Meukasah
Meukeutop
Untuk jenis celana Aceh yang ini, celana yang dipakai pada pakaian adat
Aceh untuk pria dan wanita sama saja. Celana cekak musang dilengkapi
dengan lilitan sarung sepanjang lutut sebagai penghiasnya. Anda akan
dengan mudah melihat wanita Aceh memakai celana ini, yaitu ketika ada
pertunjukan tari Saman.
Baju kurung
weddingku.com
Baju kurung merupakan gabungan dari kebudayaan Melayu, Arab dan
China. Baju ini memiliki model yang longgar sehingga gak memperlihatkan
lekuk tubuh wanita. Baju kurung memiliki kerah serta motif sulaman
benang emas.Dalam penggunannya, di bagian pinggang dililitkan songket
khas Aceh menggunakan tali yang disebut taloe ki ieng patah sikureung.
Cekak musang
weddingku.com
Sama seperti pakaian pria, para wanita juga menggunakan celana cekak
musang. Bedanya warna celana pada wanita lebih cerah dan
menyesuaikan dengan baju kurung yang dipakai. Bagian pergelangan kaki
celana ini dihiasi dengan sulaman benang emas.
Patam dhoe
bridestory.com
Biasanya wanita Aceh juga mengenakan perhiasan dan penutup kepala.
Salah satunya yaitu patam dhoe yang memiliki bentuk seperti mahkota.
Bagian tengah mahkota ini diukir membentuk motif daun sulur.Di sisi lain,
patam dhoe memiliki motif yang disebut boengong kalimah dengan
dikelilingi bunga dan bulatan.
UPACARA PERKAWINAN
UPACARA PEUSIJUEK
2. Tari Seudati
3. TARI LAWEUT
4. TARI PUKAT
5. TARI DINDONG
MAKANAN ADAT
MIE ACEH
LAGU DAERAH
Bungong Jeumpa
Bungong Jeumpa (Aksara Jawoë : )بوڠوڠ جاومڤاadalah lagu daerah yang berasal dari Aceh.
Bungong Jeumpa dalam bahasa Aceh berarti bunga cempaka. Lagu ini memiliki arti penting dalam
budaya suku Aceh dimana lagu ini menggambarkan semangat dan keindahan Tanah Aceh yang
disimbolkan dengan bunga khas di Kesultanan Aceh yaitu Bungong Jeumpa.
Piso Surit
Piso Surit adalah salah satu lagu, syair, serta tarian budaya Suku Karo yang
menggambarkan seorang pria yang sedang menantikan kedatangan kekasihnya.
Penantian tersebut sangat lama dan menyedihkan dan digambarkan
seperti burung pincala (burung yang berekor panjang dan pandai bernyanyi) yang
sedang memanggil-manggil.
Lagu ini seharusnya dinyanyikan oleh seorang pria. Dari rangkaian lirik lagunya, lebih
dapat kesan sang penyanyi adalah seorang pria. Lirik lagu ini juga memberikan kesan
bagaimana cara Orang Karo jaman dulu berpacaran.