Anda di halaman 1dari 14

TECHNO PRENEURSHIP

“ANALISIS MASALAH PASAR DAN STRATEGI MENGATASINYA ”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Techno Preneurship

Dosen Pengampu :

- Drs. Isa Ansori, M.Pd.


- Moh. Farizqo Irvan, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

Nama : Romnah Kistiari


NIM : 1401420127
No. Presensi : 11

ROMBEL G
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2021
ANALISIS MASALAH PASAR DAN STRATEGI PENYELESAIAN : MADU ASLI

PENDAHULUAN

Berbagai kekayaan alam di Indonesia, salah satunya adalah madu. Data Badan Pusat Statistik
(BPS), madu yang dihasilkan di Indonesia pada tahun 2012 sebanyak 67.606 liter dan pada tahun
2013 mencapai 29.000 liter (BPS, 2013).Tingkat konsumsi madu di negara- negara maju seperti
Jerman, Jepang, Inggris, dan Perancis mencapai 700-1500 g/kapita/tahun, untuk Indonesia kurang
dari 20 g/kapita/tahun. Produksi madu di Provinsi Bengkulu didominasi oleh madu hutan (Madu
Sialang) dan madu Budidaya A. Cerana (Saepudin, 2013).

Usaha penjualan madu bertujuan untuk memperoleh peningkatan pendapatan rumah


tangga.Untuk mengetahui adanya kontribusi pendapatan dari usaha lebah madu tersebut digunakan
pendekatan menggunakan analisis SWOT, dengan tehnik pengambilan sampel melalui kuesioner
pada konsumen madu yang dipilih. Analisis tersebut, bertujuan untuk mengetahui besarnya
tingkat pembelian madu di Kota Blora.

Konsumen akan memilih produk yang memiliki kualitas baik, mengingat belum adanya
jaminan dan kualitas madu yang banyak dijual di pasaran, sehingga membuat masyarakat menjadi
ragu dan kurang percaya untuk membeli madu, terutama dalam menentukan keaslian sebuah
produk madu. Pada awalnya konsumen lebih menekankan pada kualitas yang berhubungan
langsung dengan produk madu, karena produk yang dibuat harus dapat memenuhi kepuasan
konsumen (Suranto, 2005).

Madu memiliki pangsa pasar yang luas dan prospek yang baik, sehingga banyak peternak
lebah madu berkompetisi dalam persaingan di bidang usaha ternak lebah madu. Produk hasil lebah
sangat menjanjikan jika digunakan sebagai peluang usaha,sehingga masih banyak peternak lebah
madu yang menjual madunya tanpa memikirkan kualitasnya yang membuat posisi petani lebah
menjadi lemah. Pemasaran madu yang sering dilakukan peternak di Blora adalah menjual
produknya secara langsung kepada konsumen. Madu tersebut dijual secara curah/botolan yang
tidak menggunakan merek dengan bentuk dan ukuran kemasan tertentu. Hal ini disebabkan
kurangnya pengetahuan produsen madu mengenai serapan teknologi pengolahan dan pemasaran
produk yang merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya permasalahan dalam pemasaran madu.
Dalam hal pemasaran, kondisi yang paling sulit adalah mempertahankan konsumen untuk selalu
menggunakan produk unggulannya, dengan menciptakan loyalitas bagi pelanggan dan menjaga
ketersediaan serta konsistensi kualitas produk madu. Penerapan strategi pemasaran yang tepat
dibutuhkan untuk meningkatkan penjualan produk di pasar.
MATERI DAN METODE

Lokasi penelitian ini dilakukan pada 5 responden/konsumen madu di Kabupaten Blora.


Pemilihan lokasi dilakukan menggunakan metode purposive (sengaja) Metode yang digunakan
pada penelitian ini adalah survey, yaitu dengan melakukan pengamatan pasar serta pemberian
kuesioner kepada responden/konsumen, kemudian data yang diambil berupa analisis segmentasi
konsumen madu menggunakan analisis deskriptif dengan uji validitas dan reabilitas pada atribut
bauran pemasaran, serta uji pemasaran dengan menggunakan analisis kelemahan dan peluang .
Analisis kelemahan dan peluang ditunjukan untuk mengembangkan dan memandu usaha penjualan
madu menuju masa depan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Secara umum dapat dikatakan bahwa pasar madu di Kota Blora merupakan salah satu
peluang usaha yang sangat baik dan menjanjikan, pengembangan dan potensi pasar memiliki posisi
strategis dalam pemenuhan permintaan konsumen. Hal ini dapat dilihat dari permintaan konsumen
yang sangat signifikan terhadap produk madu yang beredar di pasar Kota Blora.

Instrumen yang valid harus mempunyai validitas internal dan eksternal. Instrumen yang
memiliki validitas internal atau rasional, bila kriteria yang ada dalam instrumen secara rasional
(teoritis) telah mencerminkan yang diukur. Jadi kriterianya ada di dalam instrument itu. Instrument
yang mempunyai validitas eksternal bila kriteria di dalam instrumen disusun berdasarkan fakta-
fakta empiris. Koefisien validitas dianggap valid jika r hitung > r tabel α=0.05 (Santoso, 2004;
Suherman, 2007).

Hasil penelitian yang valid terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur yang seharusnya diukur (Eureka, 2015).

PEMBAHASAN

Faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan
ancaman) dalam hal strategi pemasaran madu di Kota Blora, dapat dilakukan identifikasi dan
evaluasi untuk mengetahui kemampuan internal yang dimiliki guna menentukan strategi dan
memanfaatkan peluang yang ada,sehingga secara bersamaan menghindari ancaman. Analisis
tersebut, berguna untuk mengetahui posisi dan kesesuaian strategi saat ini. Strategi saat ini sesuai
dengan kemampuan yang ada, serta mengantisipasi persoalan yang kemungkinan dapat muncul
pada masa yang akan datang.

Untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran madu di Kota Blora yang terkandung
didalamnya, maka dilakukan pendekatan melalui analisis SWOT. Hal terpenting yang terlebih
dahulu dilakukan dalam analisis SWOT adalah menentukan besarnya bobot masing- masing item
pertanyaan. Besarnya bobot ditetapkan berdasarkan tingkat kepentingan masing- masing item
pertanyaan untuk setiap variabel faktor penentu dalam lingkungan strategis yang ada, dengan
melihat kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Semakin besar kekuatan dan peluangnya,
maka nilai rating-nya akan semakin tinggi, sehingga semakin kecil kekuatannya dan peluangnya
akan semakin rendah rating-nya.

Tabel 3. Total pertanyaan terbesar faktor internal dan eksternal

Peluang Market (Opportunities)


N
1 2 3 4 5 Total
o Pertanyaan
Adanya manfaat kesehatan dari produk yang membuat konsumen tertarik
1 √ √ √ √ √ 5
untuk membeli madu
Merk dan Kulitasnya baik mempengaruhi loyalitas konsumen terhadap
2 √ x x √ x 2
madu
3 Madu asli merupakan pilihan utama √ √ √ √ √ 5
Gaya hidup sehat meningkatkan beralihnya penggunaan obat kimia ke
4 √ √ x √ √ 4
obat alami
Ancaman Market (Weakness)
N
1 2 3 4 5 Total
o Pertanyaan
1 Harga madu yang fluktuatif √ x √ x √ 3
2 Pengaruh orang lain dan harga mempengaruhi konsumen terhadap madu √ √ √ √ √ 5
Sulitnya mencari madu asli dan sulit mengetahui perbedaan keaslian
3 √ √ √ √ x 4
produk madu
Harga terjangkau adalah salah satu pilihan dibandingkan dengan
4 x x x x x 0
orisinalitas produk madu
Pola pikir bahwa madu yang besumber dari petani asli dan tanpa label
5 x √ √ x √ 3
dagang dinilai lebih ori

Tabel 3 pada poin peluang menunjukkan bahwa nilai total pertanyaan paling tinggi sebesar 5
orang responden/konsumen yang terdapat pada pertanyaan no 3 dan no. 1. Hal ini menunjukkan
bahwa responden/konsumen di Kabupaten Blora masih sadar akan manfaat kesehatan serta
menghendaki madu asli, serta menghendaki disetiap pembelian madu agar menyediakan madu asli,
sehingga konsumen akan percaya dan memiliki loyalitas tinggi dalam membeli atau
mengkonsumsi madu setiap harinya. Penolakan terjadi karena mutu madu yang dinilai tidak baik,
seperti masih adanya kaki lebah dan kotoran sarang lebah. Namun menurut ukuran industri
mutunya tidak memenuhi standar, penawaran harganya lebih rendah dibanding penjualan langsung
kekonsumen lokal (Sri, 2015; Suherman, 2006).

Nilai total terendah untuk faktor kekuatan terdapat pada no. 2 sebesar 2 orang
responden/konsumen. Kecilnya poin dari pertanyaan tersebut disebabkan di Blora banyak memiliki
varian madu yang tidak berlebel, sedangkan madu lokal kalah bersaing dalam hal promosi,
sehingga konsumen hanya mengetahui bahwa varian madu yang beredar di Blora merupakan madu
yang bermerek dagang. Konsumen menginginkan madu lokal memiliki lebel dagang agar lebih
mudah dalam memilih varian madu, dan tidak bergantung pada merek madu yang sudah dijual
komersil di Blora. Banyak sekali produk madu yang tidak mencantumkan informasi secara lengkap
pada label kemasannya, seperti tidak mencantumkan izin dari departemen kesehatan, tidak
mencantukan logo halal, dan komposisi madu. Hal ini sangat merugikan konsumen yang umumnya
masih awam dengan kualitas madu yang baik (Firmansyah, 2006).

Tabel 3 pada poin kelemahan memiliki nilai tertinggi dan terendah dari pertanyaan, nilai
tertinggi terdapat pada no 2 sebesar 5 orang responden/konsumen, hal ini dapat disimpulkan bahwa
konsumen madu di Blora masih sangat mudah terpengaruh pada pendapat oranglain dan masih
sangat melakukan pertimbangan harga produk. Walaupun memang benar, harga menetukan
kualitas, namun sebagai pedagang yang bekompeten kita harus senantiasa memanfaatkan peluang.
Yang terpenting dari bisnis madu ini adalah bisnis berkelanjutan walaupun keuntungan per-item
kecil namun jika ditotal memiliki income yang besar.

Nilai total terendah untuk faktor kelemahan terdapat pada pertanyaan no 4 dengan nilai total
0 orang responden/konsumen. Hal ini menunjukkan responden masih sadar akan manfaat yang
didapat, bukan melulu soal kuantitas produk atau jaminan degan harga yang murah namun produk
tidak original.

Untuk itu, strategi yang harus dilakukan dalam rangka usaha pemasaran madu di Kota Blora,
yaitu mendukung kebijakan yang agresif (growth Strength – Opportunity (Strategi SO). Sektor dan
sub sektor tersebut, memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus diterapakan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan
yang agresif (growth oriented strategy) (Rangkuti, 2009).
Tabel 5. Matrik SWOT IFAS – EFAS serta strategi yang harus dilakukan untuk pemasaran madu di
Kota Bengkulu.

Kekuatan (Strength)

Madu asli merupakan pilihan utama


Adanya manfaat kesehatan dari produk membuat konsumen
tertarik untuk membeli madu
3. Merek dan kualitasnya baik mempengaruhi loyalitas
IFAS konsumen terhadap madu
EFAS

Peluang (Opportunity) Strategi – SO

1. Gaya hidup sehatakan meningkatkan 1. Perlunya pengetahuan sejak dini mengenai madu sebagai
konsumsi madu obat tradisyonal yang masih banyak digunakan
2. Beralihnya penggunaan obat- obatan 2. Petani harapnya membuat lisensi lebel merek dagang dan
kimia ke obat- obatan alami dan herbal dipatenkan untuk memberikan ruang pasar yang luas
termasuk madu 3. Pedangang seharusnya lebih banyak mempromosikan madu
3. Akses pasar makin mudah dijangkau lokal karena keasliannya, diharapkan agar konsumen
banyak membeli produk lokal

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang didperoleh masyarakat terkait dengan minat responden/konsumen


terhadap madu, keseluruhan reseponden/konsumen dari total 5 responden/konsumen masing
masing dari masih sangat sadar akan manfaat kesehatan terkait dengan penggunaan produk alami
daripada produk kimia yang dinilai memiliki efek samping yang lebih besar. Namun dibeberapa
kondisi responden/konsumen masih terpengaruh pada pendapat oranglain peihal produk yang
digunakan. Selaian itu harapan mereka terkait harga namun kualitas unggul juga sangat
menyulitkan seller dalam mengembangkan bisnis mereka.

Berdasarkan pilihan strategi (strategic choice) dalam pemasaran maka dirumuskan; Strategi
pemasaran dalam meningkatkan volume penjualan produk madu, memaksimal promosi produk
unggulan, terutama madu lokal, lebih aktif mendekati segmen pasar dan calon pembeli potensial,
serta kerja keras menjaga dan mempertahankan kepercayaan konsumen.Strategi pemasaran di
masa akan datang, antara lain meningkatkan penjualan produk dan kegiatan promosi serta
distribusi pemasaran, membuat layanan konsumen (customer care), dan menambah varians produk.
DAFTAR PUSTAKA

Suranto, A.2005. Khasiat dan Manfaat Madu Herbal. Agromedia Pustaka,


Tangerang 2 : 34-43.

Fahrudin.A, 2016.Potensi dan Pemasaran Madu. Magister Agribisnis.


Universitas Bengkulu.

Firmansyah, 2006.Analisis Perilaku dan Preferensi KonsumenTerhadapAtribut


Madu dan Produk Pesaingnya SertaImplikasinya Bagi Strategi Pemasaran. Fakultas
Teknologi Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Rangkuti, F. 2009. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis:


Reorientasi Konsep Perencanaan Stategis Untuk Menghadapi Abad 21. PT Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

Saepudin, R. 2013.Analisis Keberlanjutan Model Integrasi Lebah Dengan


Kebun Kopi (Sinkolema) Dalam Rangka Peningkatan Produksi Madu dan Biji Kopi.
Jurnal Sain Peternakan Indonesia. 8(1): 1 –15.

Sutawijaya, A., Zulfahmi. 2012. Pengaruh faktor- faktor ekonomi terhadap


inflasi di Indonesia. Jurnal Organisasi dan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas
Terbuka. 8: 5 – 12.

Wineri, E., R. Rasyid., Y. Alioes.2014. Perbandingan Daya Hambat Madu


Alami dengan Madu Kemasan secara In Vitro terhadap Streptococcus beta hemoliticus
Group A sebagai Penyebab Faringitis.Jurnal Kesehatan Andalas. Andalas.

1
Pendahuluan

Sudah menjadi trend di masyarakat saat ini untuk ber- konsultasi ke klinik-
klinik kecantikan (beautician), agar wajah tampak mulus atau bebas dari jerawat,
flek, atau komedo yang dirasakan mengganggu penampilan diri, sehingga
menimbulkan rasa malu atau kurang percaya diri.

Kulit wajah putih, bersih tanpa jerawat selalu menjadi idaman baik wanita
maupun pria. Karena di jaman modern ini baik wanita maupun pria dituntut untuk
lebih memperhatikan penampilannya. Kecenderungan ini ditegaskan dengan studi
AARP (American Asso- ciation of Retired Persons) pada tahun 2001 studi
menyatakan bahwa para wanita pada usia dewasa ingin tetap terlihat atraktif dan
fit serta terlihat cantik, mereka melakukan perawatan wajah, menggunakan
kosmetik untuk menyembunyikan tanda-tanda usia mereka (Health World: Suara
Pembaharuan 2002).

Tuntutan untuk dapat memahami perilaku konsumen merupakan


konsekuensi logis implementasi konsep pemasaran. Pengetahuan dan informasi
yang luas tentang konsumen merupakan sarana yang sangat berguna bagi
manajemen untuk mengembangkan strategi pemasaran yang efektif karena dengan
demikian, manajemen akan semakin jeli melihat pasar-pasar baru dan segera
memanfaatkannya dengan baik.

Berbagai kelebihan dan daya tarik produk ditawarkan oleh setiap pemasar
untuk memberikan kepuasan terhadap konsumen. Salah satu skincare yang saat ini
tengah viral yakni skincare dengan merk E-GLOW. Sampai saat ini pasar
konsmen Natasha Skin Care tidak hanya wanita tetapi juga pria baik remaja
maupun dewasa. Tetapi belum diketahui siapa konsumen yang sebenarnya (target
pasar) untuk mengetahui target pasar diperlukan segmentasi pasar terlebih dahulu
yaitu mengelompokan pasar yang heterogen kedalam kelompok pasar yang
homogen berdasarkan faktor geografi, demografi, psikografi dan perilaku
konsumen.

Selain berdasarkan faktor diatas periset juga dapat membentuk segmen


dengan memperhatikan tanggapan konsumen terhadap manfaat yang dicari,
1
waktu, penggunaan atau merek. Setelah segmen terbentuk, periset dapat
mengetahui apakah ada perbedaan antara ciri-ciri konsumen dengan tanggapan
konsumen terhadap suatu produk.

Dengan demikian mengingat arti pentingnya segmentasi pasar sebagai dasar


penentuan pasar sasaran (target market), maka penulis tertarik untuk menyusun
penelitian ini dengan judul “ANALISIS SEGMENTASI PASAR PERAWATAN
KULIT WAJAH E GLOW SKINCARE”

Metode Penelitian

Metode Peneitian yang digunakan yakni berupa instrument wawancara virtual


memalui media zoom. Metode wawawancara ini terbilang memiliki efektivitas
tinggi dan memiliki keakuratan data yang lebih sahih jika dibandingkan dengan
inatrument survei pasar lainnya.

Melalui metode wawancara ini mampu menggambarkan secara jelas pandangan


responden/konsumen terkait kebutuhan mereka, alasan penggunaan produk
skincare E-GLOW serta harapan mereka pada skincare yang digunakan.

2
HASIL WAWANCARA SEGMENTASI PASAR : SKINCARE E GLOW

1. Menurut anda seberapa pentingkah perawatan wajah?


Jawab :
P1 : Berdasakan artikel yang saya baca, penggunaan skincare atau perawatan
wajah dinilai membantu untuk menjaga kesehatan kulit wajah. Penggunaan
jenis skincare yang sesuai dan tepat tentu membuat kulit wajah semakin
bersinar dan cerah. Tidak hanya orang yang sudah memasuki usia dewasa,
penggunaan skincare diperlukan oleh anak-anak di usia remaja untuk
menghindari berbagai gangguan kesehatan pada wajah.
P2: Menurut saya penampilan dan kecantikan dapat menunjang dalam meraih
kesuksesan, Kulit wajah terawat dapat menimbulkan daya tarik tersendiri.
P3 : Menurut saya dengan merawat kulit merupakan infestasi besar bagi
seseorang. Pasalnya tampilan yang menarik bisa menunjang kepercayaan diri.
Selain itu, dengan penampilan yang menarik, seseorang lebih dapat
mengeksplor diri tanpa adanya rasa minder terhadap lingkungan sekitar
P4 : Menurut saya wajaha merupakan anugrah yang diberikan Tuhan yang
wajib kita rawat. Dengan merawat wajah maka menunjukkan wujud rasa
syukur atas pemberian Tuhan. Saya sangat setuju dengan pendapat dari ke-
tiga narasumber sebelumnya bahwasannya dengan merawat wajah meupakan
infestasi yang mampu menumbuhkan rasa percaya dri dan menimbulkan daya
tarik tersendiri. Saya juga setuju bahwa tidak hanya orang yang sudah
memasuki usia dewasa, penggunaan skincare diperlukan oleh anak-anak di
usia remaja untuk menghindari berbagai gangguan kesehatan pada wajah..
Hal ini didasarkan karena perawatan wajah dilakukan secara continue dengan
kebutuhan dan dosis masing-masing individu.
P5 : Pendapat saya juga sama dengan narasumber sebelumnya. Hanya sedikit
menambahkan, perawatan wajah yang baik akan menghasilkan hasil yang
baik pula. Penggunaan produk yang sesuia degan kebutuhan juga pastinya
mempengaruhi hasil yang didapat. Harus dipastikan bahwa produk perawtaan
yang dipakai aman yang ditunjukkan dengan label BPOM.

2. Apakah penggunaan skincare lebih efektif daripada penggunaan make up?


1
Jawab :
PI : Saya lebih percaya diri tampil dengan wajah putih bersih, dengan wajah
terawat seseorang akan terlihat lebih menarik.
P2 : Karena saya seorang mahasiswa yang dituntut untuk tidak terlalau
mencolok dalam segi make up, menurut saya penggunaan skincare dinilai
lebih efetif karena pada penggunaan skincare yang rutin tidak hanya sekedar
berjangka pendek namun jua berjangka panjang dan tekesan lebih natural.
P3 : Pendapat saya juga sama, saya kira penggunaan skincare juga lebih
efektif. Mengingat saat ini orang lebih suka berpenampilan natural. Natural
disini tidak serta merta kita tidak memiliki kulit yang kusam dan penuh
dengan maslah kulit. Natul disini berarti kulit yang sehat, cerah dan terawatt.
P4 : Saya juga lebih percaya diri jika tanpa make up. Menurut saya make up
bertujuan untuk menyempurnakan saja. Peihal mendempul itu tidak perlu jika
kita memiliki kulit yang sudah sehat.
P5 : Kalau saya make up ataupun tidak make up sama-sama harus
menggunakan skincare. Namun jika ditanya lebih efektif mana? Maka saya
memilih lebih efektif menggunakan skincare. Make up umumnya memiliki
sifat luntur jika terkena air. Untuk seseorang yang sudah beraktivitas tidak
setiap ment bahkan detik bisa men-touch up Make Up. Solusi yang paling
efektif adalah menggunakan skincare.
3. Menurut anda tindakan sebagai konsumen, kriteria perawatan wajah yang
bagaimana yang diharapkan?
Jawab :
P1 : Kriteria peawatan wajah yang diharapkan konsumen pastinya perawtaan
wajah yang aman tidak berefek samping, murah dan cepat mendapatkan hasil.
P2 : Saya juga sama yang pastinya skincare dengan harga murah pas
dkantong namun hasil yang didapat nyata. Kalau untuk waktu berapa lama
akan terlihat hasil saya tidak terlalu teburu-buru. Pasalnya berdasarkan jurnal
yang saya abaca, produk yang alami dan aman pasti membutuhkan waktu
untuk bekerja, tidak bisa langsung instan.

2
P3 : Pendapat saya juga sama dengan pendapat narasumber sebelumnya.
Bahaw dalam pemilihan produk, konsumen pastinya menginginkan
perawatan yang mruah, lengkap, aman dan hasil dapat dilihat secara nyata.
P4 : Sudah disebutkan oleh narasumber 1,2 dan . Saya sangat stuju degan
pendapat tersebut dan itu pasi juga dirasakan para konsumen lainnya.
P5 : Saya juga sangat setuju dengan pendapat ke-empat narasumber
sebelumnya. Dengan harga yang terjangkau diharapkan penggunaan dapat
dilakukan secara continue dan tidak harus gonta ganti produk lagi. Selain itu
tambahan sedikit bahwa selain hal yang disebutkan diatas, kriteria lainnya
yakni mudah ditemui dipasaran.
4. Apa saja kemungkinan yang tidak diinginkan dalam penggunaan produk
skincare?
Jawab :
P1 : Kemungkinan yang tidak saya harapkan yakni yang berefek jangka
panjang sesperti kulit menipis hingga kanker kulit. Selain itu, jika ditinjau
dari segi harga, kemungkinan yang tidak saya harapkan yakni produk dengan
harga yang mahal, lama dalam proses atau bahkan tidak membuahkan hasil
dan berujung pada rusaknya kulit wajah.
P2,P3,P4,P5 : jawaban sama (boleh diimprove)

5. Apa yang membuat anda tertarik pada produk skincare E-GLOW?


Jawab :
P1 : Saya tetarik menggunakan E-GLOW karena menurut saya produk E-
GLOW muaah dikantong. Cukup dengan 115.000 produk yang didapatkan
sudah sanagat lengkap, terdiri dari fash wash, toner, krim siang dank rim
malam. Selain itu produk E-GLOW juga sudah ber-BPOM sehingga saya rasa
aman untuk mengggunakan jangka panjang.
P 2 : Berdasarkan pengalaman saya menggunakan produk E-GLOW, pada
penggunaan minggu pertama sudah terihat hasil. Kulit wajah menjadi lebih
cerah, lebih glowing dan tidak kusam. Toner pada E-GLOW juga tergolong
tidak keras dan tidak membuat wajah saya terasa pedih, berbeda dengan toner
sejenis lainnya.

3
P3 : Saya juga merasakan hal yang sama dengan narasumber 2. Bahwasannya
pada minggu pertama kulit saya teasa lebih sehat dan glowing sehingga saya
sangat antusias untuk melanjukan penggunaanya.
P4 : Saya memilih produk ini dikarenakan rekomendasi dari teman saya
karena beliau sembuh dari masalah kulit yang selama ini snagat
mengganggunya yakni masalah kulit terkait jerawat hormone. Walaupun
tidak langsung sembuh tetapi wajah beliau terlihat berangsur-angsur
membaik. Bahkan saat ini beliau sangat jarang timbul jrawat serta maslah
kulit lainnya.
P5 : Saya tertarik karena kelengkapan produk degan harga yang relative
murah, sudah BPOM dan sangat mudah ditemukan dipasaran.

6. Bagaimana pendapat anda terkait harga pada skincare E-GLOW?


Jawab
P1 : Seperti yang sudah saya paparkan tadi, menurut saya harga E-GLOW
terbilang sangat terjangkau jika disbanding produk serupa lainnya. Selain
harga murah produk E-GLOW ini juga sudah sangat lengkap.
P2,P3,P4P5 : sama (boleh improve)

Kesimpulan :
Berdasarkan data yang diperoleh melalui wawacara
responden/konsumen, kelima dari mereka peduli dengan kesehatan kulit.
Menurut mereka memiliki kulit yang sehat, cerah dan glowing mampu
menumbuhkan rasa percaya diri dan menimbukan jiwa positif sehingga
mampu menambah semangat mereka daam menjalankan aktifitas.
Adapun kriteria dari produk skincare yang diharapkan
responden/konsumen yakni produk skincare yang memiliki harga murah,
lengkap, aman, dapat digunakan secara continue, serta mudah ditemukan
dipasaran.
Dari ke-lima kiteria tersebut responden berpendapat bahwa skincare
E-GLOW memenuhi seluruh kriteria. Menurut mereka dari segi harga,
skincare E-GLOW memiliki harga yang relatif terjangkau jika dibandingkan

4
produk serupa lainnya. Dengan harga Rp 115.000,00 sudah mendapatkan
kelengkapan 4 item yang terdiri dari facial Wash, toner, krim siang dan krim
malam. Mereka juga mengaku sudah mulai merasakan manfaat sejak
pemakaian minggu pertama yakni wajah mulai terlihat sehat, cerah dan
glowing. Sedangkan pada tingkat keamanaan skincare E-GLOW tebukti
sudah aman. Hal ini dibuktikan dengan label BPOM yang sudah tertera secara
jelas dikemasan produk sehingga mereka tidak lagi ragu dengan pemakaian
jangka panjang dan takut akan akan terjadinya dampak buruk pada kulit
mereka. Skincare E-GLOW juga sudah banyak ditemukan dipasaran baik
secara online maupun offline sehingga mereka juga tidak perlu khawatir jika
kehabisan skincare dan kesulitan dalam pencarian.
Melalui data yang sudah diperoleh, maka tindakan yang dapat
dilakukan seller yakni terkait penggunaan media penjualan, seller lebih dapat
memanfaatkan situs online sehingga leibh banyak orang yang mengakses dan
lebih memiliki kemungkinan meningkatnya produk penjualan. Selain itu dai
segi orisinalitas dan kualitas produk juga tetap harus diperhatikan. Kepuasan
konsumen serta kesan yang diberikan konsumen terhadap outlet kita juga
dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen lain untuk
membelinya.

Link Video Wawancara :

Anda mungkin juga menyukai