada)

IV. Memastikan jalan napas terbuka dengan baik


Saat setelah mengetahui dari langkah LDR bagaimana pernapasan korban
saat itu, apabila dirasa napas korban tampaknya tidak lancar, lakukan
ADTD
ADTD adalah Angkat Dagu Tekan Dahi

Tujuannya dilakukan hal ini agar napas korban menjadi lebih lancar
V. Menilai denyut nadi
Biasanya menilai denyut nadi dilakukan dengan bantuan jam tangan.
Hitung dalam satu menit apakah frekuensi denyut nadi korban normal atau
tidak

VI. Menilai suhu tubuh


Pa;ing baik menilai suhu korban adalah dengan bantuan termometer,
namun saat kasus di lapangan, namun tidak tersedia termometer, bisa
dengan menggunakan punggung tangan lalu coba dirasakan apakah suhu
tubuh korban sama dengan suhu tubuh si penolong itu sendiri yang normal.
Walau tidak begitu akurat setidaknya penolong dapat mengetahui suhu
tubuh korban itu kira-kira normal atau tidak.

Saat ada termometer, suhu tubuh korban normal adalah 36,5-37,5 derajat
celcius.
Jika kurang atau lebih dari itu, bisa dicurigai kalau ada kasus medis
maupun trauma yang mungkin terjadi pada korban.

c. Penilaian fisik
Setelah melakukan penilaian dini, lakukan penilaian fisik.
Yaitu : Memeriksa setiap tubuh korban secara berurutan dengan cara meraba,
bertujuan untuk mengecek apakah terdapat PLNB
PLNB = Perubahan Luka Nyeri Bengkak

Urutan pemeriksaan fisik yaitu :


1. Kepala (mulai dari kepala bagian atas, telinga, hidung, mata, mulut.
Biasanya menggunakan bantuan senter kecil saat memeriksa hidung, muut
dan telinga)
2. Leher
3. Dada
4. Perut
5. Punggung
6. Panggul
7. Anggota gerak atas (lengan hingga tangan) & anggota geral bawah (paha
hingga kaki)

5. CEDERA JARINGAN LUNAK


adalah cedera yang terjadi pada jaringan lunak tubuh yang meliputi kulit dan
pembuluh darah.

Cidera yang dimaksud dalam hal ini adalah perdarahan


( peRdarahan adalah sebutan yang benar, menggunakan huruf R. Bukan peNdarahan.
Perdarahan dan pendarahan tidaklah sama)
Apa itu perdarahan ?
Rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat disebabkan oleh benturan
(trauma/penyakit)
Perdarahan terbagi menjadi 2 yaitu perdarahan terbuka (luar) dan perdarahan tertutup
(dalam)
Jenis perdarahan
- Perdarahan luar/terbuka
adalah Kerusakan dinding pembuluh darah disertai dengan kerusakan kulit, darah
keluar dari tubuh
Karakteristiknya= sangat terlihat jelas karena ada darah yang keluar.
Bagaimana cara mengetahuinya?
Tentu mudah, kalau dilihat ada luka dan darah keluar, berarti ada perdarahan
perdarahan luar.
Berdasarkan pembuluh darah yang terlibat terbagi menjadi 3 :
o Perdarahan Ateri = terjadi pada pembuluh darah arteri yang ditandai
dengan darah yang keluar berwarna merah terang dan cara keluarnya
memancar/menyembur
o Perdarahan Vena = terjadi pada pembuluh darah vena ditandai dengan
darah yang keluar berwarna merah gelap dan cara keluarnya mengalir
o Perdarahan Kaplier = terjadi pada pembulih darah kapiler ditandai
dengan warna darah yang bisa merah terang maupun merah gelap, tetapi
cepat sembuh dengan sendirinya (mengering sendiri).
- Perdarahan dalam/tertutup
adalah kerusakan pembuluh darah Karena benturan dengan benda tumpul namun
tidak disertai kerusakan kulit sehingga darah tidak keluar dari tubuh.
Karakteristiknya = tidak terlihat
Bagaimana cara mengetahuinya ?
harus dinilai dari pemeriksaan fisik lengkap termasuk wawancara dan
menganalisa mekanisme kejadian. (tujuannya karena perdarahan dalam sulit
diseteksi keberadaan pastinya, maka dilakukan pemeriksaan fisik, wawancara dan
analisa kejadian demi mendapatkan perkiraan yang lebih akurat)

Bagaimana cara menangani perdarahan luar?


I. Dengan melakukan TET
T = tekan langsung
Langsung tekan pada daerah yang mengalami perdarahan. Menekan dengan
menutupnya menggunakan kain penutup luka. Apabila sudah perdarahan masih
berlanjut dan tampaknya kain penutup luka telah penuh dengan darah, maka lapisi
lagi dengan kain penutup luka yang kedua (tanpa melepas kain penutup luka
pertama.), dan tetap tekan.
E = elevasi
T = tekan pada titik tekan (menekan pada titik nadi terdekat dengan perdarahan
yang terjadi.
Nadi-nadi (arteri) yang ada pada tubuh manusia :
o Arteri Brakialis (arteri di lengan bagian atas)
o Aretri Radialis (arteri di bagian pergelangan tangan)
o Arteri Femoralis ( Arteri di bagian lipatan paha)
Bagaimana contoh langkah “tekan pada titik tekan” itu?
Misal pada kasus perdarahan di telapak tangan, maka kita dapat menekan
nadi nya yaitu pada arteri radialis, di pergelangan tangan.

II. Melakukan Pembalutan


Apa itu pembalutan?
Pembalutan adalah suatu tindakan dengan menggunakan balut. Balut bisa
berupa :
 Mitella (Dasi)
 Pita (Pembalut gulung)
 Plester (Pembalut rekat)
 Kassa Streril
Mengapa kita melakukan pembalutan? Apa tujuannya?
Tujuannya yaitu:
 Menutup luka / menghentikan suatu perdarahan,
 Agar luka tidak terpapar secara langsung dengan lingkungan bebas sehingga
menghindari terjadinya infeksi pada luka,
 Untuk mengurangi nyeri,
 Untuk menahan agar bagian tubuh tidak bergerak,
 Agar menahan pembengkakan

Mengapa padahal sudah melakukan TET perlu lagi melakukan


pembalutan?
Karena TET hanyalah cara kita mengendalikan perdarahan yang terjadi,
dan sifatnya hanya sementara. Kita tidak mungkin terus-terusal menutup
perdarahan dengan kain penutup yang penahannya tangan kita sendiri.
Maka dilakukan pembalutan sebagai langkah lanjutan.

6. CEDERA SISTEM OTOT RANGKA


Adalah kasus trauma (ingat kasus trauma adalah yang didahului kejadian kecelakaan
(riwayat ruda paksa) dan sangat jelas terlihat)
berupa cidera-cidera yang melibatkan sistem otot dan rangka, meiputi tulang, sendi,
otot, dan bagian-bagiannya.
Terbagi menjadi 4 yaitu :
1. Patah tulang (fraktur)
Adalah terputusnya (patahnya) jaringan tulang.
Mengapa bisa terjadi ? bisa karena riwayat ruda-paksa seperti terjatuh dari tangga,
kecelakaan, dan lain2
Bagaimana gejalanya?
• Terjadi Perubahan bentuk (yg tidak sewajarnya)
• Terasa Nyeri dan Kaku pada anggota tubuh yang patah tulang
• Timbul Suara berderik
• Muncul Memar dan Bengkak pada anggota tubuh yang patah tulang
• Ujung tulang terlihat ( ini pada patah tulang terbuka ya. Kalau patah
tulang tertutup ini tidak terjadi)
• Gangguan peredaran darah (ditandai saat pengecekan GSS misal pada
patah tulang tangan saat kuku di tekan lalu berubah berwarna putih, itu
tidak segera kembali ke warna asal sebelum di tekan. Ini tandanya
peredaran darah terganggu)
Jenis fraktur

2. Cerai sendi (dislokasi)


adalah keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi.
Mengapa bisa terjadi ?
Sendi teregang melebihi batas normal
Bagaimana gejalanya?
• Adanya benjolan di sendi yang tidak biasanya (perubahan bentuk)
• Bengkak dan memar
• Nyeri
• Sendi tidak dapat digerakkan
• Kesemutan / mati rasa pada daerah sekitar sendi
• Bisa juga terlihat sebagai patah tulang tapi letaknya di sendi

3. Terkilir sendi (sprain)


Adalah robek atau putusnya jaringan ikat sekitar sendi.
Mengapa bisa terjadi?
Karena peregangan berlebih pada sendi.
Bagaimana gejalanya?
•Memar

•Nyeri saat bergerak

•Nyeri saat ditekan

•Bengkak
4. Terkilir otot (strain)
Mengapa bisa terjadi?
karena pembebanan secara tiba-tiba pada otot
tertentu.
Sering terjadi pada cedera olahraga yang :
- Latihan peregangan tidah cukup
- Latihan peregangan tidak benar
- Teregang melampaui kemampuan
- Gerakan yang tidak benar
Bagaimana gejalanya?
• Memar
• Nyeri saat bergerak
• Nyeri saat ditekan
• Bengkak
Bagaimana menagani cedera sistem otot dan rangka???
Lakukan pembidaian!
PEMBIDAIAN

Merupakan suatu tindakan memfiksasi atau mengimobilisasi bagian tubuh yang mengalami cedera,
dengan menggunakan benda yang bersifat kaku maupun fleksibel sebagai fixator / imobilisator.

Bertujuan untuk :

1.Mencegah gerakan pada bagian tubuh yang sedang cedera

2. Mengurangi nyeri

3. Mencegah kerusakan lebih lanjut dan mengistirahatkan

PRINSIP

−Lakukan pada anggota tubuh yang persangkaan cedera


−Melewati minimal 2 sendi yang berbatasan
−Pengukuran dilakukan pada bagian tubuh yang tidak cedera
−Bidai dibalut dengan pembalut
−Ikatan tidak boleh terlalu kendor / kencang
−Jumlah ikatan harus cukup
−Ikatan diposisikan di bagian atas dan bawah tubuh yang sedang cedera
−Tinggikan bagian tubuh yang cedera setelah pembidaian apabila memungkinkan.

7. LUKA BAKAR
Semua cedera karena
paparan suhu tinggi

PENYEBAB:
1. Panas (Suhu Diatas 60°, contoh: Api, Uap Panas, Benda Panas.
2. Listrik, contoh: Listrik Rumah Tangga, Petir.
3. Kimia, contoh: Soda Api, Air aki (zuur).
4. Radiasi, contoh: Sinar Matahari (UV), Bahan Radioaktif

PENGGOLONGAN (BERDASARKAN LUAS DAERAH YANG TERKENA):


1. Luka Bakar Derajat Satu, (Permukaan) meliputi permukaan kulit yang paling atas
(Kulit Ari/Epidermis).
Gejala : -
o Kulit kemerahan
o Terasa sakit / perih
2. Luka Bakar Derajat Dua ,Sedikit lebih mendalam.
Gejala :
o Kemerahan
o Terasa sakit
o Muncul gelembung gelembung berisi air

3. Luka Bakar Derajat Tiga, Lapisan yang terkena tidak terbatas bahkan sampai ke-
dalam tulang dan rongga dalam.
Gejala :
o Kulit hangus (hitam)
o Mati rasa
o Dapat menimbulkan komplikasi lebih lanjut

Penentuan luas derajat luka bakar


Menggunakan hukum 9 (rules of 9) yaitu dengan membagi tubuh menjadi 9 bagian
Pada orang dewasa

Pada anak anak

Contoh perhitungan:
Kasus korban (dewasa) mengalami luka bakar area :
- kepala bagian depan (wajah);
- Lengan kiri bagian belakang;
- Tungkai kanan bagian depan;
Maka :
= luas persen arean wajah+ luas persen area lengan kiri belakang+ luas persen area
Tungkai kanan bagian depan
= 4,5%+4,5%+9%
= 18%

8. PEMINDAHAN KORBAN (LEBIH JELAS DI PPT)


Prinsip Pemindahan Korban/Penderita:

1.Jangan dilakukan bila tidak perlu

2.Lakukan dengan cara yang benar

3.Kondisi fisik penolong harus baik dan terlatih

Pemindahan Korban

Keadaan biasa

Keadaan Darurat

Dengan Tandu

1.Teknik angkat langsung, oleh 3 penolong.

2.Teknik angkat anggota gerak, oleh 2 penolong.

1.Dengan tarikan lengan.

2.Dengan tarikan bahu.

3.Dengan tarikan se
9. KEDARURATAN MEDIS
Orang yang mengalami kedaruratan media bisa saja dapat mengalami cedera akibat dari gejala
kedaruratan medis yang timbul saat itu.

Penyebab :

1.Kegagalan fungsi tubuh

2.Infeksi (penyakit)

3.Racun

Jenis jenis :

1.Pingsan

2.Paparan panas

3.Paparan dingin

PINGSAN

Penyebab :

1. reaksi terhadap nyeri


2. kelelahan

3. kekurangan makanan

4. emosi yang hebat

5. berada dalam ruangan pengap .

Gejala :

1. Perasaan limbung

2. Pandangan berkunang-kunang

3. Lemas

4. Keringat dingin

5. Menguap

6. Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.

7. Denyut nadi lambat

Penanganan :

1. Baringkan, tinggikan tungkai

2. Longgarkan pakaian

3. Pastikan menghirup udara segar

4. Periksa cedera

5. Beri selimut

6. Bila pulih, beritahu untuk istirahat beberapa menit

PAPARAN PANAS

A.Kejang Panas

Adalah kejang atau nyeri pada otot akibat dari kehilangan elektrolit saat melakukan aktivitas fisik
di lingkungan yang panas

Gejala & tanda :

•Kejang pada otot


•Nyeri (tungkai atau perut)*

•Mual

•Mungkin pingsan

Penanganan :

•Pindahkan ke tempat sejuk

•Baringkan hingga kejang hilang

•Berikan minum (oralit dan sejenisnya)

•Jika tidak berhenti, rujuk ke fasilitas kesehatan

B. Kelelahan Panas :

Saat kondisi tidak fit namun tetap beraktifitas di lingkungan yang panas.

Akibat : Kehilangan elektrolit, dan gangguan aliran darah

Gejala :

•Pernapasan cepat, dangkal

•Nadi lemah

•Kulit teraba dingin, berkeringat & keriput

•Selaput lendir pucat (kelopak mata, bibir)

•Lemah dan lemas

•Pusing, respon menurun

•Lidah kering dan halus (mulut kering)

Penanganan :

Pindahkan ke tempat sejuk

•Baringkan dan tinggikan tungkai 20-30 cm

•Berikan minum bila sadar (oralit dan sejenisnya)

•Jika tidak berhenti, rujuk ke fasilitas kesehatan


C. Sengatan Panas Kegagalan fungsi pengaturan suhu tubuh. Tubuh tidak mampu lagi
mengeluarkan kelebihan panas .

Gejala :

Pernapasan cepat, dalam

•Nadi cepat dan kuat tetapi diikuti nadi

•cepat dan lemah sesudahnya

•Kulit kering, teraba panas dan kadang kemerahan

•Hilang kesadaran

•Kejang/gemetar pada otot

Penanganan :

•Turunkan suhu penderita secepat mungkin

•Beri kantung es pada ketiak, lipatan paha, dibelakang lutut, disamping leher dan disekitar mata

•Bila memungkinkan masukkan penderita ke bak berisi air dingin dan tambahkanes kedalamnya

•Rujuk ke fasilitas kesehatan

PAPARAN DINGIN

Saat berada di alam terbuka yang dingin,

tubuh tidak dapat mempertahankan suhunya.

DIPENGARUHI OLEH :

- Tingkat suhu

- Angin

- Air

- Usia

- Kesehatannya

- Penyakit yang diderita


- Kekurangan makanan

- Alkohol & penyalah gunaan obat

Gejala :

➢Menggigil/gemetar

➢Terasa melayang

➢Napasan cepat

➢Nadi lambat

➢Kesadaran menurun

➢Alat gerak kaku

➢Pupil mata melebar tetapi tidak bereaksi

Cara menangani :

•Penilaian dini dan pemeriksaan penderita

•Pindahkan penderita ke tempat yang lebih hangat

•Ganti pakaian yang basah, selimuti, dan upayakan agar tetap kering

•Bila penderita sadar berikan minuman hangat dengan pelan-pelan

•Pantau tanda vital secara berkala

•Rujuk ke fasilitas kesehatan

10. KERACUNAN
Suatu zat yang dalam jumlah tertentu mengakibatkan akibat yang tidak diinginkan bahkan
kematian

Dapat terjadi karena :

- Sengaja (bunuh diri)

- Tidak sengaja (makanan, minuman, udara beracun)

- Penyalahgunaan obat
Melalui Mulut

Gejala :

- Mual & muntah

- Nyeri perut

- Diare

- Suara parau

- Luka bakar di daerah mulut

- Ada sisa racun di mulut

- Mulut berbusa

Penanganan :

- beri minum anti racun umum (norit, susu, putih telur, air kelapa, air mineral )

- usahakan si penderita muntah apabila berupa asam/basa kuat, minyak, penderita kejang atau
tidak sadar

Melalui Pernapasan

Gejala :

- Sesak napas

- Kulit kebiruan (sianosis)

- Napas berbau

- Batuk

- Suara parau
Melalui Kontak/penyerapan kulit

Gejala :

- Kulit kontak kemerahan

- Nyeri dan terasa panas

- Melepuh dan mengelupas

Penanganan :

- Jauhkan dari sumber racun

- Beri oksigen bila ada

- Rujuk ke fasilitas kesehatan

Penanganan :

−Jauhkan dari sumber racun


−Buka baju penderita, jika racun berbentuk serbuk, sikat hingga bersih
− Siram bagian yang terkena racun dengan air bersih selama 20 menit

GIGITAN ULAR

Melalui suntikan/gigitan

Gejala :

•Luka pada daerah suntik/gigitan

•Nyeri

•Kemerahan atau perubahan warna kulit


penangan : Rujuk ke fasilitas kesehatan ! !

Gigitan ular

Gejala :

•Demam

•Mual dan muntah

•Pingsan

•Nadi cepat & lemah

•Kejang

•Gangguan pernapasan

•Terdapat luka bekas gigitan ular

Penanganan :

Amankan diri penolong dan tempat kejadian

•Tenangkan penderita

•Lakukan penilaian dini

•Rawat luka, bila perlu pasang bidai

•Rujuk ke fasilitas kesehatan

Gejala & tanda umum :

•Penurunan kesadaran

•Gangguan statusmental (gelisah dll)

•Mual, muntah, mulut berbusa

•Lemas, lumpuh kesemutan

Cara membedakan ular berbisa dan yang tidak berbisa

Anda mungkin juga menyukai