Anda di halaman 1dari 16

SERTIFIKASI HALAL DAN SISTEM

JAMINAN HALAL
DEFINISI

• Sistem Jaminan Halal (SJH): suatu sistem manajemen yang diatur oleh perusahaan untuk
menghasilkan produk halal secara Konsisten sesuai dengan persyaratan LPPOM MUI
• Kriteria SJH: persyaratan yang harus dipenuhi perusahaan dalam rangka menerapkan SJH
• Aktivitas Kritis: aktivitas pada rantai proses produksi yang dapat mempengaruhi status kehalalan
suatu produk
• Contoh: seleksi bahan baru, pembelian bahan, formulasi produk,
• pemeriksaan bahan datang, produksi, pencucian fasilitas produksi,
• penyimpanan, transportasi, pemajangan, penyembelihan hewan
Syarat-syarat Produk Halal

1) Halal Zatnya
2) Halal Dalam Memprosesnya
3) Halal Penyimpanannya
4) Halal Penyajiannya
5) Halal cara memperolehnya
SERTIFIKAT HALAL
• Fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan kehalalan suatu
produk sesuai dengan syari’at Islam.
• Sertifikat Halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan ijin
pencantuman label halal pada kemasan produk dari instansi pemerintah
yang berwenang.
• Masa berlaku Sertifikat Halal adalah 2 (dua) tahun, undang-undang baru 4
tahun

4
KETENTUAN OLEH LP POM MUI

1. Mempersiapkan Sistem Jaminan Halal.


2. Berkewajiban mengangkat secara resmi seorang atau tim Auditor
Halal Internal (AHI) yang bertanggungjawab dalam menjamin
pelaksanaan produksi halal.
3. Berkewajiban menandatangani kesediaan untuk diinpesksi secara
mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh LPPOM MUI.
4. Membuat laporan berkala setiap 6 bulan tentang pelaksanaan Sistem
Jaminan Halal.

5
SISTEM
JAMINAN HAL AL
(SJH)
KRITERIA SISTEM JAMINAN HALAL

• 1. Kebijakan Halal
• 2.Tim Manajemen Halal
• 3. Pelatihan dan Edukasi
• 4. Bahan
• 5. Produk
• 6. Fasilitas Produksi
• 7. Prosedur tertulis untuk aktivitas kritis
• 8. Kemampuan Telusur
• 9. Penanganan produk yang tidak memenuhi kriteria
• 10. Audit Internal
• 11. Kaji Ulang Manajemen
1. KEBIJAKAN HALAL
• Manajemen puncak harus menetapkan kebijakan halal tertulis yang menunjukkan komitmen
perusahaan untuk menghasilkan produk halal secara konsisten.
• Kebijakan halal dapat ditulis terpisah atau terintegrasi dengan kebijakan sistem yang lain.
• Kebijakan halal harus didiseminasikan/disebarkan semua stakeholder.
• Stakeholder : manajemen, tim manajemen halal, pekerja, supplier.
• Contoh cara diseminasi kebijakan halal: pelatihan, briefing karyawan, poster, banner, email ke
supplier
• Bukti diseminasi kebijakan halal harus dipelihara harus tersedia saat audit
• Contoh: daftar hadir pelatihan, notulen briefing karyawan, pemasangan poster, banner, bukti
pengiriman email
2. TIM MANAJEMEN HALAL

• Sekelompok orang yang ditunjuk oleh manajemen puncak sebagai penanggung jawab atas
perencanaan, implementasi, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan sistem jaminan halal di perusahaan
• Tim manajemen halal adalah Manajemen puncak harus menetapkan tim manajemen halal.
• Tanggung jawab tim harus didefinsikan dengan jelas.
• Tim manajemen halal harus mencakup semua bagian yang terlibat dalam aktifitas kritis
• Penunjukan tim manajemen halal harus disertai bukti tertulis :
• SK, surat pengangkatan, surat penetapan atau bentuk penunjukkan lain yang berlaku di
perusahaan.
• Tim Manajemen Halal harus memahami persyaratan (HAS 23000) sesuai dengan tanggungjawab
masing-masing.
• Koordinator Tim Manajemen Halal sekurang-kurangnya seorang Manajer Teknis dan diutamakan
seorang muslim
• Tim Manajemen Halal dapat berada di level corporate/holding dan/atau di pabrik/outlet, gudang dan
dapur.
• Penetapan tanggungjawab tim dapat ditulis terpisah atau terintegrasi dengan sistem yang lain
• Manajemen puncak harus menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan untuk perencanaan,
implementasi, evaluasi dan perbaikan berkelanjutan sistem jaminan hala
3. PELATIHAN DAN EDUKASI

• Perusahaan harus mempunyai prosedur tertulis pelaksanaan pelatihan untuk


semua personel yang terlibat dalam aktifitas kritis, termasuk karyawan baru.
• Prosedur pelaksanaan pelatihan dapat berisi tujuan/target, jadwal, peserta, metode,
pemberi materi, materi, dokumentasi, evaluasi dan indikator kelulusan.
• Materi pelatihan meliputi persyaratan sertifikasi halal (Kriteria, Kebijakan dan
Prosedur pada HAS 23000) dan disesuaikan dengan sasaran pelatihan.
• Pelatihan eksternal adalah pelatihan mengenai HAS 23000 (persyaratan sertifikasi halal) dengan
trainer dari LPPOM MUI, baik diselenggarakan oleh LPPOM MUI atau oleh perusahaan dalam bentuk
in house training.
• Pelatihan eksternal dilakukan setidaknya dua tahun sekali atau lebih sering jika diperlukan.
• Pelatihan internal harus dilaksanakan secara terjadwal minimal setahun sekali atau lebih sering
jika diperlukan.
• Pelaksanaan pelatihan harus mencakup kriteria kelulusan untuk menjamin kompetensi personel
• Indikator kelulusan pelatihan internal adalah setiap peserta memahami tanggungjawabnya dalam
implementasi dan perbaikan berkelanjutan sistem jaminan halal.
• Evaluasi kelulusan dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan atau bentuk evaluasi lain yang berlaku
di perusahaan.
• Bukti pelaksanaan pelatihan harus dibuat dan dipelihara
PELATIHAN

• Minimal setahun sekali

Internal
• Diadakan oleh perusahaan
• Trainer harus telah lulus pelatihan HAS 23000
Internal(eksternal/internal)
• Evaluasi peserta pelatihan

• Diikuti oleh salahsatu tim minimal 2 tahun sekali


Eksternal • Diadakan oleh lembaga lain yang sudah ditunjuk
secara resmi oleh LPPOM MUI
TUGAS PERTEMUAN KE-3

• Membaca UU Jaminan Produk Halal


• Jelaskan menurut Undang2 JPH:
• 1. Auditor halal, jelaskan syaratnya dan tugasnya
• 2. Ketentuan bahan menurut UU JPH
• 3. Penyelia halal, jelaskan syarat dan tugasnya

Anda mungkin juga menyukai