medium lain
sealu tetao.
Rumus :
𝑆𝑖𝑛 𝑖𝑣1 𝑛2
= =
𝑆𝑖𝑛 𝑟 𝑣2 𝑛1
Keteranga :
I = Sudut datang
r= Sudut bias
v=Cepat rambat
gelombang
n = Indeks bias
4 Difraksi Difraksi Hukum : 1. Aliran air di sungai.
Gelomba geombang adlah 1. Hukum 2. Gelombang bunyi
ng peristiwa Bragg dari tabung.
pelenturan “Besarnya 3. Gelombang cahaya
gelombang yang sudut dari lubang.
disebabkan oeh simpangan
adanya pada sinar X
penghalang berdifraksi
berupa celah akan
sehingga sebanding
gelombang pada kristal”.
dapat Rumus :
menyebar. d sin ɵ = m.λ
𝑃.𝑑
= m. λ
𝐿
Keterangan :
d= jarak celah
(m)
P= jarak pola ke
pusat (m)
λ = Panjang
gelombang(m)
L= Jarak celah ke
layar (m)
5 Interfere Interferensi Hukum : 1. Genangan minyak
nsi gelombang Interferensi tanah dalam air.
Gelomba adalah peristiwa yang terjadi 2. Gelombang dari
ng atau pengaruh pada cahaya dua arah.
yang yang 3. Pelangi
ditimbulkan terpolarisasi
olehg linear atau
gelombang- polarisasi lain
gelombang yang termasuk cahay
berpadu. natural (Fresnel
Arago)
Rumus :
Ii = I cos2 d
Ii = I0 cos2 d
Keterangan ;
I0= Intensitas
cahaya awal
I =Intensitas
cahaya
terpolarisasi
Ii =Intensitas
setelah melalui
6 Polarisas Polarisasi
i Gelombang
Gelomba adalam
ng peristiwa
terserapnya
sebagian arah
getar
gelombang
sehingga hanya
memiliki satu
arah getar.
GELOMBANG CAHAYA
Gelombang elektromagnetik adalah suatu gelombang yang dapat merambat tanpa membutuhkan
medium dan merupakan gelombang transversal.
Contohnya seperti: sinar ultraviolet, peralatan elektronik, radioaktif, satelit, televisi, pemancar
radio dan lain sebagainya.
Frekuensi sama
INTERFERENSI KONSTRUKTIF
Beda Fase
Beda lintasan
Pita terang
INTERFERENSI DESTRUKTIF
Beda fase
Beda lintasan
Pita terang
2. Difraksi
Kisi difraksi
Garis terang ke-n
1
Tetapan kisi d=
N
3. POLARISASI
Polarisasi adalah terserapnya sebagian arah getar gelombang transversal sehingga gelombang hanya
memiliki satu arah getar saja.Jika sinar datang pada cermin datar dengan sudut 57°, maka sinar ini
merupakan sinar terpolarisasi.
Perhatikan gambar berikut
4. Disper
s
i cahaya
Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna
bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis
merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh
perbedaan panjang gelombang.
Cepat rambat cahaya menjadi berkurang bila memasuki media bening yang lebih rapat
daripada udara. Hal ini berakibat ikut berkurangnya panjang gelombang cahaya dari masing-
masing sinar monokhromatik itu, sehingga masing-masing warna mengalami pembiasan yang
arahnya berbeda satu dengan yang lain.
Setiap panjang gelombang memiliki indeks bias yang berbeda. Semakin kecil panjang
gelombangnya semakin besar indeks biasnya.
Hubungan indeks bias medium n, dan panjang gelombang dalam medium λ yang
dinyatakan oleh persamaan: n
Prisma adalah benda bening (transparan) terbuat dari gelas yang dibatasi oleh dua bidang permukaan
yang membentuk sudut tertentu yang berfungsi menguraikan (sebagai pembias) sinar yang
mengenainya. Permukaan ini disebut bidang pembias, dan sudut yang dibentuk oleh kedua bidang
pembias disebut sudut pembias (β).
sudut pembiasnya:
dengan:
β =sudut pembias prisma
i2 =sudut datang pada permukaan 2
r1 =sudut bias pada permukaan 1
sudut deviasi (δ) adalah sudut yang dibentuk oleh perpanjangan sinar datang mula- mula
dengan sinar yang meniggalkan bidang pembias atau pemantul.
Lebar spectrum yang ditimbulkan oleh prisma bergantung pada selisih deviasi warna ungu dan warna
merah. Selisih sudut antara deviasi warna ungu dnegan sudut deviasi warna merah disebut sudut
dispersi φ. Secara sistematis :
Dengan :
φ = sudut deviasi
δu = sudut deviasi sinar ungu
δm = sudut deviasi sinar merah
nu = indeks bias prisma untuk sinar ungu
nm = indeks bias prisma untuk sinar merah
β = sudut pembias