Anda di halaman 1dari 61

SSBM – 11 = PERLENGKAPAN DAN METODE KERJA

PELATIHAN
PELAKSANA MADYA PERAWATAN
GEDUNG
(SITE SUPERVISOR OF BUILDING
MAINTENANCE)

2005

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM


BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

KATA PENGANTAR

Salah satu modul pelatihan yang akan diberikan kepada peserta pelatihan Pelaksana Madya
Perawatan Bangunan Gedung adalah mengenai Perlengkapan dan Metode Kerja. Modul ini
menjelaskan Perlengkapan dan Metode Kerja dalam suatu Pekerjaan Perawatan Bangunan
Gedung.

Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana Para
Peserta Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of
Building Maintenance) ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal pekerjaan
Perawatan Bangunan Gedung.

Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna baik ditinjau dari segi materi
sistematika penulisan maupun tata bahasanya. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari para peserta dan pembaca semua, dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan
modul ini.

Jakarta, Desember 2005


Penyusun
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

LEMBAR TUJUAN

MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan


Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance)

MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur

TUJUAN UMUM PELATIHAN :


Mampu mengawasi pekerjaan perawatan bangunan gedung sesuai dengan metode dan
prosedur yang dapat diterima, dinyatakan pada gambar teknik dan spesifikasi seperti pada
dokumen kontrak dan perjanjian kerja.

TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja.
2. Melaksanakan sesuai spesifikasi struktur bangunan gedung.
3. Melaksanakan sesuai spesifikasi arsitektur bangunan gedung.
4. Melaksanakan sesuai spesifikasi utilitas bangunan gedung.
5. Membuat alokasi waktu dan penjadwalan.
6. Membuat perhitungan rancangan anggaran biaya.
7. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen kontrak.
8. Menggunakan teknologi bahan, bangunan dan konstruksi.
9. Menggunakan Komputer
10. Menjelaskan rekayasa bangunan.
11. Menggunakan perlengkapan dan metode kerja.
12. Melaksanakan manajemen pemeliharaan & perawatan bangunan gedung.
13. Melaksanakan manajemen supervisi lapangan & pelaporan.
14. Menjelaskan pranata pembangunan.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

NO. DAN JUDUL MODUL : SSBM - 11 PERLENGKAPAN DAN METODE KERJA

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)


Setelah mempelajari modul, peserta mampu menyediakan perlengkapan kerja serta
menerapkan metode kerja yang sesuai dengan jenis kegiatan di lingkungan proyek sesuai
ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan konstruksi
terutama di bidang perawatan bangunan gedung dan ketentuan peraturan yang berlaku.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)


Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menetapkan peralatan tetap dan sementara
2. Menyediakan peralatan bantu kerja (tools)
3. Menyediakan peralatan dan perlengkapan pengujian
4. Memahami prosedur dan mekanisme penggunaan alat Gondola dan Perancah
5. Menerapkan Metode dan Prosedur Kerja
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


LEMBAR TUJUAN............................................................................................ ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL
PELATIHAN PELAKSANA MADYA
PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG
(Site Supervision of Building
Maintenance).................................................................................... vi
DAFTAR MODUL.............................................................................................. vii
PANDUAN INSTRUKTUR ................................................................................ viii

BAB I PERALATAN TETAP DAN


SEMENTARA
1.1 Peralatan Tetap ....................................................................... I-1
1.2 Peralatan Sementara................................................................ I-1

BAB II PERALATAN BANTU KERJA (TOOLS)


2.1 Ruang Penyimpanan Alat Bantu Kerja ...................................... II-1
2.2 Prosedur Pengeluaran dan
Penyimpanan Kembali.............................................................. II-2
2.2.1 Recording Store Withdrawals ......................................... II-2
2.2.2 Tool Tag and Charge Board ........................................... II-2
2.2.3 Permanent Tool Withdrawal ........................................... II-3
2.2.4 Damage Tool Returns.................................................... II-4
2.3 Jenis-Jenis Peralatan Bantu Kerja ............................................ II-4

BAB III PERALATAN DAN PERLENGKAPAN


PENGUJIAN
3.1 Dasar Pengujian ...................................................................... III-1
3.2 Peralatan dan Perlengkapan

Pengujian................................................................................. III-4

BAB IV GONDOLA DAN PERANCAH


4.1 Umum...................................................................................... IV-1
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

4.2 Resiko Bekerja Pada Ketinggian ............................................... IV-2


4.2.1 Tempat Aman Bekerja ................................................... IV-2
4.2.2 Tipe Pekerjaan dan
Kecelakaan karena jatuh dari
ketinggian kerja ............................................................. IV-2
4.2.3 Perlindungan Terhadap Jatuh ........................................ IV-2
4.3 Gondola ................................................................................... IV-3
4.4 Perancah (Scaffolding) ............................................................. IV-8

BAB V METODE DAN PROSEDUR KERJA


5.1 Struktur Bangunan Baja.................................................................. V-1
5.2 Struktur Bangunan Beton ............................................................... V-2
5.3 Dinding Bata Merah atau Conblock ................................................ V-3
5.4 Dinding Batu Kali ............................................................................ V-4
5.5 Dinding Beton................................................................................. V-4
5.6 Dinding Kaca / Tempered Glass ..................................................... V-4
5.7 Dinding dengan penutup Clading
Alluminium Composit...................................................................... V-5
5.8 Pengecatan Luar Bangunan ........................................................... V-5
5.9 Pemeliharaan Atap Seng dan Cement
Fiber Gelombang........................................................................... V-6
5.10 Pemeliharaan Atap Sirap................................................................ V-6
5.11 Pemeliharaan Atap Beton............................................................... V-6
5.12 Pemeliharaan Atap Genteng Keramik............................................. V-6
5.13 Pemeliharaan Atap Fiberglass........................................................ V-6
5.14 Pemeliharaan Listpang Kayu .......................................................... V-7
5.15 Pemeliharaan List Glass Fiber Cement
(GRC)............................................................................................. V-7
5.16 Pemeliharaan Saluran Air Kotor ..................................................... V-7
5.17 Pemeliharaan Saluran Air Bersih.................................................... V-8
5.18 Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar .......................................... V-8
5.19 Pemeliharan dan Perawatan instalasi
dan peralatan mekanikal dan elektrikal........................................... V-8

RANGKUMAN

DAFTAR PUSTAKA

HAND OUT
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN


PELAKSANA MADYA PERAWATAN BANGUNAN GEDUNG
(Site Supervision of Building Maintenance)

1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pelaksana Madya Perawatan
Bangunan Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) dibakukan dalam
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan
unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan
Gedung (Site Supervisor of Building Maintenance) unit-unit tersebut menjadi Tujuan
Khusus Pelatihan.

2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit
Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan
pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang
dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan
untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.

3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan


Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan
(seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam
pelatihan Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of
Building Maintenance).
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

DAFTAR MODUL

Pelaksana Madya Perawatan Bangunan Gedung


Jabatan Kerja :
(Site Supervisor of Building Maintenance)

Nomor
Kode Judul Modul
Modul
1 SSBM – 01 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2 SSBM – 02 Spesifikasi Struktur Bangunan Gedung

3 SSBM – 03 Spesifikasi Arsitektur Bangunan Gedung

4 SSBM – 04 Spesifikasi Utilitas Bangunan Gedung

5 SSBM – 05 Alokasi Waktu dan Penjadwalan

6 SSBM – 06 Perhitungan Rancangan Anggaran Biaya

7 SSBM – 07 Dokumen Kontrak

8 SSBM – 08 Teknologi Bahan, Bangunan & Konstruksi

9 SSBM – 09 Komputer

10 SSBM – 10 Rekayasa Bangunan

11 SSBM – 11 Perlengkapan dan Metode Kerja


Manajemen Pemeliharaan & Perawatan Bangunan
12 SSBM – 12
Gedung
13 SSBM – 13 Manajemen Supervisi Lapangan dan Pelaporan

14 SSBM – 14 Pranata Pembangunan


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

PANDUAN INSTRUKTUR

NAMA PELATIHAN : PELATIHAN PELAKSANA MADYA PERAWATAN


BANGUNAN GEDUNG (SITE SUPERVISOR OF
BUILDING MAINTENANCE)

KODE MODUL : SSBM - 11

JUDUL MODUL : PERLENGKAPAN DAN METODE KERJA

DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Peralatan tetap dan


sementara, Peralatan bantu kerja (tools), peralatan
dan perlengkapan pengujian, Gondola dan perancah,
Metode dan prosedur kerja untuk pelatihan Pelaksana
Madya Perawatan Bangunan Gedung (Site Supervisor of
Building Maintenance).

TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.

WAKTU PEMBELAJARAN : 2 (Dua) Jam Pelajaran (JP) (1 JP = 45 Menit)


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

RENCANA PEMBELAJARAN

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

1. Ceramah : Pembukaan/
Bab I, Pendahuluan

 Menjelaskan tujuan instruksional  Mengikuti penjelasan TIU dan OHT


umum(TIU) dan Tujuan TIK dengan tekun dan aktif.
instruksional khusus (TIK).  Mengikuti penjelasan maksud
 Menjelaskan maksud dan tujuan dan tujuan perlengkapan dan
perlengkapan dan metode kerja. metode kerja.
 Menjelaskan pengertian  Mengikuti penjelasan
perlengkapan dan metode kerja. pengertian perlengkapan dan
metode kerja.
Waktu : 5 menit  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang jelas.

2. Ceramah : Bab II, Perlatan tetap


dan sementara

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, uraian OHT


atau-pun bahasan mengenai : atau bahasan instruktur
Peralatan tetap dan sementara. dengan tekun dan aktif.
 Mengajukan pertanyaan
Waktu : 20 menit apabila ada yang kurang jelas.

3. Ceramah : Bab III, Peralatan bantu


kerja (tools)

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, uraian OHT


atau-pun bahasan mengenai : atau bahasan instruktur
Peralatan bantu kerja (tools). dengan tekun dan aktif.
 Mengajukan pertanyaan
Waktu : 20 menit apabila ada yang kurang jelas.

4. Ceramah : Bab IV, Peralatan dan


perlengkapan pengujian

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, uraian OHT


atau-pun bahasan mengenai : atau bahasan instruktur
Peralatan dan perlengkapan dengan tekun dan aktif.
pengujian.  Mengajukan pertanyaan
apabila ada yang kurang jelas.
Waktu : 15 menit

5. Ceramah : Bab V, Gondola dan


perancah

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, uraian OHT


atau-pun bahasan mengenai : atau bahasan instruktur
Gondola dan perancah. dengan tekun dan aktif.
 Mengajukan pertanyaan
Waktu : 15 menit apabila ada yang kurang jelas.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja

KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG

6. Ceramah : Bab VI, Metode dan


prosedur kerja

Memberikan penjelasan, uraian  Mengikuti penjelasan, uraian OHT


atau-pun bahasan mengenai : atau bahasan instruktur
Metode dan prosedur kerja. dengan tekun dan aktif.
 Mengajukan pertanyaan
Waktu : 15 menit apabila ada yang kurang jelas.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab I: Peralatan Tetap dan Sementara

BAB I
PERALATAN TETAP DAN SEMENTARA

Untuk menjamin pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan target yang
direncanakan, maka diperlukan perlengkapan dan metoda kerja yang sesuai.

Perlengkapan kerja merupakan hal yang mutlak sebelum pekerjaan dilaksanakan. Di


samping untuk menunjang kelancaran pekerjaan juga terkait erat dengan masalah
keselamatan. Jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk pemeliharaan dan
perawatan gedung pada setiap bangunan tidaklah harus sama. Hal ini disebabkan
karena sangat tergantung pada jenis, fungsi, luas jumlah lantai dan metoda kerja
yang diterapkan oleh manejemen/ tersebut Pengelola gedung.

Pada dasarnya Perlengkapan Kerja terdiri dari peralatan kerja yaitu :


 Peralatan Tetap
 Peralatan Sementara
 Peralatan Bantu Kerja ( hand tools )
 Peralatan Pengujian

1.1 PERALATAN TETAP

Peralatan tetap merupakan peralatan yang sering digunakan secara rutin yang
biasanya dimiliki oleh manejemen pemeliharaan bangunan gedung. Biasanya
peralatan ini disimpan dan dicatat secara rapi dan dikelola oleh suatu unit kerja
khusus sehingga selalu siap dan diketahui keberadaannya pada saat diperlukan.

1.2 PERALATAN SEMENTARA

Peralatan sementara merupakan peralatan khusus didatangkan untuk melaksanakan


suatu pekerjaan pemeliharaan yang jarang dilakukan baik disebabkan oleh suatu
keadaan darurat ataupun karena metoda kerjanya memerlukan peralatan yang tidak
tersedia di gedung sehingga harus didatangkan dari luar, misalnya alat angkat
khusus/mobil kran, peralatan core drill beton.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab I: Peralatan Tetap dan Sementara

Tabel 1.1. Perlengkapan dan Peralatan Pemeliharaan Bangunan.


Kondisi/Jenis Pekerjaan Perlengkapan Dan Peralatan
Peralatan Tetap :
Di tempat yang tinggi - Tangga
- Perancah
- Katrol
- Derek
- Sabuk Pengaman & Helm
Memidahkan benda berat - Papan beroda
- Gerobak palet
- Gerobak palet hidrolis
- Fork lift
- Dongkrak
- Rantai
Menata secara teliti - Penarik
- Penekan portable
- Dongkrak
- Rantai
Kabel, saluran dan penggantung listrik - fish tape
- Pembengkok pipa
- Pemotong pipa
- Pistol ramset
Sambungan las - Mesin las
- Tabung Oksigen/Gas
- Alat pengelas
- Pelindung mata
- Pelindung api
- Pengukur tekanan gas
Peralatan Sementara
Struktur beton yang retak/Bocor - Alat injeksi beton
- Perancah
Pembersian dinding/kaca luar gedung - Gondola portable
- Sabuk pengaman& Helm
- Telescopic, ember
- Handy talky
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

BAB II
PERALATAN BANTU KERJA (TOOLS)

Dalam pekerjaan perawatan diperlukan peralatan bantu kerja atau biasa disebut
tools. Para tenaga perawatan atau teknisi dalam menggunakan peralatan bantu kerja
atau tools tersebut dapat menghabiskan waktu cukup banyak, sehingga
mempengaruhi produktifitas kerjanya. Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi
waktu penggunaan alat bantu kerja (tools) adalah metoda penggunaan alat bantu
kerja, tempat penyimpanan seberapa jauh dari lokasi kerja dan cara penyimpanan
alat-alat bantu kerja atau tools tersebut.

2.1 RUANG PENYIMPANAN ALAT BANTU KERJA


Ruang penyimpanan atau gudang alat/peralatan bantu kerja harus diatur atau ditata
sebaik mungkin agar memudahkan pengambilan dan penyimpanan kembali alat-alat
bantu kerja yang telah selesai digunakan. Hal ini sangat berpengaruh pada
produktifitas kerja para tenaga perawatan.
Ruang gudang atau tempat penyimpanan peralatan bantu kerja dilengkapi dengan
kotak-kotak, kabinet/lemari dan rak-rak yang ditempatkan dan disusun sesuai
dengan tipe dari item-item yang sering digunakan.
Contoh: pengaturan tata letak ruang gudang atau tempat penyimpanan peralatan
bantu kerja dapat dilihat pada Gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

Pada contoh gambar tersebut, alat-alat bantu kerja seperti mesin bor, ”reamer”, ”tap”,
biasanya ditempatkan 3 (tiga) barus dari jendela gudang.

Penyusunan tersebut didasarkan informasi bahwa pemakaian peralatan bantu kerja


tersebut sangat sering.

Dengan penempatan peralatan bantu kerja tersebut mudah dijangkau maka akan
mengurangi waktu untuk mengeluarkannya dari gudang. Karena penggunaan
peralatan bantu kerja tersebut sangat atau sering digunakan maka akan diperoleh
penghematan waktu yang cukup besar juga.

2.2 PROSEDUR PENGELUARAN DAN PENYIMPANAN KEMBALI

Ada 4 (empat) prosedur kendali yang digunakan untuk pengeluaran dan


pengembalian alat bantu kerja, yaitu :
 Store withdrawal
 Tool tag and charge board
 Permanent tool withdrawal
 Damage tool returns

2.2.1 Recording Store Withdrawals

Catatan pengukuran peralatan bantu kerja harus disiapkan untuk setiap alat bantu
kerja yang mahal harganya. Contoh bentuk ”store withdrawal record” dapat dilihat
pada Gambar 2.2 dibawah ini.

TOOL WITHDRAWAL SLIP


Name : Clock No. Date
Quantity Item

Received Date  Loaned


Returned Date  Exchanged

Gambar 2.2: ”Total withdrawal slips”

2.2.2 Tool tag and charge board

Beberapa alat bantu kerja digunakan setiap hari oleh beberapa pekerja yang
berbeda dan hanya alat-alat bantu kerja tersebut tidak mahal. Dalam kondisi
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

demikian maka waktu yang digunakan untuk mengisi dan menulis pada slip / formulir
pengeluaran peralatan bantu kerja tersebut menjadi terlalu digunakan sistem ”tool
tag”. Pada sistem ini tiap pekerja diberi sejumlah plastik merah yang diberi nomor
disebut ”red, plastic numbered tag”. Petugas gudang alat bantu kerja harus menjaga
atau memelihara daftar nama tiap pekerja dan nomor tag yang diberikannya, seperti
ditunjukkan dibawah ini.

TOOL TAG LIST

Tag Number Name

1. .........................
2. .........................
3. .........................
4. ......+...................
5. .........................
........ .........................
......... .........................
......... .........................
45. .........................
46. .........................

Misalkan suatu alat kerja bantu dipinjam, lalu peminjaman mengembalikan 1 (satu)
platik merah (”red plastics numberd tag”). Tag ini mengandung nomor peminjaman
yang digantung pada papan yang disebut ”the charge board”, pada gantungan yang
diperuntukkan untuk alat bantu kerja tersebut.

2.2.3 Permanent tool withdrawal

Kadang-kadang diperlukan untuk mengeluarkan alat-alat bantu kerja secara


permanen atau selama pekerja masih bekerja dibagian perawatan. Alat-alat bantu
kerja ini didaftar oleh petugas gudang dalam suatu formulir yang ditandatangani oleh
peminjam dan petugas gudang. Formulir tersebut disimpan di gudang alat-alat bantu
kerja. Jika suatu ketika pekerja yang meminjam alat-alat bantu kerja tersebut
berhenti dari perusahaan atau dimutasi ke tempat tugas yang lain, maka pekerja tadi
harus mengembalikan ala-alat bantu kerja yang dipinjamnya sesuai dengan daftar
dalam formulir yang ditandatanganinya ketika meminjam alat-alat bantu kerja
tersebut.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

2.2.4 Damage tool returns

Petugas gudang bertanggung jawab memeriksa alat-alat bantu kerja yang


dikembalikan. Jika dijumpai alat-alat bantu kerja yang rusak, petugas tersebut
harus menyiapkan tiket/formulir perbaikan, seperti gambar berikut.

User Clock No. Tool No. Priority


1 2 3 4

Tool Name Date Returned


 No. ……….

Description of problem / repair needed

Received by : Date back in service

Perbaikan atas kerusakan alat-alat Bantu kerja tadi dapat dilakukan dibengkel
dalam perusahaan sendiri tetapi kalau tidak bias, perbaikannya dilakukan diluar.

2.3 JENIS-JENIS PERALATAN BANTU KERJA

Pengelompokkan pekerjaan perawatan bangunan gedung didasarkan pada bidang-


bidang :
 Arsitektur
 Sipil/struktur
 Mekanikal
 Elektrikal
 Tata lingkungan

Karena itu jenis-jenis peralatan bantu kerja juga mengikuti bidang-bidang pekerjaan
tersebut. Adapun yang dimaksud alat-alat bantu kerja adalah alat-alat kerja yang
bukan alat kerja utama tetapi diperlukan untuk memudahkan pelaksanaan pekerjaan
dan memperkuat produktifitas pekerja.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

a. Alat-alat Bantu Kerja untuk Bidang Arsitektur dan Sipil/Struktur


Alat-alat bantu kerja untuk bidang arsitektur dan sipil/struktur memiliki kesamaan.
Umumnya pekerjaan perawatan atau pemeliharaan yang dilakukan adalah
pelayanan kebersihan (”cleaning service”) atau ”house keeping.

Contoh alat-alat bantu kerja untuk pekerjaan ini adalah sebagai berikut :

No. Peralatan Bantu Keterangan & Kegunaan


1. Telescopic Alat bantu untuk disambungkan pada alat-alat
cleaning yang tidak terjangkau dengan tangan.
2. Tangga double decker Alat bantu untuk pembersihan yang tidak
terjangkau tangan.
3. Glitzi super 43 cm Alat bantu mesin polisher
4. Pad boy Alat bantu untuk membersihkan yang dapat
dijangkau dengan tangan.
5. Pad master Alat bantu jumbo pad tag handle untuk
membersihkan sudut atau pojok-pojok dinding,
lantai, tangga yang tidak terjangkau.
6. Stoffer & Blick Alat bantu untuk mengumpulkan kotoran atau
debu-debu dilantai.
7. Sarung tangan karet Alat bantu membersihkan area tolite.
8. Sikat kawat Alat bantu untuk membersihkan area toilet,
dinding dan lantai keramik.
9. Kemoceng Alat bantu untuk membersihkan meja, kursi, dan
furniture lainnya.
10. Dan lain-lain

Lampiran I adalah contoh gambar-gambar alat kerja atau alat bantu kerja untuk
pekerjaan cleaning service atau housekeeping.

b. Alat-alat Bantu Kerja untuk Bidang Arsitektur dan Sipil/Struktur yang bukan
untuk pekerjaan kebersihan atau cleaning service
Alat bantu kerja untuk pekerjaan penyambungan atau pemotongan benda kerja
lembaran-lembaran logam atau metal (sheetmetal hand tools).

No. Nama Alat Kegunaan


1. Pop riverter Alat bantu untuk menyambung bagian-bagian
dari lembaran-lembaran metal untuk kotak, rak-
rak, dan kabinet-kabinet.
2. Hand shear nibbler Alat bantu untuk meluruskan atau
membengkokkan atau memotong lembaran
metal yang rata
3. Hand rolls Alat bantu untuk membentuk lembaran-
lembaran metal yang rata menjadi bentuk
gulungan (rool)
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

No. Nama Alat Kegunaan


4. Punches Alat bantu untuk membuat diameter lubang
kecil.
5. Shear Alat bantu untuk memotong batang-batang
berat dengan potongan lurus.
6. Dan lain-lain

c. Alat-alat Bantu Kerja untuk Pekerjaan Mekanikal dan Elektrikal


No. Nama Alat Kegunaann
1. Obeng Untuk membuka skrup
2. Senter Untuk penerangan darurat/tambahan
3. Tang Untuk menjepit
4. Test pen Untuk mengecek/tes aliran listrik
5. Kunci-kunci (kunci inggris & ring) Untuk membuka skrup
6. Masker las listrik Untuk pengamanan waktu mengelas
7. Mata bor Untuk membuat lubang
8. Helm proyek Untuk alat pelindung kejatuhan benda dari
atas atau kepala terbentur dengan benda
keras
9. Alat-alat bantu kerja untuk uji atau test sesuai Tabel 2.1, Gambar 2.3 dan
gambar 2.4.
10. Tangga lipat Untuk melaksanakan pekerjaan pada
ketinggian tertentu
11. Palu Untuk memukul
12. Termometer Untuk mengukur suhu
13. PH meter Untuk mengukur PH
14. Dan-lain-lain

d. Alat-alat Bantu Kerja untuk Pekerjaan Tata Lingkungan


No. Nama Alat Kegunaan
1. Cangkul Untuk menggali tanah ditaman atau
halaman parkir
2. Sabit Untuk memangkas rumput
3. Gunting Untuk menggunting dan membentuk pola
taman
4. Selang air Untuk menyiram rumput atau tanaman
5. Sekop Untuk memindahkan batu-batuan
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

Tabel 2.1: Typical company and employee supplied tools

COMPANY SUPPLIED EMPLOYEE SUPPLIED


Hydraulic Knockout set Open End Wrench set
Mechanical Knockout set Box End Wrench set
Volt Ohm Milliammeter Ratchet Wrench set, ¼” & ½” drive
Digital meters for NC equipment Screw Driver set
Oscilloscope Crescent Wrenches
Hydraulic Portable Conduit Bender Allen Wrenches
Conduit Dies Lineman Pliers
Tap & Die set Diagonal Pliers
Power Crimpers for large terminals Needle – Nose Pliers
Induction Heater for assembly of large Wire Cutters
terminals with solder – type Terminal Crimpers
connector Hammers
Socket sets Continuity Tester
Pullers Micrometers, 0-1”
Commutator Stones Voltage Tester
Brush Tension Scale Tool Belt
Mica Undercutters
Megohmmeter Insulation Tester
Fuse Pullers
DC Armature Tester
Ammeters
Voltmeters
Tong Testers
Portable Ground Detector Lights
Vises
Hand 110/220 V Electric Drilss
Hand Air Drills
Sanders
Grinders
Stand Grinder/Wire Wheel Buffer
Belt Sander
Emery Cloth
Hi-voltage Gloves & Protective
Equipment
Fiberglass Ladders – 16’ & 24’
exclusively used on hi-voltage
Equipment lockup space
Soldering Guns
Soldering Iron – 37.5 watts
Soldering Iron – 60 watts
Micrometers – 2” & 3”
Come – alongs – 1 & 1- ½ ton
National Electric Code Handbook
Bolt Cutters
Heavy Cable Cutters
Crescent Wrenches – 16” & 18”
Drill Press
Variable Speed Portable Drill – 3/8”
Propane Torch
Power Winch
Conduit Benders 3/8”, 1/2”, 3/4”
Allen Wrenches
Adjustable Mirrors
Power Techometer
Ratchet Cable Bender
Copper Chopper
Heat Sinks
Capacitor Bridge
Variac Voltage Regulator
Anchor Gun, 22 cal.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

Gambar 2.3: Electrician/electric technician power tools


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab II: Peralatan Bantu Kerja (Tools)

Gambar 2.4: Testing equipment and instruments


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

BAB III
PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PENGUJIAN

3.1 DASAR PENGUJIAN

Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemilik bangunan gedung adalah
melakukan pemeriksaan berkala terhadap bangunan gedungnya.

Kewajiban tersebut tertuang dalam beberapa pasal peraturan pelaksanaan Undang-


Undang Nomor 36 tahun 2002 tentang Undang-Undang Bangunan Gedung, yaitu :

1. Pasal 72

a. Ayat (1): Pemanfaatan Bangunan Gedung merupakan kegiatan


memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan
dalam izin mendirikan bangunan gedung termasuk kegiatan pemeliharaan,
perawatan dan pemeriksaan secara berkala.

b. Ayat (2): Pemanfaatan Bangunan Gedung hanya dapat dilakukan setelah


pemilik bangunan gedung memperoleh sertifikat laik fungsi.

c. Ayat (3): Pemanfaatan Bangunan Gedung wajib dilaksanakan oleh Pemilik


atau pengguna secara tertib administrasi dan teknis untuk menjamin kelaikan
fungsi bangunan gedung tanpa menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan.

2. Pasal 79

a. Ayat (1): Pemeriksaan secara berkala bangunan gedung sebagaimana


dimaksud dalam pasal 72 ayat (1) dilakukan oleh pemilik dan / atau pengguna
bangunan gedung dan dapat menggunakan penyedia jasa pengkajian teknis
bangunan gedung yang memiliki sertifikat sesuai dengan peraturan per-
undang-undangan

b. Ayat (2): Pemeriksaan secara berkala bangunan gedung dilakukan untuk


seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen bahan, bangunan,
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

dan/atau prasarana dan sarana dalam rangka pemeliharaan dan perawatan


bangunan gedung, guna memperoleh perpanjangan sertifikat laik fungsi.

c. Ayat (3): Kegiatan secara berkala bangunan gedung sebagaimana dimaksud


pada ayat (2) harus dicatat dalam bentuk laporan.

Selain dari pasal-pasal tersebut diatas, Pemerintah Daerah DKI Jakarta juga
mengatur masalah pengkajian teknis seperti tercantum dalam Surat Keputusan
Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1503 tahun 1997 tentang
Ketentuan Pemeliharaan dan Pengkajian Teknis Bangunan Dalam Wilayah Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.

Pada Bab III Surat Keputusan Gubernur DKI tersebut diterangkan sebagai berikut :

1. Pasal 11

a. Ayat (1): Pengkajian Teknis Bangunan harus dilakukan terhadap bangunan


dan atau bangunan-bangunan yang secara teknis memerlukan penelitian lebih
lanjut sehubungan dengan kemungkinan adanya ancaman terhadap
keamanan dan keselamatan bagi bangunan dan penghuni serta pengunjung
bangunan dan atau untuk persyaratan teknis proses pemberian
rekomendasi/perizinan dalam rangka penentuan tingkat kelayakan suatu
bangunan.

b. Ayat (2): Bangunan yang memerlukan penelitian lebih lanjut, sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) pasal ini, adalah :
- bangunan yang mengalami musibah/bencana seperti gempa bumi,
kebakaran dan sebagainya;
- bangunanyang mengalami kelainan struktur;
- bangunan yang mengalami kegagalan sistem intalasi;
- bangunan yang penggunaannya menghasilkan limbah yang menimbulkan
pencemaran / gangguan lingkungan

c. Ayat (3): Bangunan yang memerlukan penelitian lebih lanjut untuk


persyaratan teknis proses pemberian rekomendasi/perizinan adalah :
- bangunan yang tidak memiliki unit/divisi pemeliharaan bangunan;
- bangunan yang memiliki unit/divisi pemeliharaan tetapi tidak
menyampaikan laporan hasil pemeliharaan secara berkala, sebagaimana
dimaksud dalam pasal 10;
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

- bangunan yang mengalami perubahan penggunaan dan atau penambahan


lantai tanpa izin;
- bangunan yang telah berdiri tetapi tidak memiliki IMB dan IPB;
- bangunan dengan fasilitas umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 4
ayat (2) butir C yang berdasarkan penilaian Dinas/Suku Dinas keadaan di
lapangan menunjukkan kerawanan yang tinggi terhadap keamanan dan
keselamatan bagi bangunan, penghuni dan pengunjung.

2. Pasal 12

a. Ayat (1): Pengkajian Teknis sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 ayat (1)
meliputi pengkajian bidang arsitektur, struktur serta instalasi dan
perlengkapan bangunan.

b. Ayat (2): Pengkajian Teknis harus dilakukan oleh pengkaji teknis yang
memiliki Surat Izin Bekerja sesuai dengan bidang dan golongannya.

c. Ayat (3): Untuk pengkajian teknis yang lebih dari satu bidang pekerjaan,
harus ditunjuk salah satu pengjaki sebagai koordinator.

3. Pasal 14

a. Ayat (1): Hasil pengkajian teknis minimal mencakup :


- inventarisasi data administrasi teknis dan kondisi nyata di lapangan;
- kondisi dan kelayakan bangunan dibidang arsitektur dan atau struktur dan
atau instalasi dan perlengkapan bangunan;
- kesimpulan tentang kondisi dan tingkat kelayakan bangunan;
- usul perbaikan dan penyempurnaan yang diperlukan;
- lampiran hasil pengetesan uji laboratoris, uji coba serta rekomendasi dari
instansi terkait yang diperlukan.

b. Ayat (2): Hasil pengkajian teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal
ini merupakan dasar bagi Dinas untuk persyaratan teknis proses pemberian
rekomendasi/perizinan dalam rangka penilai tingkat kelayakan bangunan.

c. Ayat (3): Usul perbaikan dan penyempurnaan sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) butir d pasal ini yang telah diteliti dan disetujui oleh Dinas, harus
segera ditindak-lanjuti oleh pemilik dan atau pengelola/penghuni bangunan.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

3.2 PERALATAN DAN PERLENGKAPAN PENGUJIAN

Peralatan dan perlengkapan pengujian yang digunakan disesuaikan dengan


keperluan dilapangan menurut bidang pekerjaannya, yaitu arsitektur, struktur serta
instalasi dan perlengkapan bangunan.

Ada 5 (lima) peralatan dan perlengkapan pengujian, yaitu :

a. Mutu Pekerjaan Beton

Alat Hammer Test ini (Gambar 3.1) digunakan untuk memeriksa kekuatan beton.
Dilakukan pada pekerjaan beton yang diragukan hasilnya.

Gambar 3.1: Alat Hammer Test

Jika pemeriksaan dengan alat ini masih diragukan hasilnya, biasanya dilakukan
pengambilan contoh dengan ’cored drill’, dan selanjutnya dilakukan pengujian
dilaboratorium untuk mengetahui tegangan beton hancurnya.

Mutu dan ketebalan beton dapat pula diperiksa dengan menggunakan teknis
pemantulan suara dengan menggunakan peralatan seperti Gambar 3.2.

Gambar 3.2: Alat Pengukur Ketebalan dan Mutu Beton


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

Pada hasil pengecoran beton yang diperkirakan keropos atau terdapat retakan
atau tidak homogen, maka alat yang terlihat pada Gambar 3.3 dapat
mendeteksinya dengan menggunakan getaran ultra sonik.

Gambar 3.3: Peralatan Ultra Sonik

Sedang untuk menentukan pole retakan, kepadatan dan modulus elastisitas


digunakan alat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4: Alat Pemeriksa Pola Retak Beton

Peralatan-peralatan ini dapat dihubungkan dengan komputer, sehingga hasilnya


dapat disimpan dan dicetak untuk keperluan bahan laporan.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

b. Kekuatan Angkur

Kekuatan angkur pada beton dan retakan dua bahan yang berbeda digunakan
alat seperti pada Gambar 3.5.

Gambar 3.5: Alat Pengukur Kekuatan Angkur

Lokasi tulangan dalam beton dan besar diameternya sulit diperiksa, jika
pengecoran sudah dilakukan, demikian pula ketebalan selimut beton yang
melindungi tulangan. Namun dengan alat seperti terlihat pada Gambar 3.6, dapat
mendeteksi lokasi dan ukuran tulangan serta ketebalan kulit pelindung betonnya.
Sedang untuk memeriksa tingkat korosi tulangan beton dan memetakannya,
dapat menggunakan alat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.6: Alat Pendeteksi Tulangan Beton


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

Gambar 3.7: Alat Pendeteksi Korosi Tulangan Beton

Data hasil pemeriksaan dapat dicatat secara langsung atau jika dihubungkan
dengan komputer dapat disimpan dan digunakan sebagai bahan laporan.

c. Merger Test

Alat ini digunakan untuk memeriksa instalasi jaringan listrik untuk memastikan
tidak adanya hubungan pendek. Alat ini dilengkapi dengan kabel data yang dapat
dihubungkan dengan komputer untuk keperluan penyimpan data dan laporan.
Dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.8: Alat Merger Test


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

d. Alat Pengujian Sistem Pembumian

Alat untuk mengukur sistem pembumian (grounding system) pada jaringan


instalasi listrik atau penangkal petir dapat terlihat pada Gambar 3.9 berikut ini.

Gambar 3.9: Alat Pengujian Sistem Pembumian

e. Infra Red Imaging Aparatus

Alat ini digunakan untuk memastikan pemasangan instalasi mekanikal dan


elektrikal sudah sesuai dengan persyaratan, terutama pekerjaan yang secara
kasat mata sulit dibedakan hasilnya. Dapat dilihat pada Gambar 3.10 dan
Gambar 3.11 berikut ini.

Gambar 3.10: Alat Citra Infra Merah


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab III: Peralatan dan Perlengkapan Pengujian

Gambar 3.11: Hasil Pemeriksaan dengan Infra Merah

Gambar 3.11 sebelah kiri menunjukkan adanya keseimbangan pembagian phase


pada jaringan distribusi listrik yang menggunakan 3 phase, sedang pada gambar
3.11 sebelan kanan terlihat ada sekrup sekring-MCB (main circuit breaker) yang
masih longgar.

Selanjutnya, hasil seperti terlihat pada Gambar 3.11, dibukukan sebagai bahan
laporan untuk keperluan ’testing & commissioning’ serta dijadikan dasar bagi
realisasi serah terima pekerjaan.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

BAB IV
GONDOLA DAN PERANCAH

4.1 UMUM

Bekerja dengan ketinggian tertentu memerlukan peralatan kerja berupa gondola


dan/atau perancah atau tangga. Pekerjaan konstruksi dan perawatan sering
menggunakan gondola, perancah maupun tangga, karena banyak berhubungan
dengan lokasi kerja yang mempunyai ketinggian tertentu sehingga untuk
menjangkaunya diperlukan peralatan-peralatan tersebut. Sebagai contoh adalah
pekerjaan atap/plafond lobby hotel atau gedung yang biasanya cukup tinggi,
membersihkan langit-langit gedung, membersihkan dinding luar bangunan,
memperbaiki atau mengganti dinding keramik gedung dan lain-lain. Hal ini perlu
dicermati dalam bekerja dengan ketinggian tertentu adalah resiko kecelakaan jatuh
yang dapat berakibat pekerja meninggal dunia maupun luka-luka berat/ringan, dan
hal ini telah sering terjadi.

Ada 3 (tiga) langkah untuk menghindari bekerja pada ketinggian, pencegahan


pekerja jatuh dan meringankan efek-efek/akibat-akibat yang terjadi jika pekerja jatuh
dari ketinggian tempat bekerjanya, yaitu :

1. Pekerjaan tidak dilaksanakan pada ketinggian jika secara rasional pekerjaan


tersebut dapat dilakukan dengan aman tanpa ketinggian (contoh menggabungkan
(assembling) komponen-komponen dapat dilakukan di lantai dasar).

2. Jika pekerjaan dilakukan pada ketinggian, pemberi kerja atau majikan harus
melengkapi alat dan aturan yang memadai untuk mencegah agar pekerja tidak
jatuh yang berakibat luka ataupun meninggal dunia (misalnya dengan
menggunakan pengaman tertentu (guard rail))

3. Pemberi kerja (majikan) harus memberi aturan yang cocok dan memadai pada
jarak minimum dan akibat-akibat dari jatuh (misalnya menggunakan jaring-jaring
pengaman atau safety net.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

4.2 RESIKO BEKERJA PADA KETINGGIAN

4.2.1 Tempat Aman Bekerja

Akses yang aman jalan ke luar dari dan ke tempat kerja sangat penting untuk bekerja
pada ketinggian tertentu. Semua tempat pijakan kerja (platforms), tangga-tangga,
perancah (scaffolds), jalan-jalan sempit, dan alat-alat angkut material atau
penumpang/orang harus aman digunakan dan mengikuti peraturan-peraturan serta
secara berkala diperiksa. Selain dari pada itu pijakan/landasan tempat kerja tersebut
harus bersih untuk mencegah tergelincir/terpeleset yang mengakibatkan kecelakaan
tenaga kerja maupun rusaknya material karena jatuh ke lantai dasar.

4.2.2 Tipe Pekerjaan dan Kecelakaan karena jatuh dari ketinggian tempat kerja

Jatuh dari ketinggian dapat mengakibatkan pecahan-pecahan, luka kepala yang


serius bahkan pekerja meninggal dunia. Pekerjaan yang dilakukan pada ketinggian
tertentu, contohnya adalah pemasangan bata, plesteran bata, pengecetan,
pengecoran, pemasangan atap dan lain-lain. Bahaya yang umum mengakibatkan
kecelakaan kerja misalnya adalah debu/abu, benda-benda berbahaya, aliran listrik,
getaran-getaran dan juga kebisingan yang menjadi sifat pekerjaan yang dilakukan
pada ketinggian tertentu.

Bentuk khusus kegiatan yang sangat berbahaya adalah penggunaan dari salah kerja
(false-work). False-work adalah struktur sementara yang digunakan untuk
mendukung suatu pekerjaan batu bata (brickwork) yang sedang dibangun. False-
work sering roboh, hal ini karena pekerja tidak kompeten sehingga menimbulkan
kecelakaan.

4.2.3 Perlindungan Terhadap Jatuh

Tahapan perlindungan untuk mencegah kecelakaan/luka akibat jatuh adalah:


 Pindahkan kemungkinan pindah dari jatuh suatu jarak yang dapat menyebabkan
kecelakaan kerja sekitar 2 (dua) meter, yaitu dengan melaksanakan pekerjaan di
lantai dasar).
 Lindungi dari bahaya jatuh yang dapat menyebabkan kecelakaan sekitar 2 (dua)
meter, yaitu dengan memakai jaring-jaring pengaman.
 Lindungi pekerja dengan jatuh yang dapat menyebabkan kecelakaan sekitar 2
(dua) meter, yaitu menggunakan peraturan keselamatan kerja yang berlaku.
 Ringankan konsekuensi-konsekuensi dari jatuh yang dapat menyebabkan
kecelakaan pekerja sekitar 2 (dua) meter, yaitu dengan menggunakan ”airbags”.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

4.3 GONDOLA

Untuk bangunan bertingkat tinggi perlu disiapkan alat untuk membersihkan kulit
bangunan dari debu-debu yang melekat pada bangunan tersebut. Gondola dipasang
didinding setiap bangunan bertingkat, sebagai tempat mengangkut orang yang akan
membersihkan dinding bangunan tersebut.

Ada beberapa jenis gondola gondola, yaitu :

1. Jib Arm Model – Drum Winding Type (2 wire)

Gondola model ini cocok untuk gedung-gedung dengan ketinggian menengah


dan rendah yang tidak mempuyai hambatan-hambatan tampahan. Jib Arm ini
dapat diturunkan dan dinaikkan secara tepat ke posisi tempat kerja untuk
keselamatan dan perawatan yang efisien.

Perjalanan gondola sepanjang atap puncak (roof top) dapat dilakukan dengan
atau tanpa menggunakan rail. Untuk mencegah kerusakan pada permukaan
dinding selama gondola bekerja keliling dinding gedung maka digunakan karet
yang padat.

Ada 2 (dua) tipe kabel kawat (wire ropes) yang menahan pijakan tempat kerja
(platform). Kabel-kabel kawat (wire ropes) dan pijakan tempat kerja (platforms)
dirancang untuk memastikan atau menjamin keselamatan semua item.

Gambar 4.1: Gondola Model Jib Arm– Drum Winding Type (2-wire)
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

2. Jib Arm – Drum Winding Type (4-wire)

Model ini cocok untuk gedung tinggi. Empat kabel digunakan pada tempat pijakan kerja
(platform) untuk memperkuat keselamatna dan kestabilan pekerja ketika sedang bekerja
pada gedung-gedung yang tinggi.

Merubah panjang lengan dapat memenuhi kebutuhan perawatan seperti bekerja pada
area-area kerja yang mundur atau menggantung.

Gambar 4.2: Gondola Model Jib Arm – Drum Winding Type (4-wire)

3. Sliding Arm – Model – Drum Winding Type (2-wire)

Rancangan atau desain yang kompak dan tidak kompleks secara fungsi membuat
gondola ini paling populer untuk gedung-gedung dengan hambatan-hambatan tambahan.

Memanjangkan dan memendekkan lengan-lengan akan memudahkan ke posisi yang


tepat mendekati permukaan dinding yang dibersihkan, rel-rel yang dipasang pada atap
memudahkan gondola bergerak horizontal sepanjang gedung. Gondola ini cocok untuk
gedung-gedung dengan ketinggian sedang atau rendah.

Gambar 4.3: Gondola Model Sliding Arm – Drum Winding Type (2-wire)
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

4. Sliding Arm – Drum Winding Type (4-wire)

Gondola model ini cocok untuk gedung dengan ketinggian menengah atau
sedang dan tinggi dengan hambatan-hambatan tambahan. Adanya 4 (empat)
kabel kawat pada pijakan tempat kerja (plat-form) menjamin atau memastikan
untuk memperkuat kestabilan. Gondola ini juga dilengkapi alat untuk
menyesuaikan pijakan tempat kerja (plat-form) yang digerakkan secara horisontal
tanpa merubah level.

Gambar 4.4: Gondola Model Sliding Arm – Drum Winding Type (4-wire)

5. Multi – Arm Type

Gondola ini cocok untuk gedung-gedung tinggi terutama untuk pekerjaan-


pekerjaan khusus seperti bekerja pada pojok-pojok atau sudut-sudut keliling
gedung.

Gambar 4.5: Gondola Model Sliding Arm – Drum Winding Type (Multi)
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

6. Fixed Arm Model

Fixed Arm Model ini dirancang untuk merawat area-area yang tidak dapat
dikerjakan dengan model gondola yang lain. Gondola ini digunakan untuk
perawatan gedung-gedung dengan permukaan yang melengkung, demikian juga
gedung yang mempunyai ketinggian sedang dan tinggi.

Gambar 4.6: Gondola Model Fixed Arm

7. Mono Rail Type (with Traverser)

Desain atau rancangan gondola ini memungkinkan untuk digunakan bekerja pada
posisi menggantung atau bahkan didalam gedung. Dengan rancangan mono-rail
atau double-rail menjadikan gondola ini dipasang pada posisi-posisi yang
diinginkan dan mudah dipindah sesuai dengan lokasi yang dikehendaki. Selain itu
juga mudah digerakkan secara vertikal dan horisontal.

Gambar 4.7: Gondola Model Mono-Rail Type


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

8. Arch Type (with Traverser)

Arch Type cocok digunakan untuk gedung-gedung dengan permukaan berbentuk


atrium dan gelas panjang yang menutupi atap. Untuk membersihkan jendela,
mengganti jendela dan perbaikan sealen sekarang diapat dikerjakan dengan
waktu dan ketikdanyamanan yang minimum.

Gambar 4.8: Gondola Model Arch Type

9. Mono Rail Type (with Traverser)

Multi fungsi yang dirancang pada gondola tipe mono-rail dimaksudkan


permukaan gelas yang luas.

Gambar 4.9: Gondola Model Mono - Rail Type (with Traverser)


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

10. Deck Type and Chair Type

Unit pengankat dan penurun dipasang menjadi satu pada pijakan tempat kerja
(plat-form) sehingga secara dramatis memudahkan pemasangan kebutuhan-
kebutuhan dan memperkuat kepandaian atau kefleksibilitas untuk bekerja.
Gondola ini cocok untuk gedung dengan ketinggian medium atau menengah
dengan secara relatif jumlah permukaan gelas kecil.

Gambar 4.10: Gondola Model Deck Type and Chair Type

4.4 PERANCAH (SCAFFOLDING)

Perancah atau scaffold adalah rangka yang disusun secara sementara dari bahan
aluminium alloy atau baja yang dijepit atau dipasang bersama untuk memenuhi cara-
cara akses (hubungan) ke area kerja dengan tingkat ketinggian tertentu maupun
memenuhi pijakan tempat kerja tempat kerja yang aman dari atau ke tempat
pekerjaan.

Ada beberapa jenis Scaffolding atau perancah, yaitu :

1. Sling Scaffolds

Perancah ini ditahan dengan kabel kawat atau rantai dan tidak dilengkapi dengan
peralatan untuk menaikkan, untuk menurunkan. Penggunaan utamanya adalah
untuk memperoleh akses jalan ke plafond atau langit-langit yang tinggi atau
permukaan dibawah atap-atap yang tinggi. Pijakan tempat kerja disusun dengan
konstruksi terdiri dari papan pembaring (ledgers), kayu palang (transom), dan
papan-papan kayu perancah dengan kayu lintang-lintang (rails) pengaman dan
papan-papan jari (toe board).
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

2. Truss-out Scaffolds

Perancah ini adalah bentuk independen yang diikat sepenuhnya pada bangunan
gedung untuk mendukung dan digunakan dimana mungkin atau tempat yang
diinginkan untuk mendirikan perancah dari lantai atau tingkat dasar.

Gambar 4.11: Perancah Type Truss-Out


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

3. Suspended Scaffolds

Perancah ini terdiri dari pijakan tempat kerja (working platform) ditahan dari
dukungan-dukungan seperti ”out-riggers”. Penggunaan suspended scaffolds ini
biasanya untuk membersihkan gedung dan perawatan pencahayaan pada posisi
tinggi suatu gedung.

Gambar 4.12: Perancah Type Suspended Scaffolds

4. Mobile Tower Scaffolds

Perancah tipe mobile tower utamanya digunakan untuk pekerjaan pengecatan


dan perawatan untuk memperoleh akses atau jalan ke plafond atau tipe mobile
tower adalah memiliki pijakan tempat kerja (working plat-form) yang dapat mudah
dipindah ke lokasi baru.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

Gambar 4.13: Perancah Type Mobile Tower Scaffolds

5. Birdcage Scaffolds

Perancah tipe bird cage digunakan untuk melengkapi pijakan tempat kerja
(working platform) pada tingkat yang tinggi diatas area yang luas. Pada dasarnya
perancah tipe ini terdiri dari dua arah pengaturan yang standar, papan pembaring
(ledgers) dan kayu palang (transoms) untuk mendukung pijakan tempat kerja
pada ketinggian yang diinginkan. Untuk memastikan standar kestabilan harus
ditempatkan tidak lebih 2.400 titik (centres) pada ke-dua arah dan seluruh
pengaturan yang diikat secara tepat atau kuat.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

6. Gantries

Gantries adalah bentuk perancah yang utamanya digunakan sebagai angkutan


bongkar dan memuat pijakan kerja (working platform) diatas tempat jalan kaki
umum dimana struktur sedang dalam konstruksi atau perbaikan. Pijakan tempat
kerja (platform) perancah ini dapat juga digunakan untuk penyimpanan dan area
penempatan atau akomodasi maupun melengkapi pangkalan perancah dari
perancah konvensional independen untuk membuat akses jalan ke permukaan
gedung yang didirikan.

Gambar 4.14: Perancah Tipe Gantries


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

7. System Scaffolds

Perancah tipe system didasarkan pada perancah tabung baja independen


tradisional, tetapi sebagai pengganti dihubungkan bersama dengan urut-urutan
dengan pasangan-pasangan lepas dan menjepitnya yang biasanya mempunyai
hubungan-hubungan interlocking connections. Perancah tipe system mudah
didirikan, dan dapat disesuaikan serta mudah dibongkar atau dipasang oleh
tenaga/operator semi terampil (skill).

Gambar 4.15: Perancah Tipe System


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab IV: Gondola dan Perancah

DAFTAR PUSTAKA

Dwi Tangoro, Utilitas Bangunan.

Phil Huges, MSc., FIOSH, RSP and Ed Ferret, PhD, BSc. MIEE, Introduction To
Health and Safety in Construction.

Roy Chudley, Revised by Roger Greeno, Advanced Construction Technology.


Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab V: Metode dan Prosedur Kerja

BAB V
METODE DAN PROSEDUR KERJA

Metode kerja untuk melaksanakan suatu pekerjaan pemeliharaan/perawatan sangat


tergantung pada kondisi dari bagian, instalasi dan peralatan bangunan yang akan
dilaksanakan pemeliharaan dan perawatan, waktu dan kelengkapan peralatan kerja
dan anggaran yang tersedia.

Berikut ini akan dibahas tentang, lingkup pekerjaan, cara pelaksanaan, peralatan
yang digunakan dan bahan-bahan yang diperlukan, tata cara pelaksanaan,
pengakhiran pekerjaan, dan pelaporannya.

Beberapa contoh pekerjaan pemeliharaan/perawatan yang sering dilakukan antara


lain dapat dijelaskan sebagai berikut:

5.1 Struktur Bangunan Baja

Bagian Bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi kuda-
kuda atau konstruksi atap bangunan atau tiang dan bagian pelengkapnya seperti
batang diagonal antar tiang.

Pemeliharaan/perawatan yang dilakukan:


1) Usahakan permukaan bahan struktur baja tidak terkena bahan yang mengandung
garam, atau bahan lain yang bersifat korosif.
2) Untuk bagian konstruksi yang terkena langsung air dan panas secara bergant-
ganti dalam waktu lama harus diberi lapisan cat atau meni besi yang berkualitas
baik.
3) Usahakan pada titik pertemuan konstruksi tidak ada air yang menggenang atau
tertampung oleh sambungan komponen atau
4) Bersihakan kotoran pada lubang pembuangan air pada konstruksi sehingga tidak
terjadi karat atau oksidasi.
Cara pelaksanaan:
1) Bersihkan permukaan dari kotoran dan debu dengan sabun atau deterjen atau
bahan pembersih lain yang tidak korosif atau dengan menggunakan sikat besi
dan ampelas atau kertas gosok/sand paper.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab V: Metode dan Prosedur Kerja

2) Apabila permukaan yang kotor pada konstruksi dapat mempergunakan metode


sand blasting dengan peralatan khusus.
3) Bersihkan permukaan baja sampai pada permukaan asli.
4) Bilamana kondisi konstruksi tidak terlalu kotor, maka bersihkan permukaan dan
segera beri lapisan meni yang sesuai dengan kondisi daerah dimana konstruksi
berada.
5) Beri lapisan meni/primary coat yang sesuai dengan peruntukkannya sebanyak
2~3 kali lapisan.
6) Bila dikehendaki dapat dicat dengan cat besi yang sesuai warna yang diinginkan.
7) Untuk bagian tiang bagian bawah usahakan agar tidak terjadi genangan air pada
ujung tiang yang bersangkutan. Apabila ini terjadi, maka bersihkan dan berikan
lapisan kedap air atau dapat dipergunakan jenis cat emulsi yang menggunakan
bahan tahan air dan asam (misal:jenis cat pencegah bocor).

5.2 Struktur Bangunan Beton

Bagian bangunan yang menggunakan bahan ini biasanya pada konstruksi tiang,
lantai/plat lantai atau atap. Biasanya kebocoran yang terjadi pada plat lantai karena
adanya retak rambut pada konstruksi plat, sehingga air kamar mandi atau air hujan
meresap ke dalamnya dan keluar ke bagian lain bangunan sebagai kebocoran.

Pemeliharaan/perawatan yang dilakukan:


1) Bersihkan kotoran yang menempel pada permukaan beton secara merata
2) Cat kembali dengan cat emulsi atau cat yang tahan air dan asam pada
permukaannya.
3) Untuk bagian tiang bangunan yang rontok karena terkena benturan benda keras,
bersihkan dan buat permukaan tersebut dalam keadaan kasar, kemudian beri
lapisan air semen dan plester kembali dengan spesi/mortar semen-pasir.
4) Pada retakan plat atau dinding beton dapat digunakan bahan Epoxy Grouts
seperti:
- Conbextra EP 10 TG untuk injeksi keretakan beton dengan celah antara 0,25
– 10 mm.
- Conbextra EP 40 TG mortar grouting untuk mengisi keretan beton dengan
celah antara 10 – 40 mm.
- Conbextra EP 65 TG mortar grouting untuk mengisi keretakan beton dengan
celah antara 0,25 – 10 mm.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab V: Metode dan Prosedur Kerja

5.3 Dinding Bata Merah atau Conblock

Dinding berfungsi hanya sebagai partisi atau dapat bersifat pula sebagai penahan
beban (wall bearing). Di lapangan kondisi dinding bata berbeda-beda. Kadang
ditemui dinding yang selalu dalam keadaan basah sehingga memungkinkan
tumbuhnya lumut dipermukaannya. Kondisi ini kerap terjadi di daerah dengan muka
tanah tinggi atau letak dinding bangunan yang berfungsi sebagai penahan tanah
seperti diperbukitan (misal: villa/rumah peristirahatan). Hal tersebut disebabkan
mortar dinding yang diletakkan di antara batu bata, tidak menggunakan mortar yang
kedap air.

Pemeliharaan/perawatan yang dilakukan antara lain:

1) Bila dinding rembes air atau selalu basah:


a) Hilangkan plesteran dinding yang rusak terlebih dahulu
b) Ukur sekitar 15 sampai dengan 30 cm dari sloof dinding yang ada ke arah
vertikal.
c) Korek dengan sendok mortar atau alat pahat dsb., spesi yang terdapat di
antara batu bata setebal setengah dari ketebalan bata, dalam arah horizontal
sepanjang 1 (satu) meter.
d) Gantikan mortar yang telah dikorek dengan spesi atau mortar kedap air
(campuran: 1 PC : 3 Pasir)
e) Bila telah mengering lanjutkan ke arah horizontal selanjutnya.
f) Bila telah selesai satu sisi dinding, lakukan pada sisi yang lain hal serupa.
g) Kemudian plester kembali dinding dengan campuran yang sesuai.

2) Bila dinding retak : diperiksa terlebih dahulu, apakah keretakan disebabkan oleh
faktor muai susut plesteran dinding atau akibat dampak kegagalan struktur
bangunan gedung).
Bila keretakan diakibatkan oleh muai susut plesteran dinding, maka:
a) Buat celah dengan pahat sepanjang retakan
b) Isi celah dengan spesi atau mortar kedap air (campuran: 1 PC : 3 Pasir)
c) Kemudian rapikan dan setelah mengering plamur serta cat dengan bahan
yang serupa
3) Bila dinding basah karena saluran air bocor : perbaiki saluran terlebih dahulu.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab V: Metode dan Prosedur Kerja

5.4 Dinding Batu Kali

Dinding batu kali biasanya hanya digunakan pada bagian bangunan dibagian luar
sebagai pelengkap (mis: untuk taman). Agar penampilan bangunan tetap terjaga
maka bagian luar pondasi taman ini harus dilakukan pemeliharaan.

Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:


1) Pembersihan permukaan batu dengan menggunakan peralatan sikat dan air,
secara periodik sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam setahun.
2) Bila diinginkan selanjutnya dicat dengan bahan vernis atau disemprot dengan
bahan cat transparan untuk mencegah lumut dan kotoran dan lumpur yang
menempel.
3) Dinding batu tempel untuk hiasan pada bangunan dapat dilakukan pemeliharaan
serupa.

5.5 Dinding Beton

Pada bangunan yang menggunakan expose concrete seperti pada dinding luar
bangunan, lapisan luar kolom.

Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:


1) Bersihkan permukaan expose concrete dengan menggunakan sabun, bilas
sampai bersih, lakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.
2) Lakukan pemberian cat transparan dengan warna ‘doff/un-glossy’ pada
permukaan yang ada sebanyak 2 (dua) lapis.

5.6 Dinding Kaca / Tempered Glass

Perkembangan arsitektur bangunan gedung banyak menggunakan kaca dibagian


luarnya sehingga bangunan terlihat lebih bersih dan indah. Dinding kaca
memerlukan pemeliharaan setidaknya 1 (satu) tahun sekali.

Pemeliharaan yang dilakukan antara lain:


1) Pada bangunan yang tinggi siapkan gondola secara aman sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab V: Metode dan Prosedur Kerja

2) Periksa semua karet atau sealent perekat kaca yang bersangkutan, bila terdapat
kerusakan sealent atau karet perekat kaca perbaiki dengan sealent baru dengan
tipe yang sesuai.
3) Bersihkan kaca dengan bahan deterjen dan bersihkan dengan sikat karet. Jangan
menggunakan bahan pembersih yang mengandung tinner atau benzene karena
akan merusak elasititas karet atau sealent.

5.7 Dinding Dengan Penutup Clading Alluminium Composit

1) Periksa sealant dan backup pada sambungan komponen, bila ada bagian yang
mengelupas perbaiki dengan sealant yang sama.
2) Pemeriksaan dilakukan setiap 6 (enam) bulan sekali.
3) Bersihkan permukaan komponen dengan sabun dan deterjen kemudian bilas
dengan air bersih dengan alat penyemprot manual.
4) Keringkan permukaan dengan menggunakan karet pengering permukaan yang
masih rata ujungnya.

5.8 Pengecatan Luar Bangunan

Cat dinding luar bangunan penting untuk penampilan bangunan. Sebaiknya


pengecatan ulang dilakukan pada tembok bangunan setiap 2 (dua) atau 3 (tiga)
tahun. Kerusakan cat pada bangunan antara lain:

1) Retak-retak (Crazing/Cracking), penyebabnya adalah:


a) Umumnya terjadi pada lapisan cat yang sudah tua karena elastisitas cat
sudah berkurang
b) Pengecatan pada lapisan cat pertama yang belum cukup kering
c) Cat terlampau tebal dan pengeringan tidak merata.

Cara perbaikannya :
a) Keroklah seluruh lapisan cat, dan permukaannya dihaluskan dengan kertas
ampelas kemudian bersihkan
b) Beri lapisan cat baru
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab V: Metode dan Prosedur Kerja

5.9 Pemeliharaan Atap Seng dan Cement Fiber Gelombang

1) Pengecatan dilakukan dengan meni sekurang-kurangnya setiap 4 (empat) tahun


sekali
2) Periksa paku atau angkur pengikat terutama pada karet seal untuk mencegah
bocor
3) Ganti karet seal bila rusak
4) Cat kembali permukaan seng dengan meni secara merata

5.10 Pemeliharaan Atap Sirap

1) Bersihkan setiap 6 (enam) bulan permukaan atap dari kotoran agar jamur atau
tumbuhan tidak melekat.
2) Gantilah sirap yang telah rapuh atau pecah-pecah dengan yang baru dengan
ukuran yang sama.

5.11 Pemeliharaan Atap Beton

1) Bersihkan setiap sebulan sekali permukaan atap dari kotoran yang melekat,
2) Beri lapisan anti bocor dengan kuas atau dengan cara semprot secara merata,
3) Bila menggunakan lapisan aspal-pasir sebagai lapisan atas permukaan atap,
periksa aspal yang mengelupas karena perubahan cuaca, dan berikan aspal cair
baru setebal 5 (lima) milimeter.

5.12 Pemeliharaan Atap Genteng Keramik

1) Periksa setiap 6 (enam) bulan atap keramik, terutama pada bubungannya


2) Bila terdapat retak segera tutup dengan cat anti bocor atau campuran epoxy.
3) Cat kembali pertemuan bubung dengan genteng keramik dengan cat genteng
yang sewarna

5.13 Pemeliharaan Atap Fiberglass

1) Periksa setiap 6 (enam) atap fiberglass terutama pada sambungan antar


komponen fiberglass
2) Bersihkan dengan menggunakan sikat yang lembut dan cairan sabun atau
deterjen.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab V: Metode dan Prosedur Kerja

3) Bila terdapat retak tutup dengan cat anti bocor.

5.14 Pemeliharaan Lisplang Kayu

1) Periksa setiap 6 (enam) bulan kondisi listplank


2) Bersihkan dari kotoran yang melekat dengan menggunakan sikat yang lembut
dan airan sabun atau deterjen.
3) Bila terdapat retak-retak tutup dengan plamur kayu dan cat kembali
4) Perbaikan yang sempurna dapat dilakukan dengan mengerok sampai habis cat
lama yang melekat, ampelas dan cat kembali dengan cat dasar serta cat penutup
khusus untuk kayu.

5.15 Pemeliharaan List Glass Fiber Cement (GRC)

1) Lakukan pemeriksaan secara periodik


2) Periksa seng penutup listplank
3) Bersihkan permukaan GRC dengan ampelas no. 2
4) Cat kembali dengan cat emulsi secara merata

5.16 Pemeliharaan Saluran Air Kotor

1) Periksa saluran tegak air kotor pada bangunan, terutama saluran yang
menggunakan bahan PVC, periksa pada setiap sambungan yang menggunakan
lem sebagai penyambungnya. Bila ditemui terdapat kebocoran segera tutup
kembali.
Cara perbaikannya:
(1) Ampelas atau buat kasar permukaan yang retak atau pada ujung sambungan
(2) Beri lem PVC pada daerah yang ingin disambung
(3) Sambungkan kembali bagian tersebut.
2) Bersihkan saluran terbuka air kotor pada sekitar bangunan dari barang-barang
yang dapat menggangu aliran air dalam saluran, sekurang-kurangnya 1 (satu)
bulan sekali.
3) Pada saluran tertutup air kotor, periksa melalui bak kontrol saluran, beri jeruji dari
batang besi sebagai penghalang sampah agar saluran tidak tersumbat.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Bab V: Metode dan Prosedur Kerja

5.17 Pemeliharaan Saluran Air Bersih

1) Saluran air bersih yang memerlukan pengamatan adalah saluran PVC yang tidak
terlindung dari panas matahari.
2) Tambahkan penggantung pada dinding untuk menopang atau menyanggah pipa
PVC bila ada sebagian penggantung yang lepas.
3) Bila terjadi kebocoran pada sambungan pipa PVC, maka lakukan hal-hal :
(1) Matikan aliran air dari stop kran yang ada
(2) Lem kembali dengan lem PVC sejenis dengan pipa atau balut dengan karet
bekas ban dalam motor untuk kondisi darurat (bersifat sementara) sehingga
kebocoran dapat dihentikan.
(3) Jalankan kembali aliran air bersih yang ada.

5.18 Pemeliharaan Talang Tegak dan Datar

1) Talang datar pada atap bangunan harus diperiksa setiap 1 (satu) tahun sekali
2) Bersihkan dari kotoran yang terdapat pada talang datar, bersihkan dari bahan
yang dapat menimbulkan korosif pada seng talang datar
3) Berikan lapisan meni setiap 2 (dua) tahun sekali agar seng talang tetap dapat
bertahan dan berfungsi baik.
4) Talang tegak yang terbuat dari pipa besi atau PVC sebaiknya dicat kembali
sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun sekali.
5) Bila talang tegak PVC pecah atau retak karena sesuatu benturan, perbaiki
dengan melapis bahan yang sama dengan menggunakan perekat atau lem
dengan bahan yang sama.

5.19 Pemeliharan dan Perawatan instalasi dan peralatan mekanikal


dan elektrikal

Pememliharaan dan perawatan instalasi dan peralatan mekanikal elektrikal disusun


dan dilaksanakan dengan memperhatikan standard operating procedure, manual
serta spesifikasinya masing-masing.

Demikianlah contoh–contoh beberapa pekerjaan pemeliharaan/perawatan dari


bagian/komponen bangunan gedung.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Rangkuman

RANGKUMAN

Untuk menjamin pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan target yang
direncanakan, maka diperlukan perlengkapan dan metoda kerja yang sesuai.

Perlengkapan kerja merupakan hal yang mutlak sebelum pekerjaan dilaksanakan. Di


samping untuk menunjang kelancaran pekerjaan juga terkait erat dengan masalah
keselamatan. Jenis dan jumlah peralatan yang diperlukan untuk pemeliharaan dan
perawatan gedung pada setiap bangunan tidaklah harus sama. Hal ini disebabkan
karena sangat tergantung pada jenis, fungsi, luas jumlah lantai dan metoda kerja
yang diterapkan oleh manejemen/ tersebut Pengelola gedung.

Pada dasarnya Perlengkapan Kerja terdiri dari peralatan kerja yaitu :


 Peralatan Tetap
 Peralatan Sementara
 Peralatan Bantu Kerja ( hand tools )
 Peralatan Pengujian

Pekerjaan perawatan diperlukan peralatan bantu kerja atau biasa disebut tools. Para
tenaga perawatan atau teknisi dalam menggunakan peralatan bantu kerja atau tools
tersebut dapat menghabiskan waktu cukup banyak, sehingga mempengaruhi
produktifitas kerjanya.

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi waktu penggunaan alat bantu kerja (tools)
adalah metoda penggunaan alat bantu kerja, tempat penyimpanan seberapa jauh
dari lokasi kerja dan cara penyimpanan alat-alat bantu kerja atau tools tersebut

Peralatan dan perlengkapan pengujian yang digunakan disesuaikan dengan


keperluan dilapangan menurut bidang pekerjaannya, yaitu arsitektur, struktur serta
instalasi dan perlengkapan bangunan.

Salah satu kewajiban yang harus dipenuhi oleh pemilik bangunan gedung adalah
melakukan pemeriksaan berkala terhadap bangunan gedungnya. Kewajiban tersebut
tertuang dalam beberapa pasal peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 36
tahun 2002 tentang Undang-Undang Bangunan Gedung.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Rangkuman

Bekerja dengan ketinggian tertentu memerlukan peralatan kerja berupa gondola


dan/atau perancah atau tangga. Pekerjaan konstruksi dan perawatan sering
menggunakan gondola, perancah maupun tangga, karena banyak berhubungan
dengan lokasi kerja yang mempunyai ketinggian tertentu sehingga untuk
menjangkaunya diperlukan peralatan-peralatan tersebut. Sebagai contoh adalah
pekerjaan atap/plafond lobby hotel atau gedung yang biasanya cukup tinggi,
membersihkan langit-langit gedung, membersihkan dinding luar bangunan,
memperbaiki atau mengganti dinding keramik gedung dan lain-lain. Hal ini perlu
dicermati dalam bekerja dengan ketinggian tertentu adalah resiko kecelakaan jatuh
yang dapat berakibat pekerja meninggal dunia maupun luka-luka berat/ringan, dan
hal ini telah sering terjadi.

Untuk bangunan bertingkat tinggi perlu disiapkan alat untuk membersihkan kulit
bangunan dari debu-debu yang melekat pada bangunan tersebut, oleh karena
Gondola sangat dibutuhkan dalam pekerjan pembersihan pada bangunan bertingkat
sebagai tempat mengangkut orang yang akan membersihkan dinding bangunan
tersebut.

Sedang Perancah atau scaffold adalah rangka yang disusun secara sementara dari
bahan aluminium alloy atau baja yang dijepit atau dipasang bersama untuk
memenuhi cara-cara akses (hubungan) ke area kerja dengan tingkat ketinggian
tertentu maupun memenuhi pijakan tempat kerja tempat kerja yang aman dari atau
ke tempat pekerjaan.

Metode kerja untuk melaksanakan suatu pekerjaan pemeliharaan/perawatan sangat


tergantung pada kondisi dari bagian, instalasi dan peralatan bangunan yang akan
dilaksanakan pemeliharaan dan perawatan, waktu dan kelengkapan peralatan kerja
dan anggaran yang tersedia.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Daftar Pustaka

DAFTAR PUSTAKA

1. , Peraturan Beton Indonesia 1971.

2. CONQUAS (Contruction Quality Assessment System) yang dikembangkan oleh BCA


(Building and Construction Assessment Authority).

3. Bill Creech, The Five Pillars of TQM (Lima Pilar TQM) Binarupa Aksara, 1996

4. Camellerie, J.F, Construction Methods and Equipment, Part 23 of Handbook of


Concrete Engineering by Marj Fintel, Van Nostrand Reinhold Company, New
York,1974

5. Caterpilar Performance Handbook, Edition 29

6. Dwi Tangoro, Utilitas Bangunan.

7. Fandy Ciptono & Anastasia Diana, Total Quality manajemen, Penerbit Andi Offset
Yogyakarta 1995.

8. Freedman, Sidney, Properties of Materials for reinforced Concrete, Part 6 of Handbook


of Concrete Engineering by Marj Fintel, Van Nostrand Reinhold Company, New York,
1974

9. Imam Soekoto, Mempersiapkan Lapisan Dasar Konstruksi I & II

10. Ir. Rochmanhadi, Alat-alat Berat dan Penggunaannya

11. Istimawan Dipohusodo, Manajemen Proyek dan Konstruksi, Kanisius Yogyakarta, 1996

12. James M Luthin, Drainage Engineering

13. Jimmy S. Juwana, Ir, MSAE, Sistem Bangunan Tinggi, Penerbit Erlangga 2005

14. Keputusan Menteri KIMPRASWIL Nomer : 362/KPTS/M/2004, tentang : Sistem


Manajemen Mutu Konstruksi Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.

15. Keputusan Menteri Nomor 382/KPTS/M/2004 tentang Sistem Manajemen Mutu


Konstruksi Dep. PU. Dalam Bab V huruf C mengenai pengadaan dimana persyaratan /
kriteria dan tata cara evaluasi ditetapkan.

16. Keputusan Kepala Bapekin No 29/KPTS/KF/2003 mengenai Tata Cara Penilaian


Prasarana dan Sarana Kimpraswil.

17. Mahendra Sultan Syah, Ir. Manajemen Proyek – Kiat Sukses Mengelola Proyek PT.
Gramedia Pusaka Utama, Jakarta Januari 2004.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Daftar Pustaka

18. Phil Huges, MSc., FIOSH, RSP and Ed Ferret, PhD, BSc. MIEE, Introduction To Health
and Safety in Construction.

19. Puspantoro, Benny, Ir, Ing, MSc Konstruksi Bangunan Bertingkat Rendah, Penerbit
Universitas Atmajaya Yogyakarta

20. Roy Chudley, Revised by Roger Greeno, Advanced Construction Technology.

21. R.L.Peurifoy, Contruction Planning, Equipment and Method

22. Soeharto, Imam, Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, 1995,
Penerbit Erlangga

23. Soeharto, Iman, Manajemen Proyek, Jilid 2 PT. Gelora Aksara Pratama, 2001

24. Sabnis, Gajanan M, Ph.D,P.E., Handbook of Composite Construction Engineering,


Van Nostrand Reinhold Company, New York,1979

25. Undang – undang No 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung,

26. Vincent Gaspersz, Statiscal Process Contral (Penerapan teknik – Teknik Statistikal
Dalam Manajemen Bisnis Total).

27. Waskita Karya PT, Manual Mutu 2000

28. Waskita Karya PT, Manual Perencanaan dan Pengendalian Proyek 1999.
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Lampiran 1

LAMPIRAN 1
CONTOH GAMBAR-GAMBAR ALAT BANTU KERJA

NO. PERALATAN KETERANGAN

1. Nama : Closet Borstel


Kegunaan : Alat ini dipergunakan untuk membersihkan, menyikat
closet dan urinoir pada ruang toilet.

2. Nama : Alluminium Handle


Kegunaan : Tangkai untuk pengendali damp mop set

3. Nama : Damp Mop Set 60 cm


Kegunaan : Sebagai alat menyapu lantai keras dan kering,
digunakan dengan cara mendorong ke depan atau
digerakkan sesuai dengan area yang dibersihkan

4. Nama : Professional Double Bucket


Kegunaan : Tempat peralatan dan chemicals untuk pembersihan
jendela kaca

5. Nama : Washer Set 35 cm


Kegunaan : Alat ini dipergunakan untuk pembersihan basah, kaca-
kaca yang kotor dan menggosok kotoran yang melekat
di kaca agar lepas dan sekaligus dapat dicuci dengan
cairan kimia.

6. Nama : Window Wiper Set 35 cm


Kegunaan : Alat ini dipergunakan untuk mengeringkan/menarik air
kotor setelah pencucian

7. Nama : Double Bucket


Kegunaan : Alat ini dipergunakan untuk membersihkan atau
mengel lantai.

8. Nama : Wet Mot Cotton 400 gram


Kegunaan : Untuk mengepel lantai system basah yang
dipergunakan bersama trolley
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Lampiran 1

NO. PERALATAN KETERANGAN

9. Nama : Emmer Pudel Dianex


Kegunaan : Ember yang didesain dengan dua tempat yang dapat
menampung air bersih dan air kimia/kotor

10. Nama : Floor Squeegee 55 cm


Kegunaan : Untuk membersihkan lantai keras dengan cepat dari
kelebihan air di waktu hujan atau jika menyikat lantai
dengan banyak air, kelebihan air dapat didorong pada
tempat pembuangan air yang tepat.

11. Nama : Foam Base Holder


Kegunaan : Pemakaian alat ini harus dipasangkan dengan
maseline paper dan digunakan untuk menangkap
debu-debu halus pada lantai rata

12. Nama : Maseline Paper


Kegunaan : Untuk membersihkan dan menghilangkan debu-debu
yang melekat di lantai secara maksimal sehingga lantai
terlihat lebih bersih dan mengkilap

13. Nama : Forked Mop Long Acrylic


Kegunaan : Alat yang berbentuk seperti garpu (kemoceng) ini
digunakan untuk membersihkan dinding dari debu atau
sarang laba-laba

14. Nama : Telescopic


Kegunaan : Alat untuk disambungkan pada alat-alat cleaning yang
tidak terjangkau oleh tangan
Ukuran : 200 cm, 900 cm

15. Nama : Tangga Double Decker 805


Kegunaan : Sebagai alat Bantu untuk pembersihan yang tidak
terjangkau tangan

16. Nama : Glitzi Super Pad 43 cm


Kegunaan : Alat Bantu mesin polisher

17. Nama : Jumbo Pad


Kegunaan : Pad untuk mengangkat kotoran yang dipasangkan
dengan pad master atau pad boy
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Lampiran 1

NO. PERALATAN KETERANGAN

18. Nama : Danger Notice


Kegunaan : Untuk memperingatkan kepada semua orang yang
akan melewati area tersebut harus hati-hati

19. Nama : Pad Boy


Kegunaan : Alat Bantu ini mirip pad master namun tanpa handle
dan dipakai untuk membersihkan pengotoran yang
dapat dijangkau dengan tangan.

20. Nama : Pad Master


Kegunaan : Alat Bantu jumbo pad dengan handle untuk
membersihkan sudut-sudut dinding, lantai dan tangga
yang tidak terjangkau

21. Nama : Biogioli Cloth


Kegunaan : Merah, untuk melap closet, urinoir, dll.
Hijau untuk melap meja makan, bangku, pintu dll.
Biru untuk melap meja makan, dll. Mengandung pelarut
minyak

22. Nama : Interior Cloth


Kegunaan : Untuk membersihkan ruang interior dan kaca

23. Nama : Glass Cleaning Cloth


Kegunaan : Utuk membersihkan kaca

24. Nama : Greenspeed


Kegunaan : Lap multi purpose dan tidak memerlukan chemical,
untuk membersihkan cermin, washbak dapur, tangga,
pegangan tangga, meubel, mobil, interior mobil, kaca
dalam, dll

25. Nama : Stoffer & Blick


Kegunaan : Untuk mengumpulkan kotoran atau debu-debu di lantai

26. Nama : Jobby Dustpan With Lobby Broom


Kegunaan : Terbuat dari plastic dan dilengkapi dengan karet yang
berkualitas yang dapat menempel di lantai untuk
memudahkan pengumpulan sampah.

27. Nama : Luiwagen Hard


Kegunaan : Untuk menyikat anak tangga dan ruangan toilet yang
ukurannya kecil
Modul SSBM-11: Perlengkapan dan Metode Kerja Lampiran 1

NO. PERALATAN KETERANGAN

28. Nama : Avfalback 120 Ltr


Kegunaan : Untuk menampung sampah sementara

29. Nama : Wet & Dry Vacuum COLUMBUS SW3000


Data Teknik : Kapasitas 44 ltr, 1100 watt
Kegunaan : Untuk menghisap air yang ada di lantai-lantai (lantai
keramik, lantai marmer, lantai granit, dll)

30. Nama : Low Speed Polisher COLUMBUS E400


Data Teknik : 140 rpm, 17”, 1200 watt
Kegunaan : Untuk menyikat dan memoles lantai keramik, granit,
marmer, karpet, dsb.

31. Nama : Dry Vacuum COLUMBUS ST2000


Data Teknik : Kapasitas 15 ltr, 1100 watt
Kegunaan : Untuk menghisap debu-debu, pasir halus, sampah kecil
dan kering pada lantai karpet, sofa dan lantai keras

Anda mungkin juga menyukai