Analisis Teknikal 2
Pendahuluan
Charts Pattern adalah pengembangann
lanjutan yang lebih detail dan presisi dari
Dow Theory.
Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh
R.N. Elliot seorang akuntan di tahuan 1920-
an.
Elliot berpendapat manusia mempunyai
perasaan atau emosi yang sama terhadap
suatu situasi/kondisi, karena reaksi mereka
perkirakan jukan sama.
Hal ini akan menciptakan pola yang
cenderung berulang sehingga bisa diprediksi.
Charts Pattern terbagi menjadi dua
kategori :
a. Pola pembalikan arah (Reversal Pattern)
b. Pola berkelanjutan (Continuation
Pattern)
Kunci utama dalam menggunakan chart
pattern kemampuan mengindentifikasikan
kategori formasi yang terbentuk apabila
sudah terdapat formasi yg dibutuhkan
secara jelas.
Reversal Pattern
Head and Shoulders
Inverted Head and Shoulders
Triple Tops
Triple Bottoms
Double Top
Double Bottom
Horn Top
Horn Bottom
Continuatiations Pattern
Triagles
Flags
Pennats
Wedge
Rectangle
Cup and Handle
Head and Shoulders (Continuations)
Inverted Head and Shouldes
(Continuations)
Point penting yang harus
diperhatikan
Keberadaan sebuah trend yang mengawali
formasi.
Mengenali perbedaan charts pattern yang
seharusnya terjadi dipuncak sebuah up trend
dengan di dasar sebuah downtren
Memperhatikan volume perdagangan
Jika muncul konflik antar chart pattern, abaikan
keduanya
Validasi charts pattern harus ada break yang valid
Charts pattern hanya mengukur target minimal
(minimum price objective).
Reversal Charts Pattern
Head and Shoulders
Proses pembentukan diawali sebuah
uptrending chrats.
Kenaikan mulai kehilangan momentum.
Puncak F tidak setinggi puncak D.
Puncak B left shoulder, puncak D head
dan puncak F right shoulder.
Garis C dan E disebut neck line.
Titik D dan F menunjukkan perubahan
menjadi downtrend.
Menurut dow theory, ini fase awal
distribusi.
Ketika bears mulai mendominasi, harga
semakin tertekan, jika harga ditutup
dibawah neckline maka sinyal reversal
sudah valid.
Minimum price objective = jarak neckline dengan
D dengan memproyeksikan ke titik breakout
neckline.
Volume Ideal
Volume pada head sebaiknya lebih tipis
dika dibandingkan left shoulder.
Yang terpenting volume right shoulder
adalah yang tertipis.
Volume meningkat ketika terjadi break
out
Volume menipis saat jika terjadi pullback
Volume kembali meningkat saat
meneruskan downtrend setelah pullback
Contoh :
Inverted Head and Shoulder
Diawali downtrend
Terdapat 3 buah lembah
Lembah yang ditengah disebut head dan
harus paling rendah (dalam)
Lembah sebelah kiri left head
Lembah sebelah kanan right head
Garis yang menghubungkan titik tertinggi
disebut neckline
Harga penutupan diatas neckline merupakan
validasi
Target ditentukan oleh proyeksi jarak
vertikal dasar lembah head ke neckline
Volume Idel IHS
Volume yang mengiringi diakhir
pembentukan formasi harus menunjukkan
peningkatan siginifikan.
Volume meningkat signifikan saat break
out
Volume menipis saat pullback
Volume kembali meningkat saat uptrend
setelah pullback
Contoh :
Triple tops
Syarat :
Volume pada puncak yang ditengah
sebaiknya lebih tipis dari puncak
sebelumnya.
Volume puncak ketiga harus paling tipis.
Pada saat berakdown garis supoort
volume meningkat.
Contoh :
Triple Bottoms
Syarat :
Volume yang mengiringi rally dari dasar
kedua harus lebih besar daripada volume
yang terjadi pada saat rally dari dasar
pertama.
Volume saat menembus garis resistance
meningkat signifikan.
Contoh :
Double Top
Konfirmasi terakhir
jika harga penutupan
berada dibawah garis
support.
Terget diukur dari
titik break out
berdasarkan jarak
vertikal antara garis
resistance dengan
titik terendah lembah
B.
VOLUME IDEAL DT
Volume pada saat rally meningkat ke titik A, lalu
menipis saat terjadi koreksi.
Pada titik C menjadi sinyal kuning karena bull
tidak mampu mendorong harga melampaui puncak
sebelumnya.
Dan volume semakin menipis.
Contoh :
Double Bottoms
Diawali trend
menurun dan
membentuk dua
lembah A, C
Konfirmasi akhir jika
harga penutupan
berada diatas garis
resistance
Volume
Volumen menuju A
meningkat, kemudian
menepis dan kembali
melonjak ketika
break out resistance
Contoh :
Horn Top
Pola membentuk
tanduk
Waktu pembentukan
puncak kedua umumn
ya berdurasi sangat
singkat.
Volume pada puncak
kedua harusnya lebih
tipis.
Kemudian volume
meningkat saat break
out support
Contoh :
Horn Bottoms
Diawali trend
menurun
Volumen pada
lembah kedua
sebaiknya lebih
tipis.
Contoh :
Continuation Chart Patterns :
Triangles
Triangles adalah pola kelanjutan yang
terbentuk akibat fluktuasi harga yang
semakin lama sekain mengecil
Pola dibentuk oleh garis suppot dan
resistance yang semakin kekanan semakin
lancip.
Sub bagian traingles :
a. Symetrical triangles
b. Ascending traingles
c. Descending triangles
Bullish symetrical triangles
Bullish symetrical triangles
Dibutuhkan minimal empat titik reversal
(A,B,C,D).
Titik B dan D untuk membentuk
trendline/ garis support.
Titik A dan C untuk membentuk
resistance line.
Penembusan garis resistance dijadikan
konfirmasi bahwa trend cenderung akan
berlanjut, harga penutupan setelah break
out harus berada diatas garis resistance.
Volume cenderung menipis seiring pergerakan
harga, kemudian meningkat drastis setelah break
out.
Contoh :
Ascending Triangles
Ascending Triangles
Pola ini tetap memberikan bullish sign tanpa
dipengaruhi trend sebelumnya apakah uptrend
atau downtrend.
Pola ini dapat dilihat dengan adanya
Garis resistance mendatar dengan garis trendline
yang semakin meningkat mengapit pergerakan
harga yang semakin mengecil.
Puncak A,C, E sejajar namun lembah B,D,F
semakin lama semakin tinggi.
Harga penutupan di atas resistance sebagai
validasi.
Volumen menipis seiring pembentukan formasi,
dan melonjak ketika breakout.
Contoh :
Jika muncul dari
downtrend, tetap
menunjukkan sinyal
bullish.
Menjadi reversal
pattern pada
downtrend
Descending Triangle
Descending Triangle`
Memberikan sinyal bearish apapun trend
awalnya.
Pola dimulai dengan garis trend yang semakin
menurun dan garis support line yang
mendatar.
Puncak B,D,F semakin rendah, lembah A,C,E
sama rendahnya (mendatar)
Harga penutupan dibawah garis support
menjadi validasi breakout.
Volume menipis seiring pergerakan harga dan
melonjak ketika breakout.
Contoh :
Jika muncul pada
uptrend tetap
menunjukkan sinyal
bullish
Menjadi reversal
pattern pada uptrend
charts