Anda di halaman 1dari 38

1

Buku Panduan Investasi Saham untuk Pemula di Pasar Modal Indonesia

Ebook ini gratis dan boleh dikirim ke teman-teman mau belajar gratis ilmu investasi saham
dan/atau trading saham.

Untuk tanya jawab bisachat whatsapp ke https://bit.ly/3qjEOpX

Channel Telegram Belajar Investasi Saham Gratis untuk disebarkan :


https://t.me/InvestasiSahamuntukPemula/51

Gratis buka rekening Saham di Sucor Sekuritas dan dapatkan bonus video edukasi, webinar, serta
pdf belajar investasi saham dan/atau trading saham bisa menghubungi bisa klik
https://bit.ly/3qjEOpX
;
2

SPOT Sucor Personal Online Trading


SPOT New Generation

Apa itu Saham ? Bagaimana cara belajarnya ? Bagaimana keuntungannya dan resikonya ?

Program Edukasi Gratis :


Pengenalan Pasar Modal, Panduan Aplikasi SPOT New Generation dari Sucor Sekuritas , Analisa
Teknikal, Analisa Fundamental, Strategi Investasi , Strategi Trading

Tentang Sucor Sekuritas


Sucor Sekuritas didirikan di Surabaya pada tahun 1989. Dalam waktu singkat, Sucor Sekuritas
mendapatkan reputasi sebagai salah satu perusahaan terkemuka dalam broker ekuitas dan
keuangan serta Investment Banking. Seiring kemajuan kami, kami meningkatkan cakupan layanan
kami, memperluas layanan manajemen aset dan perdagangan online.

Fee Beli : 0,15%, Fee jual : 0,25%


Setoran awal Pembukaan Rekening = Rp.100.000,- (seratus ribu rupiah);

Hubungi kami untuk pertanyaan lebih lanjut tentang Saham bisa klik https://bit.ly/3qjEOpX

Gratis buka rekening Saham di Sucor Sekuritas dan dapatkan bonus video edukasi, webinar, serta
pdf belajar investasi saham dan/atau trading saham bisa klik https://bit.ly/3qjEOpX
3

Kantor Pusat
Sahid Sudirman Center
Jalan Jend. Sudirman Kav.86, Lantai 12 Karet Tengsin, RT.10/RW.11 Daerah Khusus Ibukota Jakarta
10220 Telepon (+6221) 8067 3000
Facebook : SucorSekuritas , Instagram : SucorSekuritas
Sucor Sekuritas terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan

Kamu ingin mulai belajar investasi saham dan/atau trading saham tapi belum mulai karena masih
tidak percaya diri atau masih sedikit ilmu atau belum ada Mentor yang memberi edukasi ?

Yuk belajar saham bersama Sucor Sekuritas , caranya ikuti petunjuk dibawah ini :

1. Menyiapkan dokumen-dokumen KTP, Buku Tabungan, dan NPWP (opsional = boleh tidak ada);

2. Klik https://bit.ly/3qjEOpX untuk bantuan membuka rekening saham sucor sekuritas secara
online supaya dapat dibantu pengecekan progress pembukaan rekening sahamnya + mendapatkan
bonus video edukasi, webinar, serta pdf belajar investasi saham dan/atau trading saham;
3. Setoran Deposit Awal Rp.100.000,- Seratus ribu rupiah di setorkan ke RDN atas nama Nasabah,
RDN (rekening khusus untuk beli jual saham) yang sepenuhnya bisa dipakai untuk membeli saham;

Mengapa memilih belajar saham bersama Sucor Sekuritas ?

1. Bebas biaya pembukaan akun & bebas biaya bulanan apapun;

2. Fee transaksi rendah : Beli 0.15% dan Jual 0.25%;

3. Tanpa syarat minimum transaksi harian/bulanan, Tanpa syarat topup minimum berikutnya ;

4. Memberikan gratis edukasi, analisis, konsultasi, dan rekomendasi saham untuk nasabah
secara berkelanjutan sampai kamu bisa mandiri dalam investasi saham;

5. Menyediakan channel telegram dan group telegram khusus untuk yang menjadi nasabah
sucor sekuritas yang berfungsi sebagai fasilitas edukasi dan training ilmu saham bagi
Nasabah;

6. Aplikasi Online Trading SPOT dari Sucor Sekuritas yang memiliki fitur keamanan enkripsi
aplikasi yang terkuat, mudah dipakai untuk pemula , performa aplikasi lebih cepat, lebih
stabil, dan dapat digunakan dengan sistem operasi Windows, Linux, Mac OS, iOS dan
Android.

Support/Layanan khusus untuk Nasabah Sucor Sekuritas :

1. Riset Pasar Saham dan berita terbaru Pasar Saham;


4

2. Edukasi dan Pelatihan Ilmu Saham secara berkala dan online ;

3. Tutorial Penggunaan aplikasi resmi SPOT dari Sucor Sekuritas untuk Beli Jual Saham;

Tips sederhana bagi Investor untuk Investasi Saham:

1. Pergunakan dana lebih / dana nganggur yang diniatkan untuk investasi saham;

2. Pastikan Analisis fundamental saham secara lengkap sebelum membeli saham untuk
memeriksa kondisi perusahaan dari segi kesehatan keuangan perusahaan, kemampuan
membayar hutang, profitabilitas, valuasi harga wajar (membeli saham = membeli
Perusahaan);

3. Diversifikasi Minimal 3 saham , Maksimal 5 saham di industri yang berbeda-beda;

4. Beli saham sedikit demi sedikit, agar jika harga saham turun 10% dari harga pembelian
saham bisa melakukan cicil beli (average down) 10% , dan seterusnya , dengan syarat periksa
dan analisis kondisi terbaru fundamental saham yang mau ditabung tetap bagus
fundamentalnya;

5. Lakukan pembelian saham yang bagus secara rutin setiap bulan (perusahaan yang
produknya banyak dipakai masyarakat dan rutin bagi deviden serta risiko bangkrutnya kecil);

6. Pahami ilmu investasi saham lebih lanjut, caranya dengan mengikuti terus kelas edukasi
online dari Sucor Sekuritas;

Analisa Fundamental Sederhana

• Trend dan Kondisi dari Pertumbuhan Pendapatan, Laba Kotor, Laba Operasional, Laba
Bersih dalam 5 tahun terakhir;

• Perbandingan total hutang terhadap total Ekuitas, Kemampuan membayar Hutang


Perusahaan , Rasio DER, Current Ratio;

• Beban-Beban (Produksi, Operasional, Keuangan, Lain-lain) ;

• Perolehan margin laba bersih, margin laba operasional, dan margin laba kotor;

• RASIO-RASIO Laporan KEUANGAN : ROE & ROA , P/E Ratio (sering juga disebut PER) , PBV
(Price to Book Value) ;

Istilah Istilah Fundamental Perusahaan :

1. EPS (Earning Per Share) – Laba Bersih per Lembar Saham Semakin tinggi nilainya dari tahun ke
tahun, kemungkinan besar penjualan dan laba naik.
5

2. PER (Price Earning Ratio) –Harga Saham dibandingkan EPS Lama waktu yang dibutuhkan untuk
mengembalikan modal untuk membeli saham.
3. PBV (Price To Book Value) –Harga Saham dibandingkan Modal Perusahaan Untuk menilai dan
mencari saham Undervalued.
4. ROE (Return On Equity) (%)-Laba Bersih dibandingkan Modal Perusahaan Kemampuan modal
perusahaan dalam menghasilkan laba, sebagai indikator efisiensi.
5. DER (Debt To Equity Ratio) –Hutang dibandingkan Modal Perusahaan DER > 1, maka
kecenderungan Perusahaan memiliki risiko keuangan yang besar.
6. Dividend Yield -Dividen dibandingkan Harga Saham Indikator kestabilan laba bersih, secara
normal minimal sebesar 2% -3 %.

Sucor Sekuritas Resmi Terdaftar di Bursa Efek Indonesia - www.idx.co.id

https://www.idx.co.id/anggota-bursa-dan-partisipan/profil-anggota-bursa/detail-profil-anggota-
bursa/?kodeEmiten=AZ
6

Lima (5) langkah cara nabung saham :


1. Buka rekening efek (rekening saham) di perusahaan sekuritas. Untuk membuka rekening di
perusahaan sekuritas full online tanpa kirim berkas melalui petunjuk dibawah ini : Sucor
Sekuritas hubungi Ibu Novi di nomor whatsapp : +6282278386278 https://bit.ly/2Xz04f1 ;
2. Sisihkan nominal dana untuk membeli saham. Sisihkan dana setiap bulannya sesuai dengan
rencana keuangan yang sudah jelas tujuan keuangannya spesifik dan jelas kapan mau dicapai
misalnya untuk biaya pendidikan, beli rumah, persiapan pensiun, biaya nikah dstnya.
3. Tentukan saham yang ingin di beli. Pilih minimal 3 saham di industri yang berbeda atau
maksimal 6 saham di industri yang berbeda, untuk saham konvensional bisa memilih
menggunakan analisis fundamental terhadap saham saham penghuni indeks saham LQ45,
IDX30, IDX80 sedangkan untuk saham syariah bisa memilih saham-saham penghuni indeks
saham JII atau JII 70 yang data-datanya dapat diakses di link dibawah ini :
https://www.idx.co.id/data-pasar/data-saham/indeks-saham/
Misalnya Saham yang bisa dipilih untuk Investasi diatas 10 tahun :

1. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk = ICBP;


2. Unilever Indonesia Tbk = UNVR;
3. Kalbe Farma Tbk = KLBF;
4. Telekomunikasi Indonesia Tbk = TLKM;
5. HM Sampoerna Tbk = HMSP
6. Gudang Garam Tbk = GGRM
7. Bank Central Asia Tbk = BBCA;
7

8. Bank Rakyat Indonesia Tbk = BBRI;


9. Bank Mandiri Tbk = BMRI;
10. Bank Negara Indonesia Tbk = BBNI;

Disclaimer On, Lakukan Analisis Fundamental scara mandiri sebelum membeli saham;

Panduan Analisis Fundamental Saham :


1) Menggunakan alat analisa fundamental = analisa laporan keuangan (termasuk di dalamnya
analisis keuntungan perusahaan, kesehatan neraca dan arus kas perusahaan, dan valuasi
perusahaan) , analisa industri, analisa makroekonomi;
2) Analisis kinerja dan sumber pertumbuhan pendapatan, laba kotor, laba operasional, laba
bersih, arus kas operasional, dan jumlah hutang dalam 5 tahun terakhir, perhatikan
prospek bisnis perusahaan 5-10 tahun kedepan bisa dilihat di Laporan Tahunan Perusahaan;
4. Setor dana secara rutin di rekening kamu. Top up (isi) dana setiap bulannya transfer ke
Rekening RDN atas nama nasabah (rdn atas nama investor) , lalu beli saham secara rutin di
tanggal yg sama setiap bulannya di harga offer terendahnya di antrian bid (antrian beli) offer
(antrian jual) ,
Contoh Investasi saham dengan metode dollar cost averaging sebagai berikut : SIDO (kode
saham nama perusahaan dan di input di perintah beli atau jual saham di aplikasi sekuritas) -
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, Pembelian rutin saham dilakukan setiap :
1) Tanggal : 5 Januari 2019 SIDO seharga 1200 per lembar (1 lot = 100 lembar saham), berarti
1 lot saham SIDO = 100 x 1200 = Rp.120.000,- , maka dengan uang Rp. 500.000 kamu
mendapat 4 Lot saham SIDO;
2) Tanggal : 5 Februari 2019 SIDO seharga 900 per lembar , maka dengan uang Rp. 500.000
mendapat 5 Lot saham SIDO ;
3) Dan seterusnya di setiap awal bulannya supaya ingat dan disiplin investasi, dapat kita lihat
dengan jumlah uang yang sama yaitu Rp.500.000,- maka lot saham yang di dapat bisa
bervariasi jumlahnya tergantung harga terbaru saham SIDO per lembarnya;
5. Beli saham secara rutin setiap bulan, dan lakukan Review rutin perkembangan fundamental
saham yang sudah dibeli minimal setiap 1 minggu sekali dari berita berita emiten, laporan
keuangan, laporan tahunan, public expose, prospectus, rti business apps bagian news,
kontan.co.id, bisnis.com, cnbc indonesia.
8

Jika analisis fundamental saham yang ditabung kesimpulannya fundamentalnya buruk maka
saham tersebut bisa dijual lalu diganti dengan saham yang berfundamental baik untuk ditabung.

Baca dan analisa 4 dokumen penting yaitu laporan keuangan, laporan tahunan, public expose,
prospectus, downloadnya di website :
 https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/laporan-keuangan-dan-tahunan/
 https://www.idx.co.id/perusahaan-tercatat/keterbukaan-informasi/

SEKILAS SAHAM

• Saham adalah bukti kepemilikan suatu perusahaan yang merupakan klaim atas penghasilan
dan kekayaan perseroan. Perusahaan yang sahamnya dapat dibeli di Bursa Efek Indonesia
disebut Perusahaan Tercatat. Saham merupakan salah satu produk pasar modal yang
merupakan instrumen investasi untuk jangka panjang;

• Perusahaan yang sahamnya dapat diperjualbelikan melalui perusahaan sekuritas


(perantara resmi untuk melakukan transaksi beli jual saham) adalah Emiten (Perusahaan
Terbuka) yang akhiran nama Perusahannya ada penambahan kata Tbk;

• Satuan pembelian saham = 1 Lot (100 lembar) ;

• Dengan membeli saham perusahaan, maka kita menjadi pemilik perusahaan tersebut;

• Contoh Ilustrasi Saham : Budi ingin mendirikan sebuah rumah makan padang. Modal yang
dibutuhkan untuk membuat Perusahaan restoran padang adalah Rp200.000.000. Budi
mengeluarkan modal sebesar Rp100.000.000. Sedangkan Sisanya Budi menjual saham
kepada 100 investor publik yang masing masing menyetor saham ke perusahaan senilai
Rp.1.000.000,- . Maka saham masing-masing orang adalah Budi memiliki saham sebesar
(Rp100.000.000 / Rp200.000.000) x 100% = 50%, sedangkan 100 investor publik tadi
masing masing investor memiliki saham sebesar 0.5% saham perusahaan , jika
ditotal/digabungkan 100 pemegang saham = 50% kepemilikkan perusahaan;

KEUNTUNGAN SAHAM

• 1. Mendapatkan Capital Gain (Keuntungan dari kenaikan Harga)

• 2. Mendapatkan Dividen (Pembagian keuntungan perusahaan)

RESIKO SAHAM

• 1. Capital Loss (Kerugian atas penurunan harga)

• 2. Risiko Likuidasi (Jika perusahaan yang sahamnya kita miliki bangkrut)

SAHAM yang tercatat DI Bursa Efek Indonesia


9

• Jumlah perusahaan yang mencatatkan sahamnya di BEI adalah 692 Perusahaan per tanggal
07 Juni 2020

• Untuk memudahkan investor memilih saham, BEI mengeluarkan beberapa indeks daftar
saham berdasarkan berbagai karakteristik, salah satunya Indeks LQ45

• Indeks IDX45 adalah indeks yang berisi 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan
kapitalisasi pasar besar ;

• Indeks IDX30 adalah indeks yang berisi 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan
kapitalisasi pasar besar ;

• Saham-saham yang telah Go Public (IPO) dan tercatat di Bursa Efek Indonesia hanya dapat
dibeli/dijual secara resmi melalui perusahaan sekuritas yang telah menjadi anggota Bursa
Efek Indonesia (Sucor Sekuritas adalah salah satunya);

Prospek Investasi Saham

Kinerja Rata-Rata IHSG selama 10 tahun terakhir yaitu Periode 2006-2016 adalah 11,32%. Jika
ditotalkan, persentase keuntungannya akan menjadi 192,11%. Kinerja Jangka Panjang IHSG sejak 1
April 1983 sampai dengan April 2017 Tepat 34 tahun setelah IHSG beroperasi, returnnya sebesar
5.585% atau setara 55 kali lipat. Jika disetahunkan, kinerja IHSG selama 34 tahun terakhir rata-rata
mencapai 12,62% per tahun. Ternyata Kinerja IHSG jauh diatas bunga Deposito yang hanya
berkisar di 6%-7% per tahun (belum lagi dipotong pajak bunga dan pajak penghasilan).

KEAMANAN INVESTASI SAHAM


10

• Dana investor disimpan di dalam RDI rekening dana investasi di Bank yang ditunjuk sebagai
mitra perusahaan sekuritas dan RDI dibuat atas nama masing-masing nasabah sehingga
aman dari potensi penyalahgunaan dana nasabah oleh perusahaan sekuritas;

• Bukti kepemilikan saham yang sudah dibeli tercatat secara elektronik di KSEI (Kustodian
Sentral Efek Indonesia) dan bisa dilihat secara real time oleh investor setiap harinya;

• KSEI memberikan perlindungan bagi aset milik investor, baik keamanan, kerahasiaan
maupun transparansi informasi atas Efek milik investor yang tersimpan di KSEI melalui
peluncuran Fasilitas Investor Area sejak tanggal 18 Juni 2009 yang kemudian diubah
namanya menjadi Fasilitas AKSes (Acuan Kepemilikan Sekuritas) KSEI. Diharapkan
penambahan Fasilitas AKSes ini mampu memberikan perlindungan lebih terhadap investor
dan meningkatkan kepercayaan investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

Struktur Pasar Modal Indonesia

1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memiliki tugas utama, antara lain
melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan pada sektor
perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, serta lembaga jasa
keuangan lainnya yang termasuk ke dalam Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Dengan adanya
OJK, keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan diharapkan dapat terselenggara secara
teratur, adil, transparan, dan akuntabel. Mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil juga merupakan tujuan dari didirikannya OJK. Yang paling penting, OJK
juga diharapkan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.
2. Bursa Efek Indonesia (BEI) Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan satu-satunya penyelenggara
perdagangan efek di Indonesia. BEI wajib menetapkan peraturan mengenai keanggotaan,
pencatatan, dan perdagangan. Untuk mengembangkan investasi syariah di Indonesia, BEI juga
bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Bursa Efek
Indonesia memiliki beberapa fungsi, antara lain: • Sebagai fasilitator perdagangan efek •
Membuat peraturan yang berkaitan dengan kegiatan BEI • Mengupayakan likuiditas instrumen •
Menjadi regulator dalam pencegahan praktik yang dilarang BEI • Menyebarluaskan informasi
terkait BEI • Menciptakan instrumen dan jasa baru
11

3. Lembaga Penyimpanan & Penyelesaian (LPP) Lembaga Penyimpanan & Penyelesaian (LPP)
dikelola oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. Dengan adanya LPP, penyedia jasa kustodian
sentral dan penyelesaian transaksi diharapkan dapat berjalan secara teratur, wajar, dan efisien.

4. Lembaga Kliring & Penjaminan (LKP) Lembaga Kliring & Penjaminan (LKP) dikelola oleh PT Kliring
Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Tujuan didirikannya LKP adalah untuk menyediakan jasa kliring
dan penjaminan penyelesaian transaksi Bursa Efek yang teratur, wajar, dan efisien.

5. Securities Investor Protection Fund (SIPF) Dana Perlindungan Pemodal (DPP) merupakan
kumpulan dana yang dibentuk guna melindungi pemodal dari hilangnya aset pemodal. DPP
diadministrasikan dan dikelola oleh Penyelenggara Dana Perlindungan Pemodal sebagai
perseroan yang telah mendapat izin usaha dari OJK untuk menyelenggarakan dan mengelola DPP,
antara lain ialah PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (Indonesia
Securities Investor Protection Fund).

Keuntungan Investasi Saham (CAPITAL GAIN)

Cara Membeli Saham

Minimal beli 1 lot = 100 lembar


12

Contoh :

Harga 1 lot UNVR (kode saham dari PT Unilever Indonesia Tbk) = 1 x 100 x Rp. 8.025,- = Rp.
802.500,- / lot

Fee Beli = 0.15% = 0.15% x Rp. 802.500,- = Rp. 1.203,75,-

Total Pembelian = Rp. 803.703,-

Capital Gain = Selisih Harga Beli dan Harga Jual saham

Contoh :UNVR

Beli Rp. 8025,-

Jual Rp. 9000,-

Harga Jual 1 lot = 1 x 100 x Rp. 9000,- = Rp. 900.000,-

Fee Jual = 0.25% x Rp. 900.000,- = Rp. 2.250,-

Harga terima setelah dipotong fee = Rp. 897.750,-

Capital Gain = Untung = Rp. 897.750,- - Rp. 803.703,- =

Rp. 94.047,-/ lot

Keuntungan Investasi Saham (CASH DEVIDEND)

= Laba Bersih yang diberikan emiten kepada pemegang saham

UNVR 1 lot Dividen per saham = Dividen Per Saham x jumlah lot yg dimiliki = Dividend Per Saham
UNVR 2019 x 1 lot (100 lembar saham) UNVR = 86 x 100 = Rp.86.000,-

Keuntungan Investasi Saham (RUPS) = Para pemegang saham berhak untuk menghadiri Rapat
Umum Pemegang Saham

Investor Saham

1. Kamu membeli perusahaan (sejumlah persentase kepemilikan perusahaan tertentu) dan


masuk ke dalam perusahaan sebagai Pemilik Perusahaan ;
2. Tidak perlu membangun bisnis perusahaan dari Nol;
3. Perusahaan dikelola oleh Manajemen Profesional yang berpengalaman;
4. Track Record kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai dari historis Laporan Keuangan,
Laporan Tahunan, Public Expose yang dapat diakses di idx.co.id

Emiten (saham) Di Indonesia >650 Perusahaan Tbk (tercatat di Bursa Efek Indonesia) dan terus
bertambah
13

Bagaimana Memilih Saham untuk Pemula ?

Kriteria awal dalam Memilih Saham =

1. Growth Revenues dan Net Profit (pendapatan usaha dan laba bertumbuh selama 5 tahun
terakhir);
2. Laba bersih setahun x 4 dapat membayar lunas Hutang Jangka Panjang Perusahaan;
3. Outstanding perform financial statement (kinerja keuangan yang konsisten dan juara di
industrinya);
4. Good Management (Manajemen menerapkan tata kelola perusahaan yang baik);
5. Dividend Yield (membagikan deviden setiap tahun dalam 5 tahun terakhir);

Tips Finansial Sehat dari Warren Buffet

Hindarilah kartu kredit dan berinvestasilah untuk diri Kamu sendiri dan ingat :

• Uang tidak menciptakan orang tetapi oranglah yang menciptakan uang.

• Hiduplah secara sederhana.

• Jangan lakukan apa yang orang lain katakan, dengarkanlah mereka, namun lakukan apa yang
menurut Kamu baik.

• Jangan memaksakan diri untuk memiliki barang-barang bermerk, pakailah apa yang
sekiranya nyaman bagi Kamu.

• Jangan memboroskan uang Kamu untuk hal-hal yang tidak diperlukan, gunakanlah uang
untuk membantu mereka yang kekurangan.

• Biar bagaimana pun orang lain tetap tidak dapat mengatur hidup Kamu sendiri. Kamulah
yang mengendalikan hidup Kamu sepenuhnya.
14

Analisa Sederhana Beli Saham = Beli Bisnis Perusahaan


Memilih 3 sampai dengan 5 saham dengan fundamental baik dari list IDX 30 dengan menggunakan
analisis fundamental

Hubungi kami untuk pertanyaan lebih lanjut bisa klik https://bit.ly/3qjEOpX

Gratis buka rekening Saham di Sucor Sekuritas dan dapatkan bonus video edukasi, webinar, serta
pdf belajar investasi saham dan/atau trading saham bisa klik https://bit.ly/3qjEOpX

Channel Telegram Belajar Investasi Saham Gratis untuk disebarkan :


https://t.me/InvestasiSahamuntukPemula/51

Best Regards,

Sucor Sekuritas
15

Lampiran :
Lo Kheng Hong : Perusahaan yang untung itu seperti mesin uang
Rika | 30 August 2012
Ada empat alasan kenapa Lo Kheng Hong memilih menjadi investor saham :
1. Pertama, investor saham bisa menjadi orang terkaya di dunia. Contohnya? Ya, Warren
Buffett. Saya belajar dari dia. Selama 10 tahun terakhir ini, saya sudah baca 40-an buku
16

tentang Buffet. Buku itu tak hanya saya baca sekali, tapi saya ulangi dua tiga kali, benar-
benar saya pahami isinya.
2. Kedua, keuntungan perusahaan itu hak si pemegang saham. Bayangkan, yang bekerja
direksi dan karyawan, tapi begitu untung yang menerima pemegang saham. Enak kan?
Membeli perusahaan yang untung besar itu seperti membeli mesin pencetak uang.
3. Ketiga, dalam jangka panjang imbal hasil saham lebih tinggi dari instrumen investasi
lainnya, seperti obligasi, emas, dan properti.
4. Keempat, jadi investor itu waktu luangnya banyak. Saya juga memanfaatkan waktu saya
untuk membaca. Setiap pagi, bangun, lalu saya pergi ke taman, duduk membaca dan
berpikir. Itu hobi saya. Laporan keuangan itu makanan sehari-hari. Saya juga berlangganan
empat koran, tiga di antaranya koran bisnis termasuk KONTAN. Semuanya saya baca dari
halaman satu sampai habis. Saya tidak takut kehilangan momentum meskipun membeli
lewat telepon, kan saya investasi saham untuk jangka panjang.
Dalam berinvestasi, saya berusaha membeli perusahaan yang bagus di harga murah dan saya
simpan. Saya punya lima kriteria untuk membeli perusahaan publik.
1. Pertama, lihat manajemennya apakah dikelola orang yang jujur, profesional, berintegritas,
dan saya kagumi. Jarang sekali orang membeli saham dengan melihat ini, biasanya orang
hanya lihat laporan keuangan. Tapi bagi saya, kalau dalam properti itu ada istilah lokasi,
lokasi, lokasi, dalam ekuiti itu harus manajemen, manajemen, manajemen.
2. Kedua, perhatikan usahanya. Di masa depan akan seperti apa bisnis itu? Memang, hari
esok itu misteri. Tapi saya sendiri berpendapat, masa depan itu ditentukan juga dari masa
lalu. Bagi perusahaan yang sudah memenuhi syarat pertama tadi, kita bisa lihat masa
lalunya dalam jangka panjang misalnya 5-10 tahun ke belakang. Kalau itu untung,
kemungkinan ke depan juga akan untung.
3. Ketiga, cari perusahaan yang labanya besar. Hitung berapa besar profit margin-nya
dan return on equity atau ROE-nya (tingkat pengembalian modal: rasio laba bersih
terhadap total modal).
4. Keempat, pilih perusahaan yang terus bertumbuh dalam jangka panjang.
5. Kelima, cermati valuasi dari PER (price earning ratio) atau PBV (price to book value),
bandingkan dengan kompetitornya. Belilah yang murah. Kesempatan emas untuk membeli
saham bagus dengan harga murah tentu saja di tengah kondisi krisis. Saya selalu ikuti
prinsip Buffet, be greedy when the others are fearful.
17

https://lipsus.kontan.co.id/v2/warren_buffett/read/59/Lo-Khenghong-Perusahaan-yang-untung-
itu-seperti-mesin-uang

Lo Kheng Hong, Warren Buffett, dan Buku Rahasia Investasi Saham


Minggu, 07 Juni 2020 | 12:54 WIB

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lo Kheng Hong, investor kawakan yang kerap dijuluki Warren Buffett
Indonesia, tak bisa memanfaatkan banyak waktu luangnya untuk berjalan-jalan seperti biasanya
akibat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di tengah pandemi virus corona.
Itu sebabnya, Lo Kheng Hong menggunakan waktu luangnya untuk membaca buku. Kira-kira, buku
apa yang tengah Lo Kheng Hong baca?
18

Sebagai investor saham, buku yang Lo Kheng Hong baca tak jauh-jauh dari minatnya di dunia
investasi saham. Buku tersebut juga tak lepas dari kisah investor sukses yang Lo Kheng Hong
kagumi dan ia ikuti jejaknya.
Ya, Lo Kheng Hong memang tengah membaca buku yang mengisahkan perjalanan hidup Warren
Buffett (WB), orang terkaya nomor 4 di dunia versi Forbes dengan kekayaan bersih sebesar
US$ 67,5 miliar.
Di tengah pandemi corona saat ini, Lo Kheng Hong memilih membaca buku biografi Warren
Buffett yang berjudul The Snowball: Warren Buffett tentang Kesuksesan, Bisnis, dan Kehidupan.
Buku setebal 1.352 halaman itu merupakan versi bahasa Indonesia dari buku berbahasa Inggris
berjudul The Snowball: Warren Buffett and the Business of Life. Diterbitkan oleh Bantam Books
pada 29 September 2008, The Snowball ditulis oleh Allice Schroder.
“Saya membaca buku tersebut agar lebih mendalami hidup Warren Buffett," ujar Lo Kheng Hong.
Ada banyak buku mengenai Warren Buffett. Namun, buku biografi Warren Buffett yang ditulis
oleh Allice Schroeder ini terbilang istimewa.
Sebab, inilah buku biografi pertama mengenai Warren Buffett yang mendapat dukungan penuh
dari Buffett sendiri.
The Snowball
Sebelum The Snowball, Warren Buffett selalu menolak banyak penulis biografi, jurnalis, maupun
penerbit yang mengajak bekerja sama dan menuliskan kisah hidupnya.
Namun, Warren Buffett justru mengizinkan Alice Schroeder untuk menuliskan kisah hidupnya
secara komprehensif.
Alice Schroeder sebelumnya merupakan seorang analis di industri asuransi. Pada 1998, Schroeder
menulis sebuah surat kepada Warren Buffett, meminta sebuah pertemuan untuk kliennya
mengenai aksi Berkshire Hathaway mengakuisisi perusahaan reasuransi General Re.
Setelah pertemuan itu, Warren Buffett mendekati Alice Schroeder dan memintanya untuk menjadi
analis pertama dan satu-satunya di Wall Street yang kepadanya Buffett mau berbicara.
Dari situlah, Alice Schroeder kemudian membuat analisis mengenai Berkshire Hathaway,
perusahaan yang dikendalikan oleh Warren Bauffett.
Barulah pada 2003, Warren Buffett memberikan tawaran kepada Alice Schroeder untuk menulis
buku biografinya. Pada Juni 2003, Alice Schroeder meninggalkan jabatannya sebagai Managing
Director di Morgan Stanley dan memulai perjalanan ke Omaha untuk meriset dan menulis biografi
Warren Buffett.
19

Warren Buffet memberikan akses seluas-luasnya bagi Alice Schroeder untuk mengeksplorasi
secara langsung kehidupan Buffett bersamanya dan orang-orang terdekatnya.
Alice Schroeder menghabiskan lebih dari 2.000 jam membaca dokumen pribadi Warren Buffett
sambil mewawancarai Buffett. Dalam risetnya, Schroeder juga mewawancarai sekitar 250 orang,
termasuk istri, anak-anak, saudara perempuan, teman, dan rekan bisnis Warren Buffett.
Lo Kheng Hong memang belum selesai membaca buku The Snowball. Namun, dari apa yang telah
ia baca, Lo Kheng Hong menemukan berbagai hal yang menarik dari seorang Warren Buffett.
The Intelligent Investor
Penolakan Harvard University saat Warren Buffett melamar ke sekolah tersebut, misalnya,
menjadi episode penting dalam kehidupan Warren Buffett sekaligus menarik perhatian Lo Kheng
Hong.
Bersekolah di Harvard adalah impian Warren Buffett. Namun, impian tersebut tak pernah
terwujud lantaran orang Harvard yang mewawancarai Warren Buffett menolaknya.
"Orang sepintar dan sehebat Warren Buffett kena tolak. Betapa butanya dosen Harvard yang
mewawancarainya," ujar Lo Kheng Hong.
Episode saat Warren Buffett menemukan buku The Intelligent Investor juga menarik perhatian Lo
Kheng Hong.
"Ketika Warren Buffett menemukan buku Intelligent Investor, ia membacanya berulang ulang. WB
bagaikan menemukan dewa," ujar Lo Kheng Hong menirukan komentar Truman Wood, teman
Warren Buffett yang tinggal serumah dengannya.
The Intelligent Investor ditulis pada 1949 oleh Benjamin Graham, legenda investor dan guru besar
di Universitas Columbia yang dikenal sebagai "Bapak Investasi Nilai." Di kemudian hari, saat
Warren Buffett menempuh pendidikan di Universitas Columbia, Graham menjadi dosen sekaligus
mentornya.
The Intelligent Investor merupakan buku panduan praktis bagi semua tipe investor, baik investor
defensif maupun investor spekulatif. Buku ini menjelaskan untuk pertama kalinya bahwa pasar
saham tidak beroperasi secara ajaib.
Dalam The Intelligent Investor, Graham memberikan penjelasan dengan cara yang sederhana,
rasional, dan matematis dengan contoh nyata berbagai saham yang tercatat di bursa saham saat
itu seperti saham Northern Pacific Railway dan American-Hawaiian Streamship Company.
Dalam The Snowball, Alice Shcroeder menceritakan bagaimana buku telah menyerap semua
perhatian Warren Buffett sejak masih kecil. Selama bertahun-tahun, Warren Buffett pergi ke
perpustakaan di pusat kota dan mencari setiap buku tentang saham dan investasi.
20

"Warren Buffett adalah seorang yang suka membaca dan belajar. Ini yang membuat dia menjadi
seorang investor saham yang hebat," tutur Lo Kheng Hong.
Lo Kheng Hong sendiri pernah membaca buku The Intelligent Investor karangan Benjamin Graham.
Namun, Lo Kheng Hong lebih banyak menghabiskan waktu untuk membaca buku-buku tentang
Waffen Buffett.
Buku favorit dan rahasia sukses investasi
Buku mengenai Warren Buffett yang menjadi favoritnya adalah buku berjudul Sukses Berinvestasi
ala Buffett: 24 Strategi Investasi Sederhana dari Investor Nilai Terbaik Dunia.
Buku itu merupakan versi bahasa Indonesia dari buku berbahasa Inggris berjudul How Buffett Does
It: 24 Simple Investing Strategies from the World's Greatest Value Investor karangan James Pardoe
yang terbit pada Juli 2005.
Lo Kheng Hong mengatakan, pertama kali membaca buku tersebut pada 2008. Hingga kini, ia telah
membaca buku tersebut sebanyak tiga kali.
Buku lain yang telah Lo Kheng Hong baca adalah buku berjudul Kata-Kata Bijak Warren
Buffett yang merupakan terjemahan dari buku The Tao of Warren Buffett karangan Mary Buffett
dan David Clark.
Lo Kheng Hong pertama kali membaca buku tersebut pada Januri 2009. Ia terus mengulang
membaca buku tersebut hingga lima kali.
Lalu, apa yang Lo Kheng Hong peroleh dari kegiatannya membaca buku-buku mengenai Warren
Buffett?
Kontan meminta Lo Kheng Hong untuk membuat intisari penting dalam satu kalimat mengenai apa
yang telah ia peroleh dari membaca buku mengenai Warren Buffett.
Jawaban Lo Kheng Hong, "Saya mendapatkan rahasia sukses investasi Warren Buffett yang
disajikan sangat sederhana."
Lalu, apa rahasia investasi tersebut? "Membeli perusahaan yang bagus dan murah," pungkas Lo
Kheng Hong.
https://insight.kontan.co.id/news/lo-kheng-hong-warren-buffett-dan-buku-rahasia-investasi-
saham?page=all
21

Tips Berinvestasi Saham dengan Dana Minim


Sabtu, 29 Februari 2020 | 10:32 WIB Penulis: Frans S Imung
JAKARTA, investor.id - Sejak 12 November 2015, Bursa Efek Indonesia meluncurkan
program “Yuk Nabung Saham”. Tujuannya memperluas basis pemodal lokal, dengan
memberikan peluang lebih luas pada investor ritel untuk menangkap peluang meraih
keuntungan dari berinvestasi saham di bursa.
Sesuai dengan prinsip menabung pada umumnya, tidak harus orang yang punya dana besar
yang bisa menabung. Prinsip yang sama juga berlaku bagi yang berminat menabung dengan
berinvestasi pada portofolio saham. Era investasi saham yang harus harus dengan modal
besar sudah berlalu. Jauh sebelum program “Yuk Nabung Saham” digaungkan, jika ingin
berinvestasi saham, seorang calon investor harus menyiapkan dana antara Rp 10 juta
hingga Rp 25 juta. Dana itu diperlukan untuk membuka rekening efek di perusahaan
sekuritas, sekaligus menjadi dana jaminan.
Untuk membeli saham perusahaan A, seorang investor harus merogoh kocek lagi, dengan
besaran yang disesuaikan dengan harga per saham dari satu lot yang jumlahnya 500 lembar.
Kini, dengan Rp 100.000 per saham seorang calon investor sudah bisa membeli saham di
cabang perusahaan sekuritas atau Galeri Investasi di kampus-kampus. Satu lot saham pun
22

sudah bisa disesuaikan dengan hanya sebanyak 100 lembar. Calon investor pun bisa
membuka rekening dengan cara online dengan menggunakan fasilitas yang disediakan oleh
hampir semua perusahaan efek.
Jika ingin membeli reksa dana, seorang investor bahkan sudah bisa lewat penawaran
marlet place. Nilainya bahkan bahkan bisa dengan kelipatan Rp 10 ribu. Bisa juga dengan
membeli melalui bank dengan kelipatan Rp 100 ribu. Lewat penyederhanaan ini, seorang
bisa dengan mudah menjadi investor, dengan menyisihkan dana secara rutin tiap bulan,
layaknya menabung lewat bank. Karena prinsipitu pula, tidak ada alasan untuk menunda
investasi dengan alasan belum punya dana yang cukup besar.
Selain sekuritas yang memberi kesempatan seluas-luasnya bagi para investor pemula untuk
berinvestasi saham, termasuk kemudahan membuka rekening saham, dengan rekening
dana yang makin terjangkau. Tak hanya itu, manajer investasi pun makin memudahkan
peminat investasi reksa dana untuk berinvestasi, entah melalui pembelian secara online
lewat market place, maupun membelisecara rutin lewat bank, layaknya menabung.
Seiring dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, tidak ada alasan untuk menunda
berinvetasi dengan alasan dana minim. Dengan investasi, seseorang bisa mempertahankan
bahkan meningkatkan gaya hidup pada masa mendatang. Sebab, d engan investasi daya beli
seseorang tidak berkurang di masa depan. Apabila seseorang merasa penghasilannya pas -
pasan untuk menutupi biaya hidup saat ini, coba lihatlah kembali pengeluaran yang terjadi
sepanjang tahun, kemudian lakukan efisiensi agar minimal 10% dari penghasilan bisa
dialokasikan untuk dana investasi.
Efisiensi dilakukan dengan merevisi rencana pengeluaran yang tidak urgen. Misalnya,
mengurangi rutinitas jalan-jalan pada akhir pekan di pusat perbelanjaan atau mengurangi
kebiasaan jajan minuman kekkinian yang jika dicermati, cukup menguras kantong bulanan.
Bagi yang sudah berkeluarga, banyak biaya bulanan yang tidak urgen bisa dikurangi lalu
disisihkan untuk investasi. Setelah merencanakan penghematan ditetapkan, pola pikir
harus diubah.
Caranya dengan menganggap bahwa penghasilan Anda hanya sebesar 90% dari total dana
yang diterima setiap bulan. Akan lebih bagus jika dana yang disisihkan bisa lebih dari 10%
penghasilan per bulan. Dengan demikian. Rutinitas pengeluaran adalah sebesar maksimal
90 persen, dan sisa 10% merupakan nilai yang harus dibayar untuk membiayai kenikmatan
pada masa depan.
23

Setelah melakukan penghematan, dan memutuskan berinvestasi, lakukan secara berkala


baik membeli saham atau reksa dana. Bisa juga dengan membeli kedua p roduk sekaligus
sehingga ada penyebaran risiko. Ingat, investasi harus dilakukan dalam jangka panjang,
lebih bijak disesuaikan dengan tujuan keuangan, misalnya menyekolahkan anak 5 tahun
mendatang, atau biaya renovasi rumah 10 tahun mendatang, setelah kredit rumah tuntas.
Filosofi investasi, “jangan menyimpan telur dalam satu keranjang” harus selalu menjadi
pegangan investor. Dana investasi yang dialokasikan investor perlu dievaluasi secara
berkala, misalnya tiga bulan sekali. Dan investor harus menetapkan batasan alokasi untuk
tiap jenis produk investasi, sesuai profil risiko masing-masing.
https://investor.id/investory/tips-berinvestasi-saham-dengan-dana-minim

Tips Investasi Saham di Tengah Pandemi Corona


Arthur GideonArthur Gideon 17 Apr 2020, 08:00 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus terombang-ambing selama
pandemi Corona. Naik turun pasar saham tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga
di belahan dunia manapun.
Menariknya, IHSG sempat terjun bebas beberapa saat lalu karena investor menarik semua
investasinya dan mencari instrumen safe haven.
Nah, sebenarnya kamu bisa membeli saham dengan harga murah, dan menikmati cuan di masa
depan. Tapi, jangan sampai kamu sembarangan dalam berinvestasi.
Kamu harus mengetahui strategi aman tetap berinvestasi saham saat virus corona covid-19
menghantui.
Apa sajakah tipsnya? Dikutip dari Swara Tunaiku, berikut tips berinvestasi di saham di tengah
pandemi Corona:
1. Investasi saham untuk jangka panjang
Sebagai awal, kamu harus meniatkan diri untuk membeli saham untuk investasi jangka panjang
(long term). Yang perlu kamu ingat, keuntungan investasi saham biasanya akan lebih terasa saat
jangka panjang. Untuk memperoleh keuangan yang lebih baik, ada baiknya kamu memperbarui
mindset supaya keinginanmu tercapai.
Dalam menabung saham, kamu harus konsisten. Upayakan untuk menyisihkan 10-15%
penghasilan untuk menabung saham.

2. Beli saham dengan fundamental yang kuat


24

Tips kedua, jangan sampai kamu asal pilih saham. Tidak selamanya saham dengan harga murah
memiliki kualitas yang baik. Jangan mudah tergiur dengan harga saham yang kelewat murah.
Di masa pandemik seperti sekarang, kamu sangat disarankan untuk menerapkan prinsip kehati-
hatian dalam menabung saham.
Sebelum kamu membeli saham, kamu harus memastikan apakah saham yang kamu inginkan
termasuk dalam sektor saham yang berpotensi saat virus corona covid-19 mereda.
3. Tingkatkan ilmu investasi dan sabar
Dua hal ini adalah yang terpenting. Supaya kamu mahir berinvestasi, asah kemampuanmu tentang
saham dengan aktif mengikuti berbagai pelatihan baik online ataupun offline. Untuk menjadi
investor jangka panjang, sangat penting bagimu untuk belajar analisis fundamental ataupun
analisis teknikal saham.
Sebagai investor yang ingin berinvestasi jangka panjang, jangan panik menjual saham saat keadaan
pasar sedang anjlok. Kamu juga tidak perlu terburu-buru dalam menjual saham saat harga saham
melesat naik.
Untuk menjadi investor jangka panjang, biasakan untuk tidak gegabah dalam bertindak. Pelajari
pasar saham dan perhatikan tren penurunan saham. Lihatlah peluang dalam berbagai kondisi.
Tetaplah optimis dan percaya bahwa pandemik ini akan berakhir. Setelah pandemik berakhir,
kamu akan memperoleh untuk yang besar.
Walaupun sedang masa pandemik, persiapkan keuanganmu dengan investasi saham! Beranikan
diri dalam berinvestasi, karena dengan berinvestasi secara bijaksana, kamu bisa memperoleh masa
depan yang lebih baik. Yuk, mulai investasi!
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4229781/tips-investasi-saham-di-tengah-pandemi-corona
25

7 Tips yang Harus Dilakukan Saat Saham Anjlok karena COVID-19


Oleh: Dinda Silviana Dewi - 18 Maret 2020 Dibaca Normal 3 menit Berikut ini adalah 7 tips yang
harus dilakukan saat saham anjlok karena terdampak corona COVID-19. tirto.id - Saham di bursa
global terus mengalami kerugian akhir-akhir ini. Selain faktor dari dalam negeri masing-masing,
penyebab utamanya adalah wabah virus Corona terbaru atau dikenal dengan COVID-19 yang
berdampak pada perekonomian global. Bahkan, dilansir dari Antara, saham Wall Street sempat
terperosok hingga lebih dari 12 persen dipicu oleh kekhawatiran pasar akibat virus Corona yang
terus meluas. Namun, kondisi pasar yang mengalami kerugian besar ini tidak hanya terjadi kali ini.
Meski dapat dipastikan bahwa kondisi akan berangsur-angsur membaik, tidak ada yang dapat
memberi tahu secara pasti kapan waktu tersebut akan datang. Ketika pasar saham menurun,
mungkin sulit untuk mengukur dan menilai portofolio sementara Anda tidak melakukan apa-apa.
Namun, jika Anda berinvestasi untuk jangka panjang, tidak melakukan apa-apa seringkali
merupakan jalan terbaik. Nerd Wallet menuliskan, pasar hanya membutuhkan waktu kurang lebih
13 bulan untuk memulihkan kerugian setelah aksi jual besar-besaran yang pernah terjadi pada
tahun 2015 lalu. Bahkan, indeks S&P 500 di Wall Street hanya membutuhkan waktu setidaknya
lima tahun (2013-2017) untuk membukukan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan 16 persen
usai resesi besar tahun 2007-2009. Melakukan investasi jangka panjang lebih baik dilakukan sebab,
jika Anda menjual seluruh investasi saat mengalami kerugian, Anda justru mengunci tingkat
kerugian. Lebih dari itu, Anda akan membayar lebih banyak jika kembali berinvestasi saat pasar
membaik. Pasalnya, harga saham akan terus naik saat pasar sedang dalam kondisi yang baik.
Sejarah pasar membuktikan bahwa lebih baik untuk mengambil keuntungan dari penurunan dua
digit daripada mencoba untuk menjadi terlalu cepat memutuskan menjual semua investasi yang
dimiliki. Meskipun ada risiko penurunan lebih lanjut, probabilitas bahwa pasar mungkin tidak jatuh
lebih jauh lebih besar terjadi. Secara historis, The Motley Fool mendapatkan penurunan pasar
rata-rata 10 persen setiap dua tahun, dan sejak 1950 saham telah jatuh lebih dari 20 persen
26

sekitar sekali setiap enam tahun. Penurunan 30% atau lebih hanya terjadi lima kali. Namun,
menunggu saham turun 20 persen atau 30 persen sebelum berinvestasi juga bukanlah rencana
yang baik. Berikut adalah tips yang dapat dilakukan oleh para investor saat saham tengah anjlok
dilansir dari situs perbankan Chime:
1. Jangan panik Meskipun Anda mungkin takut dan mempertimbangkan untuk mengambil
investasi, ada kemungkinan ini bukan ide yang paling bijaksana. Demikian juga, tidak ada
yang langsung menjual investasi Anda untuk menghindari volatilitas pasar. Pasalnya, pasar
dapat mengalami kenaikan dan penurunan, dan hal ini wajar terjadi. Menurut CNBC, jika
Anda berinvestasi pada 2008 lalu saat terjadi resesi besar, Anda akan mendapatkan hasil
dengan cukup baik sekarang. “Dalam 10 tahun sejak krisis bergulir, indeks Standard &
Poor's 500 telah kembali 7,8 persen, tahunan, termasuk dividen. Itu tidak jauh di bawah
rata-rata pengembalian tahunan jangka panjang yang hanya di bawah 10 persen. Jadi
investor yang sangat sial yang naik ke ekuitas saat mereka akan meninggalkan tebing tidak
terluka terlalu parah. Campuran portofolio standar saham dan obligasi, seperti tercermin
dalam Vanguard Balanced Index Fund, telah mengembalikan 6,8 persen yang layak dalam
rentang yang sama, dengan sekitar setengah volatilitas sisi bawah yang dialami oleh S&P
500. Jelas, berlalunya waktu di pasar dapat membantu menebus waktu yang buruk,” tulis
CNBC.
2. Kurangi pengeluaran Lihatlah anggaran dan evaluasi anggaran tersebut. Pasalnya, jika
pasar saham ambruk, Anda mungkin perlu sedikit lebih hemat sambil menunggu rebound.
Cari tahu berapa banyak uang yang Anda butuhkan untuk membayar semua tagihan.
Setelah menetapkan anggaran, Anda dapat melihat area-area yang tidak penting dan mulai
mengurangi anggaran untuk area tersebut. Dari sana, Anda bisa mengetahui berapa
banyak yang harus Anda keluarkan dan berapa banyak yang bisa Anda hemat.
3. Tingkatkan tingkat tabungan Sebuah kehancuran pasar saham dapat memiliki efek riak
pada area lain. Sebagai contoh, Anda mungkin diberhentikan dari pekerjaan Anda, memiliki
akses terbatas ke kredit atau memiliki waktu yang sulit untuk mendapatkan klien untuk
bisnis Anda. Untuk alasan ini dan lainnya, penting untuk dipersiapkan dan menyimpan
uang tunai. Para ahli merekomendasikan untuk menghemat tiga hingga enam bulan
pengeluaran dalam dana darurat. Meskipun ini membutuhkan waktu, tidak ada salahnya
mulai menabung lebih banyak sesegera mungkin. Dengan penghematan yang ditingkatkan,
Anda akan terbantu dalam menghadapi masalah keuangan jika pasar saham hancur.
27

4. Nilai toleransi risiko Anda Berinvestasi tidak pernah merupakan upaya yang bebas risiko.
Saat Anda baru memulai, penting untuk menentukan toleransi risiko serta strategi untuk
menumbuhkan uang seiring waktu. Toleransi risiko adalah seberapa besar risiko yang ingin
Anda tangani saat berinvestasi. Selain itu, pertimbangkan pula perubahan gaya hidup yang
dapat memengaruhi jumlah risiko yang dapat Anda ambil. Toleransi risiko serta faktor gaya
hidup ini, harus dipertimbangkan dan Anda dapat menyesuaikan strategi investasi Anda.
Kuncinya adalah diversifikasi investasi Anda dengan cara yang masuk akal dengan
mengingat toleransi risiko, gaya hidup, dan tujuan Anda.
5. Beli dan tahan Strategi yang baik di pasar yang tidak pasti adalah dengan membeli dan
menahan produk investasi. Beli dan tahan adalah ketika Anda membeli saham dan tahan
saja. Tujuan akhir dengan berinvestasi adalah untuk membangun kekayaan, dan ini
membutuhkan waktu. Pikirkan investasi Anda sebagai permainan jangka panjang dan
dengan cara ini Anda tidak akan begitu tertekan tentang kemungkinan volatilitas sehari-
hari.
6. Anggap sebagai penjualan Pola pikir kelangkaan, atau pola pikir untuk bertahan hidup
dapat diakhiri dengan jatuhnya pasar saham. Alih-alih hidup dalam ketakutan dan
memegang uang Anda begitu erat, Anda mungkin mendapat manfaat dari perubahan
perspektif. Pertimbangkan jatuhnya pasar sebagai 'penjualan' dan investasi lebih banyak.
Jika Anda merasa nyaman, Anda dapat menggunakan waktu ini untuk berinvestasi dengan
harga murah dan memetik manfaatnya dalam jangka panjang.
7. Biarkan opsi lain terbuka jika yang terburuk harus terjadi Pikirkan keterampilan yang Anda
miliki jika harus mengambil jenis pekerjaan yang berbeda atau memulai pekerjaan
sampingan baru untuk mendapatkan penghasilan tambahan.

https://tirto.id/7-tips-yang-harus-dilakukan-saat-saham-anjlok-karena-covid-19-eFYj
28

Nabung Saham untuk Pemula


Prita Hapsari Ghozie – detikFinance Kamis, 07 Feb 2019 08:20 WIB
Jakarta - Apa itu Menabung Saham? Investasi di saham secara langsung mulai mendapat perhatian
dari masyarakat, terutama kaum milenial.
Ajakan untuk menabung saham kerap digaungkan di mana-mana. Sebelum Anda ikut dalam tren
investasi ini, ada baiknya cari tahu apa itu menabung saham.
1. Apa itu saham? Sederhananya, saham adalah bukti kepemilikan di sebuah perusahaan. Dengan
menjadi investor saham, secara otomatis investor akan terdaftar sebagai pemilik perusahaan
tersebut.
Untuk berinvestasi di saham, maka Anda harus memilih perusahaan yang sudah Go Public. Saham
yang sudah go public diperdangkan di Bursa Efek Indonesia, namun hanya dapat dibeli melalui
perusahaan sekuritas yang telah mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
2. Berapakah jumlah modal untuk membeli saham?
Saat ini, transaksi saham sejumlah 1 lot = 100 lembar saham. Artinya, jika saham ABCD harganya
Rp 1.000/lembar, maka investor membutuhkan dana sejumlah Rp 100 ribu untuk membeli saham
tersebut, ditambah biaya pembelian.
3. Apa saja keuntungan berinvestasi saham? Setiap investasi pasti mengandung risiko dan
memberi potensi keuntungan. Dalam hal berinvestasi di saham secara langsung, ada 2 potensi
keuntungan yang dapat diperoleh.
Dividen adalah bagi hasil yang diberikan oleh perusahaan go public bagi para pemilik saham.
Dividen dapat dibagikan dalam bentuk tunai dan dalam bentuk saham.
Nilai dividen per saham dapat bervariasi dan tidak dapat dijanjikan. Capital gain alias selisih
keuntungan adalah selisih positif antara harga beli (modal awal) dengan harga jual.
Jika seorang investor membeli saham ABCD dengan modal Rp 1 juta lalu menjualnya di harga Rp
1,2 juta, maka ada keuntungan dalam bentuk capital gain sejumlah Rp 200 ribu atau 20%.
4. Apa saja risiko berinvestasi saham ? Faktor risiko dari investasi saham secara langsung
utamanya adalah fluktuasi harga saham dalam jangka pendek. Sebagai contoh, selama tahun 2018,
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ternyata bergerak minus 2,54%.
Untuk jangka pendek tentu saja investasi ini berisiko. Selain itu, ada juga faktor risiko apabila
perusahaan tidak mengeluarkan dividen sehingga potensi keuntungan investor menurun.
29

5. Bagaimana cara berinvestasi saham yang optimal?


Strategi yang baik digunakan untuk tipe investor dengan tujuan keuangan spesifik adalah tidak
membeli saham secara sekaligus dalam satu waktu saja.

Tambahan lagi, tidak disarankan membeli saat harga saham sedang tinggi dan menjual saat harga
saham jatuh berguguran. Pahami juga bahwa investasi di saham mengandung risiko fluktuasi yang
cukup tinggi.
Berdasarkan pengalaman, hampir tidak ada broker profesional yang dapat selalu tepat dan
konsisten meramalkan waktu paling menguntungkan untuk membeli atau menjual saham, apalagi
seorang investor pemula.
Jika Anda mau menabung saham, maka setiap bulan uang diinvestasikan dengan jumlah yang
sama setiap bulan, terlepas saat harga tinggi, mau pun saat harga rendah.
Jika waktu dan tenaga ada di sisi Anda, maka konsep menabung saham atau dollar-cost averaging
merupakan strategi terbaik. Live a Beautiful Life!

https://finance.detik.com/portofolio/d-4417087/nabung-saham-untuk-pemula
30

Tips Investasi Saham Pilih Mana, Beli Saham Sekaligus atau Dicicil?
INVESTMENT - Yazid Muamar, CNBC Indonesia 16 August 2019

Jakarta, CNBC Indonesia - Untuk mewujudkan keinginan-keinginan hidup baik untuk diri sendiri
maupun keluarga, seseorang perlu melakukan perencanaan keuangan secara matang. Salah satu
instrumen investasi yang dapat digunakan untuk mewujudkan rencana tersebut adalah
berinvestasi pada saham.
Saham dulunya merupakan aset keuangan yang berbasis kertas (paper based asset), namun seiring
berkembangnya teknologi saat ini saham sudah berubah menjadi instrumen keuangan yang
berbasis elektronik atau digital yang mudah dipindah tangankan.
Instrumen lainnya yang dahulunya berbasis kertas juga telah beralih menjadi berbasis elektronik,
yakni: reksa dana, ETF (reksa dana yang bisa diperdagangkan di bursa), obligasi, waran, HMETD
dan beberapa efek lainnya.
Saham merupakan salah satu instrumen investasi jangka panjang yang paling mudah
dipindahtangankan dengan potensi keuntungan atau imbal hasil yang cukup tinggi, namun perlu
diingat risikonya juga tinggi. Maka dari itu saham juga disebut investasi yang high risk high return.
Ada dua metode yang biasanya digunakan dalam membeli saham, yakni membeli saham secara
sekaligus atau lump sum dan mencicil atau dollar cost averaging/DCA.
Mari kita bahas secara kedua pendekatan tersebut, lebih untung membeli saham dengan metode
lump sum atau DCA?
1. Metode Lump Sum = Membeli saham secara sekaligus sangat baik digunakan bagi investor
mahir berinvestasi saham, dengan memahami kondisi situasi pasar dikombinasikan dengan
pengetahuan pergerakan harga/analisis teknikal, metode lump sum dapat memberikan
keuntungan maksimal saat harga saham berada di level bawah dan berpotensi mengalami
kenaikan di masa mendatang karena didukung fundamental perusahaan yang masih baik.
Namun metode membeli saham secara lump sum kurang cocok diterapkan di tengah pasar yang
cenderung berfluktuasi, seperti pada contoh ilustrasi berikut:
Seseorang investor bernama Sinabung membeli saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) di
harga Rp 5.000/saham sebanyak 50 lot (5.000 unit saham) dengan dikenakan fee beli 0,15%.
Sehingga uang yang dibutuhkan untuk membeli saham tersebut senilai Rp 25.037.500, hasil dari:
Rp 5.000 X 5.000 X 100 unit saham, ditambah biaya 0,15%.
31

Seiring berjalannya waktu, saham tersebut ternyata saham tersebut mengalami penurunan karena
banyak dijual pelaku pasar karena kondisi ekonomi kedepannya dirasa kurang baik. Setelah 3
bulan, harganya mulai turun menjadi Rp 4.500/saham.
Lima bulan kemudian, harganya kembali naik menuju harga awalnya di level Rp 5.000/saham. Bisa
dikatakan Sinabung tidak memperoleh keuntungan apa-apa karena harganya berfluktuasi selama
periode tersebut. Bahkan Sinabung masih mengalami kerugian atas investasinya karena
dibebankan biaya pembelian atau fee 0,15%.
2. Metode Dolar Cost Averaging/DCA = Metode DCA sangat baik guna mengurangi fluktuasi harga
sebuah saham dalam memaksimalkan keuntungan dari Investasi saham.
Begini ilustrasinya:
Sinabung selalu menyisihkan gajinya sebesar Rp 1.000.000/bulan untuk membeli saham BBRI,
yang awalnya berada di harga Rp 5.000/saham. Ternyata saham tersebut mengalami penurunan
seiring berjalannya waktu, karena faktor dalam negeri dan kondisi global yang kurang kondusif.
Pada bulan kedua, harga sahamnya turun menjadi Rp 4.750/unit. Sinabung kembali membeli
saham tersebut dengan jumlah yang sama yakni Rp 1.000.000.
Pada bulan ketiga harga sahamnya masih mengalami penurunan, kali ini berada pada level Rp
4.500/unit dan Sinabung pun kembali membeli saham BBRI tersebut senilai Rp 1.000.000.
Pada bulan keempat ternyata harga sahamnya mengalami kenaikan menjadi Rp 4.750/unit.
Sinabung kembali membeli saham tersebut dengan uang Rp 1.000.000.
Pada bulan kelima, harga sahamnya naik menjadi Rp 5.000/unit alias kembali ke harganya lima
bulan lalu. Sinabung kembali membeli saham tersebut sebesar Rp 1.000.000.
Dalam lima bulan tersebut, jika dirata-ratakan harga sahamnya menjadi Rp 4.807/unit
(5.000+4.750+4.500+4.750+5.000:5), Sinabung memperoleh keuntungan sebesar 3,85% atau jika
dirupiahkan menjadi Rp 192.500.
Dibandingkan dengan metode lump sum, metode DCA lebih menarik untuk memperkecil fluktuasi
pergerakan harga. Ada baiknya jika seseorang kurang memiliki waktu karena pekerjaan dan
kegiatan lainnya memilih metode DCA.
https://www.cnbcindonesia.com/investment/20190725163112-21-87615/pilih-mana-beli-saham-
sekaligus-atau-dicicil
Tip & Trik Menabung Saham Bagi Pemula
Bagi masyarakat awam, investasi saham kerap dikaitkan dengan dana besar dan tingkat
kesulitan yang tinggi. Tak heran bila instrumen investasi yang satu ini belum banyak di lirik
publik secara luas.
32

Rezza Aji Pratama - Bisnis.com17 Januari 2016 | 23:35 WIB

Bisnis.com, JAKARTA - Bagi masyarakat awam, investasi saham kerap dikaitkan dengan dana
besar dan tingkat kesulitan yang tinggi. Tak heran bila instrumen investasi yang satu ini belum
banyak di lirik publik secara luas.
Persoalan inilah yang coba dicarikan solusinya oleh Bursa Efek Indonesia. Sejak akhir tahun lalu,
BEI menggulirkan program ‘Yuk Nabung Saham’, yang dimaksudkan untuk memperkenalkan
saham kepada masyarakat luas dengan menganalogikannya seperti tabungan.
Masyarakat disarankan membeli saham secara rutin. Tidak perlu dengan dana melimpah, cukup
dengan mengalokasikan Rp100.000 per bulan, seseorang sudah bisa mengoleksi saham
sejumlah emitan.
Menurut Perencana Keuangan Janus Financial Farah Dini Novita, progam tersebut bisa
dimanfaatkan oleh semua kalangan untuk berinvestasi saham. Dengan nominal yang kecil,
saham kini bisa dikoleksi oleh mereka yang bahkan belum memiliki pendapatan seperti pelajar
dan mahasiswa. Apalagi, saat ini ketentuan minimal pembelian saham hanya 1 lot alias 100
lembar.
“Kalau cuma Rp100.000 per bulan, kan mahasiswa juga bisa menyisihkan uang jajannya,”
katanya kepada Bisnis.com.
Namun, sebelum mengalokasikan sebagian dana untuk investasi, Farah mewanti-wanti untuk
memperhatikan beberapa tahapan yang tidak boleh dilewatkan. Salah satunya adalah
menyediakan dana darurat sebelum berinvestasi. Besaran dana darurat itu biasanya mencapai
tiga kali pengeluaran per bulan.
Jika Anda belum memiliki dana sebesar itu, Farah menyarankan untuk menunda invetasi saham
terlebih dahulu. Dana darutat tersebut disarankan untuk ditempatkan di rekening yang berbeda
dengan rekening dana sehari-hari. Jika sudah berhasil dipenuhi, investasi saham baru boleh
dilakukan.
Agar bisa sukses sebagai kolektor saham, investor harus memulainya dari mengubah sudut
pandang. Farah menjelaskan selama ini, banyak orang yang menggunakan kata ‘main saham’.
Hal itu, katanya, menimbulkan kesan bahwa instrumen saham hanya sekadar main-main.
Padahal, investor pemula harus mulai menjadikan saham sebagai investasi.
Investasi saham, apalagi bagi pemula sebenarnya tidaklah sesulit yang dibayangkan. Analis
Saham Janus Financial Hendra Sihombing memberikan beberapa tipnya.
33

Pada dasarnya, saham adalah instrumen investasi jangka panjang. Hal itu penting dipahami bagi
investor pemula karena dalam perjalanannya, pergerakan saham akan naik turun sesuai dengan
kondisi pasar. Banyak investor pemula yang terlanjur panik saat saham yang dikoleksinya turun
harga.
“Idealnya investasi saham itu sampai tiga tahun,” paparnya.
BELI LALU LUPAKAN
Dia menyarankan investor ritel yang ingin mengoleksi saham agar tidak terlalu memikirkan
koleksinya. Apalagi jika investasinya dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Beli lalu lupakan.
Begitu Hendra memberikan kiatnya.
Lantas, emiten seperti apa yang bisa dikoleksi oleh investor pemula? Pertanyaan seperti itu
tentu banyak mengemuka. Hendra menjelaskan saat ini, investor sebenarnya tidak perlu terlalu
memusingkan hal tersebut. Pasalnya, saat kita membuka akun saham di perusahaan sekuritas,
mereka biasanya rutin memberikan hasil riset emiten-emiten tertentu.
“Kini investor tidak perlu lagi menghabiskan waktu mempelajari laporan keuangan emiten yang
menjelimet. Cukup dengan membaca ringkasan riset yang diberikan perusahaan sekuritas,
investor bisa menentukan saham perusahaan apa yang ingin dikoleksi.”
Beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain soal kinerja yang mencakup pendapatan, laba,
modal, dan rasio utang terhadap modal.
Selain itu, pemilihan saham emiten juga harus disesuaikan dengan nilai investasi. Dengan
besaran investasi yang terbatas, kemungkinan untuk mengoleksi saham-saham blue chip tentu
sangat kecil.
Namun, tidak sedikit pula emiten kelas menengah yang harga sahamnya masih terjangkau.
Emiten-emiten jenis inilah yang bisa menjadi pertimbangan.
Bagi investor pemula, Hendra juga menyarankan untuk sebisa mungkin menghindari trading
saham. Artinya, investor pemula harus menahan diri untuk memperjual belikan sahamnya.
Tahapan trading bisa saja dilakukan jika investor sudah betul-betul memahami seluk beluk
dunia saham.
Nah, awal 2016 ini rasanya bisa menjadi momentum yang tepat untuk menjadi investor saham.
Tidak perlu dengan dana besar, cukup beberapa ratus ribu rupiah Anda bisa mulai menjadi
kolektor saham kecil-kecilan.
https://finansial.bisnis.com/read/20160117/55/510414/tip-trik-menabung-saham-bagi-pemula
34

Panduan Investasi Saham untuk Pemula


M. Taufikul Basari - Bisnis.com30 September 2019 | 06:10 WIB

Bisnis.com, JAKARTA – Pasar saham adalah salah satu tempat berinvestasi yang legal dan
berpotensi menghasilkna cuan tinggi. Warren Edward Buffett adalah salah satu contoh orang yang
suskses di saham paling populer di dunia dan banyak dijadikan panutan.
Buffett pernah jadi orang terkaya ketiga di dunia pada 2015 versi majalah Forbes. Pada 2012, ia
didapuk oleh majalah Time sebagai salah satu orang paling berpengaruh di dunia. Tahun ini
kekayaannya diperkirakan mencapai US$81,7 miliar.
35

Di Indonesia juga ada nama Lo Kheng Hong yang sukses berinvestasi di pasar saham. Pria
kelahiran 20 Februari 1959 itu adalah Warren Buffett-nya Indonesia. Menurutnya, menjadi
seorang investor saham itu bisa membuat kaya, sekalipun ditinggal tidur. Menurut sejumlah
sumber, pada 2012 saja ia memiliki aset berupa saham bernilai Rp2,5 triliun.
Namun, menjadi investor saham, maupun trader saham, tidaklah semudah yang dikatakan.
Memang pada praktiknya hanyalah membeli, menunggu harga naik, kemudian menjual saham
yang dipegang. Namun, tanpa pengetahuan dan jam terbang yang cukup, sulit bagi seseorang
untuk menghasilkan cuan yang konsisten dari saham.
Penyebabnya bisa karena tidak tahu saham apa yang mesti dibeli, kapan harus masuk (beli), dan
kapan saatnya menjual. Bukannya cuan, malah kerugian yang didapat. Karena itu, penting bagi
mereka yang ingin terjun ke dunia saham untuk mengasah kemampuan.
Termasuk dalam jenis investasi yang bersifat ‘high risk, high return,’ bukan berarti saham
sebagai hal yang rumit. Namun, jika Anda pemula, janganlah langsung mempertaruhkan dana
besar di pasar saham.
Beberapa langkah berikut ini bisa menjadi strategi investasi saham untuk pemula.
Investasikan Waktu Sebelum Uang
Sebelum benar-benar terjun ke saham, Anda bisa alokasikan waktu mempelajari dasar-dasar
investasi saham. Pahami istilah-istilah yang sering digunakan agar tidak bingung dan malah
membuat pusing kepala.
Latihan juga bagian dari belajar. Asah kemampuan dengan memakai akun trading yang
disediakan untuk simulasi perdagangan di pasar saham, contonya RTI atau Stockbit. Walaupun
perlu disadari bahwa menggunakan akun simulasi seringkali sangat berbeda hasilnya, karena
masalah emosi. Saat memakai akun riil, bisa jadi Anda akan kurang tega melakukan cut
loss untuk menghindari risiko lebih besar.
Untuk rekomendasi saham, bisa juga didapat dari pihak perusahaan sekuritas tempat anda
mendaftarkan akun trading, atau membaca ulasannya di website berita ekonomi dan bisnis.
Mulailah Dari Jumlah Kecil
Ingat, walaupun Anda punya dana besar, jika salah kelola di dunia saham maka bisa rugi besar.
Semakin besar dana dipertaruhkan, maka semakin tinggi pula risikonya. Kehilangan 5 persen
dari Rp10 juta dengan 5 persen dari Rp100 juta tentu berbeda sekali rasanya.
Oleh karena itu, sebagai pemula sebaiknya mulai dengan dana kecil, bisa Rp10 juta – Rp30 juta.
Bahkan banyak yang memulai investasi saham dengan nominal ratusan ribu. Anda bisa
melakukan top up setiap bulan dengan menyisihkan gaji, misalnya Rp500.000 per bulan.
36

Jika Anda benar-benar mau memulainya dari Angka kecil, bisa memilih perusahaan sekuritas
yang menyediakan akun dengan minimal deposit awal Rp100.000. Namun, biasanya
kutipan fee per transaksinya sedikit lebih tinggi dari akun yang depositnya besar, misalnya akun
dengan dana minimal Rp1 miliar. Tak usah terlalu khawatir dengan fee jika Anda
bukan trader yang jumlah jual-belinya sangat rutin. Fee hanya dikenakan saat Anda transaksi
beli dan jual.
Amati Situasi Ekonomi dan Politik
Memegang saham berarti Anda memiliki perusahaan. Artinya, perusahaan Anda hidup dalam
dunia nyata yang amat rentan dengan perubahan, terutama bidang ekonomi. Hal itu akan
berpengaruh terhadap harga sahamnya.
Harga saham juga soal persepsi investor. Artinya, walaupun tidak berpengaruh langsung, kondisi
politik seringkali mempengaruhi pergerakan harga saham. Rumor-rumor yang beredar juga bisa
menjadi pemantik.
Peka terhadap situasi ekonomi dan politik ini penting untuk mengambil keputusan, karenanya
rajin-rajinlah menyimak berita bisnis, ekonomi, dan politik. Berita politik bisa jadi berkaitan
dengan kebijakan pemerintah dan seringkali berpengaruh langsung terhadap masa depan
perusahaan yang sahamnya Anda pegang.
Pahami Perusahaan dan Industrinya
Investor kawakan Lo Kheng Hong adalah contoh bagaimana ia memahami perusahaan yang
dibeli lewat pasar saham. Bisnis.com pernah memuat cerita bagaimana ia meminati saham-
saham Grup Indika, yakni PT Indika Energy Tbk. (INDY), PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk.
(MBSS), dan PT Petrosea Tbk. (PTRO), dan memperoleh cuan miliaran.
Ia tercatat memiliki 13,66 persen saham PTRO dan berhak atas dividen senilai US$1,19 juta dari
tahun buku 2018. Artinya, Lo Kheng Hong berhak atas dividen senilai Rp16,75 miliar dari satu
perusahaan saja, belum jika menghitung cuan dari harga saham yang seringkali lebih besar dari
nilai dividen.
Lo Kheng Hong berani menaruh dana besar di perusahaan-perusahaan itu karena ia paham
betul dengan bisnis yang dijalankan. Sebagai investor pemula, Anda juga bisa mulai dari
perusahaan yang dipahami kinerjanya. Pahami juga industrinya, apakah sedang naik atau lagi
surut.
Walaupun dana yang diinvestasikan termasuk receh jika dibandingkan dengan Lo Kheng Hong,
investor pemula tetap harus punya 'pegangan' serupa dalam memahami perusahaan yang akan
dibeli.
37

Pilih Saham Big Caps


Big caps adalah istilah untuk saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang besar sehingga
tidak mudah ‘digoreng’ atau dimanipulasi oleh investor dengan modal besar. Istilah lainnya
adalah saham lapis satu atau blue chips. Kapitalisasi saham-saham ini bisa mencapai angka Rp40
triliun.
Berikut adalah saham-saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp100 triliun berdasarkan harga
saham per 27 September 2019.

Saham-saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp100 triliun

No Emiten Market Cap Harga saham 27/9/2019

1 BBCA 740.8 T 30,350

2 BBRI 510.4 T 4,180

3 TLKM 427.0 T 4,310

4 UNVR 358.6 T 47,000

5 BMRI 322.2 T 6,975

6 ASII 269.2 T 6,650

7 HMSP 267.5 T 2,300

8 TPIA 146.7 T 8,225

9 ICBP 139.4 T 11,950

10 BBNI 137.1 T 7,425

11 GGRM 101.0 T 52,500


38

Saham dengan PER Rendah


Price to Earning Ratio atau rasio PE (PER) alat penghitungan harga saham suatu perusahaan
dibandingkan dengan keuntungan tahunan perusahaan. Saham-saham dengan nilai Rasio PE
rendah lebih menarik karena laba per saham yang relatif tinggi dibandingkan dengan harga
sahamnya.
Tingkat rasio ini menunjukkan tingkat kepercayaan yang dimiliki investor terhadap kinerja
perusahaan di masa depan. Semakin tinggi rasio P/E, semakin besar kepercayaan investor.
Rasio P/E = Harga pasar per saham : Penghasilan per saham.
Sebenarnya tidak ada ketentuan seberapa besar atau kecil batas nilai PE yang harus Anda pilih,
karena harus dibandingkan dengan PE dari emiten serupa. Nilai PER yang sudah tinggi pun
belum tentu harga sahamnya tidak akan naik lagi.
Di luar poin-poin yang sudah disampaikan di atas, tentu masih banyak faktor lain yang perlu
diperhatikan investor pemula.

https://finansial.bisnis.com/read/20190930/55/1153473/panduan-investasi-saham-untuk-
pemula

Anda mungkin juga menyukai