Anda di halaman 1dari 23

PEDOMAN PELAYANAN

LAUNDRY RS PUSURA CANDI SIDOARJO


SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT PUSURA CANDI SIDOARJO
NOMOR : ……………………………………………..
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN LAUNDRY
RUMAH SAKIT PUSURA CANDI SIDOARJO
Menimbang a. bahwa dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan laundry di
: rumah sakit pusura candi sidoarjo untuk meminimalisir penularan
kuman melalui linen, maka diperlukan adanya Pedoman Pelayanan
lundry RS Pusura candi sioarjo
b. Sehubungan dengan butir (a) tersebut diatas, perlu adanya
penetapan dan pemberlakuan tentang Pedornan Pelayanan
Laundry di Rumah Sakit Pusura Candi Sidoarjo, dengan Surat
Keputusan direktur Rurnah Sakit.

Mengingat 1. Undang-undang Republik Indonesia nomor: 36 tahun 2009 Tentang


: Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor: 44 tahun 2009 Tentang
3. Rumah Sakit Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomorI 29/Menkes/SK/11/2008 tanggal 6 Pebruari 2008
Tentang Siandar Minimal Pelayanan Rurnah Sakit;
4. Surat Keputusan direktur Rurnah Sakit Pusura Candi sidoarjo nornor:
…………… tanggal …………… Tentang Pedoman Pelayanan Laundryy
Rumah Sakit Pusura Candi Sidoarjo

MEMUTUSAN
Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA Rumah Sakit Pusura Candi Sidoarjo TENTANG
: PEDOMAN PELAYANAN LAUNDRY RUMAH SAKIT Pusura Candi sidoarjo

Pertama Menetapkan dan mernberlakukan Pedornan Pelayanan Laundry di


: Rurnah Sakit Puusra Candi sidoarjo
Kedua Hal-hal lain yang dipandang perlu dan belum diatur dalam Surat
: Keputusan ini akan ditetapkan kemudian.

Ketiga Surat keputusan ini berlaku sejak tanggal …………………. sampai


: dengan tanggal ……………………….
DAFTAR ISI

Halaman Judul .- i
Daftar Isi ii
BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang 1


1.2. Tujuan Pedoman 1
1.3. Ruang Lingkup Pelayanan 1
1.4. Batasan Operasional 1
1.5. Landasan Hukum 2
BAB II. KETENAGAAN 3
2.1. Kualifikasi Sumber Daya Manusia 3
2.1.1. Pola Ketenagaan Laundry 3
2.1.2. Distribusi Ketenagaan Dan Pengaturan Jaga .4
BAB ill. STANDARFASILITAS 5
3.1. Denah Ruang _. 5
3.2. Pembagian Ruang Laundry Dan Sediaan Fasilitas 5
3 .3. Lingkup Sarana Pelayanan 6
3 .4. Persyaratan Khusus 7
3.5. Peralatan Dan Bahan Pencuci 7
BAB IV. TATALAKSANAPELAYANAN 9
4.1. Manajemen Laundry 9
4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan 9
4.1.2. Pelayanan Laundry 9
4.1.3. StafLaundry : 10
4.2. Alur Masuk Dan Keluar Laundry 10
4.3. Pembersihan Laundry 10
4.4. Pengolahan Linen 10

11
4.5. Pemakaian Mesin 11
4.6. Pelaporan 12
4.7. Perawatan Alat Dan Medis 12
4.8. Pelayanan Laundry 12
BAB V. LOGISTIK 13
5.1. Pengadaan Alat Dan Bahan Di laundry 13
5 .2. Persediaan Barang 13
BAB VI. KESELAMATAN PASIEN 14
6.1. Pengertian 14
6.2. Tujuan 14
6.3. Tata Laksana Keselamatan Pasien 14
BAB VII. KESELAMATANKERJA 16
7.1. Pengertian 16
7.2. Tujuan 16
7.3. Tata Laksana 16
BAB VIII. PENGENDALIAN MUTU 18
BAB IX. PENUTUP 19
.BAB I
A. LATAR BELAKANG

Salah satu usaha peningkatan mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit


adalah mencegah terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit. Salah satu usaha
pencegahan terjadinya infeksi nosokomial di Rumah Sakit adalah penyehatan
laundry dan linen. Penyehatan laundry dan linen juga menambah kenyamanan
bagi pasien untuk tinggal di Rumah Sakit, sebab pasien hampir 24 jam berada di
tempat tidurnya. Selain itu juga dengan tersedianya linen yang baik dalam arti
bebas kuman patogen, bersih dan rapi akan menambah citra suatu Rumah Sakit.

Untuk menjaga kualitas linen yang baik sangat tergantung pada


pengelolanya. Juga sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang ada pada
suatu Rumah Sakit. Oleh karena itu penyehatan laundry dan linen perlu ditangani
secara professional oleh pengelolanya.

1.2 Tujuan Pedoman.

Tujuan pedoman iru dibuat sebagai acuan/ standar bagi laundry dalam
melakukan pelayanan linen di Rumah Sakit.

1.3 Ruang Lingkup Pelayanan.

Laundry Rumah Sakit Pusura Candi Sidoarjomemberikan pelayanan


pengelolaan linen untuk kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

1.4 Batasan Operasional.

Pengelolaan linen di laundry Rumah Sakit Pusura Candi Sidoarjo

1. Pengelolaan linen infeksius

Linen yang terpapar cairan nibuh pasien

2. Pengelolaan linen non infeksius

Linen kotor berasal dari ruang perawatan, unit/bagian yang ada di Rumah

Sakit di luar perawatan.

1.5 Landasan Hukum.

1. Undang - undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Pedoman Manajemen Linen di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan RI

tahun 2004

3. P E R A T U R A N M E N T E R I K E S E H A T A N R E P U B L I K I N D O N E S I A

NOMOR 24 TAHUN 2014 TENANG RUMAH SAI KELAS D PRATAMA


BAB II

STANDAR KETENAGAAN

2.1 Kualifikasi Sumber Daya manusia.

Kualifikasi tenaga :

1. Tenaga non medis : minimal pendidikan SMU

2. Tenaga penunjang: minimal SMU

No Nama jabatan Pendidikan Sertifikasi Jumlah


kebutuhan
1 Pelaksana Minimal SMU Pengalaman 1
laundry kerja 1
Pelatihan
internal

2.1.1 pola ketenagaan laundry


No Jenis pekerjaan Pendidikan/sertifikas Jumlah tenaga
i
1 Tenaga non medis Smu 1
smk

2.1.2 distribusi ketenagaan dan pengaturan jaga


No Jabatan Fungsi Jadwal kerja
1 Pelaksana laundry Tenaga laundry Senin – Jum’at
Jam : 08.00 – 16.00
Sabtu
Jam : 08.00 – 13.00
BAB III
STANDAR FASILITAS
3 .1. Denah Ruang.

Ada pada lampiran.

3.2. Pembagian Ruang Laundry Dan Sediaan Fasilitas

1. Ruang penerimaan linen kotor

a. Meja pencatatan
b. Timbangan
c. Tempat kereta linen kotor dari bahan kain yang mudah dicuci

2. Ruang pemilahan linen kotor

a. Bak, timba untuk tempat hasil pilahan


b. APD ( sepatu, google, secret plastik, kaos tangan, masker,
penutup kepala)

3. Ruang pencucian dan pengeringan

a. Ruang pencucian dan pengeringan linen RS


1) mesin cuci (non infeksius dan infeksius)
2) mesin pengering
3) timba untuk hasil cucian kering

4. Ruang penyeterikaan linen


a. Seterika biasa

b. Seterika roll

c. Meja untuk melipat

5. Ruang penyirnpanan linen

a. Rak penyimpan

6. Ruang distribusi linen


a. Kereta distribusi
5
3 .3. Lingkup Sarana Pelayanan

Kegiatan pencucian terdiri dari :

