Anda di halaman 1dari 79

Sekolah Pasar Modal Level 2

Bursa Efek Indonesia


Materi Sekolah Pasar Modal Level 2

Memilih Produk Mengenal Obligasi, Sekilas Istilah-istilah


Pasar Modal Sukuk, Reksadana, Pasar Modal di Pasar
- dan ETF Syariah Modal
Analisa -
Fundamental vs Mengenal Produk
Teknikal Derivatif
Memilih Produk Pasar Modal

Analisa
Fundamental vs Teknikal
Analisa Fundamental VS Teknikal

FUNDAMENTAL TEKNIKAL
Hope VS Current
- Kinerja Saham - Harga Historis
(Ekspektasi) - Pola
- Industri - Indikator
- Makro Ekonomi - Trading System
- Mikro Ekonomi - Short Term
- Long Term

Sekolah Pasar Modal | Level 2 4 Bursa Efek Indonesia


Mengapa Diperlukan Analisa Fundamental?
Masing-masing sektor industri memiliki karakteristik sendiri mengenai siklus
bisnisnya yang dapat menentukan kinerja dari Perusahaan Tercatat.
Sebagai contoh, ada Perusahaan Tercatat yang memiliki arus kas yang lancar setiap
harinya dan memiliki utang jangka pendek berupa utang bahan mentah dalam
jumlah besar, namun memiliki kinerja yang sehat.
Beberapa Perusahaan Tercatat memiliki pendapatan tergantung kelanjutan dan
pembayaran dari proyek yang dimilikinya di akhir tahun sehingga kinerja per
kuartalnya seperti “kurang sehat” padahal memiliki kinerja yang sangat positif. Setiap
perusahaan memiliki keunikan kinerja bisnis dan keuangan nya sendiri.

Untuk itu sebaiknya calon investor perlu


memahami analisa fundamental sebelum
berinvestasi saham Perusahaan Tercatat

Sekolah Pasar Modal | Level 2 5 Bursa Efek Indonesia


Definisi Analisa Fundamental

Analisa fundamental adalah suatu analisa yang mempelajari hal-hal yang


berhubungan dengan kondisi keuangan suatu perusahaan dengan tujuan untuk
mengetahui sifat-sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan
publik.
Analisa fundamental minimal mencakup analisa:
1. Analisa Ekonomi
2. Analisa Industri/Sektor
3. Analisa Perusahaan (Rasio Keuangan)
Tujuan: Melakukan ekspektasi kinerja perusahaan di masa datang

Sekolah Pasar Modal | Level 2 6 Bursa Efek Indonesia


Definisi Analisa Ekonomi
Analisa ekonomi adalah suatu analisa yang mempelajari potensi perekonomian
suatu negara di masa datang dengan menggunakan data historis maupun data
saat ini.
Variabel minimal dalam analisa ekonomi:
 PDB (Produk Domestik Bruto): Agregat barang dan jasa yang telah diproduksi
oleh ekonomi nasional dalam suatu periode tertentu.
 Inflasi: Indikator kenaikan harga barang dan jasa yang diproduksi oleh sistem
ekonomi dalam periode tertentu.
 Tingkat Bunga: Indikator biaya modal dalam suatu sistem ekonomi sebagai
data pembanding untuk mengukur tingkat keuntungan investasi.
 Fluktuasi Nilai Tukar: Indikator nilai rupiah dibandingkan dengan mata uang
negara lain.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 7 Bursa Efek Indonesia


Definisi Analisa Industri

Analisa industri analisa yang mempelajari keadaan kompetitif dari


suatu sektor industri dalam hubungannya dengan yang lain serta
mengidentifikasi perusahaan-perusahan yang mempunyai potensi
pada suatu sektor industri tertentu.
Beberapa indikator penting dalam Analisa Industri: Penjualan, Laba,
Dividen, Struktur Modal, Regulasi dan Inovasi.
Tujuan: untuk menilai prospek industri di masa datang
Kelompok analisa industri:
1. Growth Industry
2. Defensive Industry
3. Cyclical Industry

Sekolah Pasar Modal | Level 2 8 Bursa Efek Indonesia


Analisa (Rasio) Keuangan Perusahaan
Analisa (rasio) keuangan perusahaan dapat dilakukan salah satunya
melalui penerbitan laporan keuangan Perusahaan Tercatat.
Perusahaan Tercatat setiap tahunnya selalu menerbitkan laporan
keuangannya kepada publik sebanyak 4 kali dengan 1 kali diantaranya
merupakan laporan keuangan auditan.

Analisa rasio keuangan perusahaan, minimal terdiri dari:


 Rasio Likuiditas (Liquidity ratios)
 Rasio Aktivitas (Activity ratios)
 Rasio Rentabilitas (Profitability ratios)
 Rasio Solvabilitas (Solvability ratios)
 Rasio Pasar (Market ratios)

Sekolah Pasar Modal | Level 2 9 Bursa Efek Indonesia


Analisa (Rasio) Keuangan Perusahaan

Rasio Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban jangka pendek:

Current Assets
Current Ratio =
Current Liabilities

Rasio Aktifitas adalah kemampuan serta efisiensi perusahaan di dalam


memanfaatkan aset-aset yang dimilikinya:

Net Sales
Total Assets Turnover =
Averaged Total Assets

Sekolah Pasar Modal | Level 2 10 Bursa Efek Indonesia


Analisa (Rasio) Keuangan Perusahaan

Rasio Rentabilitas. Rasio ini menunjukkan seberapa besar tingkat


keberhasilan perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan:
EAT
Net Profit Margin =
Net Sales

Rasio Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban jangka panjangnya, biasa disebut juga rasio leverage:

Total Debts
Debt Ratio =
Total Assets

Sekolah Pasar Modal | Level 2 11 Bursa Efek Indonesia


Analisa (Rasio) Keuangan Perusahaan

Rasio Pasar menunjukkan informasi penting dari perusahaan yang


diungkapkan dalam bentuk kinerja saham.

Price
PBV =
Book Value per Share

Price
PER =
Earning per Share

Laba Bersih
EPS =
Jumlah Saham Beredar

Sekolah Pasar Modal | Level 2 12 Bursa Efek Indonesia


Prinsip Dasar Analisa Teknikal

 Price Discounts Everything


Berdasarkan analisa fundamental, harga akan dipengaruhi berita-berita
mengenai laporan keuangan, nilai penjualan ataupun harga komoditi yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Tetapi, berdasarkan analisa teknikal harga
justru akan mendiskon semua berita tersebut, sehingga kadang-kadang harga
bergerak melewati nilai harga teoritis secara fundamental (bisa naik atau turun).
 Price Fluctuates in Trends
Menurut analisa teknikal, harga saham biasanya akan bergerak mengikuti suatu
tren tertentu.
 History Repeats Itself
Menurut analisa teknikal, pola pergerakan harga di masa lalu akan berulang
kembali di masa datang.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 13 Bursa Efek Indonesia


Metode Analisa Teknikal

 Chart
• Line Chart
• Bar Chart
• Volume
 Trend Lines
• Up Trend
• Down Trend
• Side Lines/Accumulation

Sekolah Pasar Modal | Level 2 14 Bursa Efek Indonesia


Line Chart

Line Chart hanya


menampilkan garis
yang
menghubungkan
penutupan harga
saham pada periode
tertentu.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 15 Bursa Efek Indonesia


Bar Chart dan Volume
Bar Chart menggambarkan
pergerakan harga dalam
suatu periode tertentu
(harga pembukaan,
tertinggi, terendah serta
penutupan).

Contoh di kiri adalah Bar


Chart pada saham AALI

Volume adalah jumlah


saham atau kontrak pada
sebuah saham atau pada
semua saham dalam satu
bursa yang diperdagangkan
dalam periode tertentu.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 16 Bursa Efek Indonesia


Channel

Harga bergerak
dalam trend, dan
trend ini bisa naik,
turun atau mendatar
saja, garis yang
dibuat untuk melihat
trend yang sedang
terjadi di pasar inilah
yang dikenal sebagai
channel.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 17 Bursa Efek Indonesia


Resistance vs Support

Support Level adalah batasan suatu harga dimana analisa teknikal


mempercayai bahwa di level harga tersebut permintaan akan saham
akan dibeli. Biasanya pemilihan support dilakukan dengan menarik
garis horizontal pada titik harga saham terendah, lalu harga kembali
naik.

Resistance Level merupakan kebalikan dari support yaitu batasan


dimana analisa teknikal mempercayai bahwa jika harga mencapai level
tersebut maka investor akan menjual sahamnya (garis horizontal
dibuat saat saham mencapai harga tertinggi lalu kemudian berbalik
turun).

Sekolah Pasar Modal | Level 2 18 Bursa Efek Indonesia


Resistance vs Support

Sekolah Pasar Modal | Level 2 19 Bursa Efek Indonesia


Overbought vs Oversold

Overbought adalah kondisi ketika harga dinilai terlalu tinggi dan


sebaiknya investor yang telah memiliki saham dibawah harga ini dapat
merealisasi keuntungannya.

Oversold merupakan kebalikan dari overbought yaitu kondisi ketika


harga dianalisa secara teknikal cukup murah.
(Biasanya kondisi ini dilihat berdasarkan indikator teknikal)

Sekolah Pasar Modal | Level 2 20 Bursa Efek Indonesia


Price Pattern

Analisa teknikal tidak mempercayai harga bergerak secara acak, namun


bergerak dengan pola (pattern) tertentu, biasanya analisa teknikal
membagi kelompok pola sbb:
 Reversal (Pola Pembalikan Arah)
• Head and Shoulder vs Inverted
• Double Top vs Double Bottom
 Continuation
• Triangle: Ascending vs Descending
• Flag
• Wedges

Sekolah Pasar Modal | Level 2 21 Bursa Efek Indonesia


Head and Shoulder
Head & Shoulder
merupakan pola
pembalikan arah
(reversal) yang acap
kali terjadi, pola ini jika
dilihat sepintas tampak
seperti bahu dan
kepala, pola ini dapat
terjadi saat harga
berada diatas dan
biasanya harga
berbalik turun dengan
neckline sebagai
support nya.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 22 Bursa Efek Indonesia


Double Top

Pola ini biasa timbul


saat harga bergerak
naik, kemudian
turun dan kembali
naik mendekati,
sama atau lebih
rendah dari kenaikan
sebelumnya lalu
kembali turun.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 23 Bursa Efek Indonesia


Double Bottom

Merupakan
kebalikan dari
double top, terjadi
pada saat harga
turun, dan
merupakan tanda
reversal
(pembalikan arah)

Sekolah Pasar Modal | Level 2 24 Bursa Efek Indonesia


Triangle Pattern

Pola ini biasanya terbagi 3 yaitu symetrical triangles, ascending triangles


dan descending triangles.
Ascending dan descending merupakan pola continues dari pergerakan
saham, symetrical bisa menjadi pola pembalikan arah atau continues.
Ketiga pola ini dapat dipergunakan dalam melakukan analisa teknikal
untuk memperkirakan kelanjutan arah pergerakan harga saham, komoditi
atau memprediksi pergerakan mata uang (Cross Currencies) terhadap
mata uang lainnya.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 25 Bursa Efek Indonesia


Symetrical Triangle

Ciri dari timbulnya


pola ini ialah
pergerakan harga
yang semakin
menyempit.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 26 Bursa Efek Indonesia


Ascending Triangle

Ciri dari timbulnya


pola ini ialah
pergerakan harga
yang semakin
menyempit, dengan
resistance di level
harga tertentu yang
jika kita tarik garis
membentuk
horizontal lines

Sekolah Pasar Modal | Level 2 27 Bursa Efek Indonesia


Descending Triangle

Ciri dari terjadinya


pola descending
triangles ini adalah
support di harga
tertentu dan jika
ditarik garis
membentuk garis
horizontal, dan
harga tidak dapat
menembus level
tertinggi baru.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 28 Bursa Efek Indonesia


Wedges
Wedges adalah pola
yang membentuk
formasi hampir
sama dengan
triangles, tetapi pola
ini berbeda karena
batasan yang terjadi
tidak berupa garis
horizontal (di atas
atau di bawah)
melainkan bergerak
beriringan dan
menyempit

Sekolah Pasar Modal | Level 2 29 Bursa Efek Indonesia


Moving Average
Merupakan garis yang
dibuat menghubungkan
harga rata-rata harian,
teknikal analis bisa
menggunakan garis ini
sebagai indikator,
biasanya teknikal analis
mengkombinasikan
beberapa moving
average, dimana signal
jual atau beli terlihat
dari perpotongan garis
ini (Crossover).

Sekolah Pasar Modal | Level 2 30 Bursa Efek Indonesia


Moving Average

Sekolah Pasar Modal | Level 2 31 Bursa Efek Indonesia


Stochastic Oscilator

Untuk sebagian besar pelaku pasar meyakini bahwa pola trading jangka
pendek bisa dilakukan melihat gejala kenaikan maupun penurunan yang
terjadi pada indikator stochastic.

Velocity yang lebih cepat dibanding sebagian indikator oscilator


menyebabkan indikator ini memiliki signal yang lebih cepat namun
demikian false signal yang lebih banyak juga tak bisa dihindari.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 32 Bursa Efek Indonesia


Stochastic Oscilator

Sekolah Pasar Modal | Level 2 33 Bursa Efek Indonesia


Relative Strengh Index (RSI)

RSI merupakan salah satu indikator yang banyak dipergunakan oleh analis
teknikal untuk menentukan titik balik suatu saham. Tanda yang bisa didapat dari
RSI adalah apabila pergerakkan saham tidak dalam suatu tren. RSI pada
umumnya ditentukan pada level 30 – 70 poin. Terkadang analis akan melakukan
penyesuaian apabila level tersebut ditembus keatas.
 Bila RSI berada di level 30 indikasi oversold.
 Bila RSI dilevel 70 indikasi overbought.
 Pada level 45 – 50 dapat dijadikan range perdagangan jangka pendek.
 Bisa untuk melihat support & resistance demikian juga Divergenc
positif/negatif.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 34 Bursa Efek Indonesia


Relative Strengh Index

Sekolah Pasar Modal | Level 2 35 Bursa Efek Indonesia


Mengenal Obligasi, Sukuk,
Reksadana, dan ETF

Mengenal Produk Derivatif


Obligasi dan Perhitungannya
Cara Investasi Obligasi

Sebelum berinvestasi obligasi baik di pasar perdana maupun di pasar


sekunder, investor terlebih dahulu harus ketahui informasi lengkap mengenai
obligasi tersebut.

Informasi penawaran obligasi diketahui


Di Pasar Perdana melalui prospektus singkat yang diiklankan
minimal di 2 surat kabar skala nasional, public
expose, maupun di dalam prospektus.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 38 Bursa Efek Indonesia


Informasi Penting di dalam Prospektus Obligasi
1. Penawaran Umum 13. Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar
2. Penggunaan Dana yang diperoleh dari Modal Dalam Rangka Emisi Obligasi.
Penawaran Umum 14. Pendapat Dari Segi Hukum
3. Pernyataan Hutang 15. Laporan Auditor Independen dan Laporan
4. Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen Keuangan Perseroan
5. Risiko Usaha 16. Keterangan Tentang Obligasi
6. Kejadian Penting Setelah Tanggal Laporan 17. Keterangan Mengenai Pemeringkatan Efek
Auditor Independen 18. Anggaran Dasar Perseroan
7. Keterangan Tentang Perseroan 19. Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi
8. Kegiatan dan Prospek Usaha Perseroan 20. Keterangan Tentang Wali Amanat
9. Ikhtisar Data Keuangan Penting 21. Agen Pembayaran
10. Ekuitas 22. Penyebarluasan Prospektur dan Formulir
11. Perpajakan Pemesanan Pembelian Obligasi (FPPO
12. Penjaminan Emisi Obligasi

Sekolah Pasar Modal | Level 2 39 Bursa Efek Indonesia


Cara Investasi Obligasi
Beberapa Kondisi Yang Terjadi Saat Emiten Menjual Obligasinya untuk Pertama
Kalinya ke Masyarakat:
1. Undersubscribed.
2. Fullysubscribed.
3. Oversubscribed.
Parameter Pemilihan Obligasi:
1. Tingkat Bunga yang Ditawarkan.
2. Hasil Pemeringkatan Obligasi yang Dilakukan oleh Lembaga Pemeringkat
Efek.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 40 Bursa Efek Indonesia


Cara Perhitungan Obligasi
Berbeda dengan harga saham yang dinyatakan dalam bentuk mata uang, harga
obligasi dinyatakan dalam persentase (%), yaitu persentase dari nilai nominal.

Tiga Kemungkinan Harga Pasar dari Obligasi yang Ditawarkan:

1. Par (Nilai Pari) : Harga Obligasi Sama Dengan Nilai Nominal.


2. At Premium (Dengan Premi): Harga Obligasi Lebih Besar dari Nilai Nominal.
3. At Discount (Dengan Discount): Harga Obligasi Lebih Kecil dari Nilai Nominal.

Pendapatan/ imbal hasil/ return yang akan diperoleh dari investasi obligasi
dinyatakan sebagai Yield, yakni hasil yang akan diperoleh investor apabila
menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 41 Bursa Efek Indonesia


Cara Perhitungan Obligasi
Dua Istilah Penentuan Yield:
• Current Yield adalah yield yang dihitung berdasarkan jumlah kupon yang
diterima selama satu tahun terhadap harga obligasi tersebut.
Bunga tahunan
Current Yield =
harga obligasi

Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per
tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal
Rp1.000.000.000, maka:
Rp170.000.000 17%
Current Yield = atau
Rp980.000.000 98%

= 17,34%

Sekolah Pasar Modal | Level 2 42 Bursa Efek Indonesia


Cara Perhitungan Obligasi
Dua Istilah Penentuan Yield:
• Yield to Maturity (YTM) adalah tingkat pengembalian atau pendapatan yang
akan diperoleh investor apabila memiliki obligasi sampai jatuh tempo.
Formula YTM yang seringkali digunakan oleh para pelaku adalah YTM
approximation atau pendekatan nilai YTM adalah sebagai berikut:
R-P
YTM approximation = C+
n
X 100%
R+P
n
Keterangan:
C = kupon
N = periode waktu yang tersisa (tahun)
R = redemption value
P = harga pembelian (purchase value)

Sekolah Pasar Modal | Level 2 43 Bursa Efek Indonesia


Cara Perhitungan Obligasi
Contoh Yield to Maturity:
Obligasi XYZ dibeli pada 5 September 2003 dengan harga 94,25% memiliki kupon
sebesar 16% dibayar setiap 3 bulan sekali dan jatuh tempo pada 12 Juli 2017.
Berapakah besar YTM approximationnya?

100 – 94,25
YTM approximation = 16 +
3,853
X 100% = 18,01%
100 + 94.25
C = 16% 2
n = 3 tahun 10 bulan
7 hari = 3,853 tahun
R = 100%
P = 94,25%

Sekolah Pasar Modal | Level 2 44 Bursa Efek Indonesia


Mekanisme Pembelian dan
Perhitungan Sukuk
Cara Pembelian Sukuk

Cara membeli sukuk tidak berbeda jauh dengan obligasi. Sukuk juga bisa
diterbitkan baik oleh perusahaan maupun pemerintah.

Ada 2 cara untuk mendapatkan sukuk ritel, yakni:


1. Melalui Mekanisme Pasar Perdana
2. Melalui Mekanisme Pasar Sekunder

Sekolah Pasar Modal | Level 2 46 Bursa Efek Indonesia


Perhitungan Sukuk
Berikut ilustrasi perhitungan sukuk dengan pembelian sebesar Rp10.000.000,
imbal hasil sebesar 8%, dan jangka waktu 3 tahun.

Pembelian Sampai Jatuh Tempo (Hold To Maturity)


Imbal hasil per bulan 8% x Rp10.000.000 x 1/12 = Rp 66.667
(sebelum Pph 15%)
Imbal hasil per bulan Rp66.667 – (Rp66.667 x = Rp 56.667
(setelah Pph 15%) 15%)
Imbal hasil sampai dengan Rp56.667 x 36 = Rp 2.040.012
jatuh tempo (3 tahun)
Pokok pembiayaan diterima Rp10.000.000 x 100% = Rp 10.000.000

Total pendapatan yang Rp2.040.012 + = Rp 12.040.012


diterima Rp10.000.000

Sekolah Pasar Modal | Level 2 47 Bursa Efek Indonesia


Perhitungan Sukuk
Berikut ilustrasi perhitungan sukuk dengan pembelian sebesar
Rp10.000.000, imbal hasil sebesar 8%, dan jangka waktu 3 tahun.

Penjualan di Pasar Sekunder (Over The Counter)

Imbal hasil periode berjalan 10 hari (sebelum 10/30 x 8% x Rp10.000.000 x 1/12 = Rp 22.222
Pph 15%)
Imbal hasil periode berjalan 10 hari (setelah Rp22.222 – (Rp22.222 x 15%) = Rp 18.889
Pph 15%)
Imbal hasil perbulan (sebelum Pph 15%) 8% x Rp10.000.000 x 1/12 = Rp 66.667
Imbal hasil perbulan (setelah Pph 15%) Rp66.667 – (Rp66.667 x 15%) = Rp 56.667
Imbal hasil selama 1 tahun + 10 hari Rp22.222 + (Rp56.667 x 12) Rp702.226
Pokok pembiayaan Rp10.000.000 x 100% Rp10.000.000
Total pendapatan yang diterima Rp702.226 + Rp10.000.000 Rp10.702.226

Sekolah Pasar Modal | Level 2 48 Bursa Efek Indonesia


Reksa Dana dan Perhitungannya
Jenis Reksa Dana
Berdasarkan portfolio investasinya, reksa dana dapat dibedakan menjadi:

Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Reksa Dana Campuran Reksa Dana Saham
Money Market Funds Pendapatan Tetap Discretionary Funds Equity funds
Berisi sekurang-kurangnya Fixed Income Funds Berisi campuran efek Berisi sekurang-
80% efek bersifat utang Berisi sekurang- bersifat ekuitas, utang, dan kurangnya 80% efek
dengan jatuh tempo kurangnya 80% efek pasar uang. bersifat ekuitas atau
kurang dari 1 (satu) tahun, bersifat utang. saham.
seperti pada deposito dan
obligasi jangka pendek.

