Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bisri Mustofa

NIM : 202001020016
Program Studi : S1 Akuntansi Pagi

RESUME MATERI AIK KEMUHAMMDIYAHAN ILMU PENGETAHUAN


BAB 8 PARADIKMA ISLAM TENTANG ILMU EKONOMI
• Ekonomi Islam menjawab tantangan ekonomi pada jamannya dengan Al-Qur’an dan Sunnah
• Ekonomi Islam memusatkan pemikiran tentang studi kesejahteraan manusia yang dicapai dengan
mengorganisasikan sumber daya yang dicapai atas dasar kerjasama dan partisipasi.
• Ekonomi Islam merupakan studi representasi perilaku umat Islam dalam suatu masyrakat muslim
moderm
• Landasan Ekonomi Islam
a. Landasan Aqidah : Islam menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang dipercaya menjadi
kholifah ,yang mengemban amanat Allah untuk memakmurkam kehidupan di bumi
b. Landasan Moral : Tangan yang memberi lebih baik dapida tangan yang meminta, bekerja
adalah ibadah , tidak menggantungkan pada orang lain
c. Landasan yuridis : Dengan Al-qur’an dan Hadis

BAB 9 ETIKA ISLAM DALAM PENERAPAN EKONOMI


• Dengan kemajuan ilmu dan teknologi manusia banyak dimudahkan dalam pemenuhan
kebutuhan. Seperi halnya, ilmu kesehatan menjadikan manusia lebih mudah mengakses
kesehatan dan terpelihara dari penyakit-penyakit, harapan berumur panjang dari kematian
sebuah penyakit bisa terwujud.
• Dengan menguasai ilmu manusia dapat mengungkapkan dan menemukan rahasia nikmat Allah
swt yang sebelumnya tidak diketahui. Sehingga diharapkan bisa menjalankan misi kekhalifahNya
dan menjadi citra penciptaanNya.
• Beberapa instruksi Allah SWT tentang etika penerapan ilmu ekonomi dalam kehidupan. Dari
beberapa riwayat menjelaskan:
a. “Tidak dibenarkan seorang muslim menjual satu jualan yang mempunyai aib, kecuali ia
menjelaskan aibnya” (H.R. Al-Quzwani).
b. “Siapa yang menipu kami, maka dia bukan kelompok kami”(H.R. Muslim). Salah satu contoh
etika dalam berdagang adalah jujur dan amanah.
c. Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: “Bahwa Rasulullah saw. bersabda: Janganlah seorang muslim
menawar atas penawaran saudaranya. (Shahih Muslim No.2788)
d. Hadis riwayat Ibnu Umar ra.:”Bahwa Rasulullah saw. melarang sistem penjualan najasy
(meninggikan harga untuk menipu). (Shahih Muslim No.2792)

BAB 10 PRINSIP DAN KONSEP ISLAM DALAM EKONOMI


• Prinsip-prinsip ekonomi Islam didasarkan atas lima nilai universal yang meliputi :
a. Tauhid (keimanan),
b. ‘Adl (keadilan),
c. Nubuwwah (kenabian),
d. Khilafah (pemerintah) dan
e. Ma’ad (hasil).

Dari kelima nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yaitu kepemilikan multijenis
(multiple ownership), kebebasan bertindak atau berusaha (freedom to act) serta keadilan sosial
(social justice).
• Konsep pembangunan ekonomi dalam Islam adalah konsep pembangunan ekonomi berdasarkan
prinsip-prinsip syariah, yang bersumber dari al-Quran dan as-Sunnah
• Konsep ekonomi Islam mengacu pada prinsip syariah yang menjadi pedoman masyarakat muslim,
sehingga setiap aktifitas manusia termasuk di dalamnya adalah kebijakan ekonomi dan
pembangunan, serta aktivitas ekonomi masyarakat sudah semestinya merujuk kepada hukum
Islam.
• M.M. Metwally (Teori dan Model Ekonomi Islam, diterjemahkan oleh M. Husen Sawit,
1995)menyatakan bahwa:
Ekonomi Islam dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi yang dilandasi oleh ajaran-ajaran Islam yang
bersumber dari al-Quran, as-Sunnah,ijma’(kesepakatan ulama) danqiyas(analogi).
Al-Quran dan as-Sunnah merupakan sumber utama sedangkan ijma’ dan qiyas merupakan
pelengkap untuk memahami Al-Quran dan as-Sunnah.
• Islam merumuskan suatu sistem ekonomi yang berbeda dari sistem-sistem lainnya. Hal ini karena
ekonomi Islam memiliki akar dari syariah yang menjadi sumber dan panduan bagi setiap muslim
dalam melaksanakan aktivitasnya.
• Sistem Ekonomi menurut pandangan Islam mencakup pembahasan tentang tata cara perolehan
harta kekayaan dan pemanfaatannya baik untuk kegiatan konsumsi maupun distribusi untuk
membangun sistem ekonomi dalam pandangan Islam berdiri dari tiga pilar (fundamental) yakni
bagaimana harta diperoleh yakni menyangkut kepemilikan (al-milkiyah), lalu bagaimana
pengelolaan kepemilikan harta (tasharruf fil milkiyah), serta bagaimana distribusi kekayaan di
tengah masyarakat (tauzi’ul tsarwah bayna an-naas).

BAB 11 DAKWAH BIL HAL MELALUI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEKS


• Dakwah boleh difahami sebagai usaha mengajak orang lain mendekati Allah subhanahu wa ta’ala,
menyeru mereka ke arah kebenaran dan seterusnya dapat mengikut apa yang digariskan dalam
ajaran Islam. Dakwah bukan bermaksud untuk mengajak manusia melupakan tanggungjawab
bekerja dan melaksanakan amal ibadah yang spesifik semata-mata.
• Perkembangan IPTEK yang sangat pesat membawa banyak perubahan dalam hidup kita, Tanpa
adanya pemfilteran, perilaku negatif seperti pergaulan bebas, Banyak dari berbagai kalangan
yang mengeluhkan maraknya fenomena penyakit sosial, pergaulan bebas, dan degradasi nilai
yang semakin berkembang di masyarakat. Penyalahgunaan dan penyimpangan sering kali terjadi
dan akhirnya merusak moral manusia. Misalnya saja pada internet, banyak situs porno yang
tersebar bebas, perjudian online, penipuan dan bahkan saling hina-menghina antar kelompok di
jejaring sosial pun marak terjadi. Fenomena ini justru terjadi ketika frekuensi kegiatan Tabligh
semakin meningkat. Hal inilah yang sebetulnya menjadi problem bagi para Da’i. Apalagi
tantangan yang muncul di era global ini semakin kompleks.
• Dakwah di harapkan dapat membendung perilaku negatif yang ditimbulkan oleh kemajuan IPTEK.
Pesan-pesan dakwah sekarang ini di kemas semenarik mungkin baik itu melalui program acara
televisi, radio, majalah, surat kabar, dan internet. Agar dakwah semakin efektif dan efisien,
strategi perlu diterapkan untuk keberhasilan dakwah.

BAB 12 TANGGUNG JAWAB ILMUAN MUSLIM DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA


• Pengertian Ilmuan : Menurut Bahasa , dari kamus besar bahasa Indonesia ,ilmuan didefinisikan
sebagai seorang yang ahli atau seorang yang banyak memiliki Ilmu Pengetahuan , atau seorang
yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut McGraw Hilldictionary Of
Sientivic And Tecnical Term : Ilmuan adalah seorang yang melakukan latian,kemauan dan
memiliki hasrat dan rasa ingin tahu untuk mencari ilmun pengetahuan dan teknologi yang baru
yang memerlukan asas-asas baru dan bahan –bahan baru dalam keilmuan tertentu. Menurut
Islam , Ilmuan : Mereka adalah seseorang yang beragama Islam yang ahli dan banyak
pengetahuannya dalam suatu atau beberapa bidang ilmu. Dalam bahasa Arab, untuk sebutan
ilmuwan biasa dipakai istilah 'alim jamaknya adalah 'ulama. Orang yang ahli dalam lapangan fikih
(hukum Islam) disebut 'alim atau disebut juga dengan istilah fakih. Orang yang ahli dalam bidang
tafsir disebut mufasir, orang yang ahli dalam bidang hadis disebut muhaddis.
• Kedudukan Ilmuan : Kedudukan ahli ilmu adalah kedudukan yang paling agung, karena para ahlul
ilmi adalah pewaris para nabi. Karena itulah diwajibkan kepada mereka untuk menjelaskan ilmu
dan mengajak manusia ke jalan Allah. Kewajiban ini tidak dibebankan kepada selain mereka.
• Tanggung jawab Ilmuan:
a. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga ilmu, agar ilmu tetap ada (tidak
hilang)
b. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam ilmunya agar ilmu itu menjadi meningkat
c. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya agar ilmu itu berbuah
d. Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang yang mencarinya ‘
e. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu
semakin luas
f. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan mewarisi ilmunya
g. Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk Allah SWT semata, agar ilmu itu
diterima oleh Allah SWT.
• Keutamaan Orang-orang Yang Berilmu : Orang yang berilmu itu sangat dimuliakan Allah, karena
itu umat Islam diwajibkan menuntut ilmu sepanjang hayatnya. (Al-Hadits), Orang yang beriman
dan berilmu dijamin oleh Allah akan ditinggikan derajatnya, bahkan tidurnya orang yang berilmu
itu lebih utama daripada ibadahnya orang bodoh. (QS.58:11), Orang yang paling takut kepada
Allah adalah orang yang berilmu (Q.S. 35:28), Ibadah yang diterima Allah adalah yang dilakukan
atas dasar iman dan ilmu yang benar (Al-Hadits).

BAB 13 IMAN, ILMU DAN AMAL SEBAGAI PILAR PERADABAN


• Hubungan Ilmu dengan Iman : Iman tanpa ilmu sesat, Ilmu tanpa Amal sesat. Amal tanpa ilmu
taklid. Susunannya kadang kala ia terlalu dipermasalahkan sesuai dengan paradigma
penyusunnya. Ada yang menyatakan ilmu itu dahulu dari iman , dan ada menyatakan iman dahulu
dari amal. Hal tersebut merupakan fenomena yang terjadi pada kaum muslimin.
• IMAN : Iman adalah kepercayaan terhadap ketuhanan Allah SWT pada setiap pandangan atas
segala perkara.
• Ilmu : Ilmu adalah alat untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bagaimana kita akan mengenal Allah
kalau kita tidak pernah membekali diri dengan ilmu. Ilmu sekaligus juga sebagai petunjuk
keimanan dan beramal sholih.
• Amal : Amal merupakan satu konsekwensi hasil dari gabungan ilmu dan iman kerana kebenaran
iman dapat di lihat dari amal soleh seseorng. Tidak sempurna iman dan ilmu seseorng itu
melainkan disertai dengan amal yang merupakan hasil pemahaman dari ilmu ,dan penyatuan
yang hadir hasil penyaksian bahawa iman harus disertai dengan amal anggota badan itu yang
bergerak demi merealisasikan ilmu dan iman dengan amal nya .
• Pilar Pilar Peradaban : Peradaban Islam dibangun di atas nilai-nilai yang turun dari Allah SWT.
Ketika sebuah bangsa dapat menyerap dan melaksanakan nilai-nilai itu, maka bangsa itu
membangun peradaban Islam. Peradaban yang dibangun tidak di atas nilai-nilai Ilâhi dianggap
sebagai peradaban jahiliyyah, meskipun maju dalam hal pengetahuan saintis-empirisnya.

Anda mungkin juga menyukai