Beton 2 - Kolom Teori
Beton 2 - Kolom Teori
L L
P2' P1 P2' e P1
Ɣ Ɣ
M=p2'.L M=p2'.L
M = P2’x e
Atau dengan kata lain kolom hanya diperhitungkan untuk menyangga beban axial tekan dengan
exentrisitas tertentu.
Ketahanan kolom: berakibat langsung pada runtuhnya komponen struktur lain yang berhubungan
dengannya, kegagalannya tidak diawali dengan peringatan yang jelas jadi bersifat mendadak.
Dalam perencanaan maka harus diberikan cadangan kekuatan yang lebih tinggi dari komponen
struktur yang lain.
23
Secara garis besar ada 3 jenis kolom beton bertulang:
2) Gelagar baja
1) 3) Pipa baja
spiral
spasi
Pengikat spiral
Pengikat lateral
Yang dibatas
Yang Di Bahas
Kedua kolom berperilaku sama hanya pada saat tercapainya titik luluh kolom
A = Titik Luluh
B = Sengkang / Pengikat
A= titik leleh Lateral Runtuh tiba-tiba
B= sengkang/pengikat lateral
C=spiral hancur
A C = Spiral Hancur (Lebih tangguh
C
dibanding B )
B
beban
24
Proses Hancur Kolom
Sengkang : Titik luluh tercapai selimut beton pecah/ lepas → Sengkang rusak→
Beton hancur→ Lepas berongga,→ Tulangan panjang tertekuk / bucling
diantara sengkang→ Terjadi Pelimpahan beban pada beton inti dan tulangan
pokok→
Karena sengkang rusak maka tulangan pokok luluh dan menekuk keluar
sehingga,
Menambah tegangan pada beton inti→
Batas kekuatan Runtuh tercapai →
Kolom Runtuh secara mendadak ( Proses terjadi sangat cepat)
Pengikat spiral: Titik luluh tercapai→beton yang di kelilingi tulangan spiral masih efektif
bertahan ke arah lateral dan masih mampu melaksanakan tugasnya menahan
beban axial. Kehancuran terjadi jika terjadi deformasi yang besar pada bagian
inti yang diikuti dengan meluluhnya tulangan spiral.
Kolom langsing: Keruntuhan lebih ditentukan oleh kegagalan tekuk / Bucling Lateral dari pada
kuat lentur penampangnya.
Kolom Pendek : Tidak di tinjau terhadap efek tekuk lateral. Keruntuhan : Ditandai
dengan kegagalan unsur bahannya yaitu: Hancurnya beton pada
peristiwa Runtuh Tekan atau Luluhnya baja tulangan pada
Runtuh Tarik.
Kolom Panjang/langsing : Lebih ditekankan pada kegagalan tekuk lateral dari pada kuat lentur
penampangnya
25
Kekuatan Kolom Exentrisitas Kecil
Hampir tidak pernah dijumpai kolom yang menopang beban axial tekan secara konsentris/
exentrisitas kecil
L
P2' e P1
Ɣ
M=p2'.L
M = P2’x e
Sumbu kolom
Ast
ρg= sehingga
Ag
26
Hubungan beban dengan kekuatan Pu = ø Pn
27
Persyaratan Detail Penulangan Kolom
Membuat kolom berperilaku ductail agak sukar dilakukan karena beban aksial tekan lebih
dominan sehingga keruntuhan tekan sulit di hindari.
1. Jumlah luas penampang tulangan pokok memanjang kolom dibatasi dengan rasio
16 x D tulangan pokok
48 x D tulangan sengkang
Dimensi terkecil penampang kolom
28
Batasan-Batasan Untuk Kolom Lingkaran ( Spiral)
Ag fc '
ρs minimum=0,45( −1)
Ac fy
Jika ditentukan :
29
Sehingga: ρs =
π Dc ²
Volume inti kolom setinggi S = (s)
4
4 Asp
maka ρs=
Dc s
Analisis kolom pendek yang menopang beban aksial eksentrisitas kecil pada hakekatnya.
Pemeriksaan terhadap kekuatan maximum bahan dan detail rencana penulangan
400
8 D 29
Contoh Soal : 106 mm
121 mm
Ø 10 - 400 mm
Hitung : 40 mm
106 mm
Diketahui:
Jenis kolom pendek, fc’ = 30 Mpa, fy = 400 Mpa (untuk pokok & sengkang)
30
jawab:
Ast 5384
ρg= = =0,033
Ag ( 400 )2
Lebar inti 320 mm(lebar kolom di kurangi selimut beton 2 sisi = 400-80=320)
Menghitung ø Pn (max)
= 0,80.(0,65){0,85(30)(160000-5284)+400(5824)}(10)-3
= 3151 KN.
Pemeriksaan Sengkang
31
Jarak besih antara tulangan pokok memanjang ≤ 150 mm jika lebih besar dari 150 mm
diperlukan tulangan pengikat tambahan.
4 bt 6 bt 6 bt
10 bt
8 bt
8 bt
32
Soal 2.
1. Periksa apakah Pn = Kekuatan beban axial maximum yang tersedia pada kolom
Mampu Menopang
Pu = 2400 KN ( Beban axial rencana ),
7 D 25 mm
Pu = 2400 KN
L D10-50 mm
P2' P1
Ɣ
M=p2'.L
Ds = as spiral
Dc = luar spiral
Pn = ......
Sumbu kolomKN
Dg = 380 mm
Diketahui :
33
Jarak eksentrisitas e = Kecil, fc’ = 30 Mpa, fy = 400 Mpa
Jawab
Maka nilai ρg =
3436,1
ρg= =0,0303
113411
0,01< ρg=0,0303<0,08
= 2486 KN
Syarat Pu ≤ Ø Pn
34
2400 < 2486→ ok !
= 113411 mm²
Ac = luas penampang lintang inti kolom (tepi luar ke tepi luar spiral)
= 70686
Ag fc '
ρs min=0,45( −1)
Ac fy
¿ 0,45 ( 113411
70686
−1)
30
400
¿ 0,0204
4 Asp
ρs Actual=
Dcs
4. ( 78,5 )
¿
300 (50 )
35
¿ 0,0209>0,0204
Artinya : nilai rasio penulangan dari tulangan spiral yang digunakan D10-50, menghasilkan
Persyaratan jarak bersih antar tulangan spiral (Space) min 25mm max 80 mm
Space antara tulangan spiral = 50 mm - 10mm (diameter tulangan spiral yang digunakan)
DC
6D25 = Ast
36
Dg
Ag =¼ πDg²
Kriteria :menentukan
Dimensi kolom
Tulangan baja
Pilih tulangan sengkang /spiral → spasi yg tepat
Karena Pu ≤ Ø Pn (max) → maka dapat disusun ungkapan Ag perlu dari kuat kolom Pu
Pu
Ag perlu = = luas kotor penampang kolom yang
0,80. ∅ {0,85. f c ' ( 1−ρg )+ fy . ρg}
diperlukan
Pu
Ag perlu =
0,85. ∅ {0,85. f c ' ( 1−ρg )+ fy . ρg}
37
Contoh soal:
Pemakaian :
Pu
Ag perlu = '
0,80. ∅ {0,85. f c ( 1−ρg ) + fy . ρg }
3040
=
0,80.0,65{0,85.30 ( 1−0,03 ) + 400.(0,03)}
= 159.144 mm2
Nilai perkiraan beban yang dapat disangga oleh daerah beton (karena ρg berubah)
= 0,80.(0,65).(0,85).(30).(160.000).(1-0,03).(10)-3 = 2058 KN
982.(10)3
yang disediakan oleh tul baja 0,80.Ø.Ast.fy →Ast perlu = = 4721mm2
0,80. ( 0,65 ) .(400)
Dipakai 8D29 (Ast = 5284mm2) → table A40 = diameter inti 320 mm → memenuhi syarat
38
Ast perlu 4721 mm2 < Ast Desain 5284 mm2 →Oke.
16 (29) =464 mm
= 400 mm → dipilih
39
Contoh soal 4
Jawab
3
pu 3040.(10)
Ag perlu = '
= =
0.85 Ø {0.85 fc ( 1− pg )+ fy pg } 0,85.0,70 {0,85 ( 30 ) ( 1−0,03 )+ 400(0,03) }
139084mm2
Ac = ¼ π 4302 = 145220mm2
903(10)3 903(10)3
Ast perlu = = =¿ 4031 mm2 → 7D 29 Ast = 4623,7 mm
0,8 Ø ƒ y 0.80 (0.70)400
Tabel A-40; batang max 9D32 untuk dimensi inti max kolom = 430-80 = 350 mm
6D25 = Ast
Ag= ¼ πA²
Ag fc'
ρs (min) = 0,45 ( −1) =
Ac fy Asp=1/4π D² spiral
145220 30
= 0.45 ( −1) = 0.0172 A
96211 400 Ag =¼ πDg²
40
Mencari jarak spasi dapat dipakai ρsmin → ρsactual
4 tsp 4.(132,7)
ρsactual = → smax = = 88.2mm dipakai spasi 80mm sehingga max 80mm
Dcs 350(0.0 172)
min 25mm.
Pu.e =
pu
pu mu
e
= Pu dan Mu = Pu.e
e = mu/pu
Garis netral →pada kolom untuk menahan beban sentries tidak ada garis netral
→pada kolom untuk menahan beban eksentris→ ada garis netral Tekan (daerah)
Tarik(daerah)
As(baja terik)
1. Kehancuran karena tarik (diawali luluhnya batang tulangan tarik) dibaris garis netral.
2. Kehancuran tekan (hancurnya beton tekan).
41
gambar tendon keseimbangan regangan – penampang kolom persegi
Pn=pb
Pn=pb ∑cm=0.003 0,85
d‘
e =eb Pusat berat plastis
As’ cb a = βb
e d
Garis netral
As
D’’
Εy=fy/Es NTb=As fy
Kondisi seimbang :
Keadaan dimana jalur tulangan baja tarik sedemikian sebagai letak garis netral tepat pada posisi
saat mana akan terjadi secara bersamaan :
Eksentrisitas besar:
42
Titk pusat plastis = titik tangkap regitan perlawanan panjang kolom.
Umumnya: perencanaan kolom didasarkan pada momen akibat beban axial dengan
eksintrisitas relif besar.
Timbulnya eksentrisitas
DL+LL
DL balok
kolom
Lendutan portal
Kolom
melendut
Konsol
pendek
43
Lu = Panjang komponen struktur tekan yang tidak ditopang.
pu
lu
lu lu L= klu=0,5lu=panjang efektif
pu
pu
Perputaran ditahan
Putaran ditahan
L=klu=1,00 lu
pu
Yang merupakan fungsi dari kekakuan relative Ψ dari kolom terhadap balok pada putaran ujung.
44
EI
Ψ=
ε
lk [ ]
kolom
EI
ε
lb [ ]
balok
βd = Bagian dari momen rencana yang di anggap memberi konstribusi terhadap deformasi,
Cm = Faktor koreksi .
M 1b
= 0,60 + 0,40 ( ¿ ≥ 0,40 → º/ kompenen struktur ditopang.
M 2b
M 1b
>0 →0 kelengkungan tunggal.
M 2b
Cm = 1 → dari analisa struktur bahwa d kedua ujung tidak tertdapat momen rasio.
45
Momen Rencana Diperbesar:
P = Beban axial
Kolom lansing yang menahan kombinasi beban axial dan lentur akan mendapatkan momen
lentur tambahan (analisis sekunder), akibat efek P- ∆
46
Sebagai kapasitas gaya normal mengecil Dari Pu’ Pu
Sebagai jumlah momen menjadi Pue + pu/∆, atau gaya Pu bekerja dengan e ektristis
(e + ∆)
Mtotal
S= = faktor perbesaran momen
Masal
klu M 1b
> 34 – 12 ( ) →diperhitungkan.
r M 2b
M 1b
< 34 – 12 ( )→ tidak diperhitungkan
M 2b
K . Lu M 1b
= >/< 22 jika = 1.
r M 2b
Ig = momen inersia beton kotor (penulangan diabaikan) terhadap sumbu berat penampang
= 1/12 b.h³
π ² EI
Pc = beban tekuk euler =
(K . Lu) ²
Sb = faktor perbesar untuk portal dengan perangkat yang mencerminkan pengaruh kelengkungan
diantara kedua ujung komponen tekan dengan momen akibat beban vertikal/ beban grafitasi.
Cm
= ≥1,0, jka < 1,0 momen rencana tidak diperbesarkan
1− pu/∅ pc
47
Sb = factor perbesar momen untuk portal tanpa pengacu,merencanakan pengangan akibat
momen ujung dari beban yang menyebabakan goyangan lateral besar,seperti beban angin ,gempa
dan grafitasi.
1
= ≥ 1.0 (Untuk saat ini tidak diba h as )
1−ϵpu /∅ ϵpc
Kolom langsing:
Apabila ukuran penampang lintangannya kecil di bangdin dengan tinggi yang tidak di
topang.
klu M 1b
< 34 – 12 ( ) → diabaikan.
r M 2b
r = √I/A
= 0,30 h → h
= 0,25 d → D
klu
- < 22 → diabaikan, jika struktur tekan tidak di sokong untuk tertahan kearah
r
samping.
48
satu ujung jepit, ujung lain bebas k= 2,0
Jika disebut tanpa penampang : terjadi deformasi satu ujung bergerak kearah lintang terhadap
ujung lainnya.
49
Contoh :
ΣPu = ΣPc = jumlah beban axial untuk semua kolom dalam satu tingkat
M 1b
Cm = 0,60 + 0,40 ( ) ≥ 0,40
M 2b
50
1
( Ec . Ig ) + Es . Ise
EI = 5 Ise : momen inersia terhadap sumbu pusat
1+ βd
Ec . Ig
EI = .
2,50.¿ ¿
51