1.Jelaskan Pasar Modal Syariah! Dan berikan minimal 2 saham syariah
Jawaban: kegiatan pasar modal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam (syariah). Meski begitu, pasar modal syariah adalah bukan suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan. 1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Indeks ini diperkenalkan pada 12 Mei 2011. Seluruh saham yang tercatat di ISSI juga masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan OJK. Dalam daftar tersebut, ada 406 saham yang masuk indeks. 2. Jakarta Islamic Index (JII) Sementara indeks ini diperkenalkan pada 3 Juli 2000. Saham-saham yang masuk JII merupakan 30 saham yang terbilang likuid. 3. Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) Indeks ini diperkenalkan BEI pada 17 Mei 2018. Jumlah saham yang terdapat di indeks ini mencapai 70 saham dan merupakan saham yang paling likuid di BEI. Sumber: Hanif. 2012. “Perkembangan Perdagangan Saham Syariah di Indonesia”.Asas, Vol.4. No.1 dan situs idx.co.id 2.Jelaskan ciri saham yang likuid dan beri contoh minimal 5! Jawaban: likuiditas saham dapat diartikan sebagai seberapa sering suatu saham diperdagangkan pada suatu periode tertentu. Yang mana, semakin volume transaksi saham tersebut sering dilakukan, ini akan semakin baik bagi likuiditas saham tersebut. Inilah kenapa likuiditas saham penting, karena terjadi perubahan transaksi jual-beli saham yang begitu masif dilakukan di bursa saham pada periode tertentu. Inilah alasan utama mengapa investor saham pemula seperti kamu disarankan untuk membeli saham di perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Karena biasanya saham perusahaan tersebut memiliki kekuataan finansial yang baik, ini akan sangat baik bagi kelangsungan investasi saham kamu di perusahaan yang bersangkutan dan juga saham tersebut mudah untuk diperdagangkan. Contohnya: a. PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) b. PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) c. Bank Syariah Indonesia Tbk., (BRIS) d. Bukalapak.com Tbk. (BUKA) e. PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) f. PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) g. PT XL Axiata Tbk. (EXCL)
Sumber: Antariksa, R. 2005. Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Profitabilitas (Studi
Kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk). Tesis, Universitas Indonesia
3.Bagaimana manajer keuangan mengelola struktur modal persuahaannya sesuai
dengan pecking order theory? Jawaban: Pada teori pecking order, perusahaan akan memilih pendanaan berdasarkan preferensi urutan. Dimulai dari mengutamakan pendanaan yang tidak beresiko, minim risiko hingga yang beresiko tinggi. Pertama, perusahaan akan mengusahakan mendapatkan dana yang tidak beresiko.Apabila pendanaan yang tidak berisiko tidak bisa diperoleh, maka perusahaan akan memilih pendanaan yang risikonya kecil. Dan jika pendanaan yang berisiko kecil juga tidak bisa diperoleh, maka langkah terakhir perusahaan adalah mencari pendanaan yang memiliki risiko lebih tinggi. Laba ditahan adalah opsi pertama yang akan dipilih perusahaan karena tidak berisiko atau memiliki risiko yang paling kecil diantara opsi pendanaan yang lain. Laba ditahan adalah pendanaan internal yang diperoleh dari laba hasil operasional perusahaan diperiode sebelumnya. Apabila laba ditahan tidak mencukupi kebutuhan, opsi kedua adalah dengan pendanaan dari luar perusahaan. yaitu utang. Jika utang juga tidak bisa diperoleh, maka opsi terakhir adalah pendanaan dari ekuitas atau penerbitan saham baru. Pemegang saham menilai, penerbitan saham baru lebih berisiko daripada utang. Sumber: Dhana Ali Amar, Mencari Sumber-Sumber Pendanaan Usaha, Jurnal Universitas Muhammadiyah Jember, 2011, hal.3. 4.PT. Antam mengeluarkan Preferred Stock laku dijual dengan harga $ 7.500/lbr, Saham ini memberikan dividen tetap $ 1.200/lbr. Biaya emisi $ 50/lbr. Maka berapa biaya modal individualnya? Jawaban: PT. Antam mengeluarkan Preferred Stock laku dijual dengan harga $ 7.500/lbr, Saham ini memberikan dividen tetap $ 1.200/lbr. Biaya emisi $ 50/lbr. Maka berapa biaya modal individualnya? Jawaban: Rumus: Kp = Dp / Pn Kp = $ 1.200 / ($ 7.500- $ 50) Kp = $ 1.200 / $ 7.450 Kp = 0,16 / 16% (dalam presentase) (Nur Fani, 2022) 5.Jelaskan dengan rinci proses Perusahaan Go Public dalam menerbitkan sekuritas! Jawaban: Penawaran Saham Perdana (IPO-Initial Public Offering) Sebuah perusahaan yang akan memutuskan akan go public harus terlebih dahulu mempersiapkan segala persyaratan dokumen yang diharuskan oleh Bapepam, kemudian perusahaan tersebut dapat menawarkan sahamnya kepada publik – Penawaran Saham Perdana (IPO-Initial Public Offering). Proses go public perusahaan Bermula dari perusahaan kecil yang membuat produk atau jasa yang kemudian berkembang, sehingga akhirnya dapat menjadi perusahaan yang cukup maju. Perusahaan terus berjalan, produksi atau jasa kian bertambah, modal perusahaan juga harus diperbesar bahkan jika perlu harus dilakukan ekspansi. Jika suatu perusahaan sudah sampai pada tahap tersebut, maka perusahaan tersebut dapat memilih untuk go public – sharing kepemilikan Saham dengan publik dan sebagai kompensasinya perusahaan tersebut memperoleh modal yang dibutuhkan. Langkah awal proses go public perusahaan adalah direksi perusahaan datang ke perusahaan sekuritas yang akan bertindak sebagai penjamin emisi yang menjamin penawaran saham perdana perusahaan tersebut. Perusahaan sekuritas bersama-sama dengan emiten mempersiapkan dokumen, menetapkan harga saham dan menjualnya ke publik. Proses go public perusahaan selanjutnya adalah menyiapkan prospektus perusahaan . Penjamin emisi akan menyiapkan prospektus perusahaan go public, yaitu suatu dokumen resmi yang harus disiapkan untuk setiap investor yang tertarik terhadap perusahaan tersebut. Isi prospektus tersebut tentang analisa detail sejarah keuangan perusahaan, tentang produk atau jasa dan latar belakang serta pengalaman manajemen perusahaan. Prospektus perusahaan go public juga memperkirakan berbagai macam resiko yang akan dihadapi perusahaan. Prospektus penawaran perdana saham itu dipublikasikan melalui iklan prospektus singkat. Iklan tersebut menginformasikan hal-hal yang layak diketahui oleh calon-calon investor. Penjamin emisi kadang juga mengatur pertemuan antara manajemen perusahaan dengan investor potensial besar, seperti para manajer untuk dana pensiun, manajer investasi reksadana atau unit link. Setelah melalui masa penawaran saham perdana, penjatahan, dilanjutkan dengan pengembalian uang pemesanan bagi pembeli yang tidak kebagian saham, kemudian penyerahan kolektif saham maka sekitar satu bulan kemudian saham tersebut dicatatkan (listing) di bursa efek. Sejak hari pertama pencatatan itu, saham sudah resmi diperdagangkan di pasar sekunder. Saat saham diperdagangkan pada hari berikutnya, harga saham tersebut bisa saja naik atau turun, tergantung keputusan investor dalam menahan atau menjual sahamnya. Investor yang menjual sahamnya pada hari pertama listing, semata-mata hanya mengejar Capital gain, tentu saja jika harga saham tersebut naik. Tapi jika harga saham tersebut turun, orang cenderung menahan sahamnya untuk waktu yang lebih lama sambil menunggu harganya naik. Turun atau tidaknya harga saham IPO tergantung pada banyak faktor. Faktor yang paling utama adalah kondisi perusahaan tersebut ketika masuk bursa, baik atau buruk. Karena ada perusahaan yang terpaksa masuk bursa karena ada perjanjian dengan krediturnya. Dengan kondisi seperti itu, maka terbuka kemungkinan harga sahamnya juga mudah turun. Berbeda dengan perusahaan yang melakukan penawaran saham perdana (IPO) karena kebutuhan ekspansi bisnis. Sumber:susi susanti, proses-go-public-perusahaan-1999 tesis universitas Indonesia hal 67- 78
Pendekatan sederhana untuk investasi ekuitas: Panduan pengantar investasi ekuitas untuk memahami apa itu investasi ekuitas, bagaimana cara kerjanya, dan apa strategi utamanya
Pendekatan sederhana untuk investasi pasif: Panduan Pengantar Prinsip-prinsip Teoretis dan Operasional Investasi Pasif untuk Membangun Portofolio Malas yang Berkinerja dari Waktu ke Waktu