Anda di halaman 1dari 13

ASKEP TRIGGER CASE 1

“Fraktur Terbuka Femur Dextra”


Kelompok 2

Ilham Firdaus (R.19.01.030)


Jihan Nadilah (R.19.01.035)
Merliyani (R.19.01.044)
M. Eris Kurniadi (R.19.01.045)
Nunik Handayani (R.19.01.053)
Rico Firmansyah (R.19.01.064)
Rina Hardianti (R.19.01.065)
A. Pengertian
Fraktur femur 1/3 distal dextra adalah rusaknya kontinuitas tulang
femur pada sepertiga distal bagian kanan yang disebabkan oleh
trauma secara langsung maupun tidak langsung. Tulang yang
mengalami praktor biasanya diikuti kerusakan jaringan di sekitarnya
seperti ligamen,otot, tendon pembuluh darah dan persyarafan.

B. Etiologi Fraktur Terbuka


Tekanan berlebihan atau trauma langsung pada tulang menyebabkan
suatu retakkan sehingga mengakibatkan kerusakan pada otot dan
jaringan. Kerusakan otot dan jaringan akan menyebabkan
perdarahan edema dan hematoma (Digiulio,jackson dan keogh, 2014).
Penyebab fraktur menurut jitowiyono dan Kristiana Sari 2010
dapat dibedakan menjadi:

A. Cedera traumatik cedera traumatik pada tulang disebabkan


- Sederhana langsung
- Cedera tidak langsung
- Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak

B. Faktor patologi kerusakan tulang akibat proses penyakit dengan


trauma minor mengakibatkan:
- Tumor tulang
- Infeksi
- Rakhitis
- Secara spontan disebabkan oleh stres tulang yang terus-menerus
c. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala terjadinya fraktur antara lain:
- Deformitas pembengkakan dari perdarahan lokal dapat menyebabkan depresi
pada lokasi fraktur
- Pembengkakan edema dapat muncul segera, sebagai akibat dari akumulasi
cairan serosa pada lokasi fraktur serta ekstravasasi darah ke jaringan sekitar.
- Memar- memar terjadi karena perdarahan subkutan pada lokasi fraktur.
- Spasme otot involunter berfungsi sebagai bidai alami untuk mengurangi gerakan
lebih lanjut dari fragmen fraktur.
- Nyeri jika klien secara neurologis baik, nyeri akan selalu mengiringi fraktur,
intensitas dan keparahan dari jaringan akan berbeda pada masing- masing klien
- Ketegangan-ketegangan di atas lokasi fraktur disebabkan oleh Cedera yang
terjadi
- Kehilangan fungsi terjadi karena nyeri yang disebabkan fraktur atau karena
hilangnya fungsi pengungkit lengan pada tungkai yang tertekan.
- Gerakan abnormal dan krepitasi manifestasi ini terjadi karena gerakan dari
bagian tengah tulang atau gerakan antara fragmen fraktur.
LANJUTAN…
- Perubahan neurovaskuler cedera neurovaskuler terjadi akibat
kerusakan saraf perifer atau struktur vaskular yang terkait
- Syok fragmen tulang dapat merobek pembuluh darah.
Perdarahan besar atau tersembunyi dapat menyebabkan syok

D. Pemeriksaan Penunjang
- foto rogtgen (X-ray)
- Scan tulang, temogram, atau scan CT/MRIB
- Anteriogram
- Hitung darah lengkap
TRIGGER CASE 1
FRAKTUR

 
Seorang laki-laki, 38 tahun dibawa ke rumah sakit pada hari Rabu, 14 Juli 2021 pukul 16.00
setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Hasil pengkajian didapatkan terdapat fraktur terbuka
femur dextra. Pasien mengatakan nyeri menusuk dan panas di bagian kaki yang patah dan lamanya
nyeri ± 10 menit. Paha kanan tampak dibalut oleh keluarga dengan kain perban untuk menutupi luka
dan menghentikan perdarahan. Dari observasi pasien tampak meringis dan menahan nyeri, pasien
tampak merasakan nyeri di bagian kaki sebelah kanan dengan skala nyeri 8, lamanya nyeri ± 10
menit, keadakan kain perban tampak berdarah dan panjang luka pada paha kanan ± 9 cm, daerah
sekitar luka memerah dan terasa panas. Pasien mengalami kesulitan untuk bergerak sehingga untuk
berjalan harus dibantu keluarga. Setelah sampai di rumah sakit kemudian pasien dipasang infus RL
dengan 20 tts/ menit.
Pasien mengatakan belum pernah mengalami patah tulang sebelumnya, penyakit yang pernah
di derita yaitu thypoid. Pasien mengatakan tidak ada keluarga pasien yang mengalami riwayat patah
tulang, hipertensi, DM, atau penyakit keturunan lainnya.
Kekutan otot :
Lanjuta
n…
Hasil Lab : HB : 8,6, HCT : 32,2, LEUKOSIT : 16,77, MCV : 82,4, MCH : 29,4, MCHC : 34,4,
Basofil : 0,8, Eosinofil : 1,6, Neutrofil : 80,3, Limfosit : 10,2, Monosit : 5,2, RDW-CW : 13,3
Data Pengobatan : Infus RL 500cc 20 tetes/menit, Injeksi Ceftriaxone 2x1 gram /12 Jam, Injeksi Ranitidine 2x1
gram /12 Jam
Hasil Rontgen 01 02

03 04 05
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Anamnesis (Identitas Klien)
Pemeriksaan fisik
Tindakan Kolaborasi Perawat
Pemeriksaan Diagnostik
B. Diagnosa Keperawatan

 Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d kaki yang patah dibagian paha kanan
 Gangguan integritas kulit b.d faktor mekanis d.d fraktur terbuka dibagian kaki
 Risiko infeksi b.d ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder d.d kadar hemoglobin
menurun
 Resiko syok b.d perdarahan aktif d.d menurunnya kadar Hb (8,6 g/dL)
 Gangguan mobilitas fisik b.d kerusakan integritas struktur tulang d.d Pasien kesulitan
untuk bergerak sehingga untuk berjalan harus dibantu keluarga
C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Rencana Rasional
Keperawatan

Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi


(D.0077) keperawatan 3 x 24 jam, a. Identifikasi lokasi, karakteristik, a. Untuk mengetahui
diharapkan nyeri akut durasi, durasi, frekuensi, kualitas, lokasi, karakteristik,
dapat teratasi dengan intensitas nyeri durasi-durasi, frekuensi,
kriteria hasil: kualitas, intensitas nyeri
Terapeutik Terapeutik
Indikator IR ER a. Berikan teknik nonfarmakologis a. Untuk mengurasi rasa
untuk mengurangi rasa nyeri nyeri terhadap pasien
Keluhan nyeri 1 3 dan memberikan rasa
Edukasi nyaman terhadap pasien
Meringis 1 3 a. Jelaskan strategi meredakan Edukasi
nyeri Agar pasien mampu
meredakan nyeri dengan
Kolaborasi sendirinya
a. Kolaborasi pemberian analgetik Kolaborasi
a. Untuk meredakan
nyeri pasien
Lanjutan….
No Diagnosa Tujuan Rencana Rasional
Keperawatan

Gangguan Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi


Integritas Kulit keperawatan selama 3 x 24 a.Monitor karakteristik luka a. Untuk mengetahui
(D0129) jam, diharapkan gangguan karakteristik luka
integritas kulit membaik :
Terapeutik Terapeutik
Indikator IR ER a. Lepakan balutan dan plester a. Agar mengurangi
secara perlahan tegangan atau balutan pada
luka
Kerusakan 1 3 Edukasi
Jaringan a. Jelaskan tanda dan gejala Edukasi
Kerusakan 1 3 infeksi a. Agar pasien tahu tanda
lapisan kulit dan gejala infeksi
Kolaborasi
Perdarahan 2 4 a. Prosedur debridemen Kolaborasi
Kemerahan 2 4 a. Agar luka tetap terjaga,
tidak terkena infeksi dan
Nyeri 1 2
penyembuhan luka cepat
Suhu kulit 2 4 membaik
Lanjutan…
No Diagnosa Tujuan Rencana Rasional
Keperawatan

Risiko Infeksi Setelah dilakukan tindakan Observasi Observasi


(D.0142) keperawatan selama 3 x a. Monitor tanda dan gejala a. Untuk mengetahui tanda
24 jam, diharapkan risiko infeksi lokal dan sistemik dan gejala infeksi local dan
infeksi dapat teratasi sistemik
Terapeutik
Indikator IR ER a. Berikan perawatan kulit pada Terapeutik
area edema a. Untuk mencegah infeksi
Demam 2 4
Edukasi Edukasi
Kemerahan 1 3 a. Ajarkan cara mencuci tangan a. Agar terhindar dari
dengan benar bakteri dan tangan tetap
Nyeri 1 3 dalam keadaan bersih
Bengkak 1 3

Anda mungkin juga menyukai