Anda di halaman 1dari 13

KESETIMBANGAN KIMIA

A. Reaksi Kesetimbangan

Reaksi kimia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu reaksi reversibel dan reaksi irreversibel.

1. Reaksi reversibel adalah reaksi dua arah (bolak-balik). Pada reaksi ini, hasil reaksi
dapat kembali membentuk reaktan.
2. Reaksi irreversibel adalah reaksi satu arah (tidak dapat balik). Pada reaksi ini, hasil
reaksi tidak dapat kembali membentuk reaktan.

Pada reaksi reversibel yang terjadi pada sistem tertutup (tidak ada perpindahan materi),
kesetimbangan akan tercapai jika laju reaksi ke arah kanan sama dengan laju reaksi ke arah
kiri. Pada kondisi tersebut, tidak ada perubahan yang teramati secara makroskopis.
Konsentrasi reaktan seolah-olah tidak berubah atau tetap. Namun secara mikroskopis, reaksi
terus berlangsung bolak-balik. Kesetimbangan seperti ini disebut sebagai kesetimbangan
dinamis, yaitu proses reaksi bolak-balik yang lajunya sama untuk kedua arah.

B. Tetapan Kesetimbangan

1. Tetapan Kesetimbangan Konsentrasi (Kc)

Tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) adalah perbandingan hasil kali konsentrasi produk


yang dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali konsentrasi reaktan yang dipangkatkan
koefisiennya.

a. Kesetimbangan Homogen

Kesetimbangan homogen terjadi jika fase reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi
wujudnya sama, yaitu gas (g) seluruhnya atau larutan (aq) seluruhnya. Contoh:

Maka nilai tetapan kesetimbangannya menjadi:

b. Kesetimbangan Heterogen
Kesetimbangan heterogen terjadi jika fase reaktan dan produk yang terlibat dalam reaksi
wujudnya berbeda. Contoh:

Pada kesetimbangan heterogen, zat yang memengaruhi tetapan kesetimbangan konsentrasi


hanya yang berwujud gas (g) dan larutan (aq). Jadi, harga Kc dari reaksi tersebut adalah
sebagai berikut:

2. Tetapan Kesetimbangan Tekanan Parsial (Kp)

Pada kesetimbangan tekanan parsial, hanya zat dengan fase gas (g) yang memengaruhi
tetapan kesetimbangannya. Zat yang terlibat masing-masing akan memiliki harga tekanan
parsial (P) yang menentukan harga Kp. Untuk menentukan tekanan parsial suatu zat dari
tekanan parsial totalnya, dapat digunakan persamaan berikut:

Harga Kp ditentukan berdasarkan perbandingan hasil kali tekanan parsial produk yang


dipangkatkan koefisiennya terhadap hasil kali tekanan parsial reaktan yang dipangkatkan
koefisiennya:

a. Kesetimbangan Homogen

Contoh tetapan kesetimbangan tekanan parsial dengan zat-zat yang fasenya sama adalah
sebagai berikut:

b. Kesetimbangan Heterogen

Contoh tetapan kesetimbangan tekanan parsial dengan zat-zat yang fasenya berbeda adalah
sebagai berikut: 
Pada kesetimbangan heterogen, zat yang memengaruhi tetapan kesetimbangan tekanan hanya
yang berwujud gas (g). Jadi, harga  dari reaksi tersebut adalah sebagai berikut:

3. Hubungan antara Kc dan Kp

Secara matematis, hubungan antara Kc dan Kp dapat dirumuskan sebagai berikut:

4. Perhitungan Tetapan Kesetimbangan (K)

a. Nilai K hanya dipengaruhi oleh suhu. Selama suhu tetap, nilai K juga tetap.
b. Untuk menentukan nilai K berdasarkan reaksi kesetimbangan yang sudah setara,
berlaku ketentuan sebagai berikut.

C. Faktor -Faktor Yang Mempengaruhi


Pergeseran Kesetimbangan
Faktor-faktor yang dapat menggeser letak kesetimbangan diantaranya adalah:
1. Perubahan konsentrasi salah satu zat
2. Perubahan volume atau tekanan
3. Perubahan suhu

Perubahan Konsentrasi Salah Satu Zat

Pengaruh Konsentrasi dalam Pergeseran Kimia. Apabila dalam sistem


kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka
kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut.
Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan
bergeser ke pihak zat tersebut.
Contoh : 2SO2(g) + O2(g) ↔   2SO3(g)
 Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka
kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
 Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka
kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

Perubahan Volume atau Tekanan

Pengaruh Volume / Tekanan dalam Pegeseran kesetimbangan


Jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan
perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem
akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.
 Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser
ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.
 Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser
ke arah jumlah Koefisien reaksi besar.
 Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri =
jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak
menggeser letak kesetimbangan.
Contoh : N2(g)+3H2(g) ↔   2NH3(g)
Koefisien reaksi di kanan = 2
Koefisien reaksi di kiri = 4
 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (=volume diperkecil),
maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.
 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (=volume diperbesar),
maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

Perubahan Suhu

Pengaruh suhu dalam pergeseran kimia


Menurut Van’t Hoff:

 Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan


reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi
endoterm).
 Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan
reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi
eksoterm).
Contoh: 2NO(g) + O2(g) ↔  2NO2(g) ; ¨H = -216 kJ
 Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.
 Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

Pengaruh Katalisator Terhadap Kesetimbangan

Fungsi katalisator dalam reaksi kesetimbangan adalah mempercepat tercapainya


kesetimbangan dan tidak merubah letak kesetimbangan (harga tetapan
kesetimbangan Kc tetap), hal ini disebabkan katalisator mempercepat reaksi ke
kanan dan ke kiri sama besar.
D. Pergeseran Kesetimbangan Asas Le Chatlier
Henry Louis Le Chatelier (1850 – 1936), seorang ahli kimia berkebangsaan Prancis, pada
tahun 1884 mengemukakan Hukum Pergeseran Kesetimbangan yang selanjutnya dikenal
dengan nama Asas Le Chatelier. Menurut Asas Le Chatelier: “Jika terhadap suatu sistem
kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut akan
mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut”.
Prinsip Le Chatelier: “Jika suatu perubahan dilakukan pada sistem dalam kesetimbangan akan
terjadi reaksi yang melawan perubahan tersebut”. Beberapa faktor yang menyebabkan
terjadinya pergeseran kesetimbangan menurut Le Chatelier adalah:
1.Perubahan Konsentrasi. Jika konsentrasi suatu zat diperkecil akan bergeser ke zat yang
diperkecil.
2.Perubahan Tekanan. Jika tekanan suatu zat diperkecil akan bergeser ke koefisien gas yang
besar.
3.Perubahan Volume. Jika volume suatu zat diperkecil akan bergeser ke koefisien gas yang
kecil.
4.Perubahan Suhu. Jika suhu suatu zat diturunkan akan bergeser ke arah reaksi yang \Delta
HΔH negatif (eksoterm).
5.Penambahan Katalisator. Katalisator bukanlah faktor pergeseran kesetimbangan,
melainkan zat laju yang mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi.
Penambahan katali akan mempercepat terjadinya keadaan setimbang, dan komposisi zat zat
saat setimbang tidak berbeda jika digunakan katalis atau tidak

Menurut asas Le Chatelier, jika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan suatu tindakan
(aksi), sistem kesetimbangan akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung
mengurangi pengaruh aksi tersebut. Faktor-faktor yang memengaruhi kesetimbangan dan arah
pergeseran kesetimbangannya dapat dilihat pada tabel berikut.
Faktor Aksi Arah Pergeseran

Konsentrasi reaktan diperbesar Pembentukan produk

Konsentrasi produk diperbesar Pembentukan reaktan

Konsentrasi

Konsentrasi reaktan diperkecil Pembentukan reaktan

Konsentrasi produk diperkecil Pembentukan produk

Reaksi dengan jumlah


Volume diperkecil
koefisien kecil
Volume
Reaksi dengan jumlah
Volume diperbesar
koefisien besar

Reaksi dengan jumlah


Tekanan diperkecil
koefisien besar
Tekanan
Reaksi dengan jumlah
Tekanan diperbesar
koefisien kecil

Suhu diperkecil Reaksi eksoterm

Suhu

Suhu diperbesar Reaksi endoterm

E. Aplikasi Kesetimbangan Kimia dalam Industri


Dalam kesetimbangan kimia, suatu zat akan dihasilkan sebanyak mungkin, suatu
reaksi kimia harus diusahakan supaya berlangsung ke arah hasil reaksi (ke arah
kanan). Jika reaksinya merupakan reaksi kesetimbangan, maka faktor-faktor
konsentrasi, suhu, tekanan gas, dan katalis harus diperhitungkan agar reaksi itu
berlangsung cepat dan ekonomis. Dalam hal ini, kita mencoba meninjau dua
proses yang sangat penting di bidang industri kimia, yaitu pembuatan amonia
menurut proses Haber-Bosch dan pembuatan asam sulfat menurut proses kontak.

Proses Haber-Bosch

Fritz Haber

(1868–1934) dari Jerman adalah orang yang mula-mula berhasil mensintesis


amonia dari gas-gas nitrogen dan hidrogen, sehingga ia mendapat hadiah Nobel
tahun 1918. Proses pembuatan amonia ini lalu disempurnakan oleh rekan
senegaranya, Karl Bosch (1874–1940), yang juga meraih hadiah Nobel tahun
1931. Itulah sebabnya proses pembuatan amonia dikenal sebagai proses Haber-
Bosch. Reaksi yang berlangsung sebagai berikut.

N2(g) + 3 H2(g)  ↔ 2 NH3 (g) + 22 kkal

Pada suhu biasa, reaksi ini berjalan lambat sekali. Jika suhu dinaikkan, maka
reaksi akan berlangsung jauh lebih cepat. Akan tetapi, kenaikkan suhu
menyebabkan reaksi bergeser ke kiri (mengapa?), sehingga mengurangi hasil
NH3. Dengan memperhitungkan faktor-faktor waktu dan hasil, maka suhu yang
digunakan adalah 500 °C. Untuk mempercepat tercapainya kesetimbangan,
dipakai katalis oksida-oksida besi. Agar reaksi bergeser ke kanan, tekanan yang
digunakan haruslah tinggi. Tekanan 200 atm akan memberikan hasil NH3 15%,
tekanan 350 atm menghasilkan NH3 30%, dan tekanan 1.000 atm akan
mendapatkan NH3 40%. Selama proses berlangsung, gas-gas nitrogen dan
hidrogen terus-menerus ditambahkan ke dalam campuran. Sedangkan NH3 yang
terbentuk harus segera dipisahkan dari campuran dengan cara mengembunkannya,
sebab titik didih NH3 jauh lebih tinggi daripada titik didih N2 dan H2.

Proses Haber-Bosch merupakan proses yang cukup penting dalam dunia industri,
sebab amonia merupakan bahan utama dalam pembuatan berbagai barang,
misalnya pupuk urea, asam nitrat, dan senyawa-senyawa nitrogen lainnya.
Amonia juga sering dipakai sebagai pelarut, karena kepolaran amonia cair hampir
menyamai kepolaran air.

Pembuatan asam sulfat menurut proses kontak

Asam sulfat digunakan pada industri baja untuk menghilangkan karat besi


sebelum baja dilapisi timah atau seng. Pada pembuatan zat warna, obat-obatan;
pada proses pemurnian logam dengan cara elektrolisis; pada industri tekstil,
cat, plastik, akumulator, bahan peledak, dan lain-lain. Pendeknya, banyaknya
pemakaian asam sulfat di suatu negara telah dipakai sebagai ukuran kemakmuran
negara tersebut.

Pada pembuatan asam sulfat menurut proses kontak, bahan yang dipakai adalah
belerang murni yang dibakar di udara reaksinya sebagai berikut.

S(s) + O2(g) ↔ SO2(g)  


SO2 yang terbentuk dioksidasi di udara dengan memakai katalisator. Reaksinya
berbentuk kesetimbangan:

2 SO2(g) + O2(g) ↔ 2 SO3(g) + 45 kkal


Dahulu dipakai serbuk platina sebagai katalis. Tetapi sekarang dipakai katalis
V2O5 (vanadium pentaoksida) yang lebih murah. Menurut kesetimbangan di atas,
makin rendah suhunya makin banyak SO3 yang dihasilkan. Akan tetapi, sama
seperti pembuatan amonia, pada suhu rendah reaksi berjalan lambat. Dengan
memperhitungkan faktor-faktor waktu dan hasil, dipilih suhu 400 °C karena hasil
yang diperoleh pada suhu ini kira-kira 98%. Itulah sebabnya reaksi ini tidak perlu
dilaksanakan pada tekanan tinggi. Oleh karena gas SO3 agak sukar larut dalam
air, maka SO3 dilarutkan dalam H2SO4 pekat. Jadi, pada pembuatan H2SO4,
bahan yang ikut digunakan juga H2SO4.

SO3 + H2SO4 ↔ H2S2O7 (asam pirosulfat )


Asam pirosulfat kemudian disirami air menurut reaksi:

H2S2O7 + H2O ↔  2 H2SO4


dan didapatlah asam sulfat dalam rasio hasil reaksi yang mencapai 99,5 %. Sekian
dulu sobat materi singkat tentang 2 contoh aplikasi kestimbangan kimia dalam
dunia industri.

F. Hubungan Kuantitatif antara Pereaksi dan Hasil


Reaksi dari Suatu Reaksi Kesetimbangan

1. Tetapan Kesetimbangan Berdasarkan Konsentrasi (Kc)

Harga K berdasarkan konsentrasi dinyatakan dengan Kc. Rumusan Kc tergantung pada


wujud zat dalam kesetimbangan reaksi. Nah, bagaimana cara menentukan
harga Kc secara kuantitatif, jika diketahui konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi? Kalian
tentu masih ingat bahwa Tetapan kesetimbangan berdasarkan konsentrasi ( Kc) adalah
hasil perkalian konsentrasi hasil reaksi dibagi perkalian konsentrasi pereaksi yang
masing-masing dipangkatkan koefisiennya.

Sebelum kalian menentukan harga Kc dari suatu reaksi, simaklah aturan-aturan berikut.

a. Harga Kc bisa ditentukan setelah konsentrasi zat-zat dalam kesetimbangan diketahui.


b. Konsentrasi zat-zat selalu tertulis dalam satuan molar (mol L-1). Oleh karena itu,
perhatikan volume tiap-tiap zat.
c. Untuk zat-zat di ruas kiri berlaku hubungan sebagai berikut.

Zat pada kesetimbangan = zat mula-mula – zat yang bereaksi

Sedangkan untuk zat-zat di ruas kanan berlaku hubungan sebagai berikut.

Zat pada kesetimbangan = zat yang bereaksi pada ruas kiri (zat mula-mula biasanya tidak
ada).

d. Perbandingan mol pada kesetimbangan disesuaikan dengan koefisien tiap-tiap zat.

Perhatikan tabel berikut, agar kalian semakin memahami cara perhitungan harga K pada
tiap-tiap reaksi kimia.

mA + nB D pC + qD
Mula-mula a b
Bereaksi c d e e
setimbang g h f f

a = mol zat A mula-mula


b = mol zat B mula-mula
c = mol zat A yang bereaksi (terurai)
d = mol zat B yang bereaksi
e = mol zat C yang terbentuk (sama dengan pada saat kesetimbangan)
f = mol zat D yang terbentuk (sama dengan pada saat kesetimbangan)
g = a – c = mol zat A pada kesetimbangan
h = b – d = mol zat B pada kesetimbangan

Perbandingan c : d : e : f sesuai dengan perbandingan m : n : p : q, sehingga harga c, d, e,


dan f disebut jalur koefisien.

Dalam menyelesaikan soal kesetimbangan menggunakan tabel di atas, perhatikan urutan


langkah-langkah berikut.

1. Masukkan mol zat yang diketahui dalam soal ke dalam tabel.


2. Lengkapi jalur koefisien berdasarkan perbandingan koefisien (baris ke dua).
3. Lengkapi mol zat-zat pada kesetimbangan (baris paling bawah).
4. Mol zat-zat pada kesetimbangan dibagi volume tiap-tiap zat untuk memperoleh
konsentrasi dalam molar.
5. Gunakan rumus Kc.

2. Tetapan Kesetimbangan Parsial (Kp)

Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan (Kp) adalah hasil perkalian tekanan


parsial gas-gas hasil reaksi dibagi perkalian tekanan parsial gas-gas pereaksi yang
masing-masing dipangkatkan koefisiennya. Agar kalian lebih mudah memahami
pengertian tetapan kesetimbangan parsial (Kp), perhatikan reaksi berikut.

mA(g) + nB(g) D pC(g) + qD(g)


Pada saat sctimbang, gas A, B, C, dan D bcrcampur dalam satu ruang tertentu dan
menimbulkan tekanan yang disebut tekanan total dari campuran gas-gas tersebut.
Sedangkan jika di dalam sebuah ruangan hanya terdapat satu gas dan menimbulkan
tekanan, maka disebut tekanan parsial. Dengan demikian, jika tekanan total adalah P dan
tekanan gas adalah PA, PB, PC, dan PD, maka P = PA + PB + PC + PD.

Tekanan parsial berbanding lurus dengan jumlah mol tiap gas, sehingga tekanan parsial
suatu gas dapat ditentukan dengan rumus berikut.

Tekanan gas parsial =   x tekanan total

Sedangkan rumusan Kp untuk reaksi di atas yaitu :


Kp = 

Lalu, adakah hubungan antara Kp dengan Kc ? Harga Kp dan Kc suatu kesetimbangan


tidak selalu sama, tetapi saling berhubungan. Maksudnya, jika konsentrasi dan tekanan
parsial salah satu gas diketahui, maka gas yang lain dapat dihitung. Marilah kita lihat
hubungan antara Kp dengan Kc pada uraian berikut.

mA(g) + nB(g) D pC(g) + qD(g)

persamaan gas ideal, PV = nRT, Jika penentuan harga Kp dan Kc di hubungkan dengan


persamaan gas ideal, maka :

n/v = P/RT , dimana n/v adalah konsentrasi zat

Jadi, konsentrasi tiap-tiap zat dalam kesetimbangan adalah sebagai berikut.

Keterangan :

∆ng : jumlah koefisien ruas kanan – ruas kiri


R : tetapan Rydberg ( 0,082 atm mol-1 K-1)
T : suhu (Kelvin)
3. Derajat Disosiasi

Disosiasi merupakan peristiwa penguraian suatu zat menjadi zat lain yang lebih
sederhana. Disosiasi termasuk reaksi kesetimbangan, sehingga hasil reaksi penguraian
dapat berbalik menjadi pereaksi kembali. Beberapa contoh kesetimbangan disosiasi
adalah sebagai berikut.

2HI(g) D H2(g) + I2(g)
2NH3(g) D N2(g) + 3H2(g)
2NO(g) D N2(g) + O2(g)
Jumlah zat yang terdisosiasi dinyatakan dengan derajat disosiasi. Jadi, derajat disosiasi
merupakan perbandingan jumlah mol zat yang terurai dengan jumlah mol zat mula-mula.
Derajat disosiasi dilambangkan dengan α.

α = 

Jika α = 0, berarti reaksi tidak berlangsung, dan


Jika α = 1, berarti reaksi berlangsung sempurna.

Dalam reaksi kesetimbangan, harga α berada di antara 0 sampai 1 atau 0 < α < 1. 

G. Kesetimbangan Disosiasi

Kesetimbangan Dissosiasi

Peruraian suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana dikenal dengan istilah
dissosiasi. Jadi kesetimbangan dissosiasi adalah merupakan reaksi kesetimbangan
yang melibatkan terurainya suatu zat menjadi zat yang lebih sederhana.

Contoh :

Di dalam sistem kesetimbangan dissosiasi dikenal adanya derajad dissosiasi ( α )


yang menyatakan seberapa bagian (persen) gas yang telah terurai pada saat
tercapai kesetimbangan yang dinyatakan dengan rumusan,
Konsep derajad dissosiasi ini dapat membantu dalam perhitungan – perhitungan
sistem kesetimbangan.

Anda mungkin juga menyukai