1) Pengumpulan

a. Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai


dari sumber dan memasukkan linen daJam tempat yang berbeda.
Kresek I bak kuning untuk linen infeksius, linen non infeksius
ditempatkan pada tempat yang berbeda.

b. Kotoran seperti feses, muntahan di bersihkan terlebih dahulu

c. Linen dari ruangan khusus IGD dan rawat inap akan diambil

oleh petugas laundry

d. Selain IGD dan rawat inap linen diantar dan diambil sendiri
oleh petugas ruangan

2) Penerimaan

b. Memilah disesuaikan dengan jenis linen, bentuk linen,

tingkat kekotorannya, wama, untuk dilakukan penghitungan

jumlah dan pencatatan.

c. Setelah pemilahan selesai, linen ditimbang untuk


disiapkan masuk mesin cuci sesuai kapasitas mesin.

3) Pencucian

a. Linen dimasukkan mesin sesuai jenis linen infeksius dan non infeksius
b. Mesin cuci terbagi 2 : khusus infeksius, dan non infeksius

4) Pengeringan

Setelah proses pencucian linen dikeringkan menggunakan mesin


pengering.

5) Penyeterikaan

Setelah proses pengeringan selesai, linen diseterika dan dilipat

6) Penyimpanan

a. Linen dipisahkan sesuai jenis

b. Linen baru disimpan di bagian bawah


c. Pintu I selambu selalu tertutup

7) Distribusi

a. Linen diantar berdasarkan kebutuhan ruangan b. Linen diambil


berdasarkan kebutuhan ruangan

8) Pengangkutan

a. Kantong untuk membungkus linen bersih harus dibedakan dengan


kantong untuk membungkus linen kotor

b. Menggunakan kereta dorong yang berbeda

c. Waktu pengangkutan linen kotor dan linen bersih tidak boleh


bersamaan

3.4. Persyaratan Khusus

1) Tersedia keran air bersih dengan kualitas dan tekanan aliran yang
memadai, air panas untuk desinfeksi dan desinfektan yang ramah
lingkungan. Suhu air panas mencapai 70°C

2) Peralatan cuci dipasang permanen dan diletakkan dekat saluran


pembuangan air limbah

3) Mesin cuci dibedakan sesuai jenis linen yang berbeda ( infeksius dan non
infeksius)

4) Tersedia saluran air limbah tertutup yang dilengkapi dengan pengolahan


awal, (pre treatment) khusus laundry sebelum dialirkan ke IPAL RS

5) Tidak disarankan untuk penyimpanan linen kotor


6) Standart kuman bagi linen bersih setelah keluar dari proses tidak

mengandung 6 x 103 spora spesies Bacillus per inci persegi

7) Prasarana listrik yang memadai

3.5. Peralatan Dan Bahan Pencuci.

I) Peralatan

a. Mesin cuci I washing machine

c. Mesin pengering I drying tumbler


2) Bahan pencuci
b. Detergent

Mempunyai peran menghilangkan kotoran yang bersifat asam secara

global

d. Bleach I pemutih
Mengangkat kotoran I noda, mencemerlangkan linen, berlaku
sebagai desinfektan. Linen berwarna (ozone), line putih (chlorine)

f. Softener

Melembutkan linen, diberikan pada akhir proses pencucian g. Kanji I

starch Digunakan pada proses pencucian, supaya linen menjadi kaku,

juga sebagai pelindung linen terhadap noda sehingga noda tidak sampai

ke serat linen

BAB IV

TATALAKSANAPELAYANAN

4.1. Manajemen Laundry

4.1.1. Administrasi Dan Pengelolaan ·

a. Rumah sakit menetapkan Bagian Rumah Tangga dan Pemeliharaan

sebagai koordinator pelayanan laundry sesuai dengan struktur organisasi

laundry

b. Pengorganisasian selengkapnya diatur dalam pedoman organisasi


laundry

c. Tindakan pencucian di Laundry dilaksanakan kerjasama antara laundry dan

unit terkait yang membutuhkan pencucian linen

d. Pelayanan di Laundry dikoordinasi oleh sub bagian kesehatan lingkungan

e. Pelayanan pencucian linen dilakukan oleh petugas I pekerja laundry sesuai


dengan tugasnya.
4.1.2. Pelayanan Laundry

a. Pelayanan laundry berada dibawah koordinasi bagian rumah tangga dan


pemeliharaan

b. k o o r d i n a t o r laundry bertanggung jawab terhadap pengembangan

implementasi dan memelihara atau menegakkan kebijakan serta

prosedur yang ditetapkan dan dilaksanakan .

c.koordinator laundry mempunyai tanggung jawab

untuk memelihara atau mempertahankan program pengendalian mutu

yang telah ditetapkan dan dilaksanakan.

d. Mempunyai tanggung jawab untuk memantau dan menelaah seluruh


pelayanan laundry yang ditetapkan dan dilaksanakan.

e. Bilamana koordinator laundry berhalangan maka ditunjuk


koordinator dari tenaga I petugas laundry

1) Tugas

(a) Mengkoordinasi kegiatan pelayanan laundry sesuai dengan


sumber daya manusia, sarana, prasarana dan peralatan yang
tersedia

9
(b) Melakukan koordinasi dengan bagian/ instalasi terkait. (c)

Mengawasi pelaksanaan pelayanan laundry setiap hari.

(d) Mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan pelayanan

laundry

(e) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan membuat laporan

kegiatan berkala.

2) Tanggung Jawab

(a) Menjamin kompetensi sumber daya manusia yang


melaksanakan pelayanan laundry

(b) Menjamin sarana, prasarana dan peralatan sesuai dengan


kebutuhan pelayanan dan standar.

(c) Menjamin dapat terlaksananya pelayanan laundry yang

bermutu dengan mengutamakan keselarnatan pasien.

(d) Meningkatkan dan mengembangkan kompetensi sumber daya

manusia pelayanan laundry secara berkesinambungan.

(e) Pelaksanaan pencatatan, evaluasi dan pembuatan laporan

kegiatan di dalam rumah sakit.

(f) Pelaksanaan program menjaga mutu pelayanan laundry dan


keselamatan pasien di dalam rumah sakit.

4.1.3 petugas laundry

(b) Untuk semua petugas laundry harus disiplin tinggi terhadap


ketaatan peraturan yang ada di laundry

(c) Menjaga kesehatan dan kebersihan diri


(d) Petugas laundry harus bebas dari kurnan-kuman yang mudah

ditularkan ( karena sangat sulit ditentukan).

(e) Perlengkapan petugas laundry ( baju kerja dan APO lengkap)

4.2 Alur Masuk Dan Keluar Laundry

1. Alur Masuk untuk Petugas

a. Petugas laundry masuk lewat pintu linen bersih

b. Masuk ruang ganti sesuai dengan jenis kelamin (ruang


ganti pria dan perempuan).

c. Petugas mengenakan APD sesuai dengan


kebutuhan

2. Alur Keluar untuk Petugas

.. a. Untuk alur keluar petugas kamar operasi sesuai


dengan alur masuk petugas

b. Sandal disimpan di rak sepatu yang telah disediakan


di ruang ganti dan tidak boleh dipakai keluar.

3. Alur masuk untuk pengantar linen kotor : masuk lewat


pintu terima linen kotor

4. Alur masuk pengambil linen bersih : masuk lewat pintu


ruang linen bersih

4.3 Pembersihan Laundry

1. Pembersihan rutin/harian

Pembersihan rutin yaitu pembersihan sebelum dan


sesudah penggunaan laundry agar siap pakai
2. Pembersihan sewaktu

Pembersihan bila ada kotoran, tumpahan dari linen


infeksius, pembersihan mesin setelah menuangkan chemical,
pembersihan setelah pernakaian ruang pemilahan linen
selesai

4.4 Pengolahan Linen

Pembagian jenis linen : infeksius dan non infeksius

Pembagian warna linen : putih dan berwarna

4.5 Pemakaian Mesin

Mesin terbagi 2 : mesin untuk linen infeksius dan linen non


infeksius.

4.6 Pelaporan

Pelaporan hasil laundry dalam bentuk hard copy dan soft copy. dalam
laporan kinerja laundry dan laporan bulanan

4.7 Perawatan Alat Dan Mesin

Perawatan dan perbaikan dilakukan oleh petugas bila tidak

memungkinkan dilakukan perbaikan sendiri maka memanggil tek.hnisi dari luar

4.8 Pelayanan Laundry


1. Melayani kebutuhan Rumah Sak.it

2. Melayani cucian/laundry luar ( cucian linen rumah tangga)

BABY
LOGISTIK

5.1 Pengadaan Alat Dan Bahan Di Laundry

1. Pengadaan barang medis

Alur : koordinator laundry menulis permintaan di buku order non


stock disesuaikan anggaran yang sudah dibuat di TOR dan bila ada alat
atau bahan diperlukan di luar TOR. Meminta persetujuan dari
Wakil Direktur pelayanan. Kemudian dibawa ke bagian
inventory. Bila pemakaian barang/ alkes rutin bisa langsung di order dari
farmasi. Barang medis : masker, topi

2. Pengadaan barang non medis

Alur : koordinator laundry menulis permintaan di buku order non


stock disesuaikan anggaran yang sudah dibuat di TOR dan bila ada alat
atau bahan diperlukan di luar TOR. Meminta persetujuan dari
Wakil Direktur pelayanan. Kemudian dibawa ke bagian
inventory. Bila pemakaian barang rutin bisa langsung di order dari
gudang logistik.

Barang medis : alat tulis, barang cetakan, keperluan rumah tangga,


bahan chemical, sabun

5.2 Persediaan Barang


1. Bahan pencuci I chemical untuk linen RS

2. Bahan pencuci untuk linen rumah tangga

3. Perlengkapan alat tulis, pengepakan

BAB VI

KESELAMATAN PASIEN

6.1. Pengertian.

Keselamatan Pasien I Patient Safety adalah keadaan dimana


pasien bebas dari harm atau cedera, yang dapat meliputi penyakit,
cedera fisik, psikologis, sosial, penderitaan, cacat, kematian dan
lainnya, yang seharusnya tidak terjadi.

Di Laundry , Keselamatan Pasien bertarti semua


standar prosedur operasional yang sudah dibuat untuk kegiatan
pelayanan laundry harus ditaati, tidak ada kesalahan pemberian
bahan chemical, pencucian yang bersih sehingga pasien merasa
nyaman dan bebas dari efek samping yang ditimbulkan dari
pengelolaan linen yang tidak benar

...
6.2 Tujuan.

Memenuhi standar keselamatan pasien melalui pemakaian linen oleh


pasien tanpa menimbulkan efek samping yang ditimbulkan dari pengelolaan linen
yang tidak benar.

6.3 Tata Laksana Keselamatan Pasien.

Langkah-langkah penerapan keselamatan pasien rumah sakit :

a. Mulai dengan membuat standar prosedur operasional (SPO)

b. Melakukan SPO di semua segi pelayanan laundry

c. Mencatat dan menuliskan laporan kejadian bila terjadi kejadian yang


tidak diharapkan (KTD)

d. Kepala Instalasi bersama pihak yang terkait melakukan penyelidikan terhadap


KTD, mencari jalan keluar bila perlu merubah system sehingga Jebih
baik dan lebih aman untuk pasien, membuat tindak lanjut dan
mensosialisasikan tindak lanjut untuk dilakukan bersama dan mengevaluasi
system yang baru tersebut

e. Melaporkan Indikator keselamatan pasien setiap bulan dalam rapat


kerja bulanan dengan direksi yaitu :

a. Kejadian yang berhubungan dengan efek samping yang


ditimbulkan dari pengelolaan linen
;
b. Kejadian yang berhubungan dengan satndar pengendalian
infeksi ( cuci

tangan)
f. Melakukan semua standar pengendalian infeksi

g. Memilih chemical yang bermutu dan aman bagi linen


yang dipakai

pasien

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

7.1 Pengertian

Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah salah satu bentuk


upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman , sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi atau bebas dari kecelakaan kerja dan

penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktifitas kerja .

Penyakit Akibat Kerja ( PAK ) dan Kecelakaan Kerja ( KK ) di kalangan


petugas kesehatan belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dibeberapa negara maju dari beberapa pengamatan
menunjukkan kecenderungan peningkatan prevalensi.Sebagai factor penyebab
adalah kurangnya kesadaran pekerja, serta kualitas ketrampilan pekerja yang
kurang memadai , seh.ingga meremehkan resiko kerja, contohnya tidak menggunakan
APD pada saat pengambilan chemical, pemilahan linen

7.2 Tujuan
Tujuan dari Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja adalah supaya
setiap pekerja laundry aman dari kecelakaan akibat kerja, termasuk aman dari
paparan cairan tubuh yang infeksius dan zat-sat kimia lainnya.

7.3 Tata Laksana.

1. Gedung.

a. Laundry harus memiliki system ventilasi yang memadai dengan


sirkulasi udara yang adekuat.

b. Laundry harus mempunyai alat pemadam api yang tepat bahan

kimia berbahaya

c. Dua pintu I jalan harus disediakan untuk keluar dari kebakaran

dan terpisah sejauh mungkin

d. Tempat penyimpanan chemical didesign untuk


mengurangi resiko sampai sekecil mungkin

: e. Harus tersedia alat Pertolongan Pertama Pada


Kecelakaan ( P3K)

f. Sistem pembuangan limbah yang aman

2. Peralatan Laundry

a. Semua alat di laundry memiliki kemanan


sedemikian rupa sehingga pekerja tidak terpapar
aliran listrik

3. Alat Pengaman Diri.


a. Cuci tangan harus dijadikan budaya dalam setiap
melakukann pekerjaan di laundry

b. Penggunaan Alat pengaman wajib dilakukan.

4. Monitoring Kesehatan

a. Monitoring Kesehatan pekerja laundry dilakukan


setiap l tahun sekali

b. Bila terjadi Iuka tusuk, akibat tertinggalnya benda


tajam di linen maka setiap pekerja wajib melakukan
pemeriksaan I tes Panel Hepatitis dan HIV
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU
Jenis pelayanan Indicator standar
Pelayanan input 1. ketersediaan pelayanan Tersedia
laundry laundry
2. adanya penanggung jawab Ada SK
pelayanan laundry direktur
3. ketersediaan fasilitas dan Tersedia
peralatan laundry
Proses 4. ketepatan wakktu penyediaan 100%
linen untuk ruang rawat
inapdan ruang pelayanan
5. ketepatan pengelolaan linen 100%
infeksius
Output 6. ketersediaan linen 1 set X
jumlah
tempat ti dur
7. ketersediaan linen amar 100%
operasi
BAB IX PENUTUP

Pedoman pelayanan laundry mempunyai peranan penting untuk pedoman kerja bagi
laundry dalam memberikan pelayanan pengelolaan dan pencucian linen untuk memenuhi
kebutuhan pasien, sehingga mutu dan keselamatan pasien yang memakai linen RS dapat
terjamin. Pedoman ini dapat digunakan juga sebagai acuan kerja bagi tenaga laundry.

Penyusunan pedoman pelayanan laundry ini adalah


merupakan langkah awal sebagai suatu proses yang panjang
sehingga memerlukan dukungan dan kerja sarna dari berbagai
pihak dalam penerapannya untuk mencapai tujuan laundry dan
tujuan

rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai