Anda di halaman 1dari 2

Arini, Ariyoza, Yossi

Kesetaraan Gender berarti kesempatan dan hak-haknya tidak tergantung kepada apakah
seorang secara biologis dikatakan sebagai perempuan atau laki-laki. Oleh karena itu dapat
diartikan bahwasanya perempuan dan laki-laki memiliki status yang sama, berada dalam
kondisi yang sama, juga memiliki kesempatan yang sama untuk dapat mengembangkan
potensinya sebagai hak-hak asasinya. Laki-laki dan perempuan juga memiliki hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang baik dan berkualitas.

Kunci kemajuan bangsa adalah terletak pada pendidikan, bahwa laki-laki dan perempuan
mempunyai tugas yang sama dibumi ini yaitu sebagai kholifah, adapun istilah yang
mengatakan bahwa derajat orang yang paling tinggi ialah orang yang berilmu, dari
pernyataan tersebut mempunai kesinambungan dengan pemikiran R.A Kartini mengenai
pendidikan perempuan yaitu pemikiran hak untuk mendapatkan pendidikan tampa melihat
Gender. Bahkan perempuan diharuskan memiliki pendidikan tinggi bukan semata-mata
untuk menyaingi laki-laki namun bertujuan untuk membangun generasi.

Sebagaimana Kartini selalu memberontak dengan keadaan yang dahulu beliau hadapi.
Beliau dikekang oleh adat-adat budaya yang mengkungkung dirinya sebagai perempuan
yang taat dengan budaya pingitan. Ketika ia berusia 12 tahun beliau harus menghentikan
pendidikannya. Namun Kartini mampu memperjuangkan hak-hak perempuan sehingga saat
ini perempuan dapat mengenyam pendidikan yang setara dengan laki-laki. Perempuan pun
dapat memperjuangkan cita-citanya di bidang manapun sesuai dengan kualitasnya.
Meskipun masih ada perempuan-perempuan yang belum mampu mengenyam pendidikan
dengan baik dan mereka lebih banyak bekerja di wilayah domestik.

Tapi pada kenyataanya sekarang perempuan masih terdoktrin dengan stereotip yang
berkembang di masyarakat kelas menengah ke bawah. Tak hanya masyarakat kalangan
bawah, masyarakat kelas menengah ke atas pun sering menganggap ekonomi dapat
meninggikan derajat kita dimata masyarakat lain. Banyak yang tidak berilmu karena mereka
menganggap harta mereka dapat mencukupi selama mereka hidup. Kesenjangan pada
bidang pendidikan ini telah menjadi faktor utama yang sangat berpengaruh terhadap
bidang–bidang lain. Di Indonesia, kesenjangan gender terlihat hampir di semua sektor
kehidupan yang diakibatkan rendahnya tingkat pendidikan penduduk yang berjenis kelamin
perempuan, maka secara otomatis perempuan belum berperan secara maksimal.
Arini, Ariyoza, Yossi

Oleh karena itu pada kenyataanya kesetaraan Gender di Indonesia belum sepenuhnya
terpenuhi, karena secara kasat mata masih banyak yang menganggap bahwa derajat dan
hak wanita berada di bawah pria. Pihak internasional pun masih memandang kesetaraan
Gender di Indonesia belum terpenihi secara menyeluruh, bahkan Duta Besar Uni Eropa
untuk Indonesia, Vincent Guerend menagatakan bahwa Indonesia harus meningkatkan
kesetaraan Gender dan pemberdayaan perempuan untuk menumbuhkan ekonomi negara.

Anda mungkin juga menyukai