Anda di halaman 1dari 7

17

menurut Prasetyo Budi Saksono menyatakan bahwa Efektifitas adalah


seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang
diharapkan dari sejumlah input13.
Pada dasarnya pengertian efektifitas yang umum menunjukkan
pada taraf tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan
pengertian efisien, meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara
keduanya. Efektifitas menekankan pada hasil yang dicapai, sedangkan
efisiensi lebih melihat pada bagaimana cara mencapai hasil yang dicapai
itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.
Sedangkan efektifitas yang berasal dari kata dasar efektif menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab (untuk obat), dapat
membawa hasil, berhasil guna (tentang tindakan dan usaha), hal mulai
berlakunya suatu aturan atau Undang Undang14.
b. Pembinaan
Pengertian pembinaan menurut kamus Bahasa Indonesia yang
diambil dari kata dasar bina yaitu mengusahakan agar lebih baik atau
sempurna. Sehingga Pembinaan adalah proses atau cara mengusahakan
agar menjadi lebih baik15. Dalam Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 disebutkan bahwa definisi pembinaan
13 Prasetyo Budi Saksono., http://dansite.wordpress.com/2009/03/28/pengertian-
efektifitas/tanggal
2 januari 2010.
14 Drs. Suharso dan Dra. Ana Retnoningsih, Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi Lux
(Semarang:CV widya karya, 2009) hlm. 127
15 Ibid, hlm. 88
18

adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketaqwaan kepada Tuhan


Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, profesional, kesehatan
jasmani dan rohani Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan.
c. Narapidana
Menurut Undang Undang nomor 12 tahun 1995 Pasal 1 Ayat 7
yang dimaksud dengan Narapidana adalah terpidana yang menjalani hilang
kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan.
Sementara itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan
bahwa yang dimaksud dengan Narapidana adalah orang hukuman (orang
yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana); terhukum16.

d. Keterampilan
Pengertian keterampilan diambil dari Kamus Besar Bahasa
Indonesia berasal dari kata dasar terampil yang artinya cakap dalam
mengerjakan tugas, mampu dan cekatan, sehingga arrti Keterampilan
adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas17
e. Lembaga
Menurut Huntington (1965) Lembaga merupakan pola perilaku
yang selalu berulang bersifat kokoh dan dihargai oleh masyarakat.
Organisasi dan prosedur memiliki berbagai tingkatan dalam proses
pelembagaan. Pelembagaan merupakan sebuah proses dimana organisasi
16 Ibid, hlm.333
17 Ibid, hlm. 559
19

dan prosedur mendapatkan nilai dan kemantapan. Sementara itu menurut


Uphoff (1986) Lembaga merupakan sekumpulan norma dan perilaku telah
berlangsung dalam waktu yang lama dan digunakan untuk mencapai
tujuan bersama18.
f. Pemasyarakatan
Menurut Undang Undang nomor 12 tahun 1995 Pasal 1 ayat (1)
menyebutkan Pemasyarakatan adalah kegiatan untuk melakukan
pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan sistem,
kelembagaan, dan cara pembinaan yang merupakan bagian akhir dari
sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana.

g. Lembaga Pemasyarakatan
Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat untuk melaksanakan
pembinaan Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan seperti yang
diatur dalam Undang Undang nomor 12 tahun 1995 Pasal 1 ayat (3).
Lembaga Pemasyarakatan merupakan Unit Pelaksana Teknis di bawah
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Departemen Hukum dan Hak Asasi
Manusia (dahulu Departemen Kehakiman). Penghuni Lembaga
Pemasyarakatan bisa narapidana (napi) atau tahanan. Konsep
pemasyarakatan pertama kali digagas oleh Menteri Kehakiman Sahardjo
pada tahun 1962, dimana disebutkan bahwa tugas jawatan kepenjaraan
18http://learning-of.slametwidodo.com/2008/02/01/kelembagaan-kapital-sosial-dan-
pembangunan/tanggal 30 desember 2009.
20

bukan hanya melaksanakan hukuman, namun tugas yang jauh lebih berat
adalah mengembalikan orang-orang yang dijatuhi pidana ke dalam
masyarakat.
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian hukum empiris yang berfokus pada data primer sebagai data
utama dan data sekunder sebagai data pendukung. Kajian dari jenis
penelitian hukum ini adalah sosiologi hukum, sociological jurisprudence.

2. Sumber data
Penulisan ini menggunakan penelitian hukum empiris sehingga
penelitian ini memerlukan data primer sebagai data utama dan
data sekunder sebagai data pendukung, yang terdiri dari:
a. Data Primer, meliputi
1). Lokasi penelitian
Sesuai dengan judul penulisan hukum, maka lokasi penelitian
yang dipilih oleh peneliti adalah Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-B
Kabupaten Sleman Yogyakarta, yang berada di Kabupaten Sleman,
yang termasuk dalam wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penelitian ini dilakukan pada lokasi tersebut dengan alasan dan
pertimbangan bahwa Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-B Sleman
21

Yogyakarta sudah cukup lama berdiri, menampung baik narapidana


maupun tahanan, dengan demikian akan sesuai dengan permasalahan
yang akan diteliti oleh peneliti yakni mengenai pembinaan
keterampilan pada narapidana di Lembaga Pemasyarakatan.
2). Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Narapidana yang sedang
menjalani pembinaan pembekalan keterampilan sebanyak 35 orang, di
Lembaga Pemasyarakatan Klas II-B Kabupaten Sleman yang
keseluruhan orangnya mempunyai homogenitas atau karakteristik
yang sama.
3). Sampling
Metode penentuan sample yang digunakan oleh peneliti dalam
penelitian ini adalah metode purposive sampling. Teknik sampling ini
memilih sampel yang akan digunakan oleh peneliti untuk memperoleh
data yang relevan untuk penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti.
Sampel yang diambil oleh peneliti untuk mendukung penelitian yang
akan dilakukan peneliti adalah beberapa narapidana yang sedang
menjalani hukumannya di Lembaga Pemasyarakatan kelas IIB Sleman
yang berjumlah 20 orang.

22

4). Responden
Responden dalam penelitian adalah narapidana yang sedang
menjalani hukuman di Lembaga Pemasyarakatan kelas II B
Kabupaten Sleman sebanyak 20 orang yang mengikuti pembinaan
latihan kerja keterampilan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II B
Kabupaten Sleman.
5). Narasumber
Narasumber dalam penelitian ini adalah Bapak Agung
Santoso, selaku petugas yang memiliki kewenangan untuk
memberikan pembinaan kepada narapidana khususnya dibidang
pembekalan keterampilan pada narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas II-B Kabupaten Sleman.
b. Data Sekunder, yang terdiri dari:
1). Bahan hukum primer, meliputi:
Norma hukum positif berupa peraturan perundang - undangan,
yaitu:
(1). Undang-Undang Dasar 1945 yang telah diamandemen, Pasal
28 C ayat (1).
(2). Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan, Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1995 Nomor 77, Tambahan Lembaran Negara
23

Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 3614 Pasal 15 ayat


(1).
(3). Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999
Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 3886 Pasal 13.
(4). Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara
Pidana, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981
Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 3209, Pasal 280 ayat (2).
(5). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun
1999 tentang Pembinaan dan Pembimbingan Warga Binaan
Pemasyarakatan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 3 butir (h).
(6). Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor :
M. 02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan
Narapidana atau Tahanan.
(7). Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indinesia Nomor:
M. 01-PP.02.01 Tahun 1990 tentang Dana Penunjang
Pembinaan Narapidana dan Insentif Karya Narapidana.
(8). Surat Keputusan Bersama tiga Menteri (Menteri Kehakiman
Republik Indonesia, Menteri Tenaga Kerja Republik
Indonesia dan Menteri Sosial Republik Indonesia) Nomor:
M. 01-PK.03.01 tahun 1984 tentang Kerjasama Dalam
24

Penyelenggaraan Program Latihan Kerja Bagi Narapidana


Serta Rehabilitasi Sosial dan Resosialisasi Bekas Narapidana
dan Anak Negara.

2). Bahan hukum sekunder meliputi :


Bahan hukum sekunder berupa pendapat hukum yang
diperoleh melalui buku-buku, makalah, hasil penelitian, internet,
opini para sarjana hukum, praktisi hukum dan surat kabar yang
relevan dengan permasalahan yang diteliti.
3). Bahan hukum tersier berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).

3. Metode pengumpulan data meliputi:


a. Studi Kepustakaan
Pengumpulan data dengan mempelajari buku-buku, literatur-
literatur, tulisan - tulisan yang berkaitan dengan masalah yang akan
diteliti yakni mengenai efektifitas Lembaga Pemasyaraktan dalam
pembinaan keterampilan pada narapidana di lembaga pemasyarakatan.
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan secara terarah dengan responden
dan narasumber yaitu dengan menyusun daftar pertanyaan serta membuat
rencana pelaksanaan wawancara.
25

c. Kuisioner
Kuisioner yang peneliti gunakan adalah kuisioner terbuka
dengan tujuan untuk memberikan kebebasan bagi narasumber dan
responden untuk menjawab setiap pertanyaan.
4. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dan dikumpulkan dari hasil penelitian, akan
dianalisa secara kualitatif. Metode kualitatif merupakan suatu metode
analisis data yang didasarkan pada pemahaman dan pengolahan data
secara sistematis yang diperoleh dari hasil wawancara dengan responden,
narasumber, kuisioner serta hasil penelitian kepustakaan. Data dianalisis
kemudian ditarik kesimpulan dengan metode berpikir secara induktif,
yaitu berpangkal dari proposisi yang bersifat khusus dan kemudian akan
ditarik kesimpulan secara umum sebagai generalisasi seluruh populasi
berkaitan dengan efektifitas pembinaan narapidana dibidang pembekalan
keterampilan di lembaga pemasyarakatan.
H. Sistematika Penulisan Hukum
Penulisan hukum yang berjudul Efektifitas Lembaga
Pemasyarakatan Dalam Pembinaan Pembekalan Keterampilan Pada
Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIB Kabupaten Sleman
ini, terdiri dari tiga bab yaitu :
26

BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian,mamfaat penelitian, batasan konsep, metode
penelitian dan metode pengumpulan data.
BAB II: PEMBEKALAN KETERAMPILAN DI LEMBAGA
PEMASYARAKATAN KLAS II B KABUPATEN SLEMAN
Bab ini menguraikan tinjauan umum tentang pembinaan
keterampilan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan
Klas II B Kabupaten Sleman serta kendala kendala yang dihadapi
dalam pembekalan keterampilan pada nara pidana dan solusi
penyelesaian dari permasalahan yang ada.
BAB III : PENUTUP
Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran yang
dilengkapi daftar pustaka, beserta lampiran lampiran sebagai
pelengkap.

Anda mungkin juga menyukai