Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERANAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN PADA


LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
D

Oleh :

YASSER AS HASSA (012 31 536)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS PEJUANG REPUBLIK INDONESIA

MAKASSAR

2016
PERANAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN UNTUK DAERAH

PERTAMBANGAN

Geologi Lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari bumi, mempunyai

peranan penting di dalam penataan lingkungan daerah pertambangan, yang kajian

utamanya adalah membahas karakteristik fisik dan kimiawi lingkungan pertambangan

yang meliputi aspek-aspek Klimatologi, Geomorfologi, Geologi, dan Hidrogeologi.

Secara geografis wilayah Indonesia yang terletak pada garis equator termasuk ke

dalam daerah beriklim tropis basah, yang umumnya memiliki temperatur hangat,

kelembaban udara tinggi, dan curah hujan tinggi. Iklim demikian menyebabkan

wilayah Indonesia memiliki tanah yang subur,cocok untuk lahan pertanian dan

memiliki hutan yang cukup lebat, tetapi kondisi curah hujan dalam iklim ini yang

cukup tinggi berpotensi besar bagi terjadinya bencana banjir. Bentuk roman muka

bumi (bentang alam) yang sesuai untuk suatu kawasan pertambangan ditentukan

berdasarkan hasil pengamatan terhadap lansekap lapangan yang meliputi relief,

kemiringan lereng, ketinggian daerah (elevasi), pola pengaliran sungai, litologi, dan

struktur geologi yang berkembang. Pembukaan kawasan pertambangan pada daerah

dengan morfologi curam/terjal perlu ditunjang oleh beberapa kegiatan geologi

teknik/hidrogeologi seperti pemeliharaan stabilitas lereng (slope stability) dan

penirisan (dewatering), untuk menghindari terjadinya longsor/runtuhan akibat


dibukanya jalan (road cuts) dan sistem penambangan yang diterapkan. Dalam suatu

operasi pertambangan, perlu dipertimbangkan faktor dampak negatif yang dapat

ditimbulkan oleh pengambilan tanah penutup, batuan dan mineral-mineral ekonomis.

Sebaiknya fasilitas penunjang pertambangan ditempatkan pada daerah-daerah yang

cukup jauh dari bahaya longsor, amblesan dan kerusakan lainnya. Suatu operasi

pertambangan juga perlu dilengkapi dengan unit pengelolaan sisa bahan tambang (air

asam tambang dan tailing) yang cukup berbahaya bagi lingkungan di sekitar

pertambangan. Selain itu, fasilitas penunjang pertambangan semaksimal mungkin

dijauhkan dari jalur-jalur yang dilalui sesar. Penataan lingkungan pertambangan

dengan memanfaatkan air permukaan (sungai, danau, laut) harus direncanakan sebaik

mungkin dan tidak mengganggu air permukaan yang sering dipergunakan oleh

penduduk setempat untuk mandi, mencuci, minum, dan lain sebagainya. Selain itu,

skala penambangan yang cukup besar menyebabkan airtanah terpotong, sehingga

penirisan tambang perlu dilakukan secermat mungkin melalui perhitungan yang

matang dan akurat. Penirisan pada tambang terbuka dapat dilakukan dengan cara

pemompaan, sedangkan pada tambang bawah permukaan dengan cara membuat

saluran air (water intersection) pada rekahan-rekahan, kontak sesar, zona RQD yang

buruk, kontak litologi dan perlapisan batuan, baik dengan pemboran horisontal

maupun vertikal untuk kemudian dialirkan melalui saluran-saluran bawah tanah

(drift).
 Definisi

Geologi Lingkungan adalah interaksi antara manusia dengan

lingkungan geologis. Lingkungan geologis terdiri dari unsur-unsur fisik bumi

(batuan, sedimen, tanah dan fluida) dan unsur permukaan bumi, bentang alam

dan proses-proses yang mempengaruhinya. Bagi kehidupan manusia,

lingkungan geologis tidak hanya memberikan unsur-unsur yang

menguntungkan/bermanfaat seperti ketersediaan air bersih, mineral ekonomis,

bahan bangunan, bahan bakar dan lain-lain, tetapi juga memiliki potensi bagi

terjadinya bencana seperti gempa bumi, letusan gunung api dan banjir.

Geologi Lingkungan bisa dikategorikan sebagai bagian dari ilmu lingkungan,

karena ilmu lingkungan adalah dasar pemahaman kita mengenai bumi dan

membahas interaksi manusia dengan seluruh aspek yang ada disekelilingnya,

termasuk aspek geologis serta dampaknya bagi kehidupan manusia. Karena

itu filosofi utama dari geologi lingkungan adalah konsep manajemen

lingkungan yang didasarkan pada sistem geologi untuk pembangunan

berkelanjutan dan bukan pada beban lingkungan yang tidak bisa diterima.

Berdasarkan hal tersebut, Geologi Lingkungan memiliki empat komponen

kajian utama sebagai berikut:


1. Mengelola sumber daya geologis, yaitu pengawasan dan

mitigasi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas

eksplorasi dan eksploitasi

2. Memahami dan menyesuaikan batasan-batasan pada rekayasa

dan konstruksi yang dipengaruhi oleh lingkungan geologis

suatu daerah.

3. Penerapan lingkungan geologis yang tepat untuk pembuangan

limbah sehingga bisa mengurangi masalah kontaminasi dan

polusi.

4. Pemahaman tentang bencana alam dan mengurangi

dampaknya pada manusia.

PERANAN GEOLOGI TATA LINGKUNGAN

Sehingga adapun peranan geologi tata lingkungan pada daerah lingkungan

tambang yaitu untuk melakukan tindakan atau langkah pencegahan terjadinya

bencana alam seperti : banjir , longsor, erosi dll yang bisa mengakibatkan terhentinya

proses penambangan. Sehingga diperlukan penataan ruang geologi lingkungan

tambang untuk mencegah terjadinya hal tersebut.

Dalam suatu operasi pertambangan, perlu dipertimbangkan faktor dampak negatif

yang dapat ditimbulkan oleh pengambilan tanah penutup, batuan dan mineral-mineral
ekonomis. Sebaiknya fasilitas penunjang pertambanganditempatkan pada daerah-

daerah yang cukup jauh dari bahaya longsor, amblesan dan kerusakan lainnya. Suatu

operasi pertambangan juga perlu dilengkapi dengan unit pengelolaan sisa bahan

tambang (air asam tambang dan tailing) yang cukup berbahaya bagi lingkungan di

sekitar pertambangan. Selain itu, fasilitas penunjang pertambangan semaksimal

mungkin dijauhkan dari jalur-jalur yang dilalui sesar.Penataan lingkungan

pertambangan dengan memanfaatkan air permukaan (sungai,danau, laut) harus

direncanakan sebaik mungkin dan tidak mengganggu air  permukaan yang sering

dipergunakan oleh penduduk setempat untuk mandi,mencuci, minum, dan lain

sebagainya. Selain itu, skala penambangan yang cukup besar menyebabkan airtanah

terpotong, sehingga penirisan tambang perludilakukan secermat mungkin melalui

perhitungan yang matang dan akurat. Penirisan pada tambang terbuka dapat

dilakukan dengan cara pemompaan,sedangkan pada tambang bawah permukaan

dengan cara membuat saluran air (water intersection) pada rekahan-rekahan, kontak

sesar, kontak litologi dan perlapisan batuan, baik dengan pemboran horisontal

maupun Vertikal untuk kemudian dialirkan melalui saluran-saluran bawah tanah

(drift).

Komponen-komponen dalam lingkungan secara langsung maupun tidak

langsung akan terpengaruh dan atau mempengaruhi aktivitas pertambangan.

Komponen-komponen tersebut diantaranya adalah karakteristik fisik dan kimiawi,


karakteristik biologi, dan respon manusia terhadap lingkungan pertambangan

(karakteristik sosial). 

Geologi Lingkungan sebagai ilmu yang mempelajari bumi, mempunyai peranan

penting di dalam penataan lingkungan daerah pertambangan, yang kajian utamanya

adalah membahas karakteristik fisik dan kimiawi lingkungan pertambangan tersebut.

Beberapa aspek dalam geologi tatalingkungan akan selalu terkait dan berhubungan

timbal balik dengan komponen-komponen lingkungan lainnya. Aspek-aspek yang

dimaksud adalah:

1. Klimatologi (iklim/cuaca).

2. Geomorfologi (fisiografi, topografi, dan pola pengaliran sungai).

3. Geologi (tanah/batuan/kandungan mineral dan struktur geologi).

4. Hidrogeologi.

Beberapa aspek tersebut di atas selain memiliki potensi pengembangan yang dapat

dipertimbangkan untuk membuka suatu kawasan pertambangan, juga memiliki

potensi bencana geologi yang harus diantisipasi oleh suatu operasi pertambangan.
BENCANA ALAM

Berdasarkan sumber dan penyebabnya, bencana alam dapat digolongkan menjadi

bagian menurut klasifikasi (Purbohadiwidjaya, 1975)  yaitu:

1. Bencana alam adalah segala jenis bencana yang sumber, perilaku, dan

faktor  penyebab atau pengaruhnya berasal dari alam, seperti : banjir,

tanahlongsor, gempabumi, erupsi gunungapi, kekeringan, angin ribut dan

tsunami.

2. Bencana non alam adalah adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa

atau rangkaian peristiwa non alam yang antara lain berupa gagal

teknologi,gagal modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit.

3. Bencana social adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau

serangkaian peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi

konflik sosial.

Bencana alam merupakan suatu dampak yang dihasilkan dari aktifitas alamyang

berupa gempa bumi, letusan gunung api, aktifitas manusia dan lainnya.Dimana

dampak aktifitas ini dapat menimbulkan kehilangan jika, kerugian harta maupun

benda, kerusakan lingkungan, dan sebagainya. (Sampurno, 1990)

menyatakan bencana alam geologi adalah bencana alam yang terjadi karena proses -

proses geologi yang menyangkut, beberapa hal yaitu :


-  Geo-dinamika, yang berasal dari proses dalam bumi, seperti gempa bumidan

letusan gunung api. 

- Geo-metereologi, yang berasal dari proses metereologi bumi: seperti

banjir,tanah longsor, erosi dan sebagainya

Perlunya Aspek Geologi Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang

- Belajar dari berbagai peristiwa bencana geologi seperti gempa, tsunami,

gunung api, tanah longsor dan banjir yang telah terjadi di wilayah Indonesia,

nampak bahwa usaha pencegahan, pengendalian hingga langkah kesiap-

siagaan pada tahap sebelum terjadinya bencana relatif masih lemah.

- Salah satu cara untuk meminimalkan kerusakan akibat peristiwa bencana

geologi yang selalu datang secara tiba-tiba adalah dengan menyusun Rencana

Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) yang memperhitungkan potensi daya

dukung alam.

TUJUAN PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG

a. Terlaksananya perencanaan tata ruang secara terpadu dan sinergis.

b. Terselenggaranya pemanfaatan ruang kawasan lindung dan kawasan budidaya.

c. Terselenggaranya pengendalian pemanfaatan ruang.

d. Tercapainya penataan ruang yang berkualitas untuk :


- mewujudkan keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber

daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia;

- meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan secara

berdaya guna, berhasil guna, dan tepat guna untuk meningkatkan harkat dan

martabat manusia;

- mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta menanggulangi

dampak negatif terhadap lingkungan;

- mewujudkan keseimbangan kepentingan kesejahteraan dan pertahanan

keamanan.

Aspek Yang Perlu Dikaji Sebelum Penataan Ruang Lingkungan Tambang 

Aspek geologi: kajian aspek geologi dilakukan setelah selesai kegiatan

eksplorasi bahan tambang dimana jenis, sebaran, kuantitas dan kualitasnya sudah

diketahui. Kajian aspek geologi adalah:

- Topografi

Kajian ini mendapatkan gambaran mengenai letak atau lokasi

deposit bahan tambang. Apakah terdapat di daerah pedataran, perbukitan

bergelombang atau landai (kemiringan lereng antara 0 o dan 17o ), terjal

(kemiringan lereng antara 17 o dan 36o ) atau sangat terjal (kemiringan

lereng >36 o ). Lereng yang sangat terjal dan curam akan mempersulit
teknik penambangannya, terutama untuk sistem tambang terbuka (open ~pit

mining).

- Tanah penutup

Ketebalan tanah yang menutupi deposit bahan tambang sangat

bervariasi, tipis (beberapa cm), sedang (beberapa cm hingga 1 m), dan

tebal (lebih dari 1 m). Mengetahui ketebalan tanah penutup ini penting

karena menyangkut masalah teknik penambangannya, terutama mengenai

penempatan tanah penutup tersebut.

- Sifat fisik dan keteknikan tanah/batuan

Kajian sifat fisik tanah/batuan antara lain meliputi warna, tekstur,

dan kondisi batuan apakah padat, berongga, keras atau bercelah. Sifat

keteknikan meliputi kuat tekan/daya dukung batuan, ketahanan lapuk, daya

kohesi, dan besaran sudut geser tanah. Sifat keteknikan tanah/batuan

dapat dipergunakan untuk menganalisis desain tambang, terutama besaran

sudut lereng tambang dalam kaitannya dengan kestabilan lereng.

- Hidrogeologi

Hal penting dari kajian hidrogeologi adalah apakah deposit bahan

tambang terletak di daerah imbuhan air tanah atau dekat dengan mata air

yang penting. Juga perlu diperhatikan kondisi air tanah di sekitarnya

apakah bahan tambang tersebut terdapat pada alur sungai yang merupakan

salah satu sumber daya alam yang berfungsi serbaguna.

- Kebencanaan geologi
Kajian ini untuk mengetahui apakah lokasi bahan tambang apakah

terletak pada atau di dekat daerah rawan gerakan tanah, jalur gempa bumi,

daerah bahaya gunung api, daerah rawan banjir, daerah mudah tererosi,

dan sebagainya.

- Kawasan lindung geologi

Kajian ini untuk melihat apakah lokasi bahan tambang apakah terletak

pada Kawasan Lindung Geologi atau tidak. Kawasan Lindung Geologi

adalah suatu daerah yang memiliki ciri/fenomena kegeologian yang unik,

langka dan khas sebagai akibat dari hasil proses geologi masa lalu dan atau

yang sedang berjalan yang tidak boleh dirusak dan atau diganggu,

sehingga perlu dilestarikan, terutama untuk kepentingan ilmu

pengetahuan dan pariwisata. Fenomena kegeologian tersebut antara lain

berupa keunikan batuan dan fosil, keunikan bentang alam (misalnya kaldera,

kawah, gumuk vulkanik, gumuk pasir, kubah, dan bentang alam karst),

dan keunikan proses geologi (misalnya mud-volcano dan sumber api

alami).

Selain itu, untuk menghindari atau menekan sekecil mungkin dampak negatif

terhadap lingkungan akibat kegiatan penambangan, maka hal-hal yang perlu

diperhatikan lebih lanjut adalah:


1.   Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah resapan atau pada

akuifer sehingga tidak akan mengganggu kelestarian air tanah di daerah sekitarnya.

2.   Lokasi penambangan sebaiknya terletak agak jauh dari pemukiman penduduk

sehingga suara bising ataupun debu yang timbul akibat kegiatan penambangan

tidak akan mengganggu penduduk.

3.  Lokasi penambangan tidak berdekatan dengan mata air penting sehingga tidak akan

mengganggu kualitas maupun kuantitas air dari mata air tersebut, juga untuk

menghindari hilangnya mata air.

4. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah aliran sungai

bagian hulu (terutama tambang batuan) untuk menghindari terjadinya pelumpuran

sungai yang dampaknya bisa sampai ke daerah hilir yang akhirnya dapat

menyebabkan banjir akibat pendangkalan sungai. Hal ini harus lebih diperhatikan

terutama di kota-kota besar dimana banyak sungai yang mengalir dan bermuara

di wilayah kota besar tersebut.

5.  Lokasi penambangan tidak terletak di kawasan lindung (cagar alam, taman

nasional, dsb.).

6.  Lokasi penambangan hendaknya dekat dengan konsumen untuk menghindari

biaya transportasi yang tinggi sehingga harga jual material tidak menjadi mahal.

7. Lokasi penambangan tidak terletak dekat dengan bangunan infrastruktur penting,

misalnya jembatan dan menara listrik tegangan tinggi. Juga sedapat mungkin

letaknya tidak dekat dengan gedung sekolah sehingga tidak akan mengganggu

proses belajar dan mengajar.

Anda mungkin juga menyukai