Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 8

1. M.DWI PRAYOGA
2. JAGAD DEWA
3. DWI SUTA
4. YOVIE
5. NIKO
1. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi simpan pinjam adalah lembaga keuangan bukan bank dengan kegiatan usaha
menerima simpanan dan memberikan pinjaman uang kepada anggotanya.

Contoh :
Koperasi Simpan Pinjam JASA adalah sebuah Koperasi Simpan Pinjam yang terbesar di
Indonesia yang didirikan di Pekalongan di kediaman H. A. Zaky Arslan Djunaid pada tanggal
13 Desember 1973.

Dengan semakin tumbuh dan berkembangnya lembaga keuangan yang berdasarkan pada
prinsip-prinsip dan pola syariah di Indonesia, dan adanya rekomendasi dari Rapat Anggota
Tahunan ke 28 pada tahun 2002 yang mengamanatkan kepada Koperasi Simpan Pinjam JASA
untuk membuka layanan keuangan yang berdasarkan pada prinsip syariah, serta adanya
kecenderungan kebutuhan anggota dan calon anggota terhadap pelayanan pendanaan
(simpanan) dan pembiayaan (pinjaman) yang berdasarkan pada pola syariah, maka Koperasi
Simpanan Pinjam JASA, pada tanggal 17 Agustus 2004 meresmikan berdirinya Kospin JASA
Layanan Syariah oleh H. A. Zaky Arslan Djunaid.

Sebagai upaya untuk menjaga aspek syariah dalam operasionalnya, Kospin JASA
layanan Syariah pada tanggal 10 Februari 2009 telah mendapatkan Sertifikasi Koperasi
Syariah dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Hal ini membuktikan, bahwa
manajemen Kospin JASA layanan Syariah berusaha secara optimal agar segala produk
layanan yang ditawarkan kepada anggota dapat terpercaya dan sesuai dengan fatwa-fatwa
yang telah ditetapkan oleh Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia.

Pada Rapat Anggota Tahunan (RAT) Kospin Jasa tahun buku 2019 yang digelar di
Gedung Serba Guna Pompes H. A. Zaky Arslan Djunaid di Pekalongan akhir Maret
terungkap, bahwa koperasi ini telah membukukan aset senilai Rp 9,6 triliun. Dengan
pencapaian ini, artinya aset Kospin Jasa telah meningkat lagi sebesar Rp 1,3 triliun dibanding
aset tahun 2018 yang senilai Rp 8,3 trilun.

Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UKMjuga mengakui, apa yang dicapai
Kospin Jasa dengan aset Rp 9,6 triliun ini adalah merupakan aset paling besar yang dimiliki
koperasi di Indonesia. Bahkan termasuk capaian peningkatan aset Rp 1,3 trilun, menjadi
capaian tertinggi sepanjang 2019.

Menurut Ketua Umum Kospin Jasa, H. A. Zaky Arslan Djunaid, bahwa tercapainya
peningkatan aset dan semua itu, berkat kerja sama yang baik di antara sesama pengurus
maupun manajemen dan anggota. Tercatat pada tahun 2019, jumlah anggota Kospin Jasa telah
mencapai 300.000 orang dengan jumlah karyawan 1.600 orang. Semua ini dilayani melalui
136 kantor cabang yang tersebar di Jawa, Sumatera dan Bali.

Alasan :

Kelompok kami memilih Kospin JASA sebagai koperasi simpan pinjang yang sukses
karena dilihat dari asetnya yang paling besar yang dimiliki koperasi di Indonesia. Selain itu
juga dilihat dari jumlah anggota, karyawan, dan juga jumlah kantor cabangnya yang sangat
banyak.
2. Koperasi Serba Usaha

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang kegiatan usahanya di berbagai segi ekonomi
yang tidak hanya berfungsi pada satu badan usaha saja tapi banyak usaha atau fungsi dalam
meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.

Contoh :

Koperasi Serba Usaha (KSU) Rejosari adalah koperasi serba usaha yang berada di kota
Pekan Baru, provinsi Riau. Koperasi ini berubah menjadi koperasi yang sehat setelah
berkiprah selama 31 tahun. Koperasi yang berdiri sejak 13 April 1988 itu, mulai beroperasi
dengan modal Rp 94.500. Kini, KSU Rejosari memiliki aset hingga Rp 6.9 miliar.

Menurut ketua KSU Rejosari, yaitu Hj Elwi. Awal berdiri, koperasi ini memiliki anggota
18 orang saja. Simpanan pokok sebesar 5 ribu rupiah dan simpanan wajib 250 rupiah. Untuk
pinjaman yang diberikan maksimal 20 ribu rupiah. Selain asset 6,9 miliar rupiah, koperasi ini
juga memiliki dua bidang tanah dan sebuah gedung yang dibangun dengan dana hibah dari
sisa hasil usaha (SHU).

Saat ini, jumlah anggota KSU Rejosari berjumlah 320 orang dengan simpanan wajib per
orangnya hanya 10 ribu rupiah dan pinjaman maksimal 250 juta rupiah. Menurut Hj. Elwi, ini
merupakan keberhasilan yang dicapai tidak semudah membalikkan telapak tangan. Tentunya
membutuhkan perjuangan yang luar biasa.

Agar koperasi bisa sukses, lanjutnya kepatuhan terhadap prinsip koperasi tentunya harus
dipegang teguh. Melalui kebijakan berupa peraturan yang sudah pihak koperasi mufakati,
menjadi komitmen yang harus di taati oleh semua anggota.

Seperti keanggotaan dengan sistem penjamin anggota lama dengan tujuan menghindari
resiko. Selain itu, permodalan sistem simpanan khusus. Kemudian untuk menciptakan
penguatan modal menuju koperasi mandiri. Dua sistem ini, terbukti menjadi senjata ampuh
untuk menyamakan persepsi anggota dan penguatan modal.
Terwujudnya penguatan modal ini, juga tak terlepas dari pembinaan yang sudah
diberikan oleh pemerintah melalui Dinas Koperasi dan UKM Kota Pekanbaru, Dinas
Koperasi Perdagangan dan UKM Provinsi Riau, serta Kementrian Koperasi Republik
Indonesia melalui LPDB. Di mana, KSU Rejosari mendapat kepercayaan pinjaman tiga miliar
rupiah dan lunas pada Desember 2019.

Salah satu bentuk sukses dari koperasi ini adalah banyak pengurus koperasi dari luar
daerah Riau yang melakukan studi banding ke koperasi KSU Rejosari ini. Bahkan, anggota
DPRD dari Kepulauan Bintan, Dinas koperasi dan UKM Kota Pasuruan, Jawa Timur, juga
pernah datang ke koperasi ini. Selain itu, Koperasi Serba Usaha Rejosari juga telah
mendapatkan sertifikat dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik
Indonesia dengan status gradeA, yang dimana koperasi telah melaporkan hasil RAT 3 Tahun
Buku Terakhir berturut-turut. Dengan tanggal RAT terakhir pada 22 Januari 2021 berdasarkan
data koperasi di Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia.

Alasan :

Koperasi Serba Usaha Rejosari adalah koperasi yang masih eksis hingga saat ini, karena
anggotanya yang bergerak dibidang Usaha Kecil Menengah (UMKM) di tengah pandemic
virus corona atau covid-19. Bahkan menjadi penyelamat bagi anggota maupun untuk
kontribusi terhadap ekonomi nasional secara keseluruhan.
3. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah sebuah koperasi yang menjual berbagai barang kebutuhan
pokok untuk para anggotanya. Harga barang-barang dari koperasi umumnya lebih murah dari
harga di pasaran. Sebagai contoh koperasi menjual kebutuhan bahan pokok dengan sistem
kredit.

Contoh :

Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo di Cilacap, Jawa Tengah, merupakan salah satu
koperasi yang sukses,dimana sebuah koperasi mengelola Tempat Pelelangan Ikan (TPI).KUD
Tingkat Primer beranggotakan nelayan di Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan ini
telah dirintis jauh sejak zaman Jepang. Ketua Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo
Cilacap, Untung Jayanto, mengatakan beridirnya KUD itu berawal dari keinginan masyarakat
nelayan pesisir untuk sejahtera. "Masyarakat di pesisir pantai yang selama ini memang identik
dengan kemiskinan”. Lalu, masyarakat nelayan membentuk perkumpulan. Berawal dari
komunitas nelayan yang terbentuk menjadi Koperasi Perikanan dan menjadi koperasi yang
termasuk paling tua karena telah terbentuk sejak zaman penjajahan di wilayah pesisir
Indonesia.

Pada tahun 1942 Koperasi Perikanan didirikan dengan namaGyo-Gyo Kumai (bahasa
Jepang). Selanjutnya menyesuaikan Undang-Undang Koperasi Tahun 1958 menjadi Primer
Koperasi Perikanan Laut (KPL). Namun dengan keluarnya Inpres Nomor 2 Tahun 1978,
maka KPL dan BUUD diamalgamasikan atau dileburkan menjadi KUD (Koperasi Unit Desa)
yang kemudian bernama KUD Mino Saroyo.

Menurut Untung Jayanto, nama Mino Saroyo dipilih karena dianggap paling sesuai
dengan visi dan misi koperasi. "Mino artinya ikan, Saroyo artinya bersama-sama sehingga
Mino Saroyo artinya koperasi yang bergerak disektor perikanan secara bersama-sama
mengelola perikanan untuk menyejahterakan nelayan”.
Tepat pada 15 Januari 1990, KUD Mino Saroyo Cilacap mendapat predikat sebagau
KUD Mandiri. Maka pada 15 Februari 1990 itulah KUD tersebut mendapatkan SK KUD
Mandiri yang diserahkan oleh Dirjen Binus Koperasi. Saat ini KUD tersebut menjalankan
usaha pokok melayani kebutuhan-kebutuhan anggota nelayan dan kebutuhan perbekalan
melaut sampai pemasaran hasil perikanan.

Selain itu juga penjualan hasil tangkapan ikan nelayan dijual melalui tempat pelelangan
ikan (TPI) sebanyak 9 unit yang terletak dimasing-masing Kelompok Nelayan, dimana di
Tempat Pelelangan Ikan tersebut terdapat pula sarana usaha milik KUD Mino Saroyo Cilacap.

Termasuk salah satu koperasi konsumsi sukses di Indonesia, KUD Mino Saroyo juga
telah mendapatkan sertifikat resmi dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah Republik Indonesia. Selain itu, KUD Mino Saroyo juga telah mendapatkan status
grade A, yang berarti koperasi telah melaporkan hasil RAT 3 Tahun Buku Terakhir berturut-
turut. Dengan tanggal RAT terakhir yaitu 27 Februari 2020.

KUD yang dipimpin Untung Jayanto terus berkiprah mewadahi para nelayan anggotanya.
Bahkan, pengelolaan TPI yang dilakukan oleh KUD tersebut membuktikan adanya
peningkatan hasil lelang. Tercatat sejak TPI Cilacap dikelola KUD Mino Saroyo mulai 2010,
hasil lelang meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2009 saat TPI masih dikelola Pemda
Cilacap, hasilnya hanya mencapai Rp22 miliar.Sejak 2010 hasil lelang meningkat drastis.
Tercatat pada 2014 mencapai Rp70 miliar, tahun 2016 hasil lelang sebesar Rp45 miliar, dan
tahun 2017 melonjak lagi menjadi Rp75 miliar.Penguatan nilai tukar dolar bahkan sedikit
banyaknya mendatangkan keuntungan kepada nelayan di Cilacap. Karena itu, jumlah
produksi ditargetkan bisa mencapai Rp100 miliar sampai tutup tahun atau naik dibandingkan
tahun lalu Rp75,2 miliar selama 2017.

Untung Jayanto menegaskan kemanfaatan TPI setelah dikelola KUD dirasakan anggota
sangat besar. Tidak hanya soal jaminan harga ikan, tapi juga iuran lelang dikembalikan
kepada anggota.Ia mengatakan bahwa KUD Mino Saroyo memberikan dana sosial jika ada
anggota yang mengalami musibah saat melaut atau anggota memiliki simpanan yang dapat
diambil saat paceklik. Selain itu juga memberikan kredit bagi nelayan yang hendak
mengambil alat-alat produksi. Hal ini diakui sangat membantu nelayan dan mendorong
nelayan semangat melaut.KUD Mino Saroyo menjadi bukti percontohan betapa efektifnya
ketika TPI dikelola oleh para nelayan anggotanya. Terlebih TPI memang memiliki banyak
fungsi, bukan semata berfungsi menarik restribusi lelang untuk pendapatan asli daerah, tetapi
mempunyai kekuatan untuk menghadirkan harga ikan yang wajar bagi nelayan.

Di sisi lain TPI juga menjadi pusat informasi dan wadah komunikasi dan koordinasi
semua stakeholder bidang perikanan dan sebagai wahana pendidikan dan pelatihan nelayan
secara tidak langsung.Lebih penting lagi, TPI menjadi Pusat Data Produksi Perikanan yang
bisa diintegrasikan dengan Sistem Logistik Ikan Nasional sebagaimana diatur dalam UU No.
31/2014 Jo UU Nomor 45/2009 tentang Perikanan serta Database jumlah kapal perikanan dan
luasan area tambak serta jumlah pelaku usaha di bidang perikanan.

Alasan :

Koperasi Unit Desa (KUD) Mino Saroyo menjadi koperasi konsumsi paling sukses
karena selalu terwujudnya visi misi serta kekonsistensinya untuk menjalankan tugas sebagai
salah satu perangkat unit desa. Hal unik lain dari koperasi ini adalah, anggotanya yang
seluruhnya adalah nelayan yang berkedudukan di Kelurahan Cilacap, Kecamatan Cilacap
Selatan, Kabupaten Cilacap Propinsi Jawa Tengah.
4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi dimana identitas anggota sebagai pemilik dan nasabah
konsumen jasa dan atau produsen jasa. Dalam status anggota sebagai konsumen jasa, maka
koperasi yang didirikan adalah koperasi pengadaan jasa. Sedangkan dalam status anggota
sebagai produsen jasa, maka koperasi yang didirikan adalah koperasi produsen jasa atau
koperasi pemasaran jasa.

Contoh :

Koperasi Dinamika Harmoni(KDH) adalah koperasi jasa yang di dirikan oleh dosen
karyawan untuk menyelesaikan beberapa jenis pekerjaan, supplier Hardware dan
software,pengembangan teknologi inovasi, dan analisa kinerja teknologi yang digunakan.

Koperasi Jasa KDH didirikan pada tanggal 10 Maret 2014 sesuai dengan Surat Akte
Pendirian Nomor 25 oleh Notaris JUSTIANA, SH di Surabaya.

Bidang Pekerjaan

 Cluster Bidang Teknologi


Teknologi Informasi : Supplier Hardware dan Software, pengembangan MIS,
Kanjian Teknis Kinerja TIK

 Total Solution: Sistem Otomasi Terintegrasi


Bergerak dalam mengitegrasikan mesin-mesin industri dan sistem pengedalian secara
otomatis secara telemetri.

 Cluster Jasa Konsultan


Bergerak dalam kajian teknis kinerja dalam penggunaan teknologi yang diterapkan.
Memberikan analisa dan rekomendasi pengembangan penerapan teknologi baik
hardware maupun software yang akan di kembangkan.
Koperasi Dinamika Harmoni telah menjadi andalan teknologi yang telah dipakai di
beberapa kampus seperti : Pengembangan Smart Cyber kampus (Pengembangan Smart Cyber
Campus di PENS dengan menggunakan Sistem Terintegrasi (Saling berbagi dan tidak
berulang, one stop service, otomasi dengan perangkat teknologi) seperti : Akses Gate parkir ,
Absensi Pegawai , Absensi Perkuliahan , akses pintu gedung, pembayaran online dengan
bank.

Telah di gunakan di beberapa perguruan tinggi:

 Politeknik Negeri Jakarta

 Politeknik Negeri Bengkalis


 Politeknik Negeri Bali
 Politeknik Negeri Kupang
 Politeknik Negeri Menado
 Politeknik Negeri Tanah Laut
 Politeknik Negeri Tual
 Politeknik Negeri Banyuwangi
 Politeknik Negeri Jember
 Politeknik Negeri Fak-Fak
 Politeknik Negeri Bangka Belitung
 Politeknik Pelayaran
 Politeknik Negeri Indramayu
 Politeknik Negeri Balikpapan

 Akademi Komunitas Negeri Pacitan

Dan Pengembangan dari Konsultan lainnya

 Sistem database Oracle,high Transaction, security database handal, web dan mobile
base,terintegrasi, one stop service, smart system menggunakan Smart Card RFID.
 Jasa Konsultan :Politeknik Negeri Madura, Politeknik Negeri Balikpapan
Alasan :

Alasan kelompok kami memilih Koperasi Dinamika Harmoni karena dari banyaknya
perguruan tinggi yang menggunakan Jasa dari Koperasi Dinamika Harmoni, menunjukan
bahwa kualitas jasa yang di berikan Koperasi Dinamika Harmoni ini tidak main-main, dari
perguruan tinggi negeri sampai swasta pun tau bahwa jasa pengembangan teknologi yang di
berikan sangat beragam, dan inovasi.
5. Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah sebuah koperasi yang bertujuan untuk membantu usaha para
anggotanya atau melakukan suatu usaha secara bersama-sama.

Contoh :

Kopi Boyolali Indonesia tembus pasar ekspor Jerman didorong KJRI Hamburg ditengah
pandemi Covid-19. KJRI Hamburg telah berhasil mendorong ekspor perdana 500kg kopi
Arabika Boyolali ke Jerman untuk memperluas pasar di Eropa dan mendukung UKM Kopi
Go Export. Hal itu disampaikan Konsuk Jenderal RI Hamburg, Ardian Wicaksono, pada
sambutan acara virtual “Pemberangkatan Kopi Boyolali untuk Pasar Jerman”, di Boyolali
pada 16 Februari 2021 yang diselenggarakan oleh Koperasi Produsen Kopi Rakyat Indonesia
(KOPIRA).

Kegiatan ini merupakan salah satu upaya Diplomasi Ekonomi Kemenlu RI saat pandemi
Covid-19, agar dapat terus mencari peluang ekspor bagi UKM dan koperasi kopi Indonesia
yang siap melakukan ekspor, Ketua KOPIRA, Ibu Imelda Liliyanti, dalam siaran persnya
pada Kamis (18/2/2021) menyampaikan apresiasi kepada KJRI Hamburg dan Kemenlu RI
atas bantuan dan kerja sama dalam mendukung ekspor kopi Boyolali ke Jerman.

Kerja sama antara KJRI Hamburg dengan KOPIRA juga mendapat apresiasi dari Samsul
Widodo, staf ahli dari Kmeneterian Desa, PDT, dan Transmigrasi, serta perwakilan KADIN
Jawa Tengah. Acara tersebut dihadiri pula oleh Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi, yaitu
perwakilan Kemenlu RI (Duta Besar Bagas Hapsoro dan Duta Besar Prayono Atiyanto),
penggiat Kopi/Diplomasi Kopi Kemenlu, kementerian Desa, PDT, Transmigrasi, perwakilan
KADIN Jawa Tengah, dan para petani, serta anggota KOPRA. Kosul Jenderal RI Hamburg
juga menggarisbawahi bahwa ekspor kopi ini sekligus mempromosikn pengelolaan pertanian
yang berkelanjutan dan paeran koperasi dalam memberikan kesejahteraan pada petani, serta
mempromosikan potensi daerah lainnya, seperti wisata dan ekonomi kreatif.
Dengan ekspor ke Jerman diharapkan perkebunan kopi Indonesia sudah mulai memenuhi
standar dan sertifikasi internasional. Diharapkan ekspor produk Jawa Tengah ke Jerman tidak
hanya pada komoditi kopi, tetapi juga produk/komoditas unggulan lainnya.

Upaya ekspor Kopi Boyolali dimulai melalui penjajakan business to business MyBali
Coffe, perusahaan kopi di Jerman dengan KOPIRA yang difasilitasi oleh KJRI Hamburg
sejak November 2020 dan sebagai wujud kepedulian mendorong UKM Go Eksport, Kemenlu
RI dan KJRI Hamburg, pada awal Maret 2021 akan mengadakan kegiatan “Pelepasan Ekspor
Kopi ke Jerman” secara visual.

Alasan :

Kelompok kami memilih Kopi Boyolali sebagai koperasi produksi yang sukses karena Kopi
Boyolali tersebut berhasil mendorong ekspor perdana kg kopi Arabika Boyolali ke Jerman
untuk memperluas pasar di Eropa dan mendukung UKM Kopi Go Export.

Anda mungkin juga menyukai