Makalah Sejarah Ibnu Sina
Makalah Sejarah Ibnu Sina
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Mata Kuliah Sejarah Ibnu Sina
Pada Program Studi Teknik Industri Universitas Ibnu Sina
Disusun Oleh:
SATINA CANTIKA AYU PUTRI
NPM : 211026201118
A. PENGERTIAN POLITIK
Politik merupakan salah satu sector kehidupan. Kita tidak dapat menafikkannya sebagai
salah satu dari bagian kehidupan yang telah di atur oleh Allah SWT. Menafikkan politik
berarti meragukan kesempurnaan islam. Islam adalah agama yang sempurna, begitulah
janji Allah dalam firman-Nya. Islam mengatur seluruh aspek kehidupan meliputi aspek
hukum, ibadah, akhlak, ekonomi, mu’amalah,politik, dan sebagainya.
Sejarah mengabadikan bahwa islam memiliki banyak tokoh islam dengan sejumlah karya
yang mempunyai pengaruh besar dalam kemajuan ilmu pengetahuan. Sebut saja Al
Farabi, Ibnu Sina, AL Ghazali, Ibnu Rusyd, Al Kindi, Al Khawarismi, dan masih banyak
lagi. Banyak disiplin ilmu yang tidak luput dari kajian mereka. Nama mereka tetap harum
meskipun mereka telah wafat berabad-abad islam. Kemajuan ilmu pengetahuan saat ini
tidak lepas dari sumbangsi pemikiran tokoh-tokoh ini.
Salah satu tokoh islam yang akan kita paparkan pemikirannya adalah Ibnu Sina mengenai
konsep politiknya. Ibnu Sina mempunyai nama lengkap Abu Ali Huseyn bin Abdullah
atau di dunia barat dikenal dengan sebutan Avicenna. Ia dilahirkan di Bukhara pada 370
H (980 M) dan wafat pada 428 H(1037 M) di Hamadhan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pemikiran politik menurut Ibnu Sina?
2. Bagaimana penilaian politik Ibnu Sina ?
PEMBAHASAN
2. Politik kerakyatan
Kitab tadbiir al junuud wa al mamaaliik wa al ‘assakir wa al rzaqihim wa kharaaj al
mamaaliik memuat perihal pertahanan dan soal ke uangan dalam negara. Buku karya
Dokter-Politikus ini menyebutkan bahwa seharusnya politik pertahanan adalah politik
kerakyatan. Karena keuangan negara yang di pakai untuk membelanjai pertahanan,
gaji Angkatan bersenjata, dan lain sebagainya adalah uang yang beasal dari rakyat.
Oleh karena itu, sudah seharusnya politik pertahanan itu menjamin keamanan,
kesejateraan dan kemakmuran rakyat.
4. Politik kekeluargaan
Selain yang telah di paparkan di atas, karakter politik ketuhanan yang dituju Ibnu
Sina Politik yang bersifat kekeulargaan dalam bukunya Al Syasah menerangkan
bahwa Ketika membicarakan negara berarti merundingkan politik, sekaligus
membicarakan tentang keluarga dan rumah tangga, dan juga membahas soal
Pendidikan.
Ibnu melanjutakan bahwa :
a. Negara adalah soal badan politik
b. Rumah tangga adalah sumber utama dari negara dan sumber inspirasi
c. Pendidikan adalah jalan yang paling esensial untuk negara
2. Epistemologis
Secara episteme penulis melihat bahwa Ibnu Sina hidup sebagai abdi pemerintah saat
itu. Selain dia sebagai ilmuan, dia juga menduduki jabatab pemerintahan pada
zamannya, sehingga hal itu sangat mempengaruhi pemikirannya mengenai konsep
kenegaraan.
3. Aksiologis
Gagasan negara ideal Ibnu sina dengan, “revolusi ekonomi”nya. Bukanlah konsep
untuk di gunakan sebagai pedoman praktis dalam mengatur negara, tetapi merupakan
suatu cita-cita sebagai upaya untuk memberikan gambaran atau panduan kepada arah
negara yang sejahtera.
C. KESIMPULAN
Negara adil Makmur (al-madinah al-Isytirakhiyah) menurtu Ibnu sina seperti miniature
rumah tangga. Seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga yang mampu
menyejahterakan keluarga. Begitupula kepala negara di negara adil Makmur harus
memiliki sifat kebapakan yang mampu mengayomi seluruh rakyat. Untuk mewujudkan
negara adil Makmur, Ibnu sina meniti beratkan soal rakyat disbanding kepala negara atau
berorentasi dari bawah ke atas (bottom up). Ibnu sina menetapkan tiga prinsip yang harus
diatur dalam udang-undang , yaitu pertama , prinsip-prinsip politil. Kedua prinsip-prinsip
kebijaksanaan tentang ekonomi, ketiga prinsip-prinsip mengenai rumah tangga atau
keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Juni Beddu,Abdullah Idris.2021.Ibnu Sina (AVICENNA) Sejarah dan Pemikirannya.
Batam : Ladang Kata
Daudy,Ahmad. 1992.Kuliah filsafat Islam. Jakarta : Bulan Bintang
https://www.scribd.com/document/434377629/Pemikiran-Politik-Ibnu-Sina