Anda di halaman 1dari 13

KAJIAN PENGEMBANGAN JARINGAN JALAN KABUPATEN MELAWI

Dedy Sutrisna1), Slamet Widodo2), Eka Priadi2)

ABSTRAK

Kondisi jalan di kabupaten melawi pada saat ini khususnya dari kecamatan-kecamatan ke ibukota
kabupaten masih sangat memprihatikan ini dilihat dari masih banyaknya jalan yang dalam
kondisi rusak seperti jalan yang berlubang dan banyaknya jalan yang sudah tidak dilapisi aspal
lagi, sehingga mengakibatnya terhambatnya jalur transportasi dari kecamatan ke ibu kota
kabupaten yaitu Nanga Pinoh. Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mewujudkan sistem
jaringan jalan yang teratur sehingga seluruh wilayah dapat dicapai tanpa ada hambatan berarti.
Analytical Hierarchy Process (AHP) atau Proses Hirarki Analitik dalam buku “Proses Hirarki
Analitik Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Situasi yang Kompleks” (Saaty, 1986), adalah
suatu metode yang sederhana dan fleksibel yang menampung kreativitas dalam ancangannya
terhadap suatu masalah. Metode ini merumuskan masalah dalam bentuk hierarki dan masukan
pertimbangan– pertimbangan untuk menghasilkan skala prioritas relative. Untuk Analisa dengan
menggunakan Analisa model Stripmap diperlukan data – data survey seperti data geometrik ruas
jalan dan volume lalu lintasnya. Ruas jalan yang dianalisa menggunakan model stripmap ini
adalah ruas jalan Kabupaten. Untuk hasil analisa perhitungan skala prioritas dengan
AHP,didapat Kecamatan Nanga Pinoh merupakan prioritas utama untuk dikembangkan,
kemudian urutan kedua Kecamatan Tanah Pinoh dan urutan ketiga adalah pada Kecamatan
Menukung. Berdasarkan hasil perhitungan skala prioritas dengan AHP, didapat rute Nanga
Pinoh-Sayan-Kotabaru-Sokan merupakan prioritas utama untuk dikembangkan, kemudian urutan
kedua rute Nanga Pinoh- Ella -Menukung dan urutan ketiga adalah pada rute Nanga Pinoh -
Pemuar. Sedangkan berdasarkan analisa model Stripmap, dari masing-masing kecamatan ada 3
ruas jalan kabupaten yang menjadi prioritas. Untuk mempermudah hubungan antar kecamatan
dan mepersingkat rute perjalan ke kecamatan maka diperlukan pembangunan rute jalan baru dari
Nanga Pinoh menuju Kecamatan Tanah Pinoh yaitu Kota Nanga Pinoh – Ulak Muid – Kota Baru.

Kata kunci : jalan kabupaten, prioritas penanganan, metode ahp, analisa model stripma

1. PENDAHULUAN dan ekonomi telah menyebabkan dinamika


Sistem prasarana wilayah adalah pembangunan sering terjadi diluar dari apa
jaringan yang menghubungkan satu pusat yang ditetapkan didalam rencana kota.
kegiatan dengan pusat kegiatan lainnya yaitu Untuk menghadapi pembangunan wilayah
antara satu permukiman dengan yang demikian maka didalam usaha untuk
permukiman lainnya. Bentuk jaringan itu tetap mengarahkan pembangunan wilayah
adalah prasarana berupa jalan raya, jalur pada tatanan yang efisien dan efektif perlu
kereta api, jalur sungai, laut dan danau, dilandasi oleh pemikiran yang strategis.
jaringan listrik, jaringan telpon, saluran Kondisi jalan di kabupaten melawi
irigasi, pipa air minum, pipa gas atau pipa pada saat ini khususnya dari kecamatan-
bahan bakar yang dapat digunakan untuk kecamatan ke ibukota kabupaten masih
berpindahnya orang/bahan/energi/informasi sangat memprihatikan ini dilihat dari masih
dari satu pusat kegiatan ke pusat kegiatan banyaknya jalan yang dalam kondisi rusak
lainnya. seperti jalan yang berlubang dan banyaknya
Di dalam kenyataan pada jalan yang sudah tidak dilapisi aspal lagi,
pembangunan wilayah maka tidak efektif sehingga mengakibatnya terhambatnya jalur
suatu rencana wilayah yang menyeluruh transportasi dari kecamatan ke ibu kota
disebabkan karena kompleksnya faktor- kabupaten yaitu Nanga Pinoh.
faktor yang berpengaruh didalam Dengan memperhatikan kondisi
pembangunan wilayah tersebut. Berbagai jaringan jalan Kabupaten Melawi pada saat
aneka tekanan yang menyangkut ini maka perlu dikaji pengembangan
ketidakpastian, ketidakkonsistenan, jaringan jalan sebagai jalan keluar dalam
ketidakjelasan berbagai konflik kepentingan mengatasi masalah yang sering dijumpai,
serta tekanan berupa pengaruh politik, sosial serta dapat memperoleh perencanaan

1. Alumni Prodi Magister Teknik Sipil Untan


2. Dosen Prodi Magister Teknik Sipil Untan
program-program yang tepat dalam penyebabnya, diperlukan beberapa langkah
pelaksanaan pembangunan infrastruktur di tahapan, yang diawali dengan tahap
Kabupaten Melawi. inventarisasi secara umum.

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Proses AHP


UU No. 22/1999 tentang Otonomi Daerah Analytical Hierarchy Process (AHP)
dan UU No. 25/1999 tentang Perimbangan atau Proses Hirarki Analitik dalam buku “
Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah Proses Hirarki Analitik Dalam Pengambilan
akan merubah peran pemerintah Pusat dari Keputusan Dalam Situasi yang
peran operator menjadi peran fasilitator. Kompleks”(Saaty, 1986), adalah suatu
Peran fasilitator mengandung makna metode yang sederhana dan fleksibel yang
menciptakan kebijakan dan peraturan yang menampung kreativitas dalam ancangannya
kondusif bagi timbulnya inovasi dan terhadap suatu masalah. Metode ini
kreatifitas daerah serta menjamin terciptanya merumuskan masalah dalam bentuk hierarki
koordinasi dan sinergi antar daerah untuk dan masukan pertimbangan– pertimbangan
meminimumkan birokrasi horizontal dan untuk menghasilkan skala prioritas relatif.
mencegah timbulnya konflik kepentingan Hirarki adalah alat yang paling mudah untuk
antar daerah. Peran operator sepenuhnya memahami masalah yang kompleks dimana
akan didelegasikan kepada pemerintah dan masalah tersebut diuraikan ke dalam
kabupaten/kota sesuai dengan elemen-elemen yang bersangkutan,
kewenangannya masing-masing. menyusun elemen-elemen tersebut secara
Bagi pemerintah daerah, tantangan hirarki dan akhirnya melakukan penilaian
desentralisasi bukan saja mengatasi atas elemen tersebut sekaligus menentukan
kemampuan sumber daya dan teknis keputusan mana yang diambil.
pengelolaan yang masih lemah, tetapi juga Dalam pengambilan keputusan hal yang
mencegah timbulnya birokrasi horizontal perlu diperhatikan adalah pada saat
dan konflik kepentingan antar daerah. Kata pengambilan data, dimana data ini
kunci adalah adanya koordinasi intensif diharapkan dapat mendekati nilai
antar pemerintah kabupaten/kota di setiap sesungguhnya. Derajat kepentingan
propinsi, baik antar pemerintah kabupaten/ pelanggan dapat dilakukan dengan
kota maupun dengan pemerintah propinsi. pendekatan perbandingan berpasangan.
Untuk itu mutlak diperlukan adanya suatu Perbandingan berpasangan sering digunakan
dokumen perencanaan yang disepakati yang untuk menentukan kepentingan relatif dari
menjamin integrasi antar daerah, basis data elemen dan kriteria yang ada.Perbandingan
yang akurat, serta kebijakan yang konsisten berpasangan tersebut diulang untuk semua
dan koheren. Rencana Pendekatan elemen dalam tiap tingkat.Elemen dengan
bobot paling tinggi adalah pilihan keputusan
2.1. Rencana Pendekatan yang layak dipertimbangkan untuk diambil
Pelaksanaan Kajian Pengembangan .Untuk setiap kriteria dan alternatif kita
Jaringan Jalan Kabupaten Melawi Dan harus melakukan perbandingan berpasangan
Kinerja Jaringan akan membutuhkan data- (Pairwise comparison) yaitu
data yang cukup banyak dan beragam. membandingkan setiap elemen yang lainnya
Untuk itu data-data yang sudah tersedia pada setiap tingkat hirarki secara
(data sekunder) akan dicoba untuk berpasangan sehingga nilai tingkat
dimanfaatkan semaksimal mungkin, guna kepentingan elemen dalam bentuk pendapat
efisiensi waktu pekerjaan. Namun demikian, kualitatif.
upaya perolehan data-data yang berfungsi Untuk mengkuantitifkan pendapat kualitatif
sebagai alat kalibrasi dan validasi terhadap tersebut digunakan skala penilaian sehingga
model yang dikembangkan tidaklah dapat akan diperoleh nilai pendapat dalam bentuk
dihindari. angka (kualitatif).
Pada setiap proses penanganan Menurut Saaty (1986) untuk berbagai
permasalahan lalu lintas selalu dihadapkan permasalahan skala 1 sampai dengan 9
pada pertanyaan dari mana akan memulai merupakan skala terbaik dalam
untuk memecahkan masalah lalu lintas mengkualitatifkan pendapat, dengan
tersebut. Apa yang terlihat biasanya akurasinya berdasarkan nilai RMS (Root
merupakan pengaruhnya dan bukan Mean Square Deviation) dan MAD
penyebabnya. Untuk menentukan atau (MedianAbsolute Deviation).
mendapatkan apa yang menjadi
Adapun Proses-proses yang terjadi pada b. Menentukan Tingkat Pertumbuhan Lalu
metode AHP adalah sebagai berikut (Saaty, Lintas.
1986) : c. Menganalisa variasi lalu lintas perjam,
1. Mendefinisikan masalah dan harian, bulanan dan/atau musiman.
menentukan solusi yang diinginkan. d. Analisa kecelakaan (menghubungkan
2. Membuat struktur hirarki yang diawali jumlah dan jenis kecelakaan terhadap
tujuan umum dilanjutkan dengan arus lalu lintas dan/atau kendaraan-km)
kriteria dan kemungkinan alternatif e. Perencanaan jaringan dan pendanaan.
pada tingkatan kriteria paling bawah. Arus lalu lintas yang melewati suatu ruas
3. Membuat matrik perbandingan jalan ataupun persimpangan terdiri dari
berpasangan yang menggambarkan campuran berbagai jenis kendaraan seperti
kontribusi relatif atau pengaruh setiap kendaraan berat, kendaraan ringan, sepeda
elemen terhadap kriteria yang setingkat motor, dan kendaraan tak bermotor.
di atasnya. Aktivitas dari setiap jenis kendaraan tersebut
4. Melakukan perbandingan berpasangan akan berpengaruh terhadap besar kecilnya
sehingga diperoleh judgment LHR.
(keputusan) sebanyak n x ((n-1)/2)bh, Adapun harga ekivalensi mobil penumpang
dengan n adalah banyaknya elemen menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia
yang dibandingkan. (MKJI) 1997 untuk masing-masing jenis
5. Menghitung nilai eigendan menguji kendaraan adalah sebagai berikut :
konsistensinya jika tidak konsisten  Kendaraan Berat (HV) termasuk bis
maka pengambilan data diulangi lagi. besar, truk, truk gandengan,
6. Mengulangi langkah 3,4 dan 5 untuk dan truk semi trailer
setiap tingkatan hirarki.  Kendaraan Ringan (LV) termasuk
7. Menghitung vector eigendari setiap mobil penumpang, sedan,
matrik perbandingan berpasangan. jeep, pick up dan minibus
8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika  Sepeda Motor (MC)
nilainya lebih dari 10 persen maka Cara Perhitungan:
penilaian data judgment harus HV = (Jumlah bus besar + jumlah truk 2
diperbaiki. sumbu 4 roda + truk 2 sumbu 6 roda + truk 3
sumbu + truk gandengan + truk semi trailer)
2.3. Analisa dengan model Stripmap x 1,2
Tahapan dalam melaksanakan analisa LV = (Jumlah sedan,jeep dan Station Wagon
data menggunakan model stripmap ruas + jumlah oplet suburban mini bus + jumlah
jalan yaitu berdasarkan nilai RCI (Road pick up, mobil hantaran + jumlah bis kecil) x
Condition Index) dan IRI (International 1
Roughness Index) terhadap lintas harian MC = Jumlah sepeda motor, skuter dan
rata-rata (LHR) dalam menentukan kondisi kendaraan roda 3 x 0,35
pelayanan jalan. Analisa model stripmap diaplikasikan
Untuk analisa model Stripmap, dengan tabel penentuan nilai RCI dan IRI.
diperlukan data – data survey seperti data Penentuan kondisi ruas jalan dari nilai RCI
geometrik ruas jalan dan volume lalu akan berpengaruh terhadap program
lintasnya. penanganan jalan.
Ruas jalan yang dianalisa menggunakan
model stripmap ini adalah ruas jalan Tabel 2.1. Kriteria Kondisi Jalan
Kabupaten. Berdasarkan Nilai IRI pada Tipe Permukaan
Survey geometrik jalan dilakukan
untuk mengetahui karakteristik dari rusa
jalan tersebut.
Untuk mendapatkan data volume lalu
lintas, Survey lalu dilakukan selama 3 hari,
yaitu hari sabtu dan hari minggu mewakili
hari libur dan hari senin mewakili hari kerja.
Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata atau
yang sering disebut juga Lalu Lintas Harian
Rata-rata (LHR) digunakan untuk :
a. Desain jalan Antar Kota.
Kabupaten Melawi berkelas III dengan
Tabel 2.2. Penentuan Kondisi Ruas Jalan pengelolaan terbesar oleh Kabupaten.
dari Nilai RCI Sebagian besar jalan masih berupa jalan
tanah.
Pelaksanaan survei dilakukan untuk
memperoleh data primer dan data sekunder
yang dibutuhkan dalam proses analisis. Data
yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan
im meliputi data sekunder dari instansi
terkait dan data-data primer yang diperoleh
dari hasil survei di lapangan.
Jumlah sampel yang diperlukan
untuk penelitian ditentukan oleh tiga hal,
Tabel 2.3. Penentuan Program Penanganan yang pertama adalah seberapa besar tingkat
Jalan kepercayaan terhadap hasil yang akan
diperoleh (confidence level). Kedua adalah
nilai standar deviasi yang diperoleh melalui
penaksiran rata-rata sampel, dan yang ketiga
dipengaruhi oleh besar penyimpangan
(galat) yang diperkenankan, yaitu kesalahan
atau perbedaan antara rataan yang diperoleh
dari sampel dan rataan sesungguhnya
(populasi). Menurut (Walpole,1974)
besarnya jumlah sampel minimum dapat
diperoleh dari persamaan :
3. METODOLOGI 2
 z.s 
Sebelum mulai melakukan suatu N =  
kegiatan penelitian diperlukan suatu studi x
pendahuluan untuk mengidentifikasi
Dengan n = jumlah sampel minimum
masalah yang akan diteliti, maksud dan
Z = standar kesalahan yang dapat
penelitian serta tujuan akhir yang akan
diterima.
dicapai dari penelitian yang akan dilakukan.
S = standar deviasi
Kemudian dilakukan studi pustaka untuk
(x –  ) = acceptable sampling
mencari dan mengumpulkan bahan-bahan
literatur berupa landasan teori dan metode- error = 0.05 x nilai rata-rata sampel
metode perhitungan yang akan digunakan Untuk mengetahui jumlah sampel minimum,
dalam pengolahan data maupun dalam harus dilakukan survey pendahuluan dengan
melakukan analisis. jumlah sampel minimum 30 responden.
Adapun lokasi studi ini adalah Jalan Didalam menentukan besar jumlah sampel
Kabupaten yang ada di Kabupaten Melawi ini, diambil suatu acuan yang paling
dan Jalan Dalam Kota di Kota Nanga Pinoh. berpengaruh atau mempunyai pengaruh
Infrastruktur jalan merupakan salah yang cukup besar pada lalu lintas
satu faktor yang turut mempengaruhi pergerakan.
pertumbuhan ekonomi suatu daerah karena
prasarana jalan yang memadai akan 3.1. Pengolahan Data
meningkatkan kelancaran arus distribusi Data-data primer dan sekunder yang telah
barang dan jasa. Pembangunan jalan harus diperoleh dari hasil survei selanjutnya diolah
dilakukan dengan memperhatikan agar dapat digunakan sebagai data masukan
perkembangan transportasi jalan raya. Salah dalam proses analisis selanjutnya.
satu hal yang perlu diperhatikan adalah
keserasian antara beban jalan dan kepadatan 3.2. Analisis
lalu lintas kendaraan dengan kemampuan Untuk mengidentifikasi kebutuhan
daya dukung jalan. penanganan jalan, maka diperlukan adanya
Panjang jalan di Kabupaten Melawi pada analisis mengenai kondisi fisik dan
tahun 2017 adalah 766,4 km. Kondisi jalan pelayanan jalan yang ada pada saat ini,
sepanjang tahun 2017 banyak didominasi sehingga atas dasar analisis ini akan dapat
oleh jalan rusak berat dan hanya 174,1 km disusun kebutuhan penanganan jalan dimasa
saja jalan berkondisi baik. Semua jalan di datang. Dalam idealisasi pelayanan jalan
sebagai sistem infrastruktur dasar (basic 2015) dan metode AHP (Analytic Hierarchy
Infrastructure). Adapun langkah Process).
penyusunan program kebutuhan penanganan Metode stripmap menggunakan data RCI
jalan adalah sebagai berikut : dan IRI dengan melakukan survey kekasaran
1. Mengidentifikasi kondisi fisik dan permukaan jalan secara visual.
operasional jaringan jalan, yang
meliputi : Metode Analisis Hirarki Proses
a. Kondisi fisik dan operasional Proses kerja dari AHP ini adalah
jaringan jalan secara umum mengidentifikasi, memahami, dan menilai
(baik/sedang/buruk/sedang) dan interaksi-interaksi dari suatu sistem sebagai
secara lebih spesifik seperti IRI, satu keseluruhan (Saaty, 1993).
lebar, dan kondisi geometrik jalan. Secara umum proses yang harus dilalui
b. Konfigurasi fungsional jalan dalam proses AMK untuk aplikasi dalam
(arteri/kolektor/lokal) disesuaikan Pengembangan jaringan jalan, terdiri dari:
dengan idealisasi hirarki pelayanan 1. Penyusunan kriteria pengembangan
jalan dan keterpaduan antar moda jaringan transportasi
serta rencana pengembangan 2. Penyusunan alternatif usulan
wilayah. pengembangan jaringan transportasi
2. Dari hasil butir (1) akan diperoleh 3. Analisis Prioritas kegiatan
daftar (Listing) kebutuhan penanganan pengembangan jaringan transportasi
dan pengembangan jalan dimana dari
butir (1.a) akan dihasilkan kebutuhan
penanganan jalan berupa pemeliharaan,
dan pelebaran jalan, sedangkan dari
butir (1.b) akan diperoleh kebutuhan
pembangunan jalan maupun perbaikan
sistem fungsional jalan yang ada.
3. Dari Daftar kebutuhan pengembangan
dan pengelolaan dari butir (2) diatas
maka akan dapat disusun program
penanganan jalan dengan
mempertimbangkan aspek berikut :
a. Tingkat urgensi penanganan
jaringan jalan dan manfaatnya bagi
pengembangan wilayah secara
keseluruhan
b. Batasan dana yang ada.
Hasil dari butir (3) akan dapat disusun
rekomendasi berupa alternatif
pengembangan yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pendanaan yang Gambar 3.1. Bagan Alir Metode Analisis
ada. Hirarki Proses

3.3. Analisis Multi Kriteria (AMK) Gambar diatas menjelaskan tentang metode
Analisis Multi Kriteria (Multi Criteria Analisis Hirarki Proses.Dimulai dari definisi
Analysis) merupakan alternatif teknik yang masalah dan penentuan tujuan hingga
mampu menggabungkan sejumlah kriteria memeriksa konsistensi hirarki.
dengan besaran yang berbeda (multi-
variable) dan dalam persepsi pihak terkait 3.4. Analisa Model Stripmap
yang bermacam-macam (multi- Analisa model stripmap yang dipergunakan
facet).Metode yang digunakan untuk pada penelitian ini mengacu pada Peraturan
menyusun digunakan untuk menganalisis Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
dan melakukan prioritasi terhadap sejumlah Rakyat NO 47/PRT/M/2015. Analisa model
usulan pengembangan sistem transportasi stripmap menggunakan data RCI dan IRI.
yang digali dari daerah. Tahapan dalam melaksanakan analisis data
Pada penelitian ini digunakan dua metode menggunakan model Stripmap yaitu dengan
untuk menganalisa yaitu metode Bina cara menentukan nilai RCI dan IRI untuk
Marga/stripmap (Peraturan Menteri PUPR, mendapatkan penanganan jalan.
Berikut adalah bagan alir dari penelitian
yang akan dilakukan.

Gambar 3.3. Flowchart Kajian


Pengembangan Jaringan Jalan Kabupaten
Melawi

Gambar 3.2. Flowchart Alur Penelitian

Gambar 3.4. Flowchart Kajian Penanganan


Jalan Kabupaten Melawi
4. ANALISA DATA Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi
4.1. Gambaran Jaringan Jalan Hasil Survey Pendahuluan
Kabupaten Melawi
Daerah Pemerintahan Kabupaten Melawi
dibagi menjadi 11 (sebelas) Kecamatan yaitu
Kecamatan Nanga Pinoh, Kecamatan Pinoh
Selatan, Kecamatan Pinoh Utara, Kecamatan
Belimbing, Kecamatan Belimbing Hulu,
Kecamatan Ella Hilir, Kecamatan
Menukung, Kecamatan Sayan, Kecamatan
Tanah Pinoh, Kecamatan Sokan dan
Kecamatan Tanah Pinoh Barat. Selanjutnya perhitungan jumlah sampel
Dilihat dari jarak tempuh terjauh dari minimum adalah :
ibukota kecamatan ke ibukota kabupaten di
Kabupaten Melawi, Kecamatan Sokan dan
( f 1.x1)
Nilai rata-rata = 1 + 1.
Kecamatan Tanah Pinoh Barat adalah  f1
kecamatan dengan jarak tempuh terjauh,
21
yaitu sekitar 102 km disusul Kecamatan =1+1.
Tanah Pinoh dan Kecamatan Menukung 30
dengan masing-masing jarak tempuh adalah = 1.70
85 km dan 69,2 km. Standar deviasi (s) = w
.  f 1x1   ( f 1.x1) / n
Panjang jalan yang berada di wilayah 2 2

Kabupaten Melawi adalah 762,72 kilometer. n 1


Dilihat dari kondisi permukaan jalan,
sebagian besar jalan yang ada di Kabupaten 
41  212 / 30 
Melawi adalah jalan dengan jenis =1x 30  1
permukaan aspal sepanjang 93,97 kilometer, = 0.95
kerikil sepanjang 28,48 kilometer, tanah
sepanjang 628,43 kilometer, dan 11,84 Standar kesalahan yang dapat diterima
kilometer jenis permukaan lainnya. Dilihat (acceptable standar error) atau “z” dapat
dari kondisinya, jalan yang kondisinya baik ditentukan dengan asumsi tingkat
adalah sepanjang 191,21 kilometer, kondisi kepercayaan (level of confidence) sebesar 95
jalan sedang sepanjang 252,07 kilometer, % sehingga dari tabel didapat nilai z = 1.96
kondisi jalan rusak ringan sepanjang 220,85 ( x –  ) = 0.05 x rata-rata
kilometer, dan kondisi jalan rusak berat = 0.05 x 1.7
sepanjang 102,27 kilometer. = 0.085
Dari 11 (sebelas) Kecamatan yang ada di maka perhitungan selanjutnya
Kabupaten Melawi terdapat 101 (seratus 2
 z.s 
2
satu) ruas jalan kabupaten.  1.96 x0.95 
n =   =   =
x
Pada penelitian ini, akan diambil 3 (tiga)
ruas jalan kabupaten dari masing-masing
 0.085 
kecamatan, hal ini dikarenakan ruas jalan 482,2  483 sampel.
yang terpilih dianggap dapat mewakili Jadi untuk pengumpulan data, dibutuhkan
pergerakan di Kecamatan tersebut. sebanyak 483 sampel. Untuk mengantisipasi
terjadinya kesalahan jawaban dari responden
4.2. Jumlah Sampel Minimum ataupun kerusakan data, maka data diambil
Tahap pertama untuk menganalisa dengan sebanyak 500 sampel.
menggunakan Pendekatan AHP ini adalah
dengan mengetahui jumlah sampel 4.3. Analisa Pengembangan Jaringan
minimum penyebaran kuisioner. Untuk Jalan Kabupaten Melawi
mengetahui jumlah sampel minimum, harus 4.3.1. Analisa Wilayah Prioritas
dilakukan survey pendahuluan dengan Pada analisa ini yang dibandingkan adalah
jumlah sampel minimum 30 responden. alternatif Lokasi. Sebelum melakukan
Didalam menentukan besar jumlah sampel survey AHP, perlu diketahui terlebih dahulu
ini, diambil suatu acuan yang paling kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam
berpengaruh atau mempunyai pengaruh membuat hirarki keputusan.
yang cukup besar pada lalu lintas Data Survey AHP (Analytic Hierarchy
pergerakan. Process) Kewilayahan
Sebelum melakukan analisa AHP terhadap 4.3.2. Analisa Jalan Induk Prioritas
rute yang akan dijadikan prioritas yang Menuju ke Kecamatan Prioritas
pengembangan, terlebih dahulu dilakukan Pada analisa ini yang dibandingkan adalah
analisa AHP terhadap aspek-aspek alternatif rute. Sebelum melakukan survey
kewilayahan untuk mencari kecamatan AHP, perlu diketahui terlebih dahulu
prioritas yang akan dikembangkan. kriteria-kriteria yang akan digunakan dalam
Dari 11 kecamatan yang ada di kabupaten membuat hirarki keputusan.
Melawi, didapatlah tiga (3) kecamatan Hasil analisa kriteria teknis dengan metode
utama. Adapun ketiga kecamatan tersebut Analytic Hierarchy Process (AHP) dapat
adalah sebagai berikut : dijelaskan sebagai berikut:
1. Kecamatan Menukung
2. Kecamatan Tanah Pinoh Tabel 4.4. Hasil Analisa Bobot
3. Kecamatan Nanga Pinoh
Dipilihnya 3 (tiga) kecamatan diatas
dikarenakan kecamatan-kecamatan tersebut
merupakan kecamatan terbesar di kabupaten
Melawi, dengan jumlah penduduk yang
cukup padat dan dianggap bisa mewakili
kondisi Kabupaten Melawi baik dari sisi
ekonomi dan sosial.
Hasil analisa kriteria teknis dengan metode
AHP Kewilayahan adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2. Hasil Analisa Bobot

A. Persentase Rata-Rata Alternatif Rute


Tabel 4.5. Persentase Rata-Rata Alternatif
Rute

Dari hasil perhitungan skala prioritas dengan


AHP, dapat dilihat bahwa rute Nanga Pinoh
A. Persentase Rata-Rata Alternatif – Sayan – Kotabaru - Sokan merupakan
Tabel 4.3. Persentase Rata-Rata Alternatif prioritas utama untuk dikembangkan,
Lokasi kemudian urutan kedua rute Nanga Pinoh –
Ella - Menukung dan urutan ketiga adalah
pada rute Nanga Pinoh - Pemuar.

4.3.3. Rencana Program Pembangunan


Jaringan Jalan Baru
Untuk pembangunan rute jalan baru di
Dari hasil perhitungan skala prioritas dengan Kabupaten Melawi, berdasarkan hasil AHP
AHP, dapat dilihat bahwa Kecamatan kewilayahan maka kecamatan Nanga Pinoh
Nanga Pinoh merupakan prioritas utama dan Tanah Pinoh menjadi prioritas untuk
untuk dikembangkan, kemudian urutan dikembangkan. Rute yang direncanakan
kedua Kecamatan Tanah Pinoh dan urutan adalah dari kota Nanga Pinoh menuju
ketiga adalah Kecamatan Menukung. Kecamatan Tanah Pinoh yaitu dari Kota
Nanga Pinoh – Ulak Muid – Kota Baru.
Jarak tempuh pada rute ini Kurang lebih
sekitar 64 km. Saat ini rute yang telah ada
yaitu Kota Nanga Pinoh – Sayan – Kota Untuk Kecamatan Ella Hilir, hasil dari
Baru dengan jarak tempuh 85 km. Kondisi analisa AHP didapat bahwa rute prioritas
rute yang direncanakan masih berupa jalan pertama adalah rute Nanga Ella Hilir – Sp.
tanah dengan kondisi rusak dan hanya bisa Landau Mumbung, prioritas kedua Jl. Poros
dilewati kendaraan roda dua. Desa Ella dan yang terakhir Ng. Ella hilir –
Lengkong Nyadom.
4.4. Analisa Penanganan Jaringan
Jalan Kabupaten Melawi Tabel 4.9. Persentase Rata-Rata Alternatif
4.4.1. Analisa Prioritas Jaringan Jalan Rute
Kabupaten
Pada Analisa ini yang dibandingkan adalah
alternatif jalan. Untuk AHP jaringan jalan
kabupaten, kriteria-kriteria yang digunakan
dalam membuat keputusan sama seperti
kriteria untuk jaringan jalan induk.
Berikut adalah hasil analisa AHP Jalan Untuk Kecamatan Menukung, hasil dari
Kabupaten dari setiap kecamatan. analisa AHP didapat bahwa rute prioritas
pertama adalah rute Sp. Jalan Kabupaten –
Tabel 4.6. Persentase Rata-Rata Alternatif Tj. Beringin, urutan kedua Menukung –
Rute Landau Leban dan urutan terakhir adalah
ruas Menukung – Batas Nangka.

Tabel 4.10. Persentase Rata-Rata Alternatif


Rute

Untuk Kecamatan Belimbing, hasil dari


analisa AHP didapat bahwa rute prioritas
pertama adalah rute Batu Buil – Bloyang,
urutan kedua Sp. Batu Buil – Batu Ampar
dan yang terakhir Sp. Nasional – Tiong
Keranjik. Untuk Kota Nanga Pinoh, hasil dari analisa
AHP didapat bahwa rute prioritas pertama
Tabel 4.7. Persentase Rata-Rata Alternatif adalah rute Jembatan Pinoh – Kantor Bupati
Rute Melawi, urutan kedua adalah Jalan Garuda
dan urutan ketiga Jalan Cempaka.

Tabel 4.11. Persentase Rata-Rata Alternatif


Rute

Untuk Kecamatan Belimbing Hulu, hasil


dari analisa AHP didapat bahwa rute
prioritas pertama adalah rute Bloyang –
Nanga Keberak, urutan kedua adalah Tiong
Keranjik – Junjung Permai dan urutan Untuk Kecamatan Pinoh Selatan, hasil dari
terakhir Junjung Permai – Upit. analisa AHP didapat bahwa rute prioritas
pertama adalah rute Sungai Enau – Nanga
Tabel 4.8. Persentase Rata-Rata Alternatif Pintas, kedua adalah ruas jalan Kebebu –
Rute Bina Jaya dan ketiga adalah Menggala –
Bayur Raya.
Tabel 4.12. Persentase Rata-Rata Alternatif Ulak Muid dan urutan ketiga Ulak Muid –
Rute Harapan Jaya.

Tabel 4.16. Persentase Rata-Rata


Alternatif Rute

Untuk Kecamatan Pinoh Utara, hasil dari


analisa AHP didapat bahwa rute prioritas
pertama adalah rute Tekelak – Nanga
Belimbing, prioritas kedua adalah Manding
– Tanjung Paoh dan yang ketiga adalah Tj. Untuk Kecamatan Tanah Pinoh, hasil dari
Paoh – Nanga Man. analisa AHP didapat bahwa rute prioritas
pertama adalah rute Batu Begigih – Loka
Tabel 4.13. Persentase Rata-Rata Alternatif Jaya, kedua adalah Sp. Bina Karya – Bina
Rute Jaya dan urutan ketiga Suka Maju – Pelita
Jaya.
4.4.2. Analisa Penanganan Jaringan
Jalan Kabupaten Melawi dengan
Analisa Model Stripmap
Dari data geometrik yang ada maka
didapatlah penanganan jalan dengan analisa
Untuk Kecamatan Sayan, hasil dari analisa model stripmap. Dari ruas jalan yang
AHP didapat bahwa rute prioritas pertama dianalisa, didapatlah 3 ruas utama di setiap
adalah rute Simpang Bora – Sayan, prioritas kecamatan yang harus ditangani. Berikut
kedua ruas Nanga Sayan – Pekawai dan analisa model stripmap ruas jalan kabupaten.
prioritas ketiga adalah KT. Sayan – Sasak 1. Ruas Jalan Kecamatan Belimbing
Pekawai. - Ruas jalan Batu Buil – Bloyang.
Tabel 4.14. Persentase Rata-Rata Alternatif
Rute

Untuk Kecamatan Sokan, hasil dari analisa


AHP didapat bahwa rute prioritas pertama
adalah rute Nanga Sokan – Nanga Betangai,
prioritas kedua Tanjung Sokan – Sijau dan
ketiga Nanga Betangai – Nanga Gelata. Untuk ruas jalan Batu Buil – Bloyang,
memiliki panjang jalan 13,55 km dan lebar 6
Tabel 4.15. Persentase Rata-Rata Alternatif m, Tipe perkerasan untuk jalan ini masih
Rute berupa tanah. Dengan melihat tabel 4.60
Penentuan Kondisi Ruas Jalan dari Nilai
RCI, maka didapat penanganan untuk ruas
jalan ini adalah pemeliharaan berkala dan
juga peningkatan jalan.

Untuk Kecamatan Tanah Pinoh Barat, hasil


dari analisa AHP didapat bahwa rute
prioritas pertama adalah rute Pelita Jaya –
Durian Jaya, prioritas kedua Pelita Jaya –
- Ruas jalan Sp. Batu Buil - Batu Ampar Tabel 4.17. Hasil Stripmap Ruas jalan
Kabupaten

Untuk ruas jalan Sp. Batu Buil - Batu


Ampar, memiliki panjang jalan 6 km dan
lebar 4 m. Tipe perkerasan untuk jalan ini
berupa telford dan tanah. Dengan melihat
tabel 4.60 Penentuan Kondisi Ruas Jalan
dari Nilai RCI, maka didapat penanganan
untuk ruas jalan ini adalah pemeliharaan
berkala

- Ruas jalan Sp. Nasional - Tiong


Keranjik

Untuk ruas jalan Sp. Nasional - Tiong


Keranjik, memiliki panjang jalan 16,22 km
dan lebar 6 m. Tipe perkerasan untuk jalan
ini masih berupa telford. Dengan melihat
tabel 4.60 Penentuan Kondisi Ruas Jalan
5. KESIMPULAN DAN SARAN
dari Nilai RCI, maka didapat penanganan
5.1. Kesimpulan
untuk ruas jalan ini adalah pemeliharaan
Dari analisa yang telah dilakukan dapat
Rutin dan Pemeliharaan Berkala.
diambil kesimpulan sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan dengan analisa model
1. Dari hasil survey, terdapat tiga
Stripmap 3 (tiga) ruas jalan Prioritas pada
kecamatan utama yaitu :
setiap Kecamatan di Kabupaten Melawi
a. Kecamatan Menukung
yang tertuang dalam table 4.73 adalah
b. Kecamatan Tanah Pinoh
sebagai berikut :
c. Kecamatan Nanga Pinoh
Dari hasil perhitungan skala prioritas
dengan AHP,didapat Kecamatan
Nanga Pinoh merupakan prioritas
utama untuk dikembangkan, kemudian Indonesia, 2015. Penggunaan Dana
urutan kedua Kecamatan Tanah Pinoh Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur
dan urutan ketiga adalah pada Nomor 47/Prt/M/2015. Kementerian
Kecamatan Menukung. Pekerjaan Umum dan Perumahan
2. Dari hasil survey, terdapat tiga rute Rakyat Republik Indonesia.
utama di Kabupaten Melawi yaitu :
a. Rute Nanga Pinoh - Pemuar Peraturan Menteri Pekerjaan Umum, 2011.
b. Nanga Pinoh - Ella - Menukung Tata Cara Pemeliharaan dan Penilikan
c. Nanga Pinoh - Sayan - Kotabaru - Jalan Nomor : 13 /PRT/M/2011.
Sokan Kementerian Pekerjaan Umum
Dari hasil perhitungan skala prioritas
dengan AHP, didapat rute Nanga Putri, I Dewa Ayu, 2011, Penentuan Skala
Pinoh-Sayan-Kotabaru-Sokan Prioritas Penanganan Jalan
merupakan prioritas utama untuk Kabupaten di Kabupaten Bangli
dikembangkan, kemudian urutan kedua (Tesis), Denpasar : Program Magister
rute Nanga Pinoh- Ella -Menukung dan Teknik Sipil Universitas Udayana
urutan ketiga adalah pada ute Nanga
Pinoh - Pemuar. Saaty,T.L,1980, The Analytical Hirarchi
3. Sedangkan berdasarkan analisa model Process
Stripmap, dari masing-masing
kecamatan ada 3 ruas jalan kabupaten Saaty,T.L,1991. Pengambilan Keputusan
yang menjadi prioritas. Bagi Para Pemimpin, PT. Pustaka
4. Untuk pembangunan rute jalan baru di Binaman Pressindo, Jakarta
Kabupaten Melawi Rute yang
direncanakan adalah dari kota Nanga STKIP, 2016. Data Statistik Daerah
Pinoh menuju Kecamatan Tanah Pinoh Kabupaten Melawi. Badan
yaitu Nanga Pinoh – Ulak Muid – Kota Perencanaan Pembangunan Daerah
Baru. Kabupaten Melawi

5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah
dikemukakan diatas, penulis menyarankan
Mengingat fungsi jalan di kabupaten Melawi
sangat penting dalam menunjang
perekonomian daerah, maka perlu kebijakan
dan upaya dari Pemerintah Daerah
Kabupaten Melawi guna meningkatkan
kondisi jalan sehingga kondisinya akan lebih
baik di masa yang akan datang. Serta untuk
mepersingkat rute perjalanan ke kecamatan
disarankan untuk merencanakan program
pembuatan jalan baru.

DAFTAR PUSTAKA
Dierktorat Jenderal Bina Marga, 1990.
Petunjuk Teknis Perencanaan Dan
Penyusunan Program Jalan
Kabupaten. Departemen Pekerjaan
Umum.

Peraturan Daerah Kabupaten Melawi, 2016.


Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Melawi. Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah
Kabupaten Melawi.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan


Perumahan Rakyat Republik
52

Anda mungkin juga menyukai