Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH EARNING PER SHARE DAN PROCEED TERHADAP INITIAL

RETURN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK


INDONESIA YANG MELAKUKAN IPO TAHUN 2010-2013

DEA ARISKA
ATI SUMIATI

ABSTRACT

The purpose of this research was to study the significant effect of Earning Per Share
and Proceed to Initial Return on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange in
2010-2013. The method used is quantitative descriptive survey method with a
descriptive and statistical analysis and regression approach. This research using the
secondary data obtained from the reference center Indonesia Stock Exchange in
2009-2012, Elektronik Bursa and IPOT Indonesia. Variable X as the independent
variabel is Earning Per Share and Proceed. Meanwhile variable Y is Initial Return.
The sampling technique was conducted by random sampling. The attainable
population in this research were all companies listed on the Indonesia Stock
Exchange conducting IPO in 2010-2013 and the sample used by the table Isaac and
Michael is 78 companies. The multiple linier regression and resulted Ŷ = 0.296 –
0.001X1 – 8.550X2. The result of this research concluded that Earning Per Share has
negative significant where Thitung of Earning Per Share is -2.782 greater than Ttabel
amounted to -1.665 and Proceed has negative and significant effect on Proceed where
Thitung is -2.402 and Ttabel amounted to -1.665. In Simultan, The Influence Between
Earning Per Share and Proceed with Initial Return is significantly related. The ability
of Earning Per Share and Proceed explain Initial Return is 37,5%.

PENDAHULUAN memasukkan sahamnya ke pasar

Pasar modal merupakan sarana modal disebut dengan go public.

untuk mencari tambahan modal. Dengan go public, maka perusahaan

Perusahaan berkepentingan untuk dapat menghimpun dana dari

mendapatkan dana dengan biaya yang masyarakat yang relatif besar. Dana

lebih murah dan hal itu hanya bisa yang diperoleh tersebut dapat

diperoleh di pasar modal. digunakan untuk keperluan pendanaan,

Menurut Jogiyanto (2000:33) pada membiayai kegiatan operasi

saat perusahaan pertama kali perusahaan, ekspansi, serta

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
154
memperbaiki struktur modal saham di hari pertama penutupan di

perusahaan. Kemudian perusahaan bursa. Kondisi ini disebut dengan

yang melakukan go publik akan underpricing. Dan yang kedua adalah

melakukan Initial Public Offering harga IPO di pasar perdana lebih tinggi

yaitu penawaran saham perdana dibanding harga saham saat hari

kepada masyarakat. Penawaran saham pertama penutupan di bursa. Dan

perusahaan kepada masyarakat kondisi ini disebut overpricing.

pertama kali melalui bursa efek Jika yang terjadi underpricing,

dinamakan Initial Public Offering investor akan mendapat capital gain

(IPO) atau penawaran umum perdana. saat menjual saham di hari pertama.

Setelah dilakukan IPO maka saham Capital gain atau keuntungan ini

akan ditawarkan kepada masyarakat disebut dengan initial return.

luas melalui pasar sekunder. Sebaliknya jika yang terjadi

Harga saham yang ditawarkan pada overpricing maka investor tidak akan

pasar perdana dan sekunder juga mendapat return awal atau initial

berbeda. Pada saat IPO di pasar return ini.

perdana harga ditentukan oleh emiten Initial return merupakan

dan underwriter. Sedangkan harga keuntungan yang banyak diharapkan

saham yang terdapat di bursa terjadi investor yang melakukan spekulasi.

akibat adanya mekanisme pasar yaitu Investor sengaja membeli saham IPO

permintaan dan penawaran. dengan harapan harga saham saat hari

Terdapat 2 kemungkinan yang dapat pertama trading di bursa harga akan

terjadi pada proses IPO. Yang pertama meningkat. Antusiasme investor

ialah harga IPO di pasar perdana lebih menerima initial return terjadi saat PT

rendah dibandingkan dengan harga


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
152
MIKA masuk melakukan trading hari Gabungan (IHSG) di 2013. Saham
PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk
pertama di bursa. (MPMX). Pada perdagangan
perdananya dibuka stagnan dan
Dalam kasus MIKA, banyak akhirnya melemah ke Rp 1.480.
Saham perdananya dipatok Rp
investor yang melakukan aksi jual saat 1.500 per lembar. Pada penutupan
perdagangan terakhir di 2013,
mengetahui harga saham MIKA sahamnya naik 40 poin ke posisi Rp
1.280 per lembar. Sejak IPO
melesat. Hal ini dapat disimpulkan sahamnya minus 14,66%
Seterusnya, saham PT Semen
bahwa initial return adalah return yang Baturaja Tbk (SMBR) pada
perdagangan perdananya dibuka
diharapkan oleh investor yang memang naik tipis Rp 30 ke posisi Rp 590
per saham dari harga penawaran
berencana untuk melakukan spekulasi. saham perdana atau Initial Public
Offering (IPO) di harga Rp 560 per
Terdapat beberapa faktor yang lembar. Pada penutupan
perdagangan terakhir di 2013,
menyebabkan rendahnya initial return sahamnya stagnan di posisi Rp 330
per lembar. Sejak IPO sahamnya
dan bahkan tidak adanya initial return. anjlok 41,07%. Saham PT
Electronic City Indonesia Tbk
Yang pertama disebabkan IHSG yang (ECII) pada perdagangan
perdananya dibuka stagnan di harga
menurun. Hal ini dialami oleh bebrapa Rp 4.050 sama seperti harga
penawaran saham perdana alias
perusahaan pada tahun 2013. Saat itu initial public offering (IPO). Pada
penutupan perdagangan terakhir di
terjadi kondisi pasar yang tidak 2013, sahamnya naik 50 poin ke
posisi Rp 2.775 per lembar. Sejak
menentu. Dan haltersebut mendorong IPO sahamnya anjlok 31,48%.

pasar modal Indonesia tercatat minus IHSG yang menurun diakibatkan

pada penutupan perdagangan 2013. oleh keadaan pasar yang tidak stabil.

Jika dibandingkan tahun lalu posisi Karena memasuki periode Mei 2013,

IHSG ditutup pada level 4,316.68. sentimen negatif muncul seperti isu

Medan Bisnis - Jakarta. Secara total pengurangan (tapering off) stimulus


ada 13 saham turun, satu saham
stagnan dan sisanya 17 saham oleh The Federal Reserve dan
menguat. Saham-saham yang
menguat ini patut diacungi jempol depresiasi nilai tukar rupiah terhadap
karena bisa bertahan di tengah
minusnya Indeks Harga Saham dolar Amerika Serikat.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
153
IHSG yang menurun akan meyakini bahwa harga saham saat

menyebabkan perusahaan perusahaan trading hari hari awal setelah IPO di

berjatuhan. Baik perusahaan yang baru bursa akan lebih tinggi. Hal ini terjadi

melakukan IPO maupun yang telah saat IPO salah satu perusahaan besar di

lama berjaya. IHSG yang menurun dunia yaitu Facebook Inc.

akan merugikan investor yang berniat Berdasarkan data, EPS yang

melakukan spekulasi, karena saham dihasilkan Facebook Inc. tahun 2011

tidak dapat diketahui secara pasti sebesar $0.46 dan naik sebanyak 61%

kapan akan naik. Sehingga daripada dari EPS pada tahun 2010 yang hanya

investor menunggu ketidakpastian, sebesar $0.28. Kenaikan EPS yang

lebih baik investor melepas saham sebesar 61% ialah prestasi yang bagus

yang mereka miliki meski return yang karena hal ini berarti laba yang

diterima tidak maksimal. dihasilkan selama periode tersebut juga

Faktor yang kedua ialah laba per naik.

saham atau earning per share (EPS). Fakta bahwa pada saat IPO

EPS adalah laba yang dihasilkan per Facebook Inc ialah memang benar

saham yang akan diperoleh investor. harga saham saat IPO yang dihasilkan

Semakin tinggi EPS yang dimiliki besar yakni $38, tetapi hal tersebut

perusahaan sebelum melakukan IPO tidak terjadi sejalan dengan hari

akan membuat harga saham meningkat pertama dan kedua perdagangan di

dan membuat emiten optimis untuk bursa.

mendapat dana yang maksimal dan VIVAnews - Di tengah sanjungan


dan penciptaan berbagai rekor baru,
optimis saham yang diedarkan akan penawaran umum perdana atau
initial public offering (IPO) saham
laku dan diserap pasar. Namun, Facebook Inc justru memberikan
kabar sedih bagi investor. Selama
ternyata EPS saja tidak cukup untuk dua hari diperdagangkan di bursa
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
154
saham Nasdaq Amerika Serikat mendapat gain dari proses IPO
(AS), saham berkode FB ini anjlok
ke level di bawah harga perdananya. Facebook.
Pada penutupan perdagangan Senin,
21 Mei 2012, harga saham EPS yang diperoleh perusahaan
Facebook turun 11 persen ke level
US$34,03 per lembar. Artinya, akan membuat perusahaan optimis
saham perusahaan jejaring sosial
raksasa itu telah berada di bawah akan keberhasilan sahamnya.
harga perdananya sebesar US$38
per lembar. Jika dibandingkan Perusahaan optimis bahwa saham yang
dengan harga tertingginya, US$45
per lembar, saham Facebook telah diedarkan akan terserap seluruhnya
merosot lebih dalam sebesar 25
persen. oleh pasar dan perusahaan akan

EPS yang dihasilkan sebelum mendapat aliran dana yang cukup besar

perusahaan melakukan IPO akan dari IPO. Namun kenyataannya ialah

berimbas pada harga saham. Saham saham Facebook Inc justru mengalami

yang diedarkan perusahaan dapat penurunan yang cukup besar di hari

dinilai tinggi oleh investor yang pertama dan kedua. Dan penurunan

berminat. Karena jika dilihat tersebut justru akibat dari keoptimisan

pertumbuhan laba perusahaan perusahaan akan keberhasilan.

konsisten pada tahun sebelumnya TEMPO.CO, New York -


Saham Facebook terus melorot dari
maka investor akan beranggapan harga penawaran perdananya (IPO),
selain karena saham yang
pendapatan akan juga meningkat di ditawarkan terlalu banyak dan tidak
terserap oleh pasar, harganya juga
kemudian hari setelah proses IPO. kemahalan. Penyebab lainnya
adalah para pemegang saham
Namun, ternyata pada kasus Facebook, institusi dibebaskan menjual
sahamnya. Sebabnya, mereka tidak
EPS yang tinggi tidak mempengaruhi diharuskan menahan
kepemilikannya untuk periode
harga saham saat memulai tertentu.
Investor bertanya-tanya:
perdagangan di hari pertama maupun seberapa besar uang yang akan
dihasilkan perusahaan Facebook
kedua. Hasilnya investor tidak dalam beberapa tahun ke depan
dapat membenarkan nilai pasar
Facebook saat ini ? Jika Anda
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
155
berfikir membeli saham Facebook dimaksud adalah aliran kas masuk saat
di harga perdananya US$ 38 per
saham, kini Anda harus menerima IPO. Setiap emiten pasti
kerugian 18,4 persen karena harga
sahamnya kini hanya US$ 31. Bisa mengharapkan memperoleh kas yang
saja saham yang mempunyai kode
di bursa Nasdaq FB ini sangat besar dari IPO. Hal itu dikarenakan
murah nanti, tapi yang pasti tidak
sekarang. dana tersebut akan digunakan untuk

Para investor yang telah membeli melakukan pembangunan atau

saham IPO Facebook mengalami perluasan usaha atau ekspansi. Namun,

kerugian sebanyak 18.4% saat itu. Dan jika perusahaan menginginkan proceed

bagi investor yang berencana untuk yang tinggi maka perusahaan harus

berspekulasi juga akan mengalami memiliki kondisi yang bagus dan

kerugian dan tidak mendapat return menarik bagi investor ditambah jika

awal saat menjualnya di penutupan memang jenis perusahaan merupakan

hari pertama perdagangan ataupun di jenis usaha yang menjanjikan.

hari kedua dan sampai hari saat harga Jika perusahaan menginginkan

saham normal kembali. Kecuali bagi proceed yang tinggi, maka akan

investor yang telah gerak cepat membuat harga sahamnya tinggi pula.

menjual saham saat harga berada di Dan jika perusahaan membuat harga

level tertinggi sebelum harga tersebut saham tinggi namun tidak sesuai

terjatuh, mereka telah menerima return dengan harga saham para kompetitor

awal meskipun mungkin tidak sebesar dan tidak sesuai dengan kinerja maka

yang mereka harapkan. harga akan dianggap mahal.

Faktor yang ketiga adalah proceed Kontan.co.id, JAKARTA. PT


Saratoga Investama Sedaya (SIS)
yang diharapkan terlalu tinggi. baru saja melakukan due dilligence
dan public expose initial public
Proceed adalah arus kas atau aliran offering (IPO) beberapa waktu yang
lalu. Dalam perhelatan tersebut,
dana. Pada penelitian ini proceed yang manajemen melepas sekitar 271 juta
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
156
hingga 430 juta saham atau sekitar Kontan.co.id JAKARTA, Saham PT
10%-15% dari total modal disetor Saratoga Investama Sedaya Tbk
dengan kisaran harga Rp 6.100-Rp (SRTG) bergerak turun saat
7.800 per saham. Tapi, harga pembukaan bursa hari ini, Rabu
penetapan saham IPO setelah (26/6). Saat ditawarkan perdana,
bookbuilding justru turun menjadi nilai saham SRTG ditawarkan Rp
Rp 5.500 per saham. Reza 5.500, namun saat transaksi bursa di
Priyambada, Kepala Riset Trust mulai, saham SRTG turun menjadi
Securities, menilai, harga kisaran Rp 5.300.
sebelum bookbuilding sebenarnya
terbilang mahal sehingga harga per Jika harga saat hari pertama turun
sahamnya terpaksa diturunkan.
Menurutnya, alangkah baiknya jika maka bisa saja banyak investor yang
SIS melepas saham pada harga yang
tidak jauh berbeda dengan saham akan menjual saham ke bursa dan
PT ABM Investama Tbk (ABMM),
sekitar level 2.900 per saham. Reza efeknya saham SIS akan mengalami
juga mengaku, bukan dirinya saja
yang menilai harga saham SIS keterpurukan. Dan investor akan
mahal. Banyak investor ritel yang
ditemuinya enggan membeli saham mencari emiten lainnya yang akan
SIS karena dinilai terlampau tinggi.
memberikan keuntungan. Karena
Dalam kasus SIS, terlihat bahwa
investor khawatir akan mengalami
perusahaan terlalu memaksakan untuk
kerugian yang lebih banyak lagi jika
mendapat proceed yang tinggi
dipertahankan. Padahal jika ingin
sehingga hal tersebut mengurangi
menunggu lebih lama dengan menjadi
minat investor untuk membeli saham.
investor yang berinvestasi jangka
Apabila perusahaan tidak memaksakan
panjang maka investor akan mendapat
proceed yang tinggi maka perusahaan
keuntungan (dividend).
akan mendapati minat investor yang
Karena menurut Co-founder Remax
lebih tinggi dibanding memilih untuk
Capital, Lucky Bayu Purnomo
meningkatkan proceed. Sehingga
menguraikan bahwa Saratoga
harga saham saat SIS melakukan
merupakan emiten yang cocok untuk
listing di bursa mengalami penurunan
investasi jangka panjang, karena sifat
harga.
usaha perseroan tersebut beraset
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
157
jangka panjang. Potensi Saratoga bahwa PT Saratoga merupakan

bagus selama 5-10 tahun ke depan. perusahaan investasi yang bersifat

Cocok bagi investor dengan profil usaha perseroan yang beraset jangka

risiko jangka menengah dan panjang. panjang sehingga perusahaan bukan

Tidak cocok untuk investor profil perusahaan yang tepat untuk

agresif jangka pendek. melakukan investasi jangka pendek.

Meski SIS akan memberikan Perusahaan yang berjenis seperti itu

keuntungan saat jangka panjang, hal kecil kemungkinannya untuk

tersebut tidak akan membuat investor menghasilkan gain untuk investornya.

yang berinvestasi jangka pendek akan Sebaliknya investor justru akan

berubah karena memang rencana dari mendapat keuntungan di kemudian

investor jangka pendek tersebut ialah hari dalam jangka waktu yang cukup

untuk mendapatkan capital gain lama.

berupa initial return. Dan jika tidak Dari latar belakang masalah di atas,

mendapat gain maka akan memilih peneliti tertarik untuk melakukan

opsi untuk menjual saham tersebut. penelitian tentang “PENGARUH

Masih terkait dengan kasus SIS, EARNING PER SHARE DAN

maka faktor lainnya yang PROCEED TERHADAP INITIAL

menyebabkan initial return rendah RETURN”

ialah jenis usaha dari perusahaan


Perumusan Masalah
penerbit. PT Saratoga mengalami Berdasarkan latar belakang

penurunan harga saat hari pertama di masalah tersebut, dapat dirumuskan

bursa dan ini membuktikan investor masalah berupa:

tidak mendapat return awal. Dari

pernyataan co-founder dijelaskan


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
158
1. Apakah earning per share diperdagangkan di pasar sekunder.

berpengaruh terhadap initial return Semakin jauh perbedaan harga yang

? terjadi maka semakin tinggi initial

2. Apakah proceed berpengaruh return yang diterima para investor.

terhadap initial return? Initial Return menurut Mario Levis

3. Apakah earning per share dan dan Silvio (2013:80), “An IPO’s initial

proceed berpengaruh terhadap return is defined as the percentage

initial return? change between the offer price and the

firs trading day closing price”


KAJIAN TEORETIK
Konsep Initial Return Menurut Levis dan Silvio, initial return

Pengertian Initial Return adalah persentase selisih perubahan

Maraknya fenomena underpricing harga antar harga penawaran dan harga

pada saat penawaran saham perdana saat penutupan hari pertama di bursa.

atau IPO di pasar modal akan Sedangkan Taufik Hidayat

merugikan pihak emiten karena tidak (2011:96) menjelaskan bahwa : “Initial

mendapat pendanaan yang maksimal. Return adalah return yang diperoleh

Namun di sisi lain fenomena dari mulai saat dibeli di pasar primer

underpricing telah menguntungkan sampai pertama kali didaftarkan di

pihak investor. pasar sekunder.” Definisi tersebut

Keuntungan yang dimiliki oleh para menjelaskan bahkan para investor telah

investor disebut initial return. Initial mendapat initial return pada saat

return dapat dimiliki jika para investor saham baru didaftarkan di pasar

yang telah membeli saham di pasar sekunder. Hal ini sangat jelas

perdana kemudian menjual saham menguntungkan pihak investor.

tersebut di hari saat saham Sedangkan menurut Jeff Madura


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
159
(2013:239) ialah Such a high initial investor selama periode dari saat

return may indicate that the IPO was saham yang di beli pada pasar perdana

underpriced, implying that the offer dengan harga penutupan pada hari

price was lower than it should have pertama.

been. In that case, the issuer received Definisi tersebut semakin

less than it should have from issuing memperjelas bahwa investor yang

the shares. The beneficiaries were membeli saham di pasar perdana pada

institutional investors that were able to saat terjadi underpricing, akan

purchase the shares at the low offer menerima tingkat pengembalian atau

price keuntungan selama periode mereka

Dalam hal ini, kasus underpriced membeli saham dengan harga saham

harga saham yang terjadi pada sebuah pada penutupan hari pertama di pasar

perusahaan akan merugikan sekunder.

perusahaan karena harga saham yang Fenomena underpricing yang terjadi

diperjual belikan di pasar perdana pada pasar modal akan merugikan

bukan merupakan harga yang perusahaan. Initial return ini dapat

seharusnya atau harga yang diharapkan diminimalisir jika adanya

perusahaan. Semakin tingginya nilai kesepahaman antara emiten dan

initial return yang maka dapat dilihat perusahaan penjaga emisi. Dengan

bahwa nilai penawaran saham saat IPO adanya kesepahaman maka pembuatan

bukanlah harga yang seharusnya prospektus perusahaan juga akan

ditawarkan. menghasilkan informasi sesungguhnya

Selain itu menurut Adler Haymans tentang perusahaan yang akan

(2012) Initial Return merupakan melakukan IPO. Jika informasi

tingkat pengembalian yang di peroleh mengenai perusahaan baik dimata


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
160
calon investor, maka akan perusahaan dan kemudian ditemukan

meningkatkan harga saham dan dengan nilai yang tinggi maka perusahaan

demikian akan mengecilkan peluang akan menguntungkan jika ditanami

initial return yang akan diterima oleh modal.

investor. Sedangkan Menurut Lyn M. Fraser

Konsep Earning Per Share (140) Laba per saham biasa adalah

Salah satu analisis yang akan laba bersih yang tersedia untuk

dilakukan seorang calon investor yang pemegang saham biasa untuk suatu

baru akan menanamkan dananya ialah periode dibagi dengan jumlah rata-rata

analisis fundamental. Sesuai dengan lembar saham biasa yang beredar.

arti kata harfiah, analisis ini terfokus Berdasarkan kedua definisi yang

pada dan dilakukan terhadap aspek disebutkan oleh Van Home dan Lyn

fundamental dari perusahaan yang tersebut akan memperjelas bahwa laba

memasuki pasar modal. per saham dihasilkan oleh laba yang

Menurut Irham Fahmi (38) : “EPS diperoleh perusahaan kemudian dibagi

atau pendapatan per lembar saham dengan saham yang beredar. Jadi

adalah bentuk pemberian keuntungan semakin banyak saham yang dimilik

yang diberikan kepada para pemegang investor akan semakin banyak pula

saham dari setiap lembar saham yang keuntungan yang akan

dimiliki.” Dalam hal ini EPS perlu diraih.Sedangkan EPS Menurut Kieso

untuk dilakukan analisis. Karena (424) Laba per saham seringkali

berdasarkan pengertian tersebut EPS dilaporkan dalam penerbitan keuangan,

merupakan bentuk pemberian dan telah digunakan secara luas oleh

keuntungan. Jika setelah melakukan pemegang saham dan investor

analisis fundamental terhadap potensial dalam mengevaluasi


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
161
profitabilitas perusahaan. Laba per Dan menurut Menurut Tjiptono

saham menunjukkan laba yang (2001:56) EPS merupakan rasio yang

dihasilkan oleh setiap lembar saham menunjukkan berapa besar keuntungan

biasa. (return) yang diperoleh investor atau

Untuk menganalisis aspek pemegang saham per saham.

fundamental dari sebuah perusahaan, Kesimpulannya, laba per saham

biasanya seorang calon investor akan atau earning per share adalah

mencari informasi dari laporan keuntungan yang dimiliki oleh

keuangan yang diterbitkan oleh pemegang saham per lembar saham

perusahaan yang bersangkutan. Dalam karena adanya keuntungan atau laba

hal ini begitu pula sama halnya dengan yang diperoleh perusahaan.

laporan laba per saham yang


Konsep Proceeds
dihasilkan. Para calon investor dapat
Pada saat perusahaan menjual
melihat nilai laba per saham dari
saham kepada publik maka disaat itu
laporan keuangan. Semakin tinggi nilai
terdapat aliran kas yang masukke
laba per saham biasanya akan
dalam perusahaan. Semakin tinggi
meningkatkan minat. Namun, jika
saham yang dikeluarkan dan dijual
tidak terdapat nilai laba per saham
kepada publik maka akan semakin
yang dilaporkan, maka calon investor
tinggi juga aliran kas yang akan
dapat menganalisa rasio profitabilitas
diterima. Dan aliran kas masuk ini
perusahaan. Karena tingkat
disebut dengan proceeds.
profitabilitas mencerminkan
Menurut Farah Margaretha (58)
kemampuan perusahaan menghasilkan
Proceed adalah arus kas masuk yang
laba dan akan berimbas pada laba per
diperoleh dari hasil aktiva/investasi
saham yang dihasilkan.
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
162
baru. Contohnya ialah tambahan adalah penjualan saham pada pasar

penjualan, penghematan tenaga kerja, perdana atau IPO.

bahan baku, bahan bakar dan lain-lain. Proceed yang dihasilkan pada saat

Arus kas yang masuk ke dalam IPO ialah berdasar pada harga

perusahaan dapat berasal atau penawaran saham yang terjadi.

diperoleh dari penghematan unsur Semakin besar nilai penawaran saham

produksi, penjualan atau dengan akan semakin tinggi jumlah proceed

adanya investasi baru. Dalam yang akan diterima atau dimiliki oleh

penelitian ini penjualan yang dimaksud perusahaan. Dan ini akan membuat

dapat menambah proceed ialah perusahaan memperoleh keuntungan.

penjualan dari saham. Penjualan saham Dan begitu pula sebaliknya. Semakin

yang dilakukan oleh perusahaan ialah kecil nilai proceed maka dapat

guna untuk mengekspansi perusahaan dikatakan bahwa nilai penawaran

itu sendiri. Sehingga kegiatan saham juga rendah. Dan yang

operasional perusahaan dapat berjalan selanjutnya Menurut Hery (2009) Kas

lebih baik dan lebih maju. bersih (cash proceeds) adalah kas yang

Sedangkan menurut Karl dan Ray diterima sebagai hasil dari penjualan

(2006) Proceed adalah keuntungan investasi yang merupakan selisih

penjualan pada saat saham diterbitkan antara besarnya harga jual dengan

untuk yang pertama kali. Pernyataan komisi dan biaya penjualan lainnya

ini memperjelas bahwa penjualan yang dibayarkan.

saham akan menambah proceed Menurut Richard H. Thaler

perusahaan. Namun, dalam hal ini (1963:462) The gross proceeds number

penjualan saham yang dimaksud are computed based upon the actual

number of shares sold, including


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
163
overallotment options. Menurut data yang digunakan dalam penelitian

Richard, angka proceed dapat dihitung ini merupakan data sekunder. Data

berdasarkan angka penjualan bersih penelitian yang digunakan dalam

dari saham yang dijual dan termasuk penelitian ini adalah data dari BEI dan

kelebihan penjatahan saham. sumber lainnya. Populasi dalam

Jadi, proceed adalah aliran kas penelitian ini yaitu seluruh perusahaan

bersih yang masuk saat terjadinya IPO yang terdaftar di bursa efek yang

setelah dikurangi dengan komisi dan melakukan IPO pada tahun 2010-2013,

biaya-biaya lainnya. yaitu sebanyak 102 perusahaan.

Populasi terjangkau sebanyak


METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk pereusahaan yang IPO tahun 2010-

mendapatkan pengetahuan yang tepat 2013 yang memiliki data lengkap.

berdasarkan fakta dan data yang valid Teknik pengambilan sampel

serta dapat dipercaya dan untuk menggunakan simple random

mengetahui pengaruh earning per sampling. Berdasarkan tabel Isaac

share dan proceed terhadap initial Michael dengan taraf kesalahan 5%,

return peneliti mengambil 78 perusahaan

Metode penelitian ini yang dipilih menjadi anggota sampel.

menggunakan penelitian kuantitatif. Pengujian hipotesis yang

Metode penelitian kuantitatif dilakukan dalam penelitian ini

digunakan untuk meneliti populasi atau menggunakan regresi linear berganda.

sampel tertentu. Metode kuantitatif Analisis ini digunakan untuk menguji

adalah metode yang digunakan untuk pengaruh dua atau lebih variabel

penelitian berupa angka-angka, dan independen terhadap variabel

analisis menggunakan statistik. Jenis dependen menggunakan model regresi


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
164
linier berganda. Berdasarkan menggunakan Uji Kolmogorov-
Smirnov (K-S)
pengembangan hipotesis diatas maka

dapat diterapkan model regresi

berganda. Dalam regresi linear One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
berganda, diperlukan uji asumsi klasik Residual

N 78
yaitu, uji normalitas, uji Mean 0E-7
Normal Parametersa,b
Std. Deviation .22015449
multikolinearitas, uji Absolute .102
Most Extreme Differences Positive .102
heteroskedastisitas, uji autokorelasi
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .900
dan pengujian hipotesis simultan (uji
Asymp. Sig. (2-tailed) .393
a. Test distribution is Normal.
F) serta uji parsial (uji T).
b. Calculated from data.

Berdasarkan tabel diatas, dapat


HASIL DAN PEMBAHASAN
dilihat bahwa semua variabel didapat
Berikut adalah distribusi data hasil
signifikan sebesar 0,393. Nilai
penelitian : signifikansi diatas 0,05

Rangkuman Deskripsi Data mengindikasikan bahwa nilai residual


Nilai Tendensi EPS Proceed Initial Return (Y) memiliki distribusi yang normal.
Sentral (X1) (X2)

Uji Multikolinearitas
n 78 78 78
Mean 6.126.374.038.461, Uji multikolinearitas bertujuan
,1883 84,5235
54
St.Deviasi 7.182.431.572.109,
,23744 108,92
3
untuk mengetahui apakah dalam suatu
Variance 5.158.732.3288.032
,056 11864,4
.495.000.000.000
model regresi terjadi korelasi antara

Uji Normalitas variabel bebas yang satu dengan yang


Uji normalitas bertujuan untuk lainnya atau tidak. Uji
melihat dalam model regresi, variabel
multikolinearitas dalam penelitian ini
dependen dan variabel independen
mempunyai distribusi normal atau dilihat dari nilai tolerance dan
tidak sehingga dapat dilakukan variance inflation factor (VIF). Bila
pengujian selanjutnya. Dalam
nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10
penelitian ini uji normalitas
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
165
maka dapat dikatakan tidak terdapat

multikolinearitas dan sebaliknya.

Hasil Pengujian Multikolinieritas Berdasarkan scatterplot diatas,

Berdasarkan tabel diatas, dapat


Coefficientsa
dilihat bahwa semua variabel memiliki
Model Unstandardized Standardi Collinearity
Coefficients zed Statistics
nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < Coefficie
nts
B Std. Error Beta Tolerance VIF
10. Maka dapat disimpulkan bahwa
1 (Constant) .296 .040
model regresi terbebas dari masalah 1.011
EPS -.001 .000 -.300 .989
1.011
PROCEED -8.550E-015 .000 -.259 .989
multikolinearitas atau antar variabel
a. Dependent Variable: IR
bebas tidak ditemukan korelasisatu
dapat dilihat bahwa titik-titik
sama lain.
menyebar dengan pola yang tidak
Uji Heteroskedastisitas
jelas, yaitu di atas dan di bawah angka
Heterokedestisitas adalah
0 pada sumbu Y. Maka dapat
keadaan dimana terjadi ketidaksamaan
disimpulkan bahwa dalam model
varian dari residual pada model
regresi tidak terdapat masalah
regresi. Untuk mendeteksi ada atau
heterokedastisitas.
tidaknya yang dapat dilakukan dengan
Uji Autokorelasi
melihat pola titik-titik pada scatterplots
Uji autokolerasi bertujuan menguji
regresi. Jika titik-titik menyebar
apakah model regresi linier ada
dengan pola yang tidak jelas di atas
kolerasi antara kesalahan pengganggu
dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
pada periode t dengan kesalahan
maka masalah heterokedestisitas tidak

terjadi.

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
166
pengganggu pada periode t-1
Model Summaryb
(sebelumnya) (Ghozali, 2011).
R Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R
Berdasarkan tabel di atas, nilai Square Square the Estimate Watson

1 .375a .140 .117 .22307 1.867


Durbin Watson berada pada rentang
a. Predictors: (Constant), PROCEED, EPS
dU dan 4-dU (1,681 < 1,867 < 2,319).
b. Dependent Variable: IR
Maka dapat disimpulkan tidak terjadi
Berdasarkan hasil hipotesis 1
masalah autokorelasi.
menunjukkan bahwa nilai thitung adalah

Koefisien Determinasi -2.782 > ttabel -1.665 dengan nilai

Berdasarkan tabel di atas maka Model Summaryb

dapat diketahui bahwa nilai R square Adjusted R Std. Error of the Durbin-
Model R R Square
Square Estimate Watson
sebesar 0,140 yang berarti
1 .375a .140 .117 .22307 1.867
pengungkapan initial return
a. Predictors: (Constant), PROCEED, EPS

dipengaruhi oleh EPS dan proceed b. Dependent Variable: IR

sebesar 14%. signifikan 0.007 < (lebih kecil)

Uji Parsial (Uji statistik T) probabilitas 0.05. Maka Ha diterima


Coefficientsa
dan Ho ditolak, yang berarti bahwa
Unstandardized Standardized
earning per share berpengaruh
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std. signifikan terhadap initial return
B Beta
Error
dengan arah (hubungan) negatif.
(Constant) .296 .040 7.401 .000
Berdasarkan hasil hipotesis 2
EPS -.001 .000 -.300 -2.782 .007
1
-8.550E- menunjukkan bahwa nilai thitung adalah
PROCEED .000 -.259 -2.402 .019
015
-2,402 > ttabel -1.665 dengan nilai
a. Dependent Variable: IR
signifikan 0.019 < (lebih kecil)

probabilitas 0.05. Maka Ha diterima

dan Ho ditolak, yang berarti bahwa


Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
167
proceed berpengaruh signifikan return sebesar 0,296. Koefisien

terhadap initial return dengan arah variabel motivasi belajar sebesar -

(hubungan) negatif 0,001, artinya jika EPS mengalami

Uji Simultan (Uji statistik F) kenaikan 1 satuan, maka initial return

ANOVAa akan menurun sebesar 0,001. Koefisien


Sum of
Model df Mean Square F Sig. variabel proceed sebesar -8,550,
Squares

Regression .609 2 .305 6.120 .003 b artinya jika proceed mengalami


1 Residual 3.732 75 .050
kenaikan 1 satuan, maka initial return
Total 4.341 77
akan menurun sebesar 8,550.
a. Dependent Variable: IR

b. Predictors: (Constant), PROCEED, EPS

Berdasarkan hasil uji f


PEMBAHASAN
menunjukkan bahwa nilai Fhitung
Pengaruh Earning Per Share
sebesar 6,120 sedangkan Ftabel sebesar
Terhadap Initial Return
3.12 dan nilai signifikansi α = 0.05,
Berdasarkan hasil hipotesis 1
dengan probabilitas signifikansi 0.003
menunjukkan bahwa nilai thitung adalah
< 0.05. Maka Ha diterima dan Ho
-2.571 > ttabel -1.665 dengan nilai
ditolak, sehingga earning per share
signifikan 0.012 < (lebih kecil)
dan proceed secara bersama-sama
probabilitas 0.05. Maka Ha diterima
berpengaruh terhadap initial return.
dan Ho ditolak, yang berarti bahwa
Persamaan Regresi Linear Berganda
earning per share berpengaruh
Y = 0,296 - 0,001EPS -
signifikan terhadap initial return
8,550PROCEED
dengan arah (hubungan) negatif. Nilai
Konstanta sebesar 0,296 , artinya
koefisien regresi (b) adalah -0.001
jika EPS dan Proceed tidak mengalami
yang artinya nilai koefisien regresi (b)
kenaikan dan penurunan, maka initial
sebesar -0.001 dimana setiap
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
168
pertambahan 1 nilai earning per share menyebabkan penurunan tingkat initial

(X1), maka akan menyebabkan return (Y) sebesar 8,5%. Sehingga

penurunan tingkat initial return (Y) membuat hubungan antara proceed dan

sebesar 0.001%. Sehingga membuat initial return negatif tetapi

hubungan antara earning per share dan berpengaruh signifikan. Hasil

initial return negatif tetapi penelitian ini mendukung hasil

berpengaruh signifikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Andhi

penelitian ini mendukung hasil Wijayanto dan Sarah Dian dan Nadia

penelitian yang dilakukan oleh Andhi Asandimitra.

Wijayanto dan Misnen Ardiansyah.


Pengaruh Earning Per Share dan
Pengaruh Proceed terhadap Initial
Proceed terhadap Initial Return
Return
Berdasarkan hasil uji f
Berdasarkan hasil hipotesis 2
menunjukkan bahwa nilai Fhitung
menunjukkan bahwa nilai thitung adalah
sebesar 6,120 sedangkan Ftabel sebesar
-2,042> ttabel -1.665 dengan nilai
3.12 dan nilai signifikansi α = 0.05,
signifikan 0.019< (lebih kecil)
dengan probabilitas signifikansi
probabilitas 0.05. Maka Ha diterima
0.003< 0.05. Maka Ha diterima dan Ho
dan Ho ditolak, yang berarti bahwa
ditolak, sehingga earning per share
proceed berpengaruh signifikan
dan proceed secara bersama-sama
terhadap initial return dengan arah
berpengaruh terhadap initial return.
(hubungan) negatif. Nilai koefisien
Maka dapat disimpulkan dengan
regresi (b) adalah -8,550 yang artinya
derajat kepercayaan 5% EPS dan
nilai koefisien regresi (b) sebesar -
Proceed bebas signifikan berpengaruh
8,550 dimana setiap pertambahan 1
negatif secara statistik terhadap initial
nilai proceed (X2), maka akan
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
169
return pada perusahaan yang terdaftar initial return perusahaan. Hal ini

di bursa efek Indonesia yang menunjukan bahwa semakin

melakukan IPO tahun 2010-2013. besar EPSakan menyebabkan

Hasil penelitian ini sejalan dengan turunnya nilai initial return.

penelitian yang dilakukan oleh Andhi b. Proceed berpengaruh negatif

Wijayanto. signifikan terhadap initial return

pada perusahaan yang terdaftar


KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
SARAN di bursa efek yang melakukan

Kesimpulan IPO pada periode tahun 2010-


Berdasarkan analisis data dan
2013. Pada uji hipotesis
temuan fakta dari penelitian yang telah
menunjukan adanya pengaruh
diuraikan dan dijelaskan pada bab
yang signifikan negatif antara
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
Proceed terhadap initial return
penelitian ini menunjukkan bahwa :
perusahaan. Hal ini menunjukan
1. Hasil uji hipotesis secara parsial
bahwa semakin besar
menunjukkan bahwa :
Proceedakan menyebabkan
a. Earning Per Share (EPS)
turunnya nilai initial return.
berpengaruh negatif signifikan
2. Hasil uji hipotesis secara bersama-
terhadap initial return pada
sama (simultan) bahwa EPS dan
perusahaan yang terdaftar di
Initial Return berpengaruh terhadap
bursa efek yang melakukan IPO
initial return pada perusahaan yang
pada periode tahun 2010-2013.
terdaftar di bursa efek yang
Pada uji hipotesis menunjukan
melakukan IPO pada periode tahun
adanya pengaruh yang signifikan
2010-2013.
negatif antara EPS terhadap

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
170
Implikasi PT Golden Retailindo Tbk dan PT
Berdasarkan kesimpulan yang
Midi Utama Indonesia.
telah dikemukakan, maka beberapa
2. Proceed IPO juga merupakan salah
implikasi yang diperoleh dari hasil
satu faktor yang mempengaruhi
penelitian,antara lain :
nilai initial return pada perusahaan
1. EPS merupakan salah satu faktor
yang IPO pada periode tahun 2010-
yang mempengaruhi tingkat initial
2013. Pengaruh yang dihasilkan
return pada perusahaan yang IPO
ialah negatif signifikan yang artinya
pada periode tahun 2010-2013.
jika proceed mengalami kenaikan
Pengaruh yang dihasilkan ialah
maka akan bertolak belakang
negatif dan memiliki nilai koefisien
dengan nilai initial return. Hal ini
yang sangat kecil. Data EPS
dikarenakan karena jika proceed
memiliki nilai koefisien yang
yang dimiliki perusahaan tinggi
rendah dapat disebabkan oleh data
maka dapat dikatakan selain
perusahaan yang diperoleh sebagai
perusahaan menerbitkan banyak
sampel menunjukkan terdapat
jumlah saham, harga saham yang
beberapa perusahaan yang memiliki
ditawarkan juga tinggi. Selain itu,
kesamaan nilai initial return baik
perusahaan yang mengharapkan
perusahaan yang memiliki nilai EPS
tingkat proceed yang tinggi dapat
tinggi maupun perusahaan yang
membuat perusahaan menetapkan
memiliki EPS rendah. Dan hal
harga diatas harga saham para
tersebut tidak terjadi pada 2
kompetitor sehingga investor akan
perusahaan namun terjadi pada
menarik diri dari saham perusahaan
beberapa perusahaan yang dijadikan
dan memilih saham perusahaan
sampel. Seperti yang terjadi pada
sejenis yang memiliki harga yang
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
171
wajar di bursa. Akibatnya investor mempengaruhi initial return.

yang telah membeli saham IPO Penelitian selanjutnya dapat

berpeluang menerima nilai initial menambahkan faktor lain yang

return yang rendah. mempengaruhi seperti jenis

Saran industri, indeks harga saham


Berdasarkan implikasi sebagaimana
gabungan (IHSG), dan tren pasar
diuraikan di atas, maka peneliti
untuk mendapatkan hasil yang
memberikan rekomendasi atau saran
sebagai berikut : lebih akurat.
1. Bagi Peneliti Selanjutnya
2. Bagi Investor
 Penelitian ini hanya Untuk investor, sebelum
menggunakan data periode tahun
mengambil keputusan untuk
2010-2013. Bagi peneliti
berinvestasi jangka pendek pada
selanjutnya diharapkan
sebuah perusahaan sebaiknya
mengembangkan penelitian ini
memperhatikan hal-hal seperti
dengan menggunakan periode
harga saham yang ditawarkan
yang lebih panjang dan populasi
perusahaan saat IPO, dan
yang lebih luas dibandingkan
mempertimbangkan nilai EPS
yang dilakukan oleh peneliti.
yang dihasilkan perusahaan
 Penelitian ini hanya

menggunakan dua faktor yang

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
172
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hassan, Abdullah. Fernando Public. UK : Edward Elgar


Delgado, Mohamad Omran. Publishing. 2004
IPO Behaviour in GCG
Countries. IMF Working Paper. E Case,Karl, Ray C Fair. Prinsip
2007 Ekonomi Edisi Delapan.
Jakarta: Penerbit Erlangga
Andhi Wijayanto, Analisis pengaruh 2006.
ROA, EPS, Financial Leverage
dan Proceed terhadap Initial Eckbo, B. Espen. Corporate Takeovers
ReturnJurnal Dinamika Volume One. USA: Elsevier
Manajemen Vol. 1 No. 1 2010 2010
ISSN 2086-0668
Fahmi, Irham, Analisis
Ardiansyah, Misnen. Pengaruh Laporan Keuangan.
variabel keuangan terhadap Bandung:Alfabeta 2012
return awal dan Return 15 hari
setelah ipo di bursa efek Ghosh, Arvin Pricing and
jakarta. Yogyakarta: Performance of Initial Public
Simposium Nasional Offerings in the United States.
Akuntansi. 2003 New Jersey: Transaction
Publisher. 2002
Candrasekhar, Krishnamurti. S.R.
Vishwanath. Advanced Ghozali Imam, Aplikasi Analisis
Corporate Finance. New Delhi Multivariate Dengan Program
: PHI Learning Private Limited. SPSS (Semarang: Badan
2009. Penerbit Universitas
Diponegoro Inc.2011)
Chen, Jian, Corporate Governance in
China. New York: Routledge H. Thaler, Richard, Advances in
Curzon. 2005 Behavioural Finance. New
York: Russel Sage Foundation
Darmadji, Tjiptono Pasar Modal Di 1993
Indonesia: Pendekatan Tanya
Jawab. Jakarta: Salemba Empat Haymans, Adler. Teori Investasi:
2001 Konsep dan Empiris. 2012

Djalal Nachrowi, Nachrowi. Hardius Hery S.E, 200 Soal-Jawab Akuntansi


Usman. Penggunaan Teknik Dasar. Jakarta: Grasindo 2009
Ekonometri Edisi Revisi.
Jakarta : Rajawali Pers. 2008 Hidayat, Taufik. Kamus Populer
Istilah Investasi, Jakarta :
Donald E. Kieso, Jerry Weygandt, Media Kita 2011
Terry Warfield. Akuntansi
Intermediate. 2007 J. Butler Patrick, The Accuracy of
Analyst Forecast. 2002
Draho, Jason,The IPO Decision : Why
and How The Companies Go
Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi
Volume 10, No.2, Tahun 2015
173
J. Jay Choi, John Doukas. Emerging M. Frases,Lyn, Aileen Orminston.
Capital Markets : Financial Memahami Laporan Keuangan
and Investment Issues. USA: Edisi Ketujuh. Indeks 2008
Greenwood Publishion. 1998
Madura, Jeff, Financial Markets and
Jogiyanto, H.M. Teori Portofolio Dan Institutions Abridge edition.
Analisis Investasi. Edisi Kedua. USA: South Western Cengage
Yogyakarta: BPFE. 2000 Learning 2013.

Lee, Cheng Few. Advances in N. Gregoriou, Greg,Initial Public


Investment Analysis and
Portofolio Management. United Offering : An International
Kingdom: Elsevier 2002
Perspective. USA: Elsevier Finance.

2006

Jurnal Ilmiah Wahana Akuntansi


Volume 10, No.2, Tahun 2015
174

Anda mungkin juga menyukai