Analisa
Fundamental vs Teknikal
Analisa Fundamental VS Teknikal
FUNDAMENTAL TEKNIKAL
Hope VS Current
- Kinerja Saham - Harga Historis
(Ekspektasi) - Pola
- Industri - Indikator
- Makro Ekonomi - Trading System
- Mikro Ekonomi - Short Term
- Long Term
Current Assets
Current Ratio =
Current Liabilities
Net Sales
Total Assets Turnover =
Averaged Total Assets
Total Debts
Debt Ratio =
Total Assets
Price
PBV =
Book Value per Share
Price
PER =
Earning per Share
Laba Bersih
EPS =
Jumlah Saham Beredar
Chart
• Line Chart
• Bar Chart
• Volume
Trend Lines
• Up Trend
• Down Trend
• Side Lines/Accumulation
Harga bergerak
dalam trend, dan
trend ini bisa naik,
turun atau mendatar
saja, garis yang
dibuat untuk melihat
trend yang sedang
terjadi di pasar inilah
yang dikenal sebagai
channel.
Merupakan
kebalikan dari
double top, terjadi
pada saat harga
turun, dan
merupakan tanda
reversal
(pembalikan arah)
Untuk sebagian besar pelaku pasar meyakini bahwa pola trading jangka
pendek bisa dilakukan melihat gejala kenaikan maupun penurunan yang
terjadi pada indikator stochastic.
RSI merupakan salah satu indikator yang banyak dipergunakan oleh analis
teknikal untuk menentukan titik balik suatu saham. Tanda yang bisa didapat dari
RSI adalah apabila pergerakkan saham tidak dalam suatu tren. RSI pada
umumnya ditentukan pada level 30 – 70 poin. Terkadang analis akan melakukan
penyesuaian apabila level tersebut ditembus keatas.
Bila RSI berada di level 30 indikasi oversold.
Bila RSI dilevel 70 indikasi overbought.
Pada level 45 – 50 dapat dijadikan range perdagangan jangka pendek.
Bisa untuk melihat support & resistance demikian juga Divergenc
positif/negatif.
Pendapatan/ imbal hasil/ return yang akan diperoleh dari investasi obligasi
dinyatakan sebagai Yield, yakni hasil yang akan diperoleh investor apabila
menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi.
Contoh:
Jika obligasi PT XYZ memberikan kupon kepada pemegangnya sebesar 17% per
tahun sedangkan harga obligasi tersebut adalah 98% untuk nilai nominal
Rp1.000.000.000, maka:
Rp170.000.000 17%
Current Yield = atau
Rp980.000.000 98%
= 17,34%
100 – 94,25
YTM approximation = 16 +
3,853
X 100% = 18,01%
100 + 94.25
C = 16% 2
n = 3 tahun 10 bulan
7 hari = 3,853 tahun
R = 100%
P = 94,25%
Cara membeli sukuk tidak berbeda jauh dengan obligasi. Sukuk juga bisa
diterbitkan baik oleh perusahaan maupun pemerintah.
Imbal hasil periode berjalan 10 hari (sebelum 10/30 x 8% x Rp10.000.000 x 1/12 = Rp 22.222
Pph 15%)
Imbal hasil periode berjalan 10 hari (setelah Rp22.222 – (Rp22.222 x 15%) = Rp 18.889
Pph 15%)
Imbal hasil perbulan (sebelum Pph 15%) 8% x Rp10.000.000 x 1/12 = Rp 66.667
Imbal hasil perbulan (setelah Pph 15%) Rp66.667 – (Rp66.667 x 15%) = Rp 56.667
Imbal hasil selama 1 tahun + 10 hari Rp22.222 + (Rp56.667 x 12) Rp702.226
Pokok pembiayaan Rp10.000.000 x 100% Rp10.000.000
Total pendapatan yang diterima Rp702.226 + Rp10.000.000 Rp10.702.226
Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Reksa Dana Campuran Reksa Dana Saham
Money Market Funds Pendapatan Tetap Discretionary Funds Equity funds
Berisi sekurang-kurangnya Fixed Income Funds Berisi campuran efek Berisi sekurang-
80% efek bersifat utang Berisi sekurang- bersifat ekuitas, utang, dan kurangnya 80% efek
dengan jatuh tempo kurangnya 80% efek pasar uang. bersifat ekuitas atau
kurang dari 1 (satu) tahun, bersifat utang. saham.
seperti pada deposito dan
obligasi jangka pendek.
Keempat jenis reksa dana di atas merupakan jenis reksa dana konvensional.
Pasar modal juga mengenal beberapa reksa dana jenis lainnya yang dikenal sebagai
reksa dana non-konvensional sebagai berikut:
Reksa Dana Reksa Dana ETF Dana Investasi Efek Reksa Dana
Terstruktur Penyertaan Exchange Real Estat (DIRE) Beragun Syariah
Terbatas Traded Fund atau Aset
Real Estate (EBA)
Investment
Trusts (REITS)
HARGA ACUAN
pada reksa dana adalah Total Aktiva Bersih Seluruh Dana
dalam Reksa Dana
NAB/UP atau NAV NAV =
Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan Jumlah Unit Beredar
atau Net Asset Value
Pada awal penawaran, sesuai dengan regulasi OJK, NAB/UP ditetapkan sebesar
Rp1000 Rp1.000, dan selanjutnya akan berubah sesuai dengan pergerakan nilai underlying
asset-nya.
Contoh:
Tuan A ingin berinvestasi Rp10.000.000 pada reksa dana XYZ dengan NAB/UP awal seharga
Rp1.000. Jumlah unit yang akan dimiliki akan dikurangi dengan biaya operasional pada
manajer investasi bersangkutan kemudian dibagi dengan NAB/UP awal. Misalkan, fee-nya
0,5%, jadi nilai investasi bersih Tuan A setelah dikurangi fee sebesar Rp9.950.000.
Jadi, total investasi Tuan A pada reksa dana XYZ sebesar 9.950 unit (Rp9.950.000 dibagi
Rp1.000).
ETF pun mengenal keuntungan capital gain sebagaimana contoh perhitungan berikut:
Misalkan Tuan X ingin berinvestasi pada ETF A. NAB per unit ETF A adalah Rp1.000 dan Tuan X membeli
100 unit (1 lot = 100 unit penyertaan) di pasar dengan total biaya Rp100.000 (Rp1.000 x 100). Jika tiga
bulan kemudian NAB per unit Rp1.150, maka 100 unit penyertaan Tuan X sekarang bernilai Rp115.000
(Rp1.150 x 100) dengan keuntungan Rp15.000 (Rp115.000 – Rp100.000).
Rp115.000 – Rp100.000
Maka tingkat return Tuan X adalah : = 15%
Rp100.000
Komponen biaya transaksi ETF di pasar sekunder sama dengan biaya transaksi saham pada umumnya.
Kinerja yang ditampilkan dalam laporan perusahaan Manajer Investasi atas ETF yang tersimpan dalam
portolio investor mungkin sedikit berbeda dari perhitungan yang dibuat investor dari NAB. Ini dikarenakan
biaya-biaya terkait pengelolaan dana oleh pihak-pihak terkait (manajer investasi, dealer partisipan, bank
kustodian, dll) sudah tercermin dalam harga ETF di pasar sekunder). Sebab itu nilai pasar mungkin sedikit
berbeda dibanding NAB.
Tabel Transaksi Beli ETF Tabel Transaksi Jual ETF
Komponen biaya Jumlah (%) Komponen biaya Jumlah (%)
Biaya Transaksi (IDX) 0.018 Biaya Transaksi (IDX) 0.018
Biaya Kliring (KPEI) 0.019 Biaya Kliring (KPEI) 0.019
Biaya Penyelesaian (KSEI) 0.003 Biaya Penyelesaian (KSEI) 0.003
0.030 0.030
PPN 10% 0.003 PPN 10% 0.003
Guarantee Fund *(KPEI) 0.010 Guarantee Fund *(KPEI) 0.01
Total 0.043 Pph 0.1% Final 0.100
Total 0.143
Produk
Derivatif BEI
Futures Options
Perjanjian
hukum
Untuk membeli
dan dan menjual
produk investasi
FUTURES
CONTRACT pada harga dan waktu
yang telah ditentukan
di masa depan
• Leverage
Perdagangan Futures lebih efisien dengan adanya leverage
Leverage 1:25
• Manajemen Keuntungan
Investor dapat memperoleh keuntungan ketika tren pasar sedang meningkat
maupun koreksi
Untuk bulan kontrak yang jatuh tempo maka pada akhir hari perdagangannya akan
berakhir pada pukul 16.00 waktu JATS
Settlement Cash, T + 1
OJK telah mengatur tentang akad-akad yang dapat digunakan dalam setiap
penerbitan efek syariah di pasar modal Indonesia melalui peraturan OJK No.
53/POJK.04/2015. Meskipun demikian, pada dasarnya semua akad yang
memenuhi prinsip syariah dapat digunakan dalam penerbitan efek syariah
sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan OJK yang berlaku.
Akad-akad yang dapat digunakan dalam penerbitan efek syariah di pasar
modal Indonesia menurut peraturan tersebut adalah akad ijarah, istishna,
kafalah, mudharabah, musyarakah dan wakalah.
Dilarang Dilarang
Margin Trading Short Selling