Anda di halaman 1dari 11

Pendidikan Agama

Islam

“Bagaimana Islam
Menghadapi Tantangan Modernisasi”

Dosen Pengampu :
SALIM SAPUTRA,S.PD.I.,M.PD.I
NIDN 1020038203
NAMA KELOMPOK :

Karyn vadyahaya (19070033)


Farhan Al-Hamid (19070029)
Riskhy Juandha (19070049)
Eggi Juliandra (19070009)
Memahami Konsep Islam tentang Iptek, Ekonomi,
A. Politik, Sosial-Budaya dan Pendidikan

Menggapa Diperlukan Perspektif Islam dalam


Implementasikan Iptek, Ekonomi, Politik, Sosial-
B. Budaya dan Pendidikan

Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan

JUDUL SLIDE C.
Filosofi tentang Konsep Islam mengenai
Iptek, Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya dan
Pendidikan

Membangun Argumen tentang Kompatibel


D. Islam dan Tantangan Modernisasi

Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi


E. Kontekstualisasi Pemahaman Islam dalam
menghadapi Tantangan Modernisasi
Memahami Konsep Islam tentang Iptek, Ekonomi, Politik, Sosial-
A.
Budaya dan Pendidikan

# Konsep Islam tentang :


1. Pernyataan Islam tentang Iptek :
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia melalui
tangkapan pancaindra dan hati (al-qalb). Adapun ilmu dalam arti sains
(science) atau ilmu pengetahuan ilmiah (al-ilmu wa al-ma’rifah).

2. Pernyataan Islam tentang Ekonomi:


Segala bentuk transaksi, yang berkaitan dengan produksi, distrubusi, dan
pemasaran barang dan jasa yang mendatangkan keuntungan finansial itu,
merupakan Ekonomi.
Dalam islam, ekonomi ialah berkorban secara tidak kikir dan tidak boros
dalam rangka mendapatkan keuntungan yang layak. Dengan demikian,
pengorbanan tidak boleh sekecil-kecilnya ataupun tertentu saja, melainkan
pengorbanan yang tepat harus sesuai dengan keperluan yang
sesungguhnya sehingga mutu produksi dapat terjamin. Demikian pula,
keuntungan tidak perlu dikejar sebesar-besarnya dan tidak perlu melewati
baatas. Jadi, keuntungan monopoli dilarang islam. Oleh karena itu,
keuntungan harus sewajarnya dan tidak merugikan orang lain.
3. Pernyataan Islam tentang Politik :
Politik yang dalam team Islam disebut siyasah, merupakan bagian integral
(tak terpisahkan) dari fikih Islam. Salah satu kajian fikih Islam adalah Siyasah
atau disebut fikih politik. Fikih politik secara global membahas masalah-
masalah ketataanegaraan (siyasah dusturiyyah), hukum internasional (siyasah
dauliyyah), dan hukum yang mengatur politik keuangan negara (siyasah
maliyyah).
4. Pernyataan Islam tentang Sosial-Buadaya :
Dalam dunia modern, seni menjadi bagian penting dari modernitas.
Dengan dukungan penuh perangkat canggih, refleksi dan produk kesenian
merambah rauang-ruang keluaraga dan masyarakat, termasuk kedalam
dunia pendidikan tinggi, dengan membawa berbagai nilai baru. Seni dapat
menjadi pisau bermata dua; di satu sisi dapat menjadi pencerah jiwa manusia
dalam kehidupan, di sisi lain dapat mengancam nilai-nialai hakiki kemanusian.
5. Pernyataan Islam tentang Pendidikan:
Tujuan pendidikan dikatakan berhasil manakala proses pendidikan
dilakukan dengan cara yang benar secara Qur’ani dan menyentuh ketiga
ranah yang ada dalam diri manusia yaitu akal, hati, dan jasmani. Menurut Ibnu
Sina manusia terdiri dari dua unsur, yaitu al-jism dan an-nafs.
Menggapa Diperlukan Perspektif Islam dalam Implementasikan
B. Iptek, Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya dan Pendidikan

Implementasikan Islam dalam:


1. Iptek :
Dalam kacamata Islam sumber ilmu itu terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Ayat-ayat qur’Aniyah (misalnya teologi, mistisisme, ilmu hukum, politik,
ekonomi, perdata, pidana dan lainnya.
2. ayat-ayat kauniah (Alam semesta dan akal manusia)
2. Ekonomi:
Anda sebagai mahasiswa dapat mengamati dan melakukan penelitian
sendiri pola ekonomi masyarakat islam sehari-hari. Lihat pola jual-belinya,
gadainya, perbankannya, asuransinya,syirkah-nya dan sebagainya. Tolak ukur
islam atau tidak islami sebuah system ekonomi.
3. Politik :
Anda dapat mengamati sendiri apabila demokrasi tidak berjalan dengan
baik dan ketika para pelakunya tidak menjadikan nilai-nilai llahi sebagai
pegangan dalam proses dan tujuannya. Misalnya Kekacauan di negara
Afrika, Timur Tengah, Eropa Timur, Asia Selatan dan lainnya. Nilai-nilai Iilahi
yang terkandung dalam fikih siyasah ( disebut prinsip-prinsip siyasah)
sepertinya tidak lagi dijadikan etika dalam perpolitikan mereka.
4. Sosial-Budaya :
Dalam tataran epistemology seni tidak bebas nilai sebab seni hakikatnya
adalah ekspresi jiwa yang suci. Kesucian jiwa akan menghasilkan karya seni
yang jernih, suci, dan indahan. Adapun hati yang kotor melahirkan ekspresi
seni yang kotor pula, jorok dan tidak beradab.
5. Pendidikan:
Berbicara pendidikan, berarti berbicara arah kemajuan bangsa ini pada
masa mendatang. Jika landasan pendidikan kita tidak sesuai dengan arah
dasar bangsa ini, maka berarti membiarkan pada masa depan akan terjadi
penghianatan terhadap konstitusi. Oleh sebab itu, landasan dan arah
pendidikannya kita tidak boleh lepas dari nilai ilahiah karena ia merupakan
amanat undang-undang dan wujud denyut nadi dan napas bangsa
Indonesia yang sangat religious.
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Filosofi tentang Konsep
C.
Islam mengenai Iptek, Ekonomi, Politik, Sosial-Budaya dan
Pendidikan
Kemajuan dalam pendidikan dan penguasaan Iptek berimplikasi
terhadap kemajuan politik, ekonomi, dan budaya. Hal ini secara historis
dapat anda lacak ketika dunia Islam unggul dalam Iptek. Akar-akar
kemajuan yang dicapai umat Islam memang telah diletakan dasar-
dasarnya oleh Rasulullah. Dalam realita sekarang, Anda dapat
menyaksikan, bangsa-bangsa muslim dalam tertinggal dalam Iptek
sehingga yang menguasai dunia secara ekonomi, politik, dan budaya
adalah bukan bangsa muslim. Anda tidak perlu iri dengan kemajuan yang
mereka capai. Karena kemajuan materi itu dapat dikejar dan diraih oleh
semua orang dengan modal penguasan Iptek tadi. Sikap kita sebagai
mahaiswa tidak boleh menutup diri, karna kemajuan yang dicapai umat
islam antara lain disebabkan adanya interaksi antara sesama ilmuan
muslim
Membangun Argumen tentang Kompatibel Islam dan Tantangan
D.
Modernisasi

Modernisasi telah mengubah wajah dunia dari kusam menjadi


bersinar, dari lamban menjadi serba cepat, dari yang tradisional
menjadi rasional, dari yang primordial menjadi nalar.
Langkah mengidentifikasi permasalahan tersebut dapat dimulai
dengan memahami karakteristik ajaran Islam sebagai berikut :
1. Rasional
2. Sesuai dengan fitrah manusia
3. Tidak mengandung kesulitan
4. Tidak mengandung banyak taklif
5. Bertahap
Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Kontekstualisasi Pemahaman
E.
Islam dalam menghadapi Tantangan Modernisasi
Kemajuan dalam bidang teknologi-komunikasi, misalnya mengubah
pola hidup masyarakat dalam segala aspeknya termasuk pola
keberagamannya. Secara riil Islam harus menjadi solusi dalam menghadapi
dampak kemajuan industrialisasi dan derasnya gelombang komunikasi dan
informasi. Islam sebagai agama yang rasional adalah agama masa depan,
yaitu agama yang membawa perubahan untujk kemajuan seiring dengan
kemajuan kehidupan modern.
Menurut Kuntowijoyo ada lima program reinterprestasi untuk memerankan
kembali misi rasional dan empiris Islam yang bisa dilaksanakan saat ini dalam
rangka menghadapi modernisasi, yaitu;
1. Perlunya dikembangkan penafsiran sosial structural lebih dari pada
penafsiran individual ketika memahami ketentuan-ketentuan tertentu di
dalam Al-qur’an.
2. mengubah cara berfikir subjektif ke objektif
3. mengubah islam yang normative menjadi teoretis
4. mengubah pemahaman yang ahistoris menjadi historis
5. merumuskan formulasi-formulasi wahyu yang bersifat umum menjdi
spesifik dan empiris.
“Iman tanpa ilmu bagaikan
lentera di tangan bayi. Namun
ilmu tanpa iman bagaikan lentera
di tangan pencuri” –Buya Hamka

 SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai