Anda di halaman 1dari 8

Nama: Aan Saputra

NIM. : F33120112

TEKNIK MESIN

RESUME
“BAGAIMANA ISLAM MENGHADAPI TANTANGAN
MODERNISASI”

A. Memahami Konsep Islam Tentang Iptek Ekonomi,


Politik, Sosial Budaya dan Pendidikan

Kata ilmu diambil dari bahasa arab, alima-ya’’lamu-ilman artinya


mengetahui, pengetahuan. Secara etimologis, ilmun artinya jelas, terang,
baik proses perolehannya maupin kajiannya. Kata ilmun dalam AL-QURAN
dingkapkan sebanyak 854 kali. Kata ini digunakan untuk mengetahui objek
pengetahuan dan proses untuk mendapatkan sehingga diperoleh suatu
kejelasan. Pengetahuan yang diperoleh manusia dengan cara
mmperdayakan panca indra terhdap segala objek.

Dalam pandangan islam, ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat


urgen bagi umat manusia. Tanpa menguasai IPTEK manusia akan tetap
dalam lumpur kebodohan. Keterbelakangan dan kemiskinan. Penguasa
manusia terhadap IPTEK dapat mengubah eksistnsi manusia dari semula
manusia sebagai abdullah menjadi khalifatullah. Oleh karena itu islam
menetapkan dalam hukum mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi
adalah wajib. Tanpa mnguasai iptek umat manusia akan mengalami banyak
hambatan dan kesuliatan dalam menjalani kehidupan dijagat ini.

Supaya bangsa indonesia masuk kedalam kelompok bangsa maju, maka


kita wajib berusaha sekuat tenaga untuk menguasai iptek dan
mengejawantahkan iptek untuk kemaslahatan umat manusia.

1. Bidang seni

Seni merupakan ekspresi kesucian hati. Hati yang bening melahirkan kar
yaseni yang beradap, sedangkan hati yang kotor tentu melahirkan karya 
seni yangtidak beradap. Hidup dengan seni menjadikan hidup menjadi in
dah, damai, dannyaman. Adapun hidup tanpa seni, menyebabkan hidup 
menjadi kering, gersang,dan tidak nyaman. Seni itu indah dan keindahan 
adalah sifat Tuhan. Cinta kepadakeindahan berarti cinta kepada Tuhan i
ni disebabkan Tuhan mencintai keindahan.Dengan cintanya kepada Tuh
an, Manusia dapat mewujudkan keindahan dalamkehidupannya.

2. Bidang ekonomi

Segala bentuk transaksi yang berkaitan dengan produksi, distribusi, dan 
pemasaran barang dan jasa yang mendatangkan
kuntungan finasial itu merupakankegiatan ekonomi. Menurut AM Saefu
din (1997) ada enam pokok prekonomian,yaitu:
a. Barang dan jasa yang di produksi. 
b. Sistem produksi yang akan digunakan untuk menghasilkan barang dan ja
satersebut.
c. Sistem distribusi yang berlaku diantara para pelaku ekonomi.
d. Efesiensi dalam menggunakan faktor- faktor produksi.
e. Antisipasi terhadap fluktuasi pasar mulai dari inflasi, resesi, depresi,dan l
ain-lain.
f. Ikhtiar manajemen produksi dan distribusi agar efesien.
Prinsip ekonomi konvensional berbeda dengan prinsip ekonomi islam.Ekonomi ko
nvensional berprinsip “berkorban sekecil-kecilnya untuk mendapatkankeuntunga
n yang sebesar-besarnya”.

Prinsip ekonomi tersebut dipergunakan oleh pedagang dan pengusaha semata-
mata untuk mencari keuntungan. Dengan modalseadanya pedagang dan pengusa
ha berusaha memenuhi kebutuhan yang sebesar- besarnya atau dengan alat seke
cil-kecilnya. Pedagang dan pengusaha berusahamemenuhi kebutuhan secra maksi
mal.Dalam islam, ekonomi ialah berkorban secara tidak kikir dan tidak borosdala
m rangka mendapatkan keuntungan yang layak. Dengan demikian, pengorbananti
dak boleh sekecil- kecilnya ataupun tertentu saja, melainkan pengorbanan yangte
pat harus sesuai dengan dengan keperluan yang sesungguhnya sehingga mutu pro
duksi dapat terjamin.

3. Bidang politik

Politik islam terkonsep dalam piagam madinah. Islam menghargai


kemajemukan individu, kelompok, dan golongan-golongan lainnya.
Dalam perspektif islam perbedaan adalah sebuah sunnatullah atau
ketentuan Allah terhadap ciptaanya. Kesalahpahaman terhadap islam
sering muncul dan menyatakan bahwa islam disebarkan dengan politik
dan kekerasan bukan dengan jalan dakwah dan cultural. Padahal islam
adalah agama yang menyayangi dan menghormati perbedaan.
Peperangan dan lain sebagainya adalah perbuatan pihak lain yang ingin
mengacaukan kedamaian agama ini dengan cara membawa nama islam
dalam kepentingannya.

4. Bidang pendidikan

Pendidikan dalam islam bertujuan untuk memanusiakan manusia.


Karena manusia dikaruniai Allah SWT. Berupa akal dan hati, maka dari
itu manusia dipercayakan untuk menjadi khalifah atau pemimpin di
bumi ini. Untuk menjadi seorang pemimpin perlu proses pendidikan.
Pendidikan menjadikan manusia sadar atas eksistensi dirinya sebagai
manusia yang bertugas sebagai pengabdi dijalan Allah dan khalifah
(pemimpin) di muka bumi ini.

Tujuan luhur pendidikan dalam islam adalah untuk merealisasikan


ubudiah kepada Allah. Untuk mewujudkan tujuan luhur tersebut,
menurut An-Nahlawi, islam mengemukakan tiga metode:

a. Pedagogis psikologis yang lahir dalam dirinya yang didorong oleh


rasa khauf dan cinta kepada Allah serta amar ma’ruf nahi munkar.
b. Saling menasihati kepada sesama agar menepati kebenaran dan
menetapi kesabaran.
c. Menggunakan jalur kekuasaan untuk mengamankan hokum bagi
masyarakat muslim sehingga keamanan berjalan stabil dan
masyarakat menikmati keadilan hukum.

B. Diperlukan Prespektif Islam dalam Implementasi IPTEK, Ekonimi,


Politik, Sosial Budaya dan Pendidikan
Iptek dalam kacamata Islam tidak bebas nilai, baik secara ontologis, epis
temologismaupun aksiologis.Dalam kacamata Islam sumber ilmu itu terb
agi dua yaitu:

1. Ayat qur`aniyah
Dari sumber yang pertama ini munculah berbagai disiplin ilmu, misal
nya,teologi, mistisisme, ilmu hukum, politik, ekonomi, perdata, pidan
a dan lainya. Ayatayat qur`aniyah adalah wahyu Tuhan yang Allah ber
ikan kepada Rasulullah,termaktub dalam mushaf untuk kemaslahata
n umat manusia.
2. Ayat kauniah
Ayat-ayat kauniah adalah alam semesta sebagai ciptaan allah y
ang ditelitidengan paradigma ilmiah dan menggunakan akal yang juga cipta
an allah.Sumbernya adalah alam ciptaan allah, instrumennya adalah akal m
anusia ciptaanallah pula. Dari penelitian akal manusia terhadap rahasia ala
m ciptaan allah ini,maka lahirlah ilmuilmu eksakta. Anda masih ingat eksakt
a adalah bidang ilmuyang bersifat konkret yang dapat diketahui dan diselidi
ki berdasarkan percobaanserta dapat dibuktikan dengan pasti. Implementa
si ilmu eksakta menghasilkanteknologi. Teknologi dalam tataran aksiologi je
las tidak bebas nilai.

C. Menggali Sumber Histori, Sosiologi, dan Filosofi


Tentang Konsep Islam Mengenai Iptek, Politik, Sosial
Budaya, dan Pendidikan

Kemajuan dalam pendidikan dan penguasaan Iptek


berimplikasi terhadap kemajuan politik, ekonomi, dan budaya.
Hal ini secara historis dapat Anda lacak ketika dunia Islam unggul
dalam Iptek. Pada masa keemasan Islam, kekuasaan politik umat
Islam semakin luas dengan ekspansinya ke pelbagai wilayah dan
penguasaan dalam politik ini membawa kemajuan dalam
kehidupan ekonomi umat Islam saat itu. Kesejahteraan yang
merata juga mendorong kemajuan umat Islam dalam
penguasaan Iptek. Akibatnya, dunia Islam menjadi sangat kuat
secara politik dan ekonomi yang didasari penguasaan terhadap
Iptek secara sempurna pada saat itu. Zaman keemasan Islam itu
terjadi pada masa kekuasaan Dinasti Umayyah yang berpusat di
Damaskus, Syria (dan kemudian berkembang pula di Spanyol)
serta zaman kekuasaan Dinasti Abbasiyyah yang berpusat di
Baghdad, Irak.
Akar-akar kemajuan yang dicapai umat Islam memang telah
diletakan dasar-dasarnya oleh Rasulullah. Beliau mengajarkan
kepada para sahabat bahwa menguasai ilmu itu adalah wajib.
Kewajiban yang tidak membedakan laki-laki dan perempuan.
Kalau perlu, menurut NabiMuhammad, kita belajar untuk dapat
menguasai ilmu, meskipun harus pergi ke negeri Cina. Secara
teologis, Allah telah menetapkan bahwa yang akan mendapat
kemajuan pada masa depan adalah bangsa yang menguasai ilmu
pengetahuan yang dilandasi dengan iman. Dalam sejarah, kita
dapat menyaksikan kemajuan Iptek umat Islam membawa
kemajuan bagi umat Islam dalam bisang ekonomi, politik,
budaya, dan
pendidikan. Umat Islam makmur secara materi dan rohani, juga
makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran.

D. Membnagun Argumen Tentang kompatibel Islam dan


Tantangan Modernisasi

Anda masih ingat bahwa modern mengandung arti „maju‟ dan


„berkemajuan‟ dalam segala aspek kehidupan: ideologi, politik,
ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Modern adalah perubahan
sikap dan pandangan dari tradisional ke rasional, dari primordial
ke logis dan nalar. Modernisasi merupakan proses terjadinya
pemoderenan untuk kemajuan dalam segala bidang kehidupan
melalui akselerasi pendidikan dan aktualisasi teknologi.
Modernisasi telah mengubah wajah dunia dari kusam menjadi
bersinar, dari yang lamban menjaserba cepat, dari yang
tradisional menjadi rasional, dari yang primordial menjadi nalar.

 Karakteristik Ajaran Islam


Islam memiliki karakteristik dalam ajarannya.  Karakter ajaran
islam digunakan untuk mengidentifikasi masalah yang berkaitan
dengan modernisasi. Berikut ini adalah karakteristik tersebut:

1. Rasional. Ajaran islam adalah ajaran yang sesuai akal dan


nalar manusia. Nalar mendapat nilai tertinggi dalam
ajaran islam. Karena dengan nalar dapat diketahui hadist
yang sahih atau tidak sahih. Tidak hanya itu, di dalam Al-
Qur’an juga dijelaskan perlu menggunakan akal dalam
sikap beragama.

2. Sesuai dengan fitrah manusia.

3. Tidak mengandung kesulitan

4. Tidak mengandung banyak taklif

5. Bertahap

E. Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Kontekstualisasi


Pemahaman Islam dalam Menghadapi Tantangan
Modernisasi

Perlu untuk disadari bahwa modernisasi akibat kemajuan Iptek


telah mengubah pola pikir, pola pergaulan, dan pola kehidupan
secara masif. Industrialisasi dalam memproduksi barang dan jasa
di satu sisi meningkatkan kualitas dan kuantitas barang dan jasa
yang diperlukan masyarakat, tetapi di sisi lain membawa
dampak terhadap wujudnya stratifikasi sosial yang tidak
seimbang, yakni kapitalis (pemodal) dan pekerja atau buruh.
Dalam proses modernisasi ini, sering kali kaum buruh
menjadi lemah ketika berhadapan dengan kaum pemodal.
Ketidakharmonisan antara dua pihak ini sering kali menjadi
pemicu terjadinya adagium di masyarakat yang kaya semakin
kaya dan yang miskin semakin miskin.Sebaliknya, harus Anda
akui bahwa industrialisasi membuka lapangan kerja yang sangat
signifikan bagi masyarakat yang memiliki kualifikasi pedidikan
yang memadai, tetapi industrialisasi juga menyingkirkan
sebagian masyarakat yang minus pendidikan atau memiliki
pendidikan yang tidak memadai. Terlepas dari dampak negatif
yang ditimbulkannya, industrialisasi telah menambah
tumbuhnya kelas masyarakat menengah ke atas secara
ekonomi. Petumbuhan kelas menengah ini berdampak pula
terhadap perbaikan ekonomi secara global dan tumbuh
suburnya sektor riil di tengah masyarakat. Kemajuan dalam
bidang teknologi-komunikasi, misalnya, telah mengubah pola
hidup masyarakat dalam segala aspeknya termasuk pola
keberagamaannya. Perilaku keagamaan masyarakat, yang
semula menganggap bahwa silaturahmi penting dan harus
bertatap muka, bersua bertemu, dan berhadapan secara fisik,
berubah menjadi silaturahmi cukup hanya melalui mendengar
suara lewat telepon, sms, facebook, atau twitter. Gelombang
informasi ini sangat deras dan pengaruhnya begitu terasa dalam
segala aspek kehidupan manusia. Gelombang informasi
telah menandai lahirnya generasi baru dalam masyarakat.
Kemajuan seseorang diukur dari seberapa cepat ia menerima
informasi yang belum diketahui orang lain. Semakin cepat ia
menerima informasi itu semakin besar peluang yang akan ia
dapatkan untuk kemajuan dirinya. Jelas sebaliknya, orang yang
tertinggal dalam mendapatkan informasi, maka tertinggal pula
kesempatan yang dapat ia raih untuk kemajuan dirinya.

Anda mungkin juga menyukai