Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN CASE STUDY PT.

DRYDOCKS
WORLD GRAHA.
MANAJEMEN GLOBAL.

Disusun oleh :

Nama : Fika Melinda.

NIM : 201860071.

Jurusan Manajemen.

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Trisakti.

Trisakti School of Management.

Jakarta.
1
KATA PENGANTAR.
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan case study
yang berjudul Laporan Case Study PT. Drydocks World Graha.

Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Susetya Hadi, SE., M.M yang telah
menjelaskan seluruh materi dengan sangat jelas dalam proses pembelajaran
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan case study ini dengan baik dan tepat
waktu.

Dalam penyusunan laporan ini, saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini
masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun
dalam proses penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar dapat menjadi acuan bagi saya untuk
menciptakan laporan case study yang lebih baik lagi di masa mendatang.

DAFTAR ISI.

2
Contents
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
Latar Belakang................................................................................................................................4
Tujuan Penulisan Kasus..................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
RINGKASAN KASUS DAN MASALAH YANG TERJADI...........................................................5
Ringkasan Kasus.............................................................................................................................5
Problem atau Masalah yang dihadapi............................................................................................6
BAB III.................................................................................................................................................7
PROBLEM SOLVING........................................................................................................................7
BAB IV...............................................................................................................................................10
KESIMPULAN..................................................................................................................................10
KATA PENUTUP..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................13
Bibliography......................................................................................................................................13

BAB I.

PENDAHULUAN.
Latar Belakang.
PT. Drydocks World Graha merupakan sebuah perusahaan
galangan kapal yang bekerja dalam bidang penanaman modal luar negeri yang

3
berlokasi di Pulau Batam, Indonesia. PT. Drydocks World Graha melakukan
kerjasama dengan investor yang berasal dari Uni Emirat Arab. Perusahaan ini
memperkerjakan pekerja lokal ( Indonesia ) yang jumlahnya kurang lebih
10.000 orang dan perusahaan ini juga memperkerjakan pekerja asing yang
jumlahnya sekitar 300 orang. Status kerkaryawanan dalam PT. Drydocks World
Graha ini beragam, mulai dari karyawan tetap, kontrak, dan outsource.
Umumnya, para pekerja asing menduduki jabatan penting ( seperti mandor )
dengan bawahan pekerja lokal Indonesia.

Tujuan Penulisan Kasus.


Tujuan penulisan kasus adalah untuk memenuhi tugas
manajemen global dan untuk menemukan solusi atas permasalahan yang
dibahas dalam laporan ini. Di samping itu, dengan adanya penulisan kasus ini,
diharapkan penulis dapat menunjukkan pemahaman yang komprehensif tentang
materi manajemen global yang menyangkut pembahasan kasus dalam laporan
ini dan dapat menganalisis kasus tersebut serta mampu untuk memberikan
solusi yang terbaik.

BAB II.

RINGKASAN KASUS DAN MASALAH YANG TERJADI.


Ringkasan Kasus.
Pada tanggal 22 April 2010, para pekerja PT. Drydocks World
Graha yang berlokasi di Batam, melakukan demonstrasi dan melakukan aksi
pembakaran dan merusak fasilitas – fasilitas perusahaan hingga menyebabkan 9
orang terluka dan puluhan mobil terbakar. Konflik ini bermula dari umpatan
seorang supervisor asal India yang terjadi dalam sebuah rapat internal
perusahaan. Umpatan supervisor tersebut disebabkan karena kekesalannya yang

4
berhubungan dengan masalah pekerjaan dan supervisor tersebut mengatakan
bahwa Orang Indonesia itu “ stupid “ dan di samping itu juga terdapat
diskriminasi yang sangat besar di PT. Drydocks World Graha dalam hal
perbedaan fasilitas dan gaji. Bahkan para pekerja lokal Indonesia harus
menyisihkan sebagian gajinya untuk melengkapi alat – alat keselamatan kerja
yang bahkan bukan menjadi tanggung jawab pekerja tersebut.

Perkataan atau umpatan tersebut membuat pekerja lokal


Indonesia sangat emosi sehingga mereka mendorong pekerja lainnya untuk
menyerang supervisor itu secara bersama – sama. Hal ini tidak berhenti sampai
disini, para pekerja lokal Indonesia pun melakukan pengejaran kepada pekerja
asing lainnya. Dikarenakan konflik ini sangat besar dan menimbulkan
kerusuhan di Batam, maka pihak kepolisian dan TNI – AD harus menurunkan
pasukan untuk meredam kerusuhan yang melebar menjadi men-sweeping
Warga Negara Asing ( WNA ) yang berada di Batam.

Selain dikarenakan umpatan supervisor tersebut, ternyata ada


faktor lain yang menjadi pemicu kerusuhan tersebut yaitu sebagian besar posisi
– posisi penting di dalam perusahaan di dominasi oleh tenaga kerja asing
sementara tenaga kerja Indonesia berada dalam posisi staff, teknisi, dan posisi
bawahan lainnya. Di samping itu, tenaga kerja asing lebih suka berkumpul
dengan kelompoknya dibandingkan bersosialisasi dengan kelompok tenaga
kerja Indonesia walaupun kelompok tersebut merupakan bagian dari tim
kerjanya. Selain itu, diketahui pula bahwa PT. Drydocks World Graha tidak
menerapkan undang – undang yang mengatur perekrutan tenaga kerja oleh
Investasi Asing di Indonesia.

Kasus diambil dari :

https://www.academia.edu/34377176/Studi_Kasus_Bab_2_Keragaman_dalam_
Organisasi

5
Problem atau Masalah yang dihadapi.
Problem atau masalah yang dihadapi dalam kasus ini adalah
perbedaan cara berkomunikasi antara Supervisor India dengan Orang Indonesia
dan terdapat diskriminasi yang sangat besar yang mempengaruhi terjadinya
demonstrasi dan aksi pembakaran serta perusakan fasilitas – fasilitas
perusahaan.

BAB III.

PROBLEM SOLVING.
Perbedaan budaya, nilai, dan norma yang dimiliki supervisor
India dan pekerja Indonesia sangat berbeda. Bagi orang India, berkata “ stupid “
merupakan tindakan yang biasa dalam melakukan komunikasi antara atasan dan
bawahan. Namun, bagi orang Indonesia, kata tersebut merupakan penghinaan
besar bagi bangsa-nya. Berkata dan bertindak kasar dapat menjadi hal yang
biasa di suatu budaya, namun hal tersebut dapat menyakiti hati orang lain di
budaya orang lain. Dalam kasus ini, supervisor India kurang pintar dalam
menempatkan diri dan ia ingin menang sendiri.

Maka dari itu, sebaiknya supervisor India dan pekerja Indonesia


sama – sama mempelajari bahasa dan struktur linguistik karena menurut teori di
6
buku manajemen global mengenai communicating across cultures ( Chapter 5 ),
bahasa dan struktur linguistik merupakan bahasa yang digunakan, bahasa formal
atau informal, dan penutur asli atau penutur non – asli sehingga ketika
supervisor India dan pekerja Indonesia sudah menguasai bahasa dan struktur
linguistik, maka mereka akan saling dapat beradaptasi dengan situasi atau
budaya apapun dan supervisor India dapat memutuskan untuk menggunakan
bahasa formal maupun informal di situasi apapun sehingga ia dapat
menghindari masalah seperti kasus diatas.

Selain itu, supervisor India dan pekerja Indonesia harus


memahami mengenai evaluasi kognitif. Mereka harus mempelajari budaya satu
sama lain sehingga evaluasi kognitif dapat mereka interpretasikan dengan baik
sehingga makna pesan yang terkandung dapat tersampaikan dengan baik tanpa
menyinggung perasaan pihak lain. Orang India cenderung individualistik
sehingga mereka cenderung menggunakan low – context communication
dimana ia akan menyampaikan secara langsung apa yang ia pikirkan sehingga
dalam kasus ini, supervisor India mengatakan stupid kepada orang Indonesia
karena dalam pikirannya, ia sudah terlalu kesal yang berhubungan dengan
masalah pekerjaannya dan pekerja Indonesia membalas pesan itu dengan
menggunakan high – context communication dimana para pekerja Indonesia
tidak menerima perkataan supervisor tersebut dan mereka membalas pesan atau
perkataan supervisor dengan melakukan kekerasan fisik kepada supervisor
tersebut.

Dalam teori conversational formalities : understand etiquette,


dijelaskan bahwa dalam suatu komunikasi harus terdapat formalitas percakapan
yang mencakup pedoman dan aturan formal atau implisit yang mengatur apa
yang membentuk etiket percakapan formal yang dapat diterima. Salah satu
cakupan dari formalitas tersebut adalah peran permintaan maaf. Dalam kasus
ini, hendaknya supervisor India mengucapkan permintaan maaf dengan baik –

7
baik kepada para pekerja sehingga dapat memulihkan keharmonisan setelah
peristiwa atau insiden yang tidak menyenangkan.

Diskriminasi yang terjadi pada PT. Drydocks World Graha


sangat besar sehingga menimbulkan kekecewaan yang sangat dalam terutama
bagi pekerja Indonesia. Jika dilihat dari masalah ini, terdapat diskriminasi
dimana hal ini tidak sejalan dengan teori praktik ketenagakerjaan yang adil yang
terdapat pada materi managing ethical conflicts ( Chapter 8 ). Teori praktik
ketenagakerjaan yang adil membahas mengenai perusahaan global harus
memberikan kesempatan kerja yang setara untuk semua pekerja tanpa
membanding – bandingkan pekerja tersebut berasal dari negara manapun.
Berdasarkan teori praktik ketenagakerjaan yang adil, maka PT. Drydocks World
Graha harus melakukan representasi karyawan dimana PT. Drydocks World
Graha harus selalu menghormati hak pekerja dengan tujuan untuk mencapai
kesepakatan tentang kondisi kerja. Selain itu, PT. Drydocks World Graha juga
harus memahami standar ketenagakerjaan yang ada sehingga diskriminasi bisa
diminimalisir atau bahkan dapat dihilangkan.

Di samping itu, PT. Drydocks World Graha harus memberikan


kesempatan kerja yang setara bagi para pekerja. PT. Drydocks World Graha
harus menerapkan kebijakan ketenagakerjaan yang meliputi perekrutan,
pemberhentian, pembayaran, promosi, dan pelatihan tanpa diskriminasi. PT.
Drydocks World Graha juga harus membebaskan para pekerjanya dari paksaan
yakni membebaskan para pekerja lokal Indonesia untuk menyisihkan sebagian
gajinya untuk melengkapi alat – alat keselamatan kerja yang bahkan bukan
menjadi tanggung jawab pekerja tersebut. Terakhir, sebaiknya PT. Drydocks
World Graha memberikan para pekerjanya hak untuk berunding mengenai
tekanan apa saja yang dirasakan oleh pekerjanya sehingga semua terbuka dan
dapat membuat suatu keputusan atau aturan yang menguntungkan kedua belah
pihak.

8
BAB IV.

KESIMPULAN.
Dari semua penjelasan maupun teori yang sudah dipaparkan
diatas, maka supervisor India maupun pekerja Indonesia harus saling
memahami dan mempelajari budaya satu sama lain maupun dari segi bahasa,
struktur linguistik, dan perilaku sehingga