Anda di halaman 1dari 10

Accelerat ing t he world's research.

Metode Isolasi dan Identifikasi


Struktur Senyawa Organik Bahan
Alam
putri kartika

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER PADA DAUN SRIKAYA


Zelit a Ent e

KBHL
Ririn Nurul Hasanah

isolasi dan ident ifikasi senyawa met abolit sekunder dari t alus lichen usnea sp. fraksi kloroform dan uji …
Rini Ayrin
0HWRGH,VRODVLGDQ,GHQWLÀNDVL6WUXNWXU6HQ\DZD2UJDQLN%DKDQ$ODP

Sri Atun
Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta
Email : Atun_1210@yahoo.com

Abstrak: Beberapa penelitian etnomedika yang tercatat dalam dokumen kuno dari beberapa wilayah Indonesia
menunjukkan adanya beberapa jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai
penyakit, maupun dapat diterapkan pada benda yang mengalami permasalahan akibat aktivitas suatu organisme.
Senyawa bioaktif dapat berkhasiat sebagai anti bakteri, anti jamur, anti serangga dan lain-lain. Namun demikian,
agar tumbuhan tersebut dapat dikembangkan dan dilestarikan perlu dilakukan penelitian yang berkelanjutan,
sehingga dapat diketahui jenis senyawa bioaktifnya. Untuk mengetahui kandungan senyawa aktif dari tumbuhan
perlu dilakukan isolasi, sehingga diperoleh senyawa murni. Selanjutnya dari senyawa murni yang diperoleh belum
memiliki makna apabila belum diketahui struktur molekulnya. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai metode
isolasi dan penentuan struktur senyawa alam.

.DWDNXQFL,VRODVL,GHQWLÀNDVL6HQ\DZDELRDNWLI

Abstract: Some ethno-medical studies, which have been written in ancient documents from several regions in
Indonesia, shows that there are several types of plant used as medicines to cure diseases as well as to be applied in an
object that has problem with organism’s growth. The bioactive compound could be used as anti-bacteria, anti-fungi,
anti-insect, etc. Nevertheless, continuous study is needed to investigate the type of its bioactive compound. Thus,
the plant could be developed and preserved. In identifying the active compound from a plant, isolation is needed to
JDLQSXUHFRPSRXQG7KHSXUHFRPSRXQGKDVQRPHDQLQJLI LWVPROHFXODUVWUXFWXUHKDVQRWEHHQLGHQWLÀHG7KH
article discuss about isolation methodology and determination on the structure of natural compound.

.H\ZRUGV,VRODWLRQ,GHQWLÀFDWLRQ%LRDFWLYHFRPSRXQG

Pendahuluan bahan bangunan maupun yang lainnya. Sebagian


Indonesia termasuk salah satu negara informasi tersebut ada yang tercatat dalam dokumen
“megadiversity” yang kaya keanekaragaman hayati. Di kuno yang berasal dari beberapa wilayah Indonesia,
dunia terdapat kurang lebih 250.000 jenis tumbuhan tinggi, namun ada juga yang hanya sebagai cerita dari mulut
dan lebih dari 60 % dari jumlah ini merupakan tumbuhan ke mulut. Namun demikian, agar tumbuhan tersebut
tropika. Diperkirakan sekitar 30.000 tumbuhan ditemukan dapat dikembangkan dan dilestarikan perlu dilakukan
di dalam hutan hujan tropika, dan sekitar 1.260 spesies di penelitian yang berkelanjutan, sehingga dapat
antaranya diketahui berkhasiat sebagai obat. Namun, baru diketahui jenis senyawa bioaktifnya serta khasiatnya
sekitar 180 spesies yang telah digunakan untuk berbagai untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut maupun
keperluan industri obat dan jamu, dan baru beberapa sebagai bahan pengawet kayu maupun yang lainnya
spesies saja yang telah dibudidayakan secara intensif [1]. [2-4].
Keanekaragaman hayati Indonesia tersebut terutama Penerapan bahan aktif dari tumbuhan tidak
tersebar di setiap pulau besar, seperti Kalimantan, Papua, terbatas pada pengobatan terhadap penyakit manusia.
Sumatra dan Jawa. Di samping itu terdapat organisme Khasiat bioaktif tersebut selain sebagai obat pada
lain seperti jamur maupun mikroba yang belum banyak penyakit manusia juga dapat diterapkan pada benda
tersentuh oleh peneliti. Keanekaragaman hayati tersebut yang mengalami permasalahan akibat aktivitas suatu
merupakan sumber biomolekul senyawa-senyawa organik organisme. Senyawa bioaktif dapat berkhasiat sebagai
yang tidak terbatas jumlahnya [1]. anti bakteri, anti jamur, anti serangga dan lain-
Sejak dahulu kala, nenek moyang kita telah lain. Salah satu material yang terancam pelapukan
mengetahui sifat-sifat yang berguna dari berbagai akibat aktivitas organisme adalah benda-benda cagar
jenis tumbuhan untuk mengobati penyakit, budaya. Cagar budaya merupakan tinggalan budaya
pembunuh jamur maupun pengawet kayu sebagai yang memiliki nilai penting sehingga perlu untuk

53
Atun 0HWRGH,VRODVLGDQ,GHQWLÀNDVL6WUXNWXU6HQ\DZD2UJDQLN%DKDQ$ODP.....

dilestarikan, umumnya sudah berumur tua dan telah


lapuk. Pelestarian cagar budaya dapat dilakukan H3C
O O H
O
dengan mengendalikan faktor-faktor perusaknya, O
dengan cara-cara konservasi menggunakan berbagai O N
H O H
O
bahan termasuk bahan tradisional. Masyarakat O H
H
O O O C
H
tradisional selain meninggalkan cagar budaya dalam 3
O
O
bentuk benda, juga mewariskan berbagai praktek
yang bertujuan memelihara atau mengawetkan
Taxol
benda-benda tersebut. Cara-cara tradisional tersebut
menggunakan bahan-bahan alam termasuk dari H3C
tumbuh-tumbuhan. Penelitian mengenai isolasi C
H 3

O C
H H3C
senyawa aktif pada tumbuhan yang digunakan sebagai 3
O H
O
O O
bahan konservan tradisional pada cagar budaya juga
O N
H O
penting untuk dilakukan. H
O
O H
Perkembangan dalam penelitian bahan alam O O
H
O H
C 3
mengalami kemajuan yang semakin cepat dengan O
O
ditemukannya teknik-teknik pemisahan secara
Taxoter
NURPDWRJUDÀ GDQ SHQHQWXDQ VWUXNWXU PROHNXO VHFDUD
spektroskopi pada pertengahan abad ke-20. Dengan spesies berasal dari Indonesia, di antaranya obat anti
menggunakan metode tersebut beberapa struktur kanker vinblastin dan vinkristine dan obat hipertensi
senyawa bioaktif berhasil ditemukan, misalnya UHVHUSLQH \DQJ EHUDVDO GDUL SXODL SDQGDN 5DXYROÀD
penemuan alkaloid seperti vinblastin dan vinkristin serpentina). Pada tahun 1983–1994 lebih dari 40%
dari tumbuhan Catharanthus roseus (tapak dara) obat baru yang disetujui oleh FDA adalah senyawa
sebagai obat kanker. Demikian juga penemuan taksol alam, dan saat ini lebih dari 30% bahan obat yang
dari tumbuhan Taxus brevifolia, serta taxoter hasil beredar diperdagangan juga berasal dari senyawa
PRGLÀNDVLQ\D \DQJ GDSDW GLJXQDNDQ VHEDJDL REDW alam. Dengan demikian, di masa yang akan datang
kanker kandungan. Hal ini mendorong perusahaan- akan lebih banyak lagi ditemukan obat-obat baru
perusahaan farmasi untuk mengeksplorasi senyawa- yang berasal dari alam, baik dari tumbuhan, hewan,
senyawa bioaktif dari tumbuhan sebagai lead maupun organism[5].
compounds penemuan obat baru[3-5]. Hasil metabolisme suatu organisme hidup
Di Amerika Serikat terdapat sekitar 45 macam (tumbuhan, hewan, mikroorganisme) berupa
obat penting berasal dari tumbuhan obat tropika, 14 metabolit primer dan sekunder. Senyawa metabolit
primer umumnya sama untuk setiap organisme, terdiri
dari molekul-molekul besar seperti polisakarida,
H
O protein, asam nukleat, dan lemak. Fungsi senyawa
N
metabolit primer adalah sebagai sumber energi untuk
kelangsungan hidup organisme atau sebagai cadangan
N N energi bagi organisme itu sendiri. Metabolit sekunder
e
M
O
C
H EHUXSD PROHNXOPROHNXO NHFLO EHUVLIDW VSHVLÀN
H
O
artinya tidak semua organisme mengandung senyawa
sejenis, mempunyai struktur yang bervariasi, setiap
H
O 3C N c
A
O
H senyawa memiliki fungsi atau peranan yang berbeda-
R C
e
M
O
beda[6].
R = Me, Vinblastin Pada umumnya senyawa metabolit sekunder
R = CHO, Vinkristin
berfungsi untuk mempertahankan diri atau untuk

54
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 8, Nomor 2, Desember 2014, Hal 53-61

mempertahankan eksistensinya di lingkungan biasanya dibutuhkan waktu 1-6 hari. Selain metanol
tempatnya berada. Dalam perkembangannya atau etanol pelarut yang lain yang biasa digunakan
senyawa metabolit sekunder tersebut dipelajari antaralain aseton, klroform, atau sesuai dengan
dalam disiplin ilmu tersendiri yaitu kimia bahan alam kebutuhan. Setelah waktu tertentu ekstrak yang
(natural product chemistry). Metabolit sekunder disebut maserat dipisahkan dengan cara penyaringan.
merupakan biomolekul yang dapat digunakan sebagai Maserasi biasanya dilakukan pengulangan dengan
lead compounds dalam penemuan dan pengembangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan
obat-obat baru. maserat yang pertama yang disebut remaserasi.
Remaserasi biasanya dilakukan tiga kali atau sampai
Metode Isolasi Senyawa Organik Bahan Alam senyawa yang diinginkan dalam sampel benar-benar
1. Ekstraksi sudah habis. Apabila dalam proses maserasi dilakukan
Senyawa metabolit sekunder biasanya terdapat pengadukan terus menerus maka disebut juga dengan
dalam organisme dalam jumlah yang sangat sedikit. maserasi kinetik. Sedangkan apabila dalam maserasi
2OHK NDUHQD LWX ELDVDQ\D GDODP SURVHV LVRODVL GLPXODL kinetik tersebut dilakukan di atas suhu kamar,
dari sampel yang jumlahnya banyak, minimal 2 kg biasanya 40-50 oC disebut digesti. Cara yang biasa
sampel kering yang sudah dihaluskan. Pekerjaan dilakukan adalah dengan menempatkan sejumlah
isolasi membutuhkan ketrampilan dan pengalaman bahan ditempatkan pada wadah tertutup, ditambah
dalam memadukan berbagai teknik pemisahan. dengan pelarut dengan perbandingan kira-kira 1:7,
Untuk mendapatkan senyawa murni biasanya atau sedikitnya semua sampel tercelup. Diamkan
peneliti menggunakan beberapa teknik ekstraksi dan selama 1-6 hari pada suhu kamar dan terlindung dari
NURPDWRJUDÀ 7HNQLN HNVWUDNVL VHQ\DZD RUJDQLN cahaya dengan sesekali diaduk. Setelah itu, cairan
bahan alam yang biasa digunakan antara lain maserasi, dipisahkan, buang bagian yang mengendap. Pada saat
perkolasi, infudasi, dan sokhletasi. Sedangkan teknik proses perendaman senyawa organik yang terkandung
NURPDWRJUDÀ \DQJ ELDVDQ\D GLJXQDNDQ DQWDUD ODLQ dalam sampel berdifusi melewati dinding sel untuk
NURPDWRJUDÀ ODSLV WLSLV ./7  NURPDWRJUDÀ NRORP melarutkan konstituen dalam sel dan juga memacu
YDNXP .9&  NURPDWRJUDÀ NRORP JUDYLWDVL ..*  larutan dalam sel untuk berdifusi keluar. Sistem yang
dan kromatotron (Centrifugal Chromatography). digunakan dalam metode ini adalah sistem statis,
Pemilihan jenis metode biasanya dilakukan kecuali saat digojog, proses ekstraksi berjalan dengan
berdasarkan pengalaman peneliti maupun hasil difusi molekuler, sehingga proses ini berlangsung
penelitian yang telah dilaporkan sebelumnya[7-10]. secara perlahan. Setelah ekstraksi selesai, residu dari
Langkah pertama yang biasanya dilakukan sampel harus dipisahkan dengan pelarut dengan
dalam isolasi senyawa organik bahan alam adalah didekantir atau disaring. Maserasi dengan pengulangan
ekstraksi sampel menggunakan pelarut organik. UHPDVHUDVL  DNDQ OHELK HÀVLHQ GDUL SDGD KDQ\D VHNDOL
Ada beberapa metode ekstraksi sampel bahan alam, saja, hal ini terjadi karena ada kemungkinan sejumlah
antara lain maserasi, infusdasi, digesti, perkolasi dan besar komponen aktif masih tertinggal dalam proses
soxletasi. Maserasi merupakan teknik ekstraksi dari PDVHUDVL \DQJ SHUWDPD 6HMXPODK ÀOWUDW PDVHUDW  GDUL
sampel padat menggunakan pelarut tertentu biasanya hasil pengulangan maserasi selanjutnya dicampur dan
digunakan metanol atau etanol. Metanol memiliki dipekatkan.
kelebihan memiliki titik didih yang lebih rendah Infusdasi merupakan metode ekstraksi dengan
sehingga mudah diuapkan pada suhu yang lebih pelarut air. Pada waktu proses infusdasi berlangsung,
rendah, tetapi bersifat lebih toksik. Sedangkan etanol temperatur pelarut air harus mencapai suhu 90ºC
memiliki kelemahan memiliki titik didih yang relatif selama 15 menit. Rasio berat bahan dan air adalah
tinggi sehingga lebih sulit diuapkan, tetapi relatif tidak 1 : 10, artinya jika berat bahan 100 gr maka volume
toksik dibanding metanol. Proses maserasi dilakukan air sebagai pelarut adalah 1000 ml. Cara yang biasa
selama waktu tertentu dengan sesekali diaduk, dilakukan adalah serbuk bahan dipanaskan dalam

55
Atun 0HWRGH,VRODVLGDQ,GHQWLÀNDVL6WUXNWXU6HQ\DZD2UJDQLN%DKDQ$ODP.....

panci dengan air secukupnya selama 15 menit .URPDWRJUDÀ


terhitung mulai suhu mencapai 90ºC sambil sekali- Langkah berikutnya setelah diperoleh ekstrak
VHNDOL GLDGXN 6DULQJ VHODJL SDQDV PHODOXL NDLQ ÁDQHO dalam isolasi senyawa organik bahan alam adalah
tambahkan air panas secukupnya melalui ampas pemisahan komponen-komponen yang terdapat
hingga diperoleh volume yang diinginkan. Apabila dalam ekstrak tersebut. Teknik yang banyak
bahan mengandung minyak atsiri, penyaringan GLJXQDNDQ DGDODK NURPDWRJUDÀ .URPDWRJUDÀ
dilakukan setelah dingin. adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan
Dekoksi merupakan proses ekstraksi yang mirip perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam
dengan proses infusdasi, hanya saja infus yang dibuat PHGLXP WHUWHQWX 3DGD NURPDWRJUDÀ NRPSRQHQ
PHPEXWXKNDQ ZDNWX OHELK ODPD •  PHQLW  GDQ komponennya akan dipisahkan antara dua buah
suhu pelarut sama dengan titik didih air. Caranya, fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam akan
serbuk bahan ditambah air dengan rasio 1 : 10, menahan komponen campuran sedangkan fase
panaskan dalam panci enamel atau panci stainless steel gerak akan melarutkan zat komponen campuran.
selama 30 menit. Bahan sesekali sambil diaduk. Saring Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan
SDGD NRQGLVL SDQDV PHODOXL NDLQ ÁDQHO WDPEDKNDQ DLU tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut
panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Beberapa
volume yang diinginkan. WHNQLN NURPDWRJUDÀ \DQJ EDQ\DN GLJXQDNDQ DQWDUD
Perkolasi adalah proses ekstraksi dengan pelarut ODLQ NURPDWRJUDÀ ODSLV WLSLV ./7  NURPDWRJUDÀ
yang dialirkan melalui kolom perkolator yang diisi NRORP YDNXP .9&  NURPDWRJUDÀ NRORP JUDYLWDVL
dengan serbuk bahan atau sampel, dan ekstraknya (KG), dan kromatotron.
dikeluarkan melalui keran secara perlahan. Secara  .URPDWRJUDÀ ODSLV WLSLV DGDODK VXDWX WHNQLN
umum proses perkolasi ini dilakukan pada temperatur pemisahan komponen-komponen campuran suatu
ruang. Parameter berhentinya penambahan pelarut senyawa yang melibatkan partisi suatu senyawa di
adalah perkolat sudah tidak mengandung komponen antara padatan penyerap (adsorbent, fasa diam) yang
\DQJ DNDQ GLDPELO 3HQJDPDWDQ VHFDUD ÀVLN SDGD dilapiskan pada pelat kaca atau aluminium dengan
ekstraksi bahan alam terlihat tetesan perkolat sudah suatu pelarut (fasa gerak) yang mengalir melewati
tidak berwarna. Caranya, serbuk bahan dibasahi adsorbent (padatan penyerap). Pengaliran pelarut
dengan pelarut yang sesuai dan ditempatkan pada dikenal sebagai proses pengembangan oleh pelarut
bejana perkolator. Bagian bawah bejana diberi sekat (elusi). KLT mempunyai peranan penting dalam
berpori untuk menahan serbuk. Cairan pelarut pemisahan senyawa organik maupun senyawa
dialirkan dari atas kebawah melalui serbuk tersebut. anorganik, karena relatif sederhana dan kecepatan
Cairan pelarut akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel analisisnya. Di dalam analisis dengan KLT,
yang dilalui sampai keadaan jenuh. sampel dalam jumlah yang sangat kecil ditotolkan
Soxkletasi merupakan proses ekstraksi menggunakan pipa kapiler di atas permukaan pelat
dengan menggunakan pelarut yang selalu baru yang tipis fasa diam (adsorbent), kemudian pelat diletakkan
umumnya dilakukan dengan alat khusus soxklet dengan tegak dalam bejana pengembang yang berisi
sehingga terjadi ekstraksi konstan dengan adanya VHGLNLW SHODUXW SHQJHPEDQJ 2OHK DNVL NDSLOHU SHODUXW
pendingin balik. Caranya, serbuk bahan ditempatkan mengembang naik sepanjang permukaan lapisan pelat
pada selongsong dengan pembungkus kertas saring, dan membawa komponen-komponen yang terdapat
lalu ditempatkan pada alat soxklet yang telah dipasang dalam sampel.
labu dibawahnya. Tambahkan pelarut sebanyak 2 Pemilihan fasa gerak yang tepat merupakan
kali sirkulasi. Pasang pendingin balik, panaskan labu, langkah yang sangat penting untuk keberhasilan
ekstraksi berlangsung minimal 3 jam dengan interval analisis dengan KLT. Umumnya fasa gerak dalam
sirkulasi kira-kira 15 menit. KLT ditemukan dengan coba-coba dan jarang sekali
yang didasarkan pada pengetahuan yang mendalam.

56
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 8, Nomor 2, Desember 2014, Hal 53-61

Sifat-sifat pelarut pengembang juga merupakan faktor kolom, sehingga proses pemisahan berlangsung lebih
dominan dalam penentuan mobilitas komponen- cepat. Penggunaan tekanan dimaksudkan agar laju
komponen campuran. Umumnya kemampuan suatu aliran eluen meningkat sehingga meminimalkan
pelarut pengembang untuk menggerakkan senyawa terjadinya proses difusi karena ukuran silika gel yang
pada suatu adsorben berhubungan dengan polaritas ELDVDQ\D GLJXQDNDQ SDGD ODSLVDQ NURPDWRJUDÀ ./7
pelarut. sebagai fasa diam dalam kolom yang halus yaitu
Kemampuan ini disebut kekuatan elusi, dan 200-400 mesh. Kolom yang digunakan berukuran
urutan kekuatan elusi beberapa pelarut yaitu air OHELK SHQGHN GDUL SDGD NRORP NURPDWRJUDÀ JUDYLWDVL
> metanol > etanol > aseton > etil asetat > dengan diameter yang lebih besar (5 -10 cm). Kolom
kloroform > dietil eter > metilen diklorida > KVC dikemas kering dalam keadaan vakum agar
benzena > toluena > karbon tetraklorida > heksan diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Sampel
! SHWUROHXP HWHU ,GHQWLÀNDVL VHQ\DZD \DQJ WHODK yang akan dipisahkan biasanya sudah diadsorbsikan
terpisah pada lapisan tipis dapat dilakukan dengan ke dalam silika kasar terlebih dahulu (ukuran silika
menggunakan reaksi penampak noda maupun kasar 30-70 mesh) agar pemisahannya lebih teratur dan
dideteksi menggunakan lampu UV (254 atau 356 nm) menghindari sampel kangsung menerobos ke dinding
untuk senyawa-senyawa yang dapat menyerap warna. kaca tanpa melewati adsorben terlebih dahulu, yang
.URPDWRJUDÀ YDNXP FDLU GLJXQDNDQ XQWXN dapat berakibat gagalnya proses pemisahan. Pelarut
fraksinasi ekstrak total secara cepat. Teknik ini dapat yang kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan
GLODNXNDQ GHQJDQ PHQJJXQDNDQ NRORP NURPDWRJUDÀ penyerap yang sebelumnya sudah dimasukkan
yang dihubungkan dengan pompa vakum, dengan sampel. Kolom dihisap perlahan-lahan ke dalam
LVLDQ NRORP VLOLND JHO XQWXN 7/&   ƬP  6HEDJDL kemasan dengan memvakumkannya. Kolom dielusi
eluen digunakan campuran pelarut dari yang non dengan campuran pelarut yang cocok, mulai dengan
polar secara bertahap ke yang polar. Hasil pemisahan pelarut yang kepolarannya rendah lalu kepolaran
GDUL NURPDWRJUDÀ YDNXP FDLU DGDODK IUDNVLIUDNVL \DQJ ditingkatkan perlahan-lahan. Kolom dihisap sampai
dapat dikelompokkan menjadi kelompok senyawa kering pada setiap pengumpulan fraksi, sehingga
non polar, semi polar, dan polar. NURPDWRJUDÀ YDNXP FDLU GLVHEXW MXJD NRORP
.URPDWRJUDÀ YDNXP FDLU PHUXSDNDQ fraksinasi.
PRGLÀNDVL GDUL NURPDWRJUDÀ NRORP JUDYLWDVL .URPDWRJUDÀ JUDYLWDVL GDSDW GLJXQDNDQ XQWXN
Metode ini lebih banyak digunakan untuk fraksinasi pemisahan dan pemurnian senyawa yang telah
sampel dalam jumlah besar (10-50 g). Kolom yang GLIUDNVLQDVL PHQJJXQDNDQ NURPDWRJUDÀ YDNXP FDLU
digunakan biasanya terbuat dari gelas dengan lapisan Teknik ini dapat dilakukan dengan kolom diameter
berpori pada bagian bawah. Ukuran kolom bervariasi ukuran 1-3 cm dan panjang kolom 50 cm. Sebagai
tergantung ukurannya. Kolom disambungkan dengan adsorben digunakan silika gel GF 60 (200-400 mesh).
penampung eluen yang dihubungkan dengan pompa Tinggi adsorben yang biasa digunakan berkisar 15-20
vakum. Pompa vakum akan menghisap eluen dalam cm. Eluen yang digunakan menggunakan campuran

A B C
Gambar . Beberapa teknik kromatogra KVC (A); KG (B); kromatotron (C)

57
Atun 0HWRGH,VRODVLGDQ,GHQWLÀNDVL6WUXNWXU6HQ\DZD2UJDQLN%DKDQ$ODP.....

pelarut polar dan non polar dengan perbandingan dapat dilihat dalam gambar 1.
\DQJ VHVXDL 3HPLVDKDQ GHQJDQ NURPDWRJUDÀ NRORP +DVLO SHPLVDKDQ VHFDUD NURPDWRJUDÀ  VHODQMXWQ\D
gravitasi biasanya akan diperoleh hasil yang baik diperoleh fraksi-fraksi yang ditampung dalam botol
apabila digunakan campuran pelarut yang dapat DWDX WDEXQJ GDQ GLDQDOLVLV VHFDUD NURPDWRJUDÀ ODSLV
memisahkan komponen pada Rf kurang dari 0,3 pada tipis (KLT), yang biasa disebut kromatogram.
uji coba dengan KLT. Kromatogram yang diperoleh selanjutnya dianalisis
.URPDWRWURQ DWDX VHQWULIXJDO NURPDWRJUDÀ dengan lampu UV pada panjang gelombang 254
PHUXSDNDQ NURPDWRJUDÀ PHQJJXQDNDQ DODW atau 356 nm atau disemprot dengan reagen warna.
yang disebut kromatotron, teknik pemisahannya Salah satu reagent warna yang banyak digunakan
menggunakan gaya sentrifugal dan gravitasi. Dalam antara lain serium sulfat yang dapat mendeteksi
teknik ini digunakan silika gel for TLC yang hampir semua senyawa bahan alam, maupun reagen
EHUÁRXUHFHQW 3ULQVLS SHPLVDKDQ GHQJDQ NURPDWRWURQ yang khusus seperti Lieberman Burchard untuk
VDPD GHQJDQ NURPDWRJUDÀ \DQJ ODLQQ\D WHWDSL mendeteksi terpenoid dan steroid. Fraksi-fraksi yang
pemisahan akan berlangsung lebih cepat, oleh karena telah dinalisis secara KLT selanjutnya dikelompokkan
ada gaya sentrifugal yang akan mempercepat proses berdasarkan jumlah senyawa maupun Rfnya yang
penyerapan pelarut yang membawa komponen yang sama digabungkan untuk dianalisis lebih lanjut.
dipisahkan. Pemisahan dianggap cukup apabila sudah diperoleh
Penggunaan gabungan sedikitnya tiga macam fraksi yang menunjukkan noda tunggal pada beberapa
WHNQLN NURPDWRJUDÀ GL DWDV VXGDK GDSDW GLJXQDNDQ uji KLT dengan menggunakan berbagai variasi eluen
untuk memisahkan dan memurnikan senyawa yang berbeda. Adanya noda tunggal pada beberapa uji
organik bahan alam. Namun diperlukan ketrampilan KLT tersebut menunjukkan bahwa sudah diperoleh
dalam penggunaan serta ketepatan dalam memilih senyawa dengan tingkat kemurnian tinggi.
MHQLV NURPDWRJUDÀ VHUWD NHWHSDWDQ SHPLOLKDQ HOXHQ &,GHQWLÀNDVL6HQ\DZD2UJDQLN%DKDQ$ODP
\DQJ VHVXDL %HEHUDSD WHNQLN NURPDWRJUDÀ WHUVHEXW 1. Menggunakan Pereaksi Warna

A B

C D
Gambar 2. Fraksi-fraksi hasil pemisahan (A); analisis dengan KLT (B); kromatogram (C); dan kromatogram senyawa yang sudah
murni pada berbagai campuran pelarut (D)

58
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 8, Nomor 2, Desember 2014, Hal 53-61

Pengujian kandungan kimia secara kualitatif terbentuknya buih yang stabil. Buih itu dicampur
terhadap ekstrak atau senyawa murni dapat dilakukan dengan 3 tetes minyak zaitun dan dikocok dengan
secara sederhana untuk menentukan golongan kuat setelah itu diamati untuk pembentukan
senyawa yang diperoleh. Secara rinci beberapa emulsi.
pengujian sederhana yang dapat dilakukan adalah d. 8ML ÁDYRQRLGV 6DPSHO GLODUXWNDQ GDODP SHODUXW
sebagai berikut : yang sesuai, sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam
a. Uji sterol dan triterpenoids: ekstrak metanol tabung reaksi dan tambahkan beberapa tetes
GLODUXWNDQ GDODP NORURIRUP GLVDULQJ GDQ ÀOWUDW larutan FeCl3, apabila terbentuk warna ungu
diuji untuk sterol dan triterpenoids PHQXQMXNNDQSRVLWLI WHUKDGDSÁDYRQRLG
1) Uji Salkowski : Beberapa tetes asam sulfat
pekat ditambahkan ke larutan kloroform dan  ,GHQWLÀNDVL VWUXNWXU PROHNXO PHQJJXQDNDQ
diamati untuk warna merah di lapisan bawah metode spektroskopi
untuk sterol dan warna kuning keemasan Elusidasi struktur molekul senyawa organik
menunjukkan adanya Triterpenoid. merupakan tahapan terpenting dari penggunaan
2) Libermann Buchard test: Beberapa tetesan analisis spektroskopi modern. Dalam elusidasi
hidrida asetat ditambahkan ke dalam larutan struktur molekul untuk menentukan struktur
kloroform, kocok dan teteskan 1 ml asam sulfat senyawa hasil sintesis jauh lebih mudah dari
pekat dengan hati-hati ditambahkan dari sisi SDGD HOXVLGDVL VHQ\DZD KDVLO LVRODVL 2OHK NDUHQD
tabung reaksi. Jika berwarna coklat kemerahan analisis struktur molekul dari hasil sintesis sudah
menunjukkan adanya sterol dan cincin merah dapat diprediksi struktur molekulnya berdasarkan
menunjukkan adanya triterpenoid. reaktan yang digunakan serta mekanisme reaksinya.
b. Uji alkaloid: 0,5 g ekstrak diencerkan secara Sedangkan dalam elusidasi struktur molekul senyawa
terpisah untuk 10 ml dengan alkohol asam, direbus hasil isolasi relatif lebih rumit, karena struktur
GDQ GLVDULQJ  PO ÀOWUDW GLWDPEDKNDQ  PO HQFHU molekul yang sangat banyak kemungkinannya.
amonia. 5 ml kloroform ditambahkan dan kocok Untuk mempermudah analisis struktur senyawa hasil
dengan lembut untuk mengekstrak alkaloid. isolasi biasanya diperlukan pengetahuan sebelumnya
Lapisan kloroform diekstraksi dengan 10 ml asam mengenai keragaman struktur senyawa yang telah
asetat, dan dibagi dalam 3 bagian, dan diuji sebagai diperoleh dari tumbuhan yang memiliki kekerabatan
berikut: yang dekat, misalnya merupakan tumbuhan dalam
1) Uji Dragendroff : (kalium nitrat- bismut): genus atau famili yang sama. Biasanya senyawa yang
Beberapa tetes larutan Dragendroff ditemukan dari tumbuhan dalam satu genus atau
ditambahkan ke dalam larutan kloroform, famili memiliki hubungan kekerabatan senyawa
endapan coklat kemerahan menunjukkan metabolit sekundernya. Selanjutnya sebagai tambahan
adanya alkaloid. informasi untuk mempermudah dalam analisis
2) Uji Mayer : (Kalium iodida- merkuri) : Beberapa struktur senyawa hasil isolasi juga diperlukan data
tetes reagent Mayer ditambahkan ke dalam VLIDW ÀVLN VHSHUWL NHODUXWDQ WLWLN OHOHK PDXSXQ MHQLV
larutan kloroform , jika terbentuk endapan pelarut yang digunakan dalam proses pemisahan.
putih menunjukkan adanya alkaloid. Metode spektroskopi yang biasanya digunakan
3) Uji Wagner : (Yodium- kalium iodida dalam) XQWXN LGHQWLÀNDVL VWUXNWXU \DQJ ELDVD GLJXQDNDQ
: Beberapa tetes larutan Wagner ditambahkan antara lain spektroskopi ultraviolet (UV), infra
ke dalam larutan kloroform, jika terbentuk merah (IR), NMR (Nuclear magnet resonance), dan
endapan coklat menunjukkan adanya alkaloid. PDVVD 6SHNWURVNRSL 89 XQWXN LGHQWLÀNDVL DGDQ\D
c. Uji Saponin: Foam Test : Untuk 0.5 g ekstrak gugus kromofor (fenolik; ikatan rangkap; dll) ,
ditambahkan 5 ml air suling dalam tabung VSHNWURVNRSL ,5 XQWXN LGHQWLÀNDVL DGDQ\D JXJXV
reaksi. Larutan dikocok dengan kuat dan diamati fungsional ( hidroksil; aromatik; karbonil; dsb),

59
Atun 0HWRGH,VRODVLGDQ,GHQWLÀNDVL6WUXNWXU6HQ\DZD2UJDQLN%DKDQ$ODP.....

spektroskopi NMR (1H dan 13 C), 1H NMR untuk Selanjutnya untuk menentukan struktur yang paling
menentukan jumlah dan lingkungan proton (atom sesuai dibuktikan dengan data fragmentasi dari
H dalam senyawa), 13 C NMR untuk menentukan spektroskopi MS[10-13].
jumlah atom karbon dalam senyawa , sedangkan
untuk menentukan massa atom relatif (Mr) digunakan D. Penutup
MS[10-13]. Sejalan dengan keberadaan organisme di
Namun demikian, dalam elusidasi struktur alam yang tidak terbatas jumlahnya, maka topik
molekul yang kompleks baik senyawa hasil sintesis penelitian bahan alam juga tidak akan pernah
maupun isolasi tidak cukup hanya menggunakan data habis. Penelitian bahan alam biasanya dimulai
spektroskopi UV, IR, 1H NMR, 13C NMR, dan MS, GDUL HNVWUDNVL LVRODVL GHQJDQ PHWRGH NURPDWRJUDÀ
tetapi masih diperlukan data spektroskopi NMR dua VHKLQJJD GLSHUROHK VHQ\DZD PXUQL LGHQWLÀNDVL
dimensi seperti HMQC (Heteronuclear Multiple struktur dari senyawa murni yang diperoleh dengan
Quantum Coherence), HMBC (Heteronuclear metode spektroskopi, dilanjutkan dengan uji aktivitas
0XOWLSOH %RQG &RQQHFWLYLW\  ++ &26< biologi baik dari senyawa murni ataupun ekstrak
(Homonuclear Correlated Spectroscopy), maupun kasarnya. Setelah diketahui struktur molekulnya
12(6< 1XFOHDU 2YHUKDXVHU (IIHFW 6SHFWURVFRS\  ELDVDQ\D MXJD GLODQMXWNDQ GHQJDQ PRGLÀNDVL VWUXNWXU
Spektroskopi dua dimensi HMQC dapat digunakan untuk mendapatkan senyawa dengan aktivitas dan
untuk mengetahui proton-karbon dengan jarak kestabilan yang diinginkan. Di samping itu, dengan
satu ikatan, sehingga dapat diketahui karbon yang kemajuan bidang bioteknologi, dapat juga dilakukan
mengikat proton dan karbon yang tidak mengikat peningkatan kualitas tumbuhan atau organisme
proton. Spektroskopi HMBC dapat mengetahui melalui kultur jaringan, maupun tumbuhan
proton-karbon dengan jarak dua atau tiga ikatan, transgenik yang tentunya juga akan menghasilkan
sehingga dapat digunakan untuk mengetahui karbon- berbagai jenis senyawa metabolit sekunder baru yang
karbon tetangga yang memiliki jarak dua sampai beraneka ragam dan mungkin juga dengan struktur
tiga ikatan dengan suatu proton tertentu. Untuk molekul yang berbeda dengan yang ditemukan dari
mengetahui proton-proton yang berdampingan tumbuhan awalnya.
GLJXQDNDQ GDWD VSHNWURVNRSL ++ &26< Penentuan struktur molekul merupakan bagian
VHGDQJNDQ XQWXN PHQJHWDKXL VWUXNWXU NRQÀJXUDVL yang tidak dapat dipisahkan dari isolasi senyawa kimia
FLVWUDQV GLJXQDNDQ GDWD VSHNWURVNRSL 12(6< bahan alam. Senyawa hasil isolasi belum memiliki
Dengan menggunakan data spektroskopi dua dimensi makna jika belum diketahui struktur molekulnya.
elusidasi struktur menjadi semakin mudah dan secara Metode penentuan struktur senyawa organik yang
tepat dapat menentukan kerangka struktur molekul banyak digunakan adalah metode spektroskopi,
senyawa organik serumit apapun. yang meliputi UV, IR, NMR (1H dan 13C), dan
Dalam elusidasi struktur molekul biasanya MS. Untuk menentukan struktur senyawa organik
dimulai dari data yang paling sederhana, misalnya yang relatif sederhana metode tersebut sudah cukup
spektroskopi UV (kalau ada), selanjutnya IR, analisis memadai, namun untuk senyawa dengan kerangka
data 1H NMR dan 13C NMR, dengan memperhatikan karbon yang cukup kompleks penggunaan NMR dua
data massa molekul dari spektroskopi MS. Dari data- GLPHQVL \DQJ PHOLSXWL +04& +0%& &26< GDQ
data tersebut biasanya sudah dapat memprediksi 12(6<PXWODNGLSHUOXNDQ>@
struktur kerangka senyawa yang dianalisis, ada
kemungkinan memiliki beberapa alternatif struktur.

60
Jurnal Konservasi Cagar Budaya Borobudur, Volume 8, Nomor 2, Desember 2014, Hal 53-61

Daftar Pustaka

Syamsul A.A., E.H. Hakim, L.D. Juliawati, L. Hostettman, K., Hostettman, M., & Marston, A.
Makmur, S. Kusuma, Y.M. Syah, (1995), (1986). &DUD .URPDWRJUDÀ 3UHSDUDWLI. (Alih
Eksplorasi kimia tumbuhan hutan tropis bahasa: Kosasih P). Bandung: ITB.
Indonesia : beberapa data mikromolekuler Harborne, J.B. (2006). Metode Fitokimia: Penuntun
tumbuhan Lauraceae sebagai komplemen Cara Modern Menganalisis Tumbuhan (alih
etnobotani, Prosiding Seminar Etnobotani bahasa: Kosasih Padmawinata & Iwang
Tanggal 24-25 Januari 1995, Fakultas Biologi Soediro). Bandung : Penerbit ITB.
UGM, Yogyakarta, 8 -12. Sudjadi. 1988. Metode Pemisahan. Yogyakarta: KANISIUS.
Dalimarta, S. (2003), Atlas tumbuhan obat Indonesia, Hardjono Sastrohamidjojo. (2005). .URPDWRJUDÀ.
jilid 2, Trubus Agriwidya Yogyakarta : Liberty
'KDUPD $3   7DQDPDQ 2EDW 7UDGLVLRQDO Silverstein R.M.; Webster F.X., 1998, Spectrometric
Indonesia, P.N. Balai Pustaka, Jakarta, hal. ,GHQWLÀFDWLRQ RI  2UJDQLF &RPSRXQGV VL[WK
265-266. edition,New York: John Wiley & Sons, Inc.
Heyne K. (1987), Tumbuhan berguna Indonesia, Harjono Sastrohamidjojo. (2007). Spektroskopi. Yogyakarta
Badan Litbang Kehutanan, Jakarta, jilid III, : Penerbit Liberty.
1390 – 1443. Pavia, D.L, Lampman G.M, Kriz G.S, 2007,
Grabley R.T., (1999), Drug discovery from nature, Introduction to spectroscopy, Australia :
Springer-Verlag, Berlin Brook/Cole.
Cannell, Richard J.P. (1998). Natural Products Isolation
Methods in Biotechnology ; 4. Totowa : Humana
Press.

61

Anda mungkin juga menyukai