Anda di halaman 1dari 9

1.

Identifikasi material dinding rumah anda, temukan nilai absorbtansi dan beratnya dari
dinding dan material masiv lainnya.
2. Identifikasi materil dan system fenetrasi pada selubung bangunan rumah tinggal, dapatkan
nilai SCk dari brosure kaca, nilai SCef dari perhitungan tabel matahari (sesuai orientasi dan
bentuk kisinya, misalnya kisi horizontal atau vertical atau eggcrate), kemudian temukan nilai
SC total untuk masing-masing jendela/ fenetrasi. Kemudian jumlahkanlah
Karena di contoh ini memakai sistem fenetrasi eggcrate maka tabel matahari juga memakai sistem
eggcrate. Berikut tabel SCef yang telah dimasukan data matahari pada satu orientasi untuk satu buah
jendela/ fenetrasi. Perlu dibuat tabel seperti ini untuk masing-masing jendela/ fenetrasi. Jika ada lima
bukaan jendela/ fenetrasi, maka perlu membuat 5 tabel, karena nilai Scef untuk masing-masing
jendela bisa berbeda-beda dengan batasan angka 0 – 1. (0 artinya tertutup bayangan semua dan 1
artinya tidak tertutup bayangan sama sekali).
3. Identifikasi fasade bangunan, temukan total area bukaan dan total area fasade (dinding + bukaan).
4. Hitung konduksi melalui dinding, dapatkan rasio dinding terhadap total area fasade (1-WWR).
Perhatikan WWR (window wall ratio) artinya prosentase bukaan terhadap luas fasade, jika mau
memperoleh prosentase dinding terhadap luas fasade maka rumusnya adalah 1 – WWR. Kemudian
temukan nilai transmitansinya (U) dari masing-masing bidang dinding pada orientasi tersebut dan nilai
TDek (berkaitan dengan berat materialnya). Lalu lakukan perhitungan OTTV dengan cara perkalian
antara nilai absorbtion dengan 1 – WWR, transmitansi dan TDek. Kemudian kalikan ke luas area dinding
(A). Kemudian jumlahkanlah A x OTTV untuk seluruh bidang dinding pada orientasi tersebut.
5. Hitung konduksi melalui bukaan fenetrasi, dapatkan rasio bukaan terhadap total area fasade (WWR).
Kemudian temukan nilai transmitansi kacanya (U) dan nilai ∆T (selisih suhu luar dan dalam). Lalu lakukan
perhitungan OTTV dengan cara perkalian antara nilai WWR, transmitansi kaca dan ∆T. Kemudian kalikan
ke luas area bukaan (A). Kemudian jumlahkanlah A x OTTV tersebut untuk seluruh area bukaan fenetrasi
pada orientasi tersebut.
6. Hitung radiasi melalui bukaan fenetrasi, dapatkan rasio bukaan terhadap total area fasade (WWR).
Kemudian temukan nilai solar factor untuk orientasi tersebut (SF) dan nilai Shading Coeficient (SC), yaitu
perkalian antara SCk dan SCef pada orientasi tersebut, untuk masing-masing jendela/fenetrasi. Lalu
lakukan perhitungan OTTV dengan cara perkalian antara nilai WWR, SC dan SF. Kemudian kalikan ke luas
area bukaan (A). Kemudian jumlahkanlah A x OTTV tersebut untuk seluruh area bukaan fenetrasi pada
orientasi tersebut.

Sampai disini maka


selesailah
penghitungan OTTV
untuk satu orientasi.
Kita perlu menghitung
lagi untuk ketiga
orientasi, sehingga
lengkap menjadi 4
orientasi, yaitu Utara,
Selatan, Barat, Timur.
7. Setelah keempat orientasi tersebut dihitung OTTVnya, kemudian jumlahkan pada tiap-tiap orientasi :
OTTV konduksi dinding, OTTV konduksi fenetrasi dan OTTV radiasi fenetrasi. Setelah dijumlah maka
bagilah dengan total fasade pada orientasi tersbut, ketemulah nilai rata-rata OTTV pada orientasi
tersebut. Kemudian jumlahkanlah rata-rata OTTV untuk keempat orientasi. Maka didapatlah nilai total
OTTV dengan satuan Watt/m2.

Anda mungkin juga menyukai