Anda di halaman 1dari 38

PETUNJUK TEKNIS JAMPERSAL DAN

RUMAH TUNGGU KELAHIRAN


KAB. LIMA PULUH KOTA
TAHUN 2017
TUJUAN
KEBIJAKAN OPERASIONAL
1) Dana Jampersal merupakan Dana Alokasi Khusus Non Fisik
yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang
mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka
mendekatkan akses pelayanan KIA;
2) Dana Jampersal diarahkan untuk memobilisasi persalinan ke fasilitas
kesehatan untuk mencegah secara dini terjadinya komplikasi baik
dalam persalinan ataupun masa nifas;
3) Penyediaan Runah Tunggu Kelahiran (RTK) mempertimbangkan sumber
daya kesehatan di daerah dan kebutuhan lapangan,
4) Dana Jampersal dapat digunakan untuk membiayai persalinan/perawatan
kehamilan resiko tinggi di fasilitas pelayanan kesehatan bagi ibu
hamil/bersalin miskin dan tidak mampu yang belum mempunyai
jaminan pembiayaan oleh JKN/KIS, atau jaminan lainnya. Penerimaan
bantuan hanya berlaku di perawatan/pelayanan kelas III
sesuai dengan pelayanan bagi Penerima Bantuan Iuran (PBI)
dan tidak diperbolehkan naik kelas
5) Dana Jampersal tidak boleh digunakan untuk membiayai kegiatan yang telah
dibiayai melalui dana APBN, APBD, BPJS, maupun sumber dana lainnya,
6) Dinas kesehatan Kabupaten/Kota menghitung kebutuhan pemanfaatan dana
Jampersal untuk masing-masing kegiatan yang akan dibiayai dari dana
Jampersal untuk wilayah Kabupaten/Kota sesuai dengan prioritas.
5) Dana Jampersal dapat dimanfaatkan secara fleksibel dalam lingkup
Jaminan Persalinan sesuai kebutuhan di daerah dan dapat diatur dalam
juknis dan alokasi dana Jampersal merupakan pagu maksimal.
6) Pembayaran kegiatan Jampersal menggunakan sistem klaim dari
fasilitas pelayanan kesehatan atau penanggung jawab kegiatan Jampersal
kepada bendahara yang di tetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
7) Ketentuan lebih lanjut tentang pengelolaan dan pemanfaatan dana
Jampersal diatur lebih lanjut di daerah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Ruang Lingkup Kegiatan Jampersal
Ruang lingkup Jampersal di Kabupaten/Kota meliputi :
Penggunaan Dana Jampersal

a. Rujukan ibu hamil/ibu bersalinan ke fasilitas pelayanan kesehatan :


1. Rujukan ibu hamil/bersalin normal dari rumah ibu hamil ke
fasilitas pelayanan kesehatan primer baik melalui Rumah tunggu Kelahiran
dan atau langsung ke fasilitas pelayanan kesehatan primer.
2. Rujukan ibu hamil risiko tinggi dari rumah ibu hamil ke fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tersier atau dari fasilitas pelayanan
kesehatan primer ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tersier
baik melalui rumah tunggu kelahiran dan atau langsung ke fasilitas pelayanan
kesehatan rujukan sekunder/tersier,
3. Rujukan ibu hamil risiko tinggi untuk pelayanan perawatan
kehamilan ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan sekunder/tertier atas
indikasi medis.
Penggunaan Dana Jampersal
b. Sewa dan Operasional Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
termasuk makan dan minum bagi pasien, keluarga pendamping dan
petugas kesehatan/kader.
c. Pertolongan persalinan, perawatan kehamilan risiko tinggi atas indikasi bila
diperlukan di fasilitas pelayanan kesehatan yang kompeten dengan fasilitas
sama dengan peserta JKN/KIS penerima bantuan iuran (PBI) kelas III berupa :
1. Biaya jasa pertolongan persalinan/perawatan kehamilan,
2. Pelayanan KB pasca persalinan dengan kontrasepsi di sediakan BKKBN
3. Perawatan Bayi Baru Lahir dan Skrining Hipotiroid Kongenital.
4. Pembiayaan untuk pelayanan Antenatal Care (ANC) dan pelayanan nifas
(PNC) tidak termasuk dalam paket Jampersal kecuali ibu hamil Risiko
tinggi yang atas indikasi medis perlu
pelayanan/perawatan di fasilitas rujukan
sekunder/tersier.
Penggunaan Dana Jampersal

5. Penerimaan bantuan Jampersal tidak diperbolehkan naik kelas dengan biaya


sendiri dan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Penerima
Bantuan Iuran (PBI). Besaran biaya pertolongan persalinan dan perawatan
sesuai dengan yang berlaku pada penyelenggaraan Jaminan Kesehatan
Nasional oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial.
d. Dukungan manajemen/pengelolaan Jampersal Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota.
Dana Jampersal dapat digunakan oleh pengelola Jampersal tingkat Kabupaten/Kota
untuk kegiatan sosialisasi, verifikasi klaim, survey dan kontrak RTK,
pembinaan, pendampingan petugas kesehatan, dan dukungan administrasi.
Penggunaan Dana Jampersal

Setiap kabupaten kota dapat menggunakan dana


Jampersal untuk sewa Rumah Tunggu Kelahiran (RTK)
minimal 1 (satu) rumah di dekat Rumah Sakit
yang di tetapkan sebagai rujukan risiko tinggi untuk
mendekatkan akses ibu hamilrisiko tinggi dengan Rumah Sakit
sebelum dan sesudah hari kelahiran.
DANA JAMPERSAL

Dana Jampersal tidak boleh dimanfaatkan untuk


belanja tidak langsung, belanja modal, pembelian obat
dan vaksin serta bayar iuran/premi

12
Rumah Tunggu Kelahiran
• suatu tempat atau ruangan yang berada di
dekat fasyankes (Poskesdes, Puskesmas, rumah
sakit) yang dapat digunakan sebagai tempat
tinggal sementara bagi ibu hamil dan
pendampingnya (suami/kader/keluarga) selama
beberapa hari sebelum saat persalinan tiba dan
beberapa hari setelah bersalin.
• Rumah Tunggu Kelahiran (RTK) sendiri,
merupakan bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
• Berupa tempat (rumah/bangunan tersendiri)
yang dapat digunakan untuk tempat tinggal
sementara bagi ibu hamil yang akan
melahirkan hingga nifas, termasuk bayi yang
dilahirkannya serta pendampingnya
(suami/keluarga/ kader kesehatan).
Tujuan Umum:
Meningkatkan pelayanan persalinan oleh
tenaga kesehatan
TUJUAN KHUSUS
• Terpantaunya perkembangan proses
persalinan
• Bumil resti tidak terlambat dalam proses
rujukan
• Meningkatkan mental bumil menghadapi
saat-saat melahirkan
• Terpantaunya kondisi pasca salin ibu maupun
bayi
SASARAN

• Diutamakan adalah ibu hamil yang berasal dari


daerah dengan akses sulit yang memiliki faktor
risiko atau risiko tinggi.
• Bulin Sering Terlambat Ke Sarana Kesehatan
• Bulin Sering Terlambat Ditolong
• Bulin Sering Terlambat Di Rujuk
• Minimal H – 2 para bumil sudah berada di rumah
tunggu.

• Prioritas semua Ibu hamil baik yg normal, resiko


tinggi yg akan dirujuk
Berdasarkan lokasi dan fungsinya
• Rumah Tunggu Poskesdes, yaitu rumah tunggu yang
berada dekat Poskesdes, digunakan bagi ibu hamil
yang non-risiko.
• Rumah Tunggu Puskesmas, yaitu rumah tunggu yang
berada dekat Puskesmas, digunakan bagi ibu hamil
yang non-risiko atau yang memiliki risiko yang dapat
ditangani sesuai kemampuan Puskesmas.
• Rumah Tunggu Rumah Sakit, yaitu rumah tunggu
yang berada dekat rumah sakit, digunakan bagi ibu
hamil dengan risiko tinggi.
Adanya Rumah Tunggu Kelahiran diharapkan
dapat

❖ Meningkatkan cakupan persalinan yang ditolong


tenaga kesehatan di fasyankes.
❖Meningkatkan deteksi dan penanganan dini
komplikasi maternal.
❖Dapat berperan dalam upaya percepatan penurunan
angka kematian ibu.
Syarat klem jampersal
• Sama dengan JKN (fc buku kia, partograf)
• Surat Keterangan Tidak Mampu dan Tidak
Memiliki Kartu Jaminan Kesehatan dari Wali
Nagari diketahui oleh Camat
• KK, KTP/ surat keterangan berdomisili
• Bahan klem rangkap 3 (tiga)
LOKASI UNTUK RUMAH TUNGGU PERSALINAN

1. Puskesmas Suliki
2. Puskesmas Maek
3. Puskesmas Tanjung Pati
4. Puskesmas Pangkalan
5. Puskesmas Muaro Paiti
6. Puskesmas Sialang

23
Contoh Rumah Tunggu
• KANTONG
PERSALINAN DATA
IBU HAMIL RESTI
KAB. 50 KOTA
Pemantauan Petugas Di Rumah Tunggu
Petugas Sedang Merawat Bayi
Pasien Pemanfaat Rumah Tunggu
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai