Anda di halaman 1dari 14

JURNAL BANGUNAN, VOL.20, NO.

1, DESEMBER 2015:

MANAJEMEN RISIKO DALAM PROYEK KONSTRUKSI

Made Wena
Suparno

Abstrak: Setiap kegiatan usaha jasa konstruksi akan selalu muncul risiko menderita
kerugian. Risiko yang terjadi pada proyek dapat berpengaruh buruk pada sasaran proyek
yaitu jadwal, biaya/anggaran dan mutu, serta sekaligus merupakan kendala dalam
pelaksanaan proyek. Kesuksesan proyek konstruksi sangat tergantung dari kemampuan
manajer proyek dalam mengelola risiko yang terjadi. Manajemen risiko meliputi langkah-
langkah yang terkait usaha pelaksanaan perencanaan manajemen risiko, identifikasi,
tanggapan, dan monitoring serta pengawasan pada suatu proyek. Semua proses/langkah-
langkah tersebut harus selalu diperbaharui (update) selama siklus proyek. Melalui
manajemen risiko kemungkinan terjadi risiko pada proyek konstruksi dapat diperkecil
bahkan dihindari.

Kata-kata kunci: manajemen risiko, proyek konstruksi

Abstract: Risk Management in Construction Projects. Each construction business


activities will always be a risk of loss. The risks that occur in the project can adversely
affect the objectives of the project is on schedule, cost / budget and quality, and at the
same time is a constraint in the implementation of the project. Success of Construction
project's depends on the ability of the project manager to manage the risk. Risk
management includes measures related to implementation of business risk management
planning, identification, responses, and monitoring and supervision of the project. All the
processes / steps should be updated during the project cycle. Through risk management
the possibility of risk on construction project can be minimized and avoided.

Keyword: Risk Management, construction projects

S alah satu tujuan usaha jasa konstruksi


adalah mencari keuntungan. Namun
data dan informasi yang lengkap, sehingga
dapat diharapkan tingkat keberhasilan yang
pada setiap kegiatan usaha jasa konstruksi tinggi. Namun kenyataannya dalam dunia
akan selalu muncul dua hal yang berdampi- usaha jasa konstruksi sebagian besar kepu-
ngan. Dua hal tersebut yaitu adanya pe- tusan harus diambil dengan cepat dan tanpa
luang memperoleh keuntungan dan risiko data serta informasi yang lengkap. Hal ini
menderita kerugian, baik secara langsung menimbulkan ketidakpastian yang identik
maupun tidak langsung. Menurut McIntyre, dengan risiko atas keputusannya.
Gentges & Cranley (2013) kesuksesan Akibat terjadinya krisis ekonomi tahun
proyek konstruksi sangat tergantung dari 1998 di Indonesia hampir 90% usaha jasa
kemampuan manajer proyek dalam menge- konstruksi mengalami kebangkrutan. Ter-
lola risiko yang terjadi. Tidak sedikit usaha jadinya tsunami di Aceh tahun 2005 banyak
jasa konstruksi yang mengalami kegagalan proyek-proyek konstruksi yang sedang ber-
maupun kerugian. Kegagalan atau kerugian jalan mengalami kehancuran yang ber-
dalam jasa konstruksi sebagian besar di- akibat kerugian. Demikian pula terjadinya
sebabkan oleh ketidak tepatan dalam me- gempa bumi di wilayah Jogyakarta tahun
ngambil keputusan dalam menangani risiko. 2006, mengakibatkan kerugian finansial
Idealnya keputusan diambil berdasarkan yang cukup besar bagi usaha jasa konstruk-
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

si. Penelitian Reinhard (2012) di Yogya- Pemilik proyek (owner) bisa tertimpa
karta menyimpulkan bahwa resiko yang risiko terkait investasi/keua-ngan,
memiliki dampak paling tinggi adalah resi- kontraktor bisa tertimpa risiko-risiko
ko desain, sedang resiko dengan frekuensi pelaksanaan konstruksi, pemasok bisa
paling tinggi adalah resiko hukum dan ter-timpa risiko material/komponen
peraturan. Azhari, Aulia, dan Majid (2014) yang di-pasok, dan bank penyandang
menyimpulkan bahwa telah teridentifikasi dana bisa ter-timpa risiko kredit
10 teratas faktor-faktor risiko kritikal macet. Guna memini-malisasi
pada pelaksanaan proyek infrastruktur yang konsekuensi buruk yang mungkin
mempengaruhi kinerja kontraktor di Ka- muncul, risiko harus didefinisikan
bupaten Aceh Jaya. Pada pihak lain Norken, dalam bentuk suatu rencana atau
Astana, dan Manuasri (2012) menyimpul- prosedur yang reaktif. Menurut
kan dari 71 risiko yang teridentifikasi ter- Hopkinson (2011) manajemen risiko
dapat 5 risiko tidak dapat diterima dan 43 adalah suatu kegiatan yang dilakukan
risiko tidak diharapkan, 18 risiko yang da- untuk menanggapi risiko yang telah
pat diterima dan 5 risiko dapat diabaikan diketahui. Sedangkan Project
pada proyek konstruksi di Pemerintah Ka- Management Institute (2012)
bupaten Jembrana Bali. Hasil-hasil peneliti- merumuskan manajemen risiko
an tersebut sejalan dengan pendapat An- meliputi langkah-langkah yang terkait
derson (2009) bahwa proyek konstruksi se- usaha pelaksanaan perencana-an
lalu berhadapan dengan berbagai macam manajemen risiko, identifikasi,
dan jenis risiko. tanggap-an, dan monitoring serta
Guna menghindari risiko-risiko tersebut pengawasan pada suatu proyek.
seorang proyek manager harus mampu me- Semua langkah-langkah ter-sebut
lakukan pengelolaan risiko-risiko sehingga harus selalu diperbaharui (update)
tidak berakibat fatal pada pencapaian sasa- selama siklus proyek. Tujuan
ran proyek (Serpella, Ferrada, Howard, and manajemen risiko adalah untuk
Rubio, 2014). Hal ini berarti semakin baik meningkatkan kemung-kinan dampak
pengelolaan risiko, maka semakin kecil ri- positif suatu peristiwa, dan
siko yang akan dihadapi oleh perusahaan mengurangi dampak yang kurang baik
jasa konstruksi. Risiko yang terjadi pada ter-hadap suatu proyek (ISO,
proyek dapat berpengaruh buruk pada ISO3100:2009 (2009).
sasaran proyek yaitu jadwal, biaya/anggar-
an dan mutu, serta sekaligus merupakan JENIS RISIKO
kendala dalam pelaksanaan proyek. Risiko Ada berbagai cara usaha untuk
proyek yang terkait dengan anggaran sering meng-klasifikasikan jenis-jenis risiko.
mengakibatkan terjadinya pembengkakan Dalam kon-teks bisnis yang sederhana
anggaran (cost overrun), sehingga meng- risiko dapat di-bagi menjadi dua yaitu
akibatkan kerugian bagi kontraktor. Se- risiko bisnis/speku-latif (business
dangkan risiko proyek yang terkait dengan risk) dan risiko yang dapat
jadwal, mengakibatkan keterlambatan pe- dijaminkan/risiko murni (insurable
nyelesaian proyek konstruksi, tentu ini risk). Risiko bisnis terkait dengan
berakibat kerugian bagi kontraktor maupun adanya peluang untung dan rugi.
pemilik proyek. Pada sisi lain risiko proyek Termasuk dalam jenis ini adalah
yang terkait dengan mutu sering meng- cuaca buruk, inflasi, resesi, klaim
akibatkan kegagalan kon-struksi, yang ber- konsumen dan sejenisnya. Risiko
akibat pada kerugian bagi kontraktor. spekula-tif adalah risiko yang jika
Risiko-risiko pada proyek diambil dapat memberikan dua
konstruksi dapat menimpa semua kemungkinan yaitu rugi/ untung. Pada
pihak yang terkait (Flanagan, 2012). risiko yang dapat dijaminkan /risiko

2
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

murni hanya ada satu kemungkinan dapat mendatangkan kerugian dalam


yaitu kerugian. Jenis risiko ini yaitu: upaya mencapai sasaran proyek
(l) risiko kerusakan hak milik (direct (Soeharto, 2001).
property damage), misalnya risiko Project Management Institute
kebakaran, (2) ri-siko kerugian tidak (2012) mengkategorikan risiko
langsung (indirect con-sequential menjadi lima ya-itu: (l) risiko
loss), terkait dengan perlindung-an eksternal tidak dapat dipre-diksi
terhadap kontraktor dari ke-rugian (external-unpredictable) seperti regu-
tidak langsung, misalnya risiko akibat lasi pemerintah, bencana alam, acts of
pemindah-an/penempatan peralatan, god., vandalisme, efek samping yang
pemindahan sisa bahan bangunan, (3) tidak diharapkan, (2) risiko eksternal
risiko karena ada ke-wajiban dapat dipre-diksi (external redictable)
Tabel 1. Kemungkinan Risiko Eksternal Proyek Konstruksi
Sumber Komponen Indikator
risiko Risiko (Item risiko)
Eksternal Perubahan Kenaikan harga BBM, perubahan peraturan dari pemerintah seperti
tidak kebijakan/peratur pajak, ketenagakerjaan, devaluasi, dan iklim politik negara yang
dapat an pemerintah buruk
diprediksi Acts of God dan Banjir, gempa bumi, angin rebut, letusan gunung berapi, tsunami,
natural hazard disambar petir, tanah longsor, erosi, muka air sungai terlalu tinggi,
kondisi cuaca yang tidak baik, penurunan muka air tanah, dan
kejatuhan pesawat terbang.
Eksternal Kondisi Depresiasi nilai tukar mata uang, perubahan suku bunga pinjaman,
dapat perkonomian kenaikan harga material setempat, sewa peralatan, upah tenaga
diprediksi negara kurang kerja.
baik
Masalah dalam Kesulitan mendapatkan material dan peralatan, perubahan suku
penyediaan bunga pinjaman, kenaikan harga material, sewa peralatan, upah
sumberdaya tenaga kerja.
Kondisi owner Pendanaan proyek dari owner yang tidak stabil, tidak cukup, owner
yang kurang kurang terlibat pada proyek, keterlambatan pembayaran oleh
mendukung owner, birokrasi owner yang rumit, tuntutan owner untuk
mempercepat proyek; pemutusan kontrak sepihak oleh owner;
keterlambatan memulai proyek karena kesalahan owner; dan proyek
dihentikan oleh owner
Kondisi Alokasi dana mingguan dari cabang ke proyek yang tidak lancar,
perusahaan rendahnya dukungan pimpinan perusahaan, kondisi politis
/cabang yang perusahaan yang buruk, kebangkrutan perusahaan, dikeluarkannya
kurang baik perusahaan dari anggota daftar rekanan mampu (drm), perubahan
kebijakan oleh perusahaan cabang
Retribusi di luar Retribusi/pungutan di luar dugaan seperti galian, air, jalan akses,
dugaan dan lain yang tidak dapat dihindari; dan klaim eskalasi harga dari
subkontraktor

sah/tentang undang-undang (Lega- seperti biaya ke-uangan, bunga


lliability), misalnya risiko akibat pinjaman, ketersediaan ba-han
desain produk yang salah, kesalahan mentah, risiko pasar, dampak ling-
desain, kega-galan mencapai tujuan kungan, dampak sosial, perubahan
proyek, dan (4) ri-siko tenaga kerja nilai tu-kar uang, inflasi, perpajakan
(personnel) seperti kece-lakaan tenaga dan sebagai-nya. Risiko ekternal
kerja, keluarnya tenaga kerja kunci berada diluar kontrol manajer proyek,
dan sebagainya. Dalam lingkup pro- tetapi berpengaruh pada proyek, (3)
yek risiko murni secara potensial risiko internal/non teknis (in-

3
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

ternal/nontechnical) seperti eksternal proyek konstruksi secara


pemogokan te-naga kerja, masalah ringkas terlihat pada Tabel 1.
aliran dana, isu kese-lamatan tenaga Berdasarkan Tabel 1 nampak
kerja, kesehatan dan ren-cana bahwa risiko ekternal proyek
keuntungan, keterlambatan dari jad- konstruksi dapat ter-jadi akibat
wal, pemberhentian pekerjaaan oleh bermacam-macam penyebab, baik
tenaga kerja, kemacetan cash flow. yang tidak dapat diprediksi maupun
Risiko internal berada dibawah yang dapat diprediksi. Diantara
kontrol manajer proyek, (4) risko penyebab adalah adanya kebijakan
teknik (technical) seperti perubahan pemerintah yang kurang mendukung,
teknologi, perubahan rancang bangun, bencana alam yang terjadi,
isu-isu desain, isu-isu pelaksanaan dan perekonomian Negara yang kurang
perawat-an. Risiko ini terkait dengan baik, sumber daya yang tersedia
penggunaan teknologi dalam proyek, kurang memadai, pendanaan dari
seperti perubahan teknologi, kinerja pemilik proyek yang kurang baik, dan
operasional dan peme-liharaan, akibat adanya biaya diluar dugaan
perubahan dan penyesuaian, (5) risiko anggaran proyek.
legal (legal) seperti penggunaan li- Kemungkinan risiko lain adalah
sensi, hak paten, perkara pengadilan, adanya risiko internal proyek
unjuk kerja sub kontraktor, kegagalan konstruksi, yang se-cara ringkas
kontrak, tuntutan hukum, force disajikan pada Tabel 2. Ber-dasar
majeure. pada Tabel 2 nampak bahwa risiko in-
Soeharto (2001) mengelompokkan ternal proyek konstruksi dapat terjadi
risi-ko berdasarkan potensi sumber akibat bermacam-macam penyebab,
risiko se-bagai berikut: (l) risiko yang baik yang bersifat non teknis maupun
berkaitan de-ngan bidang teknis. Kom-ponen risiko dari proyek
manajemen, (2) risiko yang berkaitan sendiri yang ber-sifat non teknis dapat
dengan bidang teknis dan im- berupa keuangan pro-yek yang buruk,
plementasi, (3) risiko yang berkaitan pelaksanaan dan penye-lesaian
de-ngan bidang kontrak dan hukum, proyek yang buruk, kesehatan dan
(4) risiko yang berkaitan dengan kecelakaan kerja yang terjadi, SDM
situasi ekonomi, so-sial dan politik. proyek yang kurang baik, adanya
Sedangkan Mingus (2008) ada empat kecurangan kar-yawan proyek, risiko
risiko umum yang ada hampir pada yang diakibatkan pihak ketiga, dan
setiap jenis proyek yaitu: (1) risiko akibat kerusakan yang terjadi pada
teknis misalnya teknologi tidak proyek. Komponen risiko dari proyek
tersedia /tidak berjalan sebagai mana sendiri yang bersifat teknis dapat
mestinya), (2) risiko finansial berupa tidak dipenuhinya spesifikasi
misalnya anggaran proyek dikurangi, teknis, perubahan teknis dari owner,
(3) risiko SDM misalnya ang-gota metode kons-truksi yang kurang baik,
kunci dari tim meninggalkan proyek, dan permasalahan kondisi fisik yang
dan (4) politik misalnya sponsor ditemui dilapangan.
proyek meninggalkan organisasi. Selain yang telah disebutkan
Berdasar paparan diatas dapat di berarti ada kemungkinan risiko lain,
simpul-kan bahwa risiko-risiko yaitu risiko legal proyek konstruksi,
dalam proyek konstruksi bentuknya yang secara ringkas ter-lihat pada
berbagai macam dan dapat terjadi Tabel 3. Berdasar pada Tabel 3
dalam semua bersumber risiko nampak bahwa risiko legal proyek
eksternal, internal, maupun bersumber kons-truksi dapat terjadi akibat
ri-siko legal. Kemungkinan risiko bermacam-macam penyebab, yaitu

4
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

adanya permasalah dokumen kontrak


dan pasal-pasalnya, Adanya tuntutan
hukum dari fihak ketiga, dan
permasalahan pembebasan lahan pro-
yek. Terjadinya risiko proyek
konstruksi dapat berdampak pada
semua pihak yang terkait, baik owner,
kontraktor, konsultan, maupun stake
holder atau masyarakat.

PENGELOLAAN RISIKO PROYEK


Guna menghindari risiko-risiko
yang mungkin terjadi maka perusahan
jasa kons-truksi harus menerapkan
menejemen risiko dalam setiap
penyelesaian proyek kons-truksi.
Project Management Institute (2012)
dan Kerzners (2005) menyebutkan
bahwa manajemen risiko merupakan
salah satu komponen penting dari
manajemen proyek secara
keseluruhan. Untuk melaksanakan
manajemen risiko yang efektif dan
efesien diperlukan strategi yang tepat,
pengetahuan dan lebih-lebih
pengalaman (Serpella, Fer-rada,
Howard, and Rubio. 2014). Tanpa
adanya strategi yang tepat,
pengetahuan dan pengalaman yang
memadai, seorang mana-jer proyek
akan sulit berhasil dalam meng-atasi
risiko yang muncul dalam
pelaksanaan proyek.

5
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

Tabel 2. Kemungkinan Risiko Internal Proyek Konstruksi


Sumber Komponen Indikator
risiko Risiko (Item risiko)
Internal Kondisi Kesalahan estimasi biaya proyek; kerugian beruntun akibat defective
non-teknis keuangan material/workmanship; dan biaya tambahan untuk kerja lembur dan
proyek yang pengangkutan cepat.
buruk
Kondisi Kesalahan estimasi pelaksanaan proyek; dan kegagalan dalam memulai
pelaksanaan proyek sesuai jadwal
proyek yang
buruk
K3 Kecelakaan kerja akibat fisik proyek, kematian akibat kecelakaan
kerja, wabah penyakit berbahaya/menular, dan keracunan
Kondisi SDM Kepindahan/tidak berperannya tenaga kerja inti/senior; tenaga kerja
proyek yang yang kurang kompeten; produktivitas tenaga kerja yang rendah;
kurang baik pemogokan dan kerusuhan; perselisihan tenaga kerja; keterlambatan
dalam melihat masalah; keterlambatan dalam memecahkan masalah
Kecurangan, Pembongkaran rahasia proyek oleh pihak intern yang merugikan
kelalaian, proyek; kerusakan/kehilangan dokumen, gambar, file, surat penting;
ketidak jujuran dan ketidak jujuran staf yang merugikan proyek dari segi financial
Risiko akibat Cross liability (kerugian yang menimpa subkontraktor); kerugian pihak
pihak ketiga ketiga (cacat/meninggal/materi) akibat kecelakaan kerja; dan biaya
pembuangan reruntuhan milik pihak ketiga oleh proyek
Kerusakan Risiko terhadap property yang menjadi milik proyek atau berada di
alat, property, bawah tanggungannya; kerusakan peralatan konstruksi proyek,
fisik proyek produktivitas peralatan/mesin yang rendah; transportasi property yang
dipertanggungkan; kebakaran, ledakan, kerusakan tanaman, hutan,
benda seni, dan budaya
Internal Tidak Pengawasan mutu dari pihak owner/konsultan kurang terkoordinasi
teknis dipenuhinya baik; rework akibat kualitas pekerjaan yang tidak sesuai spesifikasi;
spesifikasi risiko selama masa pemeliharaan; risiko pada saat pengetesan
teknis komponen mekanikal dan elektrikal; akibat dari defective
workmanship; tidak tersedianya/kurangnya tenaga kerja berkeahlian
khusus; tenaga kerja lapangan yang kurang mampu; dan akibat dari
defective material
Hal-hal teknis Perubahan konsep jenis bangunan/konstruksi oleh owner; perubahan
proyek yang kecil pada desain sebelum konstruksi terbangun; perubahan kecil pada
mengalami desain untuk konstruksi yang telah terbangun; perbedaan interpretasi;
perubahan perubahan spesifikasi oleh owner; perluasan lingkup pekerjaan
konstruksi; gambar kerja yang tidak jelas; item pekerjaan lump sum
dari owner yang tidak rinci dengan jelas sehingga memperbesar nilainya
Masalah Metode kerja kurang baik/kurang efisien; proyek dengan teknologi
teknologi khusus yang belum dikenal baik; kesalahan dalam memahami hal-hal
metode teknis mengenai kontruksi dan metode kerjanya; keruntuhan struktur/
konstruksi collapse; kerugian terhadap kesalahan desain; kinerja subkontraktor
yang buruk; losses penggunaan material; kesulitan mobilisasi alat dan
material
Masalah Differing site conditions misalnya kondisi tanah/batuan/galian di luar
kondisi fisik perkiraan; kerusakan system dewatering; cofferdam/tunnel tidak
aktual yang mampu menahan aliran; tanggul sungai alam yang tidak stabil;
ditemui penurunan, penyusutan, pengembangan tanah (pada timbunan); vibrasi,
pergerakan, atau melemahnya daya dukung tanah (pada timbunan);
dilapangan kegagalan pengecoran pasda daerah batuan atau tanah lunak; keretakan
dan kebocoran; kerusakan pada jaringan bawah tanah

Menurut Project Management


Institute (2012) proses manajemen
risiko meliputi enam tahap kegiatan

6
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

yaitu: (l) perencanaan manajemen berinteraksi satu sama lain dan juga
risiko (risk management plan-ning) dengan kegiatan lain dalam
yaitu kegiatan untuk menentukan ba- manajemen proyek.
gaimana pendekatan, perencanaan,
dan pe-laksanaan aktivitas manajemen RISIKO
risiko pada suatu proyek, (2) Perencanaan risiko merupakan
identifikasi risiko (risk identification) langkah awal dari aktivitas
Tabel 3. Kemungkinan Risiko Legal Proyek Konstruksi
Sumber Komponen Indikator
risiko Risiko (Item risiko)
Legal Masalah Kontraktual/kontrak tidak sah secara hukum; kontrak dengan pasal-
kontrak dan pasal yang tidak menguntungkan pihak proyek; pasal-pasal propyek
pasal-pasalnya yang kurang lengkap, tdak jelas, ambiguity; perubahan tipe, kondisi,
atau peraturan kontrak
Tuntutan Tuntutan hukum dari pihak ketiga pada saat masa pelaksanaan; risiko
hukum bagian kontrak kerja yang telah diserahterimakan; penyitaan proyek
secara resmi/tidak resmi menurut hukum oleh pihak berwenang/
pemerintah
Perizinan dan Perizinan dan akses yang sulit dan proses pembebasan lahan oleh
pembebasan owner yang lebih lama dan mengeluarkan biaya di luar perkiraan
lahan

yaitu kegiatan menentukan risiko- manajemen risiko. Pe-rencanaan yang


risiko mana yang akan mempenga- hati-hati dan dilakukan se-cara
ruhi proyek dan melakukan eksplisit akan mampu meningkatkan
dokumentasi terhadap karakteristik keberhasilan terhadap proses
risiko, (3) analisis kualitatif risiko lainnya da-lam manajemen risiko
(qualitative risk an-alysis) yaitu (Anderson, 2009). Perencanan risiko
penentuan metode untuk membuat sangat penting untuk memastikan
prioritas untuk mengidentifikasi risiko bahwa tingkat, jenis dan visi-bilitas
yang mungkin muncul pada manajemen risiko adalah sama pen-
pekerjaan-peker-jaan, (4) analisis tingnya dengan organisasi proyek.
kuantitatif risiko (quan-titative risk Hal ini dilakukan guna menyediakan
analysis) yaitu analisis secara sumber daya dan waktu yang
numerik pengaruh risiko terhadap dibutuhkan dalam kegiatan
tujuan proyek secara keseluruhan, (5) manajemen risiko, dan menetapkan
rencana ta-nggapan risiko (risk dasar persetujuan untuk mengevaluasi
response planning) yaitu risiko. Perencanaan risiko harus
mengembangkan pilihan-pilihan dan sudah dibuat leng-kap pada awal
tindakan untuk meningkatkan tahap perencanaan proyek konstruksi.
peluang dan mengurangi ancaman Tahap perencanaan risiko akan
terhadap tujuan pro-yek, dan (6) meng-hasilkan dokumen rencana
pengawasan dan monitor risiko (risk risiko yang menjelaskan tentang
monitoring and control) yaitu kegiat- bagaimana manajemen risiko disusun
an identifikasi lintasan risiko, dan dilaksanakan dalam pro-yek
memonitor sisa risiko (risiko yang konstruksi. Rencana risiko menjadi
masih ada), meng-identifikasi risiko sub bagian dari rencana proyek
baru yang muncul, me-laksanakan konstruksi se-cara keseluruhan.
rencana tanggapan risiko, dan Menurut Project Mana-gement
mengevaluasi keefektivan siklus Institute (2012) rencana manajemen
proyek. Kegiatan tersebut saling risiko memuat beberapa hal yaitu, (l)

7
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

meto-dologi, yaitu tahap menentukan secara konsisten pada tingkat yang


pendekatan, alat dan sumber daya paling detail. Salah satu pendekatan
yang mungkin di-gunakan dalam yang digunakan untuk struktur risiko
menerapkan manajemen ri-siko adalah risk breakdown structured
dalam suatu proyek, (2) peran dan (struktur rincian risiko), seperti
tanggung jawab, yaitu menentukan dilukiskan dalam Gambar 1, dan (6)
aturan-aturan, alat, faktor pendukung, penetapan ke-mungkinan dan
dan anggota tim manajemen tiap pengaruh risiko, yaitu pro-ses
PROYEK

Teknis Eksternal Organisasi Manajemen Proyek

Kebutuhan2 Subkontraktor & Suplayer Ketergantungan proyek Estimasi

Peraturan2 Sumberdaya Perencanaan


Teknologi

Kompleksitas & interface Pasar Pendanaan Pengawasan

Kinerja dan Kridibilitas Pelanggan Prioritas Komunikasi

Mutu Cuaca

Gambar 1. Struktur Rincian Risiko


(Sumber: Project Management Institute, 2012)
aktivitas kegiatan serta peran dan kualitas dan kredibilitas dari analisis
tanggung jawabnya, (3) anggar-an, risiko kualitatif yang diperlukan
yaitu kegiatan menentukan sumber untuk me-nentukan kemungkinan dan
daya yang digunakan dan perkiraan dampak risiko dalam berbagai tingkat
anggaran yang dibutuhkan untuk yang berbeda.
menerapkan mana-jemen risiko, Berdasar Gambar 1, risiko di
sebagai masukan dan tolak ukur biaya kategori-kan menjadi empat jenis
proyek, (4) waktu, yaitu kegiat-an yaitu: (a) risiko teknis, (2) risiko
menentukan kapan dan seberapa eksternal, (c) risiko organ-isasi dan
sering proses manajemen risiko (d) risiko manajemen. Dari masing
dilaksanakan se-lama siklus proyek, -masing kategori risiko tersebut
dan menetapkan jadwal aktivitas dipilah-pilah menjadi beberapa sub
manajemen risiko, (5) kategori ri-siko, kategori, sesuai dengan kompleksitas
yaitu kegiatan penyajian suatu susun- proyek.
an/struktur untuk memastikan bahwa
suatu proses yang komprehensif dari IDENTIFIKASI RISIKO
identifikasi risiko telah dilakukan

8
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

Identifikasi risiko adalah kegiatan dapat dikurangi dengan melakukan


untuk menentukan jenis-jenis risiko risk reduc-tion, walaupun dengan
yang mung-kin berpengaruh terhadap tindakan ini mung-kin masih ada
proyek dan men-dokumentasikan risiko risiko sisa (residual risk) yang
karakteristik risiko yang bersangkutan perlu dilakukan penilaian lagi. Atau
(Wang, Dulaimi, & Aguria, 2004). dapat juga memindahkan risiko
Tim yang menjadi anggota dalam (Risk transfer) kepada pihak ketiga
identifikasi risiko antara lain manajer mi-salnya kepada asuransi dengan
pro-yek, tim proyek, tim manajemen suatu biaya tertentu. Sedangkan
risiko, ahli dari luar proyek, tindakan terakhir ya-ng dapat
pelanggan, pengguna akhir produk, dilakukan dalam mitigasi risiko
stakeholder, ahli manajemen risiko. adalah dengan menghindari risiko itu
Identifikasi risiko merupakan kegiatan sen-diri, jika dampak dari risiko itu
yang bersifat iteratif dimana risiko tidak dapat diterima (Flanagan,
yang muncul baru akan diketahui 2012).
pada siklus proyek yang sedang
berjalan. Adapun hasil dari proses ANALISIS RISIKO KUALITATIF
identifikasi risiko adalah dokumen Analisis risiko kualitatif adalah
tentang daftar risiko. Daftar risiko ini kegiatan menentuan metode untuk
umumnya memuat beberapa hal yaitu membuat prioritas guna
(l) daftar indentifikasi risiko yaitu mengidentifikasi risiko yang mungkin
suatu daftar yang memuat akar muncul pada tindakan berikutnya.
penyebab risiko dan asumsi-asumsi Suatu or-ganisasi dapat memperbaiki
proyek yang tidak pasti. Misalnya unjuk kerja dengan memberi
rencana proyek mengasumsikan perhatian lebih pada prio-ritas risiko
dibutuhkan tenaga 10 orang, namun yang tinggi. Analisis risiko kua-litatif
yang tersedia hanya 8 orang. menilai prioritas identifikasi risiko
Kekurangan tenaga kerja tentu akan dengan kemungkinan-kemungkinan
berpengaruh terhadap waktu yang terjadi dan berdampak pada
penyelesaian pekerjaan, (2) daftar ta- tujuan proyek (Sadaba et.al, 2014).
nggapan potensial yaitu tanggapan Hasil dari kegiatan analisis risiko
yang bersifat potensial terhadap risiko kua-litatif adalah berupa daftar risiko
yang mungkin teridentifikasi pada yang di-perbaharui, yang meliputi: (l)
proses iden-tifikasi risiko, (3) akar ranking re-latif atau daftar prioritas
penyebab risiko, ya-itu faktor-faktor risiko proyek, (2) kategori kelompok-
yang menyebabkan risiko, dan (4) kelompok risiko, (3) daftar tanggapan
kategori risiko yang diperbaharui. risiko yang segera dituntut
Apabila risiko yang timbul akibat /dibutuhkan, (4) daftar risiko untuk
suatu aktivitas sudah teridentifikasi, analisis dan tanggapan tambahan, (5)
maka selan-jutnya dilakukan tindakan daftar peng-amatan risiko yang
untuk mengu-rangi risiko yang memiliki prioritas ren-dah, dan (6)
muncul. Tindakan ini di-sebut risk hasil kecenderungan dalam analisis
mitigatian (mitigasi risiko). Mitigasi risiko kualitatif
risiko yang dapat dilakukan dalam
manajemen risiko antara lain risk
retention yaitu tindakan untuk ANALISIS RISIKO KUANTITATIF
menerima/menahan risiko karena Analisis risiko kuantitatif
dampak dari suatu kejadian yang dilakukan ter-hadap risiko yang telah
merugikan masih dapat diterima. Ji- di prioritaskan da-lam proses analisis
ka mungkin, dampak kejadian itu risiko kualitatif, yang sangat
berdampak pada tujuan proyek.
9
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

Analisis risiko kuantitatif merupakan me-ngurangi ancaman kerugian


proses menganalisis dampak risiko terhadap tujuan proyek. Adapun hasil
dan membuat penilaian/rating dari tahap ini adalah berupa daftar
numerik terhadap risiko-risiko yang risiko yang diperbaharui yang
ada. Kegiatan analisis risiko memiliki komponen: (l) identifikasi
kuantitatif dapat dilakukan dengan risiko-risiko dan deskripsinya, lingkup
teknik simulasi Monte Carlo dan proyek ya-ng dipengaruhi,
analisis pohon keputusan. Kegiatan penyebabnya dan bagaima-na risiko
ini dilakukan bertujuan untuk, (l) tersebut mempengaruhi tujuan proyek,
menilai kemungkinan pencapaian (2) pemilik risiko dan yang bertang-
tujuan proyek yang spesifik, (2) gung jawab menyelesaikan, (3) hasil
mengiden-tifikasi risiko yang sangat dari proses analisis risiko kualitatif
perlu diperhati-kan, (3) dan kuanti-tatif termasuk daftar
mengidentifikasi secara realistik prioritas risiko proyek serta analisis
biaya, jadwal, lingkup yang dapat kemungkinan proyek, (4) pe-
dicapai, (4) menentukan keputusan rencanaan tanggapan yang disetujui,
yang paling baik dari manajemen (3) tin-dakan spesifik untuk
proyek jika terjadi hasil-hasil yang mengimplementasikan rencana
tidak diharapkan. tanggapan yang dipilih, (4) simp-tom
Adapun hasil dari analisis risiko dan tanda-tanda peringatan kejadian
kuan-titatif adalah daftar risiko yang ri-siko, (5) aktivitas anggaran dan
diper-baharui, yang mengandung jadwal yang dibutuhkan untuk
komponen: (l) analisis kemungkinan menerapkan rencana ta-nggapan
proyek, (2) kemung-kinan pencapaian yang dipilih, (6) ketidaktentuan
target waktu dan anggar-an, (3) daftar rencana cadangan waktu dan anggaran
prioritas risiko yang telah di ya-ng disediakan untuk toleransi
kuantifikasi, dan (4) hasil-hasil risiko stake-holder, (7) ketidaktentuan
analisis ke-cenderungan risiko rencana dan pe-micu yang diminta
kuantitatif. Menurut Anderson (2009) dalam pelaksanaannya,
analisis risiko yang di-lakukan secara (8)perencanaan mundur (feedback),
sistematis dapat membantu untuk:(1) diguna-kan sebagai reaksi terhadap
mengidentifikasi, menilai dan me- risiko yang ter-jadi, (9) sisa risiko
rangking risiko secara jelas, (2) yaitu risiko yang mung-kin akan
memusat-kan perhatian pada risiko, muncul sesudah dilakukan peren-
utama (major- risk), (3) memperjelas canan tanggapan, (10) risiko kedua
keputusan tentang batasan kerugian, yang muncul sebagai akibat langsung
(4) meminimalkan poten-si kerusakan dari kegiat-an tanggapan risiko, (11)
apabila timbul keadaan yang paling cadangan tak ter-duga (conting-
jelek, (5) mengontrol aspek ketidak- encyreserve) sebagai dasar
pastian, dan (6) memperjelas dan perhitungan dalam analisis kualitatif
menegas-kan peran setiap orang / dari ambang batas proyek dan
badan yang ter-libat dalam organisasi.
manajemen risiko.
PENGAWASAN DAN MONITORING
PERENCANAAN TANGGAPAN RISIKO RISIKO
Perencanaan tanggapan risiko Perencanaan tanggapan risiko
adalah kegiatan untuk sebagai bagian dari perencanan
mengembangkan pilihan-pilihan dan manajemen dilaksa-nakan selama
menentukan tindakan untuk me- siklus proyek berjalan. Guna
ningkatkan peluang keuntungan dan mengantisipasi adanya perubahan

10
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

atau risi-ko-risiko baru maka rencana manajemen proyek yang


pekerjaan proyek harus selalu diawasi diperbaharui.
dan dimonitor. Pengawasan dan
monitoring risiko adalah proses untuk DAMPAK RISIKO TERHADAP TUJU-
mengidentifikasi, menganalisis AN PROYEK
kegiatan proyek terhadap Sebagaimana telah dijelaskan,
kemungkinan munculnya risiko baru. proyek konstruksi merupakan bidang
Pengawasan dan monitor risiko usaha yang berisiko besar. Risiko
merupakan kegiatan yang dilakukan yang terjadi pada proyek akan
selama siklus proyek. Tujuan berdampak buruk pada sasar-an
pengawasan dan monitor risiko adalah proyek. Tiap proyek memiliki
untuk menentukan ji-ka, (l) asumsi- tujuan khusus, dalam mencapainya
asumsi proyek masih valid, (2) risiko ada batasan yang harus dipenuhi
yang telah diperkirakan, diketahui terkait dengan anggar-an, jadwal dan
mengalami perubahan (berdasarkan mutu proyek. Anggaran pro-yek yang
analisis kecenderungan) dan (3) hal- dialokasikan harus dikerjakan dengan
hal tak terduga berhubungan dengan biaya yang tidak melebihi anggaran,
biaya atau jadwal yang harus jadwal pelaksanaan proyek harus
dimodifikasi sejalan dengan ri-siko dikerjakan dengan waktu sesuai
proyek yang terjadi. dengan jadwal pelak-sanaan yang
Pengawasan dan monitor risiko telah ditetapkan dan mutu ha-rus
juga terkait dengan pemilihan strategi memenuhi spesifikasi dan kriteria
alternatif, pelaksanaan rencana tak da-lam taraf yang di persyaratkan.
terduga atau ren-cana mundur, Ketiga hal tersebut sering di
melakukan tindakan korektif dan asosiasikan sebagai sasa-ran proyek
memodifikasi rencana proyek (Perera sebagai biaya/anggaran, waktu dan
& Holsomback, 2005). Penanggung mutu (Soeharto, 2001). Manajemen
jawab tanggapan risiko melaporkan proyek dikatakan baik jika sasaran
secara perio-dik pada manajer proyek tersebut tercapai dengan baik
tentang efektivitas rencana, pengaruh (Kerzner, 2005). Ri-siko dapat
yang tidak diantisipasi dan beberapa menjadikan proyek berhenti dan
tindakan koreksi yang di-butuhkan mengalami keterlambatan, dan juga
untuk menangani risiko. Hasil yang mengalami pembengkakan biaya (cost
diharapkan dari proses pengawasan everrun). Risiko menyebabkan
dan monitor risiko adalah berupa (l) adanya pe-rubahan yang buruk pada
daftar risiko yang diperbaharui, yang aspek proyek, yaitu estimasi waktu,
memuat tentang, (a) hasil penilaian estimasi biaya dan teknologi desain.
kembali risiko, audit risiko dan Dampak risiko terhadap proyek
tinjauan ulang risiko secara periodik, kon-struksi diukur berdasarkan bobot
dan (b) hasil nyata risiko proyek dan potensi ri-siko proyek yang mengacu
tanggapan terhadap risiko, yang dapat pada parameter frekuensi terjadinya
membantu manajer proyek untuk risiko dan konsekuensi negatif akibat
meren-canakan risiko dalam terjadinya risiko-risiko ter-sebut
keseluruhan organi-sasi, dan juga terhadap sasaran proyek (Asiyanto,
untuk proyek-proyek men-datang, (2) 2010). Dengan demikian informasi
permintaan perubahan, (3) reko- menge-nai risiko-risiko yang potensial
mendasi tindakan-tindakan korektif, terjadi pada proyek konstruksi perlu
(4) rekomendasi tindakan-tindakan didukung dengan informasi mengenai
pencegah-an, (5) proses aset seberapa besar dampak atau pengaruh
organisasi yang diperba-harui dan (6)

11
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

risiko-risiko tersebut terha-dap bukti bahwa risiko sifatnya spesifik,


sasaran proyek. sangat bergantung pada siapa yang
Penetapan level risiko dianalisis memandang.
melalui dua kegiatan yaitu, (l)
kemungkinan terjadi risiko diukur SIMPULAN
dari frekuensi kemungkinan Setiap kegiatan usaha jasa
kejadiannya dan (2) pengaruh konstruksi akan selalu muncul dua hal
terjadinya risiko, yang diukur dari yang ber-dampingan, yaitu adanya
dampak akibatnya. Kemungkinan peluang mem-peroleh keuntungan
terjadi risiko yang diukur dari dan risiko menderita kerugian, baik
frekuensi kemungkinan kejadiannya, secara langsung maupun tidak
dibagi secara kualitatif menjadi lima langsung. Tidak sedikit usaha jasa
yaitu: (a) tidak pernah terjadi, (b) konstruksi yang mengalami kegagalan
kemungkinan kecil/jarang terjadi, (c) mau-pun kerugian. Kegagalan atau
cukup mungkin/-kadang-kadang kerugian da-lam jasa konstruksi
terjadi, (d) mungkin/sering terjadi, (e) sebagian besar di-sebabkan oleh
hampir pasti/sangat sering ter-jadi. ketidak tepatan mengambil keputusan
Hal ini bisa juga diukur secara kuan- dalam menangani risiko.
titatif dengan angka probabilitasnya Guna menghindari risiko-risiko
dalam persen, yaitu: (a) kurang dari 1 tersebut seorang proyek manager
%, (b) 1% sampai 20%, (c) 21% harus mampu melakukan pengelolaan
sampai 49%, (d) 50% sampai 85%, risiko-risiko se-hingga tidak berakibat
dan (e) lebih dari 85%. fatal pada pen-capaian sasaran proyek.
Pengaruh atau dampak terjadinya Hal ini berarti se-makin baik
risiko, yang diukur dari dampak pengelolaan risiko, maka se-makin
akibatnya dibagi secara kualitatif kecil risiko yang akan dihadapi oleh
menjadi lima yaitu, (a) tidak penting/ perusahaan jasa konstruksi. Risiko
tidak berpengaruh, (b) kecil /kurang yang terjadi pada proyek dapat
berpengaruh, (c) sedang/ cukup berpengaruh buruk pada sasaran
berpengaruh, (d) besar/ berpengaruh, proyek yaitu jadwal, biaya/anggaran
(e) fatal/sangat berpengaruh. Secara dan mutu, serta sekaligus merupakan
kuantitatif bisa diukur berdasarkan kendala dalam pelaksanaan pro-yek.
pengaruh terhadap biaya, waktu, Risiko proyek yang terkait dengan
mutu. Misalnya untuk pengaruh pada anggaran sering mengakibatkan
biaya (pengurangan laba) dapat terjadinya pembengkan anggaran
dikelompokkan menjadi: (a) kurang (cost overrun), se-hingga
dari 1% laba, (b) 1% sampai 10% mengakibatkan kerugian bagi kon-
laba, (c) 11% sampai 50% laba, (d) traktor. Sedangkan risiko proyek yang
51% sampai 100% laba, dan (e) lebih terkait dengan jadwal, mengakibatkan
besar dari laba. Menurut Asiyanto ke-terlambatan penyelesaian proyek
(2010) angka kuantitatif untuk kon-struksi, tentu ini berakibat
dampak risiko tersebut di atas tidak kerugian bagi kontraktor maupun
standar, bergantung pada keputusan pemilik proyek.
mana-jemen suatu perusahaan. Guna meminimalisasi konsekuensi
Sedangkan untuk pengaruh yang bu-ruk yang mungkin muncul, maka
lainnya, misalnya terhadap risiko pihak-pihak yang terkait dengan
keterlambatan waktu pelaksanaan, proyek kon-struksi harus memandang
juga berbeda-beda antara manajemen manajemen risiko sebagai bagian
yang satu dengan yang lainnya. integral dari manajemen proyek
Dengan demiki-an, ini adalah suatu secara keseluruhan. Manajemen risiko

12
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

meliputi langkah-langkah yang ter- Risiko yang terjadi pada proyek


kait usaha pelaksanaan perencanaan konstruksi selalu berdampak negatif
mana-jemen risiko, identifikasi, pada tujuan proyek. Sebagaimana
tanggapan, dan monitoring serta telah dijelas-kan, proyek konstruksi
pengawasan pada suatu proyek. merupakan bidang usaha yang
Semua langkah-langkah tersebut harus berisiko besar, risiko yang ter-jadi
selalu diperbaharui (update) selama pada proyek adalah hal-hal yang jika
siklus proyek. Tujuan manajemen terjadi dapat berdampak buruk pada
risiko adalah untuk meningkatkan sasaran proyek yaitu jadwal, biaya
kemungkinan dampak positif suatu dan spe-sifikasi. Risiko dapat
peristiwa, dan me-ngurangi dampak menjadikan proyek berhenti dan
yang kurang baik ter-hadap suatu mengalami keterlambatan, dan juga
proyek. mengalami pembengkakan biaya (cost
Kegiatan manajemen risiko everrun). Risiko menyebabkan adanya
meliputi enam tahap kegiatan yaitu, per-ubahan yang buruk pada aspek
(l) perencanaan manajemen risiko proyek, ya-itu estimasi waktu,
(risk management plann-ing) adalah estimasi biaya dan mutu proyek.
kegiatan menentukan bagai-mana
pendekatan, perencanaan, dan pelak- DAFTAR RUJUKAN
sanaan aktivitas manajemen risiko Azhari, Aulia, T.B. dan Majid, I.A. 2014.
pada suatu proyek, (2) identifikasi Faktor-Faktor Risiko yang
risiko (risk identification) adalah Mempengaruhi Kinerja Kontraktor Pada
kegiatan menentukan risiko-risiko Pelaksanaan Proyek Infrastruktur Di
mana yang akan mempenga-ruhi Kabupaten Aceh Jaya. Jurnal Teknik
proyek dan melakukan dokumentasi Sipil. Volume 3, No. 1, pp.1-14
terhadap karakteristik risiko, (3) Anderson, S. 2009. Risk Identification and
analisis kualitatif risiko (qualitative Assessment. PMI Virtual Library.
risk analysis) adalah metode-metode Asiyanto. 2010. Manajemen Produksi
untuk membuat pri-oritas untuk Untuk Jasa Konstruksi. Jakarta: PT
mengidentifikasi risiko yang mungkin Pradnya Paramita.
muncul pada pekerjaan-pekerja-an, Flanagan, R. 2012. Managing Risk For
(4) analisis kuantitatif risiko Anuncertain Future A Project
(quantita-tive risk analysis) adalah Management perspective. London:
analisis secara nu-merik pengaruh School of Construction Management
risiko terhadap tujuan pro-yek secara and Engineering The University of
keseluruhan, (5) rencana tang-gapan Reading UK.
risiko (risk response planning) ada- Hopkinson, R. 2011. Risk Management,
lah pengembangan pilihan-pilihan dan Concept and Aplication. New York:
tin-dakan untuk meningkatkan Mc-Graw Hill.
peluang dan mengurangi dampak ISO, ISO 31000:2009. 2009. Risk
negative terhadap tu-juan proyek, dan management-Principles and Guidelines,
(6) pengawasan dan mo-nitor risiko Geneva, Switzerland: International
(risk monitoring and control) adalah Organization for Standardization.
usaha identifikasi lintasan risiko, Kerzner, H. 2005. Project Management: A
memonitor sisa risiko, System Approach to Planning,
mengidentifikasi ri-siko baru yang Scheduling, and Controlling. New
muncul, melaksanakan ren-cana York: Van Nostrand Reinhold
tanggapan risiko, dan mengevaluasi
keefektivan siklus proyek.

13
Made Wena,dkk., Manajemen Resiko pada Proyek Kontruksi

McIntyre, M., Gentges, D & Cranley, P.D. di Provinsi Daerah Istimewa


2013. The Basics of Risk Management Yogyakarta. Yogyakarta: Tesis
in Construction Contracts. Published Konsentrasi Manajemen Konstruksi,
On: Monday, September 16, http:// Program Studi Magister Teknik Sipil,
enewslet ters.construction exec.com/ Program Pascasarjana, Universitas
riskmanage ment /2013/09/ Atmajaya Yogyakarta.
Mingus, N. 2008. Alpha Teach Yoursself: Sádaba.S.M., Ezcurdia, A.P., Lazcano,
Project Management in 24 Hours. New A.M.E., & Villanueva. 2014. Project
York: McGraw-Hill-Inc. risk management methodology for
Norken, N., Astana, N.Y. , dan Manuasri. smallfirms. International Journal of
L.K.A. 2012. Manajemen Risiko Pada Project Management 32 p. 327–340
Proyek Konstruksi di Pemerintah Serpella, A. F., Ferrada, X., Howard, R.,
Kabupaten Jembrana. Jurnal Ilmiah Rubio, L. 2014. Risk Management in
Teknik Sipil Vol. 16, No. 2, pp.202-211 Construction Projects: A Knowledge-
Perera, J. & Holsomback, J. 2005. An based Approach . Procedia - So cial
integrated risk management tool and and Behavioral Sciences 119 (2014)
process, Aerospace Conference, IEEE, 653 – 662.
vol., no., pp.129-136, 5-12 March. Soeharto, I. 2001. Manajemen Proyek.
Project Management Institute. 2012. A Edisi Kedua. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Guide to the: Project Management Wang, S., Dulaimi, M. & Aguria, Y. 2004.
Body of Knowledge. Pensylvania: Risk management framework for
Project Management Institute Inc construction projects in developing
Reinhard, G. 2012. Studi Mengenai countries. Construction Management
Manajemen Resiko dada Kontraktor and Economics, 22(3), 237-252.

14

Anda mungkin juga menyukai