Keempat jenis reksa dana di atas merupakan jenis reksa dana konvensional.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 50 Bursa Efek Indonesia


Jenis Reksa Dana

Pasar modal juga mengenal beberapa reksa dana jenis lainnya yang dikenal sebagai
reksa dana non-konvensional sebagai berikut:

Reksa Dana Reksa Dana ETF Dana Investasi Efek Reksa Dana
Terstruktur Penyertaan Exchange Real Estat (DIRE) Beragun Syariah
Terbatas Traded Fund atau Aset
Real Estate (EBA)
Investment
Trusts (REITS)

Sekolah Pasar Modal | Level 2 51 Bursa Efek Indonesia


Jenis Reksa Dana - 1
Pasar modal juga mengenal reksa dana lainnya yang dikenal sebagai reksa dana non konvensional
yang dapat dibedakan menjadi enam jenis yakni:

Disebut terstruktur karena dibuat


dengan struktur khusus. Reksa dana Dana Investasi Real Estat (DIRE)
terstruktur dibedakan lagi menjadi atau Real Estate Investment Trusts
tiga jenis, yaitu: (REITS)
Reksa Dana a. Reksa Dana Terproteksi DIRE adalah wadah yang dipergunakan
Terstruktur b. Reksa Dana Dengan Penjaminan untuk menghimpun dana dari
c. Reksadana Indeks DIRE atau
masyarakat pemodal untuk selanjutnya
REITS diinvestasikan pada asset real estat, aset
Digunakan untuk menghimpun dana yang berkaitan dengan real estat,
dari Pemodal Profesional, yang dan/atau kas dan setara kas.
selanjutnya diinvestasikan oleh
Manajer Investasi pada portofolio
Reksa Dana efek atau portofolio yang berkaitan
Penyertaan langsung dengan proyek, misalnya
Terbatas sektor riil, sektor infrastruktur dan
lain-lain.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 52 Bursa Efek Indonesia


Jenis Reksa Dana - 2
Efek Beragun Aset
(EBA)
Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP)
EBA-SP diterbitkan dengan portofolio berupa
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset kumpulan piutang dan merupakan bukti kepemilikan
(KIK-EBA) secara proporsional atas kumpulan piutang yang
KIK-EBA diterbitkan berdasarkan kontrak antara Manajer dimiliki bersama oleh sekumpulan pemegang EBA-SP.
Investasi (MI) dan Bank Kustodian yang mengikat pemegang Saat ini kumpulan piutang dibatasi hanya piutang
Efek Beragun Aset. MI diberi wewenang untuk mengelola Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau fasilitas kredit yang
portofolio investasi kolektif dan Bank Kustodian diberi diterbitkan oleh kreditur asal kepada debitur untuk
wewenang untuk melaksanakan Penitipan Kolektif. membeli rumah siap huni, yang telah dibeli oleh
Portofolio KIK-EBA terdiri dari aset keuangan, yang antara penerbit dari kreditur asal dan dijual kepada pemegang
lain tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, EBA-SP melalui penerbitan EBA-SP, atau dari hasil
tagihan kartu kredit, atau tagihan yang timbul di kemudian penerbitan EBA-SP.
hari (future receivables), Efek bersifat utang yang dijamin Saat ini hanya ada satu perusahaan pembiayaan
oleh Pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (Credit sekunder perumahan yang menerbitkan produk EBA-
Enhancement) atau Arus Kas (Cash Flow), aset keuangan SP, yakni PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau
setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan asset SMF.
keuangan tersebut.
Saat ini investasi EBA-SP bisa dimiliki oleh investor
Saat ini investasi minimal KIK-EBA di Pasar Modal Indonesia retail dengan minimal pembelian
adalah Rp10.000.000 per unit penyertaan. hanya Rp100.000.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 53 Bursa Efek Indonesia


Jenis Reksa Dana - 3
Reksa Dana Syariah adalah reksa dana yang portofolionya tidak bertentangan dengan
prinsip syariah di pasar modal, yaitu saham syariah, sukuk, dan efek syariah lainnya, serta
diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah untuk memastikan pelaksanaan pengelolaan
Reksa Dana berbasis syariah.
Syariah
Seperti halnya reksa dana yang kita kenal, reksa dana Syariah juga beragam:
Reksa Dana Syariah Pasar Uang, Reksa Dana Syariah Pendapatan Tetap, Reksa Dana
Syariah Saham, Reksa Dana Syariah Campuran, Reksa Dana Syariah Terproteksi, Reksa
Dana Syariah Indeks, Reksa Dana Syariah Berbasis Efek Syariah Luar Negeri, Reksa Dana
Syariah Berbasis Sukuk, Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang Unit
Penyertaannya diperdagangkan di Bursa, Reksa Dana Syariah Berbentuk Kontrak Investasi
Kolektif Penyertaan Terbatas, dan DIRE Syariah Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.

Dijelaskan lebih lanjut dalam bagian berikutnya.


ETF
Exchange
Traded Fund

Sekolah Pasar Modal | Level 2 54 Bursa Efek Indonesia


Perhitungan Reksa Dana
Perhitungan reksa dana berbeda dengan produk pasar modal lainnya karena merupakan penggabungan
dari beberapa instrumen keuangan yang menjadi underlying asset (asset yang mendasari
pembentukan) reksa dana tersebut.
Setelah berakhirnya sesi perdagangan di bursa, nilai reksa dana akan dihitung ulang oleh Manajer
Investai untuk disebarluaskan informasinya melalui media.

HARGA ACUAN
pada reksa dana adalah Total Aktiva Bersih Seluruh Dana
dalam Reksa Dana
NAB/UP atau NAV NAV =
Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan Jumlah Unit Beredar
atau Net Asset Value

Pada awal penawaran, sesuai dengan regulasi OJK, NAB/UP ditetapkan sebesar
Rp1000 Rp1.000, dan selanjutnya akan berubah sesuai dengan pergerakan nilai underlying
asset-nya.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 55 Bursa Efek Indonesia


Perhitungan Reksa Dana
Total aktiva bersih berasal dari nilai pasar setiap jenis underlying asset diantaranya deposito, surat berharga
Bank Indonesia, obligasi, serta saham; selain itu terdapat komponen dividen dan kupon obligasi, kemudian
nilai pasar tersebut dikurangi biaya Manajer Investasi, biaya Bank Kustodian, dan lain-lain.
NAB/UP juga dapat berubah pada saat Asset Under Management (AUM) atau dana kelolaan ditingkatkan
atau dikurangi oleh Manajer Investasi.

Contoh:
Tuan A ingin berinvestasi Rp10.000.000 pada reksa dana XYZ dengan NAB/UP awal seharga
Rp1.000. Jumlah unit yang akan dimiliki akan dikurangi dengan biaya operasional pada
manajer investasi bersangkutan kemudian dibagi dengan NAB/UP awal. Misalkan, fee-nya
0,5%, jadi nilai investasi bersih Tuan A setelah dikurangi fee sebesar Rp9.950.000.
Jadi, total investasi Tuan A pada reksa dana XYZ sebesar 9.950 unit (Rp9.950.000 dibagi
Rp1.000).

Rp 0.5% Rp 9.950 unit


10.000.000 Fee 9.950.000 @Rp1000

Sekolah Pasar Modal | Level 2 56 Bursa Efek Indonesia


Exchange Traded Fund (ETF) dan
Perhitungannya
Perhitungan Exchange Traded Fund
Nilai Aktiva Bersih (NAB) ETF diperoleh dengan:
- menghitung nilai seluruh aset yang menjadi underlying ETF/reksa dana pada harga penutupan harian
sebagaimana reksa dana umumnya
- dikurangi dengan biaya pengelolaan EF (MI fee, custody fee, dll).

Nilai Aktiva Bersih ETF


NAB/UP atau NAV = Jumlah Unit ETF Beredar

ETF pun mengenal keuntungan capital gain sebagaimana contoh perhitungan berikut:
Misalkan Tuan X ingin berinvestasi pada ETF A. NAB per unit ETF A adalah Rp1.000 dan Tuan X membeli
100 unit (1 lot = 100 unit penyertaan) di pasar dengan total biaya Rp100.000 (Rp1.000 x 100). Jika tiga
bulan kemudian NAB per unit Rp1.150, maka 100 unit penyertaan Tuan X sekarang bernilai Rp115.000
(Rp1.150 x 100) dengan keuntungan Rp15.000 (Rp115.000 – Rp100.000).
Rp115.000 – Rp100.000
Maka tingkat return Tuan X adalah : = 15%
Rp100.000

Sekolah Pasar Modal | Level 2 58 Bursa Efek Indonesia


Perhitungan Exchange Traded Fund

Komponen biaya transaksi ETF di pasar sekunder sama dengan biaya transaksi saham pada umumnya.
Kinerja yang ditampilkan dalam laporan perusahaan Manajer Investasi atas ETF yang tersimpan dalam
portolio investor mungkin sedikit berbeda dari perhitungan yang dibuat investor dari NAB. Ini dikarenakan
biaya-biaya terkait pengelolaan dana oleh pihak-pihak terkait (manajer investasi, dealer partisipan, bank
kustodian, dll) sudah tercermin dalam harga ETF di pasar sekunder). Sebab itu nilai pasar mungkin sedikit
berbeda dibanding NAB.
Tabel Transaksi Beli ETF Tabel Transaksi Jual ETF
Komponen biaya Jumlah (%) Komponen biaya Jumlah (%)
Biaya Transaksi (IDX) 0.018 Biaya Transaksi (IDX) 0.018
Biaya Kliring (KPEI) 0.019 Biaya Kliring (KPEI) 0.019
Biaya Penyelesaian (KSEI) 0.003 Biaya Penyelesaian (KSEI) 0.003
0.030 0.030
PPN 10% 0.003 PPN 10% 0.003
Guarantee Fund *(KPEI) 0.010 Guarantee Fund *(KPEI) 0.01
Total 0.043 Pph 0.1% Final 0.100
Total 0.143

Sekolah Pasar Modal | Level 2 59 Bursa Efek Indonesia


Produk Derivatif dan
Perhitungannya
Jenis Produk Derivatif di BEI

Produk
Derivatif BEI

Futures Options

Index Bond Kontrak Opsi


Futures Futures Saham

Sekolah Pasar Modal | Level 2 61 Bursa Efek Indonesia


Apa Itu Kontrak Futures?

Perjanjian
hukum

Untuk membeli
dan dan menjual
produk investasi
FUTURES
CONTRACT pada harga dan waktu
yang telah ditentukan
di masa depan

Sekolah Pasar Modal | Level 2 62 Bursa Efek Indonesia


Perbandingan Saham dengan Futures
Saham Futures
Diterbitkan oleh Perusahaan Tercatat Bursa Efek
Tipe Saham Kontrak
Kepemilikan Ya Tidak
Perdagangan Hanya Beli (Long) Beli (Long) atau Jual (Short)
Cara Pembelian Dibayar Penuh Margin / Leverage
Tipe Pembelian Langsung Langsung + Mark to Market

Imbal hasil Keuntungan penjualan Keuntungan penjualan


kembali + Dividen kembali
Fundamental Kinerja dari Aset Dasar Saham / Indeks
Perusahaan Tercatat
Level dari Imbal Hasil Sedang Sedang – Tinggi
Level dari Risiko Sedang Sedang – Tinggi
Penyedia Likuiditas Tidak Ada Ada

Sekolah Pasar Modal | Level 2 63 Bursa Efek Indonesia


Alasan Investasi di LQ45 Futures
• Instrumen Lindung Nilai
 Kompensasi kerugian di pasar saham dengan mendapatkan keuntungan di pasar
Futures
 Posisi short di pasar LQ45 Futures melindungi investor dari penurunan harga
saham di pasar saham
 Memberikan korelasi positif dengan saham konstituen berbasis Indeks LQ-45.

• Leverage
 Perdagangan Futures lebih efisien dengan adanya leverage
 Leverage 1:25

• Manajemen Keuntungan
 Investor dapat memperoleh keuntungan ketika tren pasar sedang meningkat
maupun koreksi

• Diversifikasi Portofolio Investasi

Sekolah Pasar Modal | Level 2 64 Bursa Efek Indonesia


Perhitungan Produk Derivatif
Membeli produk derivatif memiliki peluang keuntungan cukup besar karena
investor hanya mengeluarkan sejumlah kecil dana untuk mendapatkan
keutnungan yang setara dengan apabila melakukan pembelian seluruh
saham secara langsung.
Salah satu produk derivatif di BEI yang akan dibahas sebagai contoh
perhitungan derivatif adalah LQ45 Futures.
GAMBAR 1. PERBANDINGAN PEMBELIAN LQ45 SPOT DAN LQ45 FUTURES

Sekolah Pasar Modal | Level 2 65 Bursa Efek Indonesia


Spesifikasi Bisnis
Kriteria Spesifikasi
Aset Dasar Indeks LQ45
Multiplier Rp 500.000 per poin indeks
Tick Size 0,05 (nol koma nol lima) poin indeks
Periode Kontrak 1 Bulan, 2 bulan, 3 bulan
Pre-Order Intial
4% X Poin Indeks X Jumlah Kontrak X Multiplier
Margin
Post-Order Initial
SPAN®
Margin
Auto Rejection 10%
Sesi I
Senin – Kamis : 09.00 – 12.00
Jum’at : 09.00 – 11.30
Sesi II
Jam Perdagangan Senin – Kamis : 13.30 – 16.15
Jum’at : 14.00 – 16.15

Untuk bulan kontrak yang jatuh tempo maka pada akhir hari perdagangannya akan
berakhir pada pukul 16.00 waktu JATS
Settlement Cash, T + 1

Sekolah Pasar Modal | Level 2 66 Bursa Efek Indonesia


Perhitungan Produk Derivatif
Grafik di bawah ini menunjukkan korelasi yang kuat antara tingkat return
LQ45 dengan LQ45 futures.
TINGKAT RETURN LQ45 VS LQ45 FUTURES

Sekolah Pasar Modal | Level 2 67 Bursa Efek Indonesia


Perhitungan Produk Derivatif
Berikut contoh perhitungan untuk posisi jual maupun posisi beli LQ45 Futures
Contoh Perhitungan Pembelian LQ45 Futures

Sekolah Pasar Modal | Level 2 68 Bursa Efek Indonesia


Pasar Modal Syariah
Prinsip Syariah di Pasar Modal Indonesia
Pasar Modal Syariah adalah seluruh kegiatan di pasar modal yang tidak bertentangan dengan prinsip-
prinsip Islam. Pasar modal syariah Indonesia merupakan bagian dari industri keuangan syariah yang
diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), khususnya direktorat pasar modal syariah.

Fatwa dan Peraturan terkait Pasar Modal Syariah


Lembaga yang mengatur tentang penerapan prinsip syariah di pasar modal Indonesia adalah Dewan
Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) dalam bentuk penerbitan fatwa yang berhubungan
dengan kegiatan investasi di pasar modal syariah Indonesia.

Fatwa pertama tentang pasar modal syariah yang diterbitkan DSN-MUI:


1. Fatwa DSN-MUI No. 20 Tahun 2001 tentang penerbitan reksa dana syariah.
2. Fatwa No. 40 Tahun 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di
Bidang Pasar Modal.
3. Fatwa No. 80 Tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah dalam Mekanisme Perdagangan Efek
Bersifat Ekuitas di Pasar Reguler Bursa Efek.
OJK mengonversi prinsip-prinsip syariah di pasar modal Indonesia ke dalam peraturan OJK
No. 15/POJK.04/2015 tentang Penerapan Prinsip Syariah di Pasar Modal.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 70 Bursa Efek Indonesia


Pasar Modal Syariah
Akad dalam penerbitan efek syariah di Pasar Modal Indonesia:

OJK telah mengatur tentang akad-akad yang dapat digunakan dalam setiap
penerbitan efek syariah di pasar modal Indonesia melalui peraturan OJK No.
53/POJK.04/2015. Meskipun demikian, pada dasarnya semua akad yang
memenuhi prinsip syariah dapat digunakan dalam penerbitan efek syariah
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan OJK yang berlaku.
Akad-akad yang dapat digunakan dalam penerbitan efek syariah di pasar
modal Indonesia menurut peraturan tersebut adalah akad ijarah, istishna,
kafalah, mudharabah, musyarakah dan wakalah.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 71 Bursa Efek Indonesia


Produk-produk Pasar Modal Syariah
 Saham Syariah
Saham syariah merupakan efek berbentuk saham yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar
Modal.
 Sukuk
Sukuk adalah Efek berbentuk sekuritisasi aset yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal.
 Reksa Dana Syariah
Reksa dana syariah adalah reksa dana yang pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah di
Pasar Modal. Setiap jenis reksa dana dapat diterbitkan sebagai reksa dana syariah sepanjang memenuhi
prinsip-prinsip syariah, termasuk aset yang mendasari penerbitannya.
 ETF Syariah
ETF syariah adalah salah satu bentuk dari reksa dana yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal
dimana unit penyertaannya dicatatkan dan ditransaksikan seperti saham syariah di Bursa Efek. Agar pada
saat transaksi memenuhi prinsip-prinsip syariah maka investor yang akan melakukan jual beli ETF syariah
harus melalui anggota bursa yang memiliki Syariah Online Trading System (SOTS).

Sekolah Pasar Modal | Level 2 72 Bursa Efek Indonesia


Produk-produk Pasar Modal Syariah
 Efek Beragun Aset (EBA) Syariah
Efek beragun aset syariah (EBA syariah) yang diterbitkan di pasar modal Indonesia terdiri dari dua jenis,
yaitu:
• EBA syariah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif antara manajer investasi dan bank kustodian (KIK-
EBAS) adalah Efek Beragun Aset yang portofolio (terdiri dari aset keuangan berupa piutang, pembiayaan
atau aset keuangan lainnya), akad dan cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip
syariah di pasar modal.
• EBA syariah berbentuk surat partisipasi (EBAS-SP) adalah Efek Beragun Aset Syariah yang diterbitkan
oleh penerbit yang akad dan portofolionya (berupa kumpulan piutang atau pembiayaan pemilikan
rumah) tidak bertentangan dengan Prinsip Syariah di Pasar Modal serta merupakan bukti kepemilikan
secara proporsional yang dimiliki bersama oleh sekumpulan pemegang EBAS-SP.
 Dana Investasi Real Estat Syariah
Dana Investasi Real Estat Syariah (DIRE Syariah) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada aset real estat, aset yang berkaitan dengan
real estat, dan/atau kas dan setara kas yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah di pasar modal.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 73 Bursa Efek Indonesia


Pasar Modal Syariah
Indeks Saham Syariah
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei
2011 adalah indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI.
ISSI merupakan indikator dari kinerja pasar saham syariah Indonesia.
Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang tercatat di BEI dan masuk
ke dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK.
Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali dalam setahun, setiap
bulan Mei dan November, mengikuti jadwal review DES.
Metode perhitungan ISSI mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI
lainnya, yaitu rata-rata tertimbang dari kapitalisasi pasar dengan
menggunakan Desember 2007 sebagai tahun dasar perhitungan ISSI.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 74 Bursa Efek Indonesia


Pasar Modal Syariah
Indeks Saham Syariah
Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah kedua yang diluncurkan
oleh BEI pada tanggal 3 Juli 2000.
Konstituen JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling likuid yang tercatat di
BEI.
Review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan sebanyak 2 kali
dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK.
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen
JII. Kriteria likuiditas yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. Saham syariah yang termasuk ke dalam DES yang diterbitkan oleh OJK
2. Dipilih 60 saham berdasarkan urutan kapitalisasi pasar terbesar selama 1
tahun terakhir.
3. Dari 60 saham yang memiliki kapitalisasi terbesar tersebut, kemudian dipilih
30 saham berdasarkan tingkat likuditas (urutan nilai transaksi terbesar di
pasar regular selama 1 tahun terakhir.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 75 Bursa Efek Indonesia


Pasar Modal Syariah
Indeks Saham Syariah
Jakarta Islamic Index (JII) 70
Jakarta Islamic Index (JII) 70 adalah indeks saham syariah ke-3 yang diluncurkan
oleh BEI pada tanggal 17 Mei 2018.
JII 70 diluncurkan agar dapat menjadi acuan baru bagi investor syariah yang
membutuhkan pilihan saham syariah dengan jumlah yang lebih banyak.
Kriteria seleksi yang digunakan dalam menyeleksi 70 saham syariah yang menjadi
konstituen JII70 hampir sama dengan JII namun dengan jumlah yang lebih
banyak. Adapun Indeks JII70 yang bertahun dasar 29 Mei 2009 ini memiliki
kriteria seleksi sebagai berikut:
1. Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia
(ISSI).
2. Dipilih 150 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi
selama 1 tahun terakhir.
3. Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan rata-rata
nilai transaksi harian di pasar regular tertinggi.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 76 Bursa Efek Indonesia


Transaksi Sesuai Syariah
Shariah Online Trading System (SOTS) adalah sistem transaksi saham syariah
secara online yang memenuhi prinsip-prinsip syariah di pasar modal. SOTS
dikembangkan oleh anggota bursa sebagai fasilitas atau alat bantu bagi
investor yang ingin melakukan transaksi saham secara syariah. SOTS
disertifikasi oleh DSN-MUI karena merupakan penjabaran dari fatwa DSN-
MUI No. 80 tahun 2011 tentang Penerapan Prinsip Syariah Dalam
Mekanisme Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Di Pasar Reguler Bursa Efek.

Sekolah Pasar Modal | Level 2 77 Bursa Efek Indonesia


Transaksi Sesuai Syariah
Fitur utama SOTS adalah sebagai berikut:

Sistem Perdagangan Saham Syariah Secara Online

Dilarang Dilarang
Margin Trading Short Selling

Cash Basis Portofolio saham


Transaction syariah terpisah
Informasi lebih lanjut
terkait Anggota Bursa
yang memiliki sistem Dilarang transaksi
SOTS dapat dilihat di Hanya berisi saham
saham yang tidak
syariah
website BEI : syariah
www.idx.co.id

Sekolah Pasar Modal | Level 2 78 Bursa Efek Indonesia


Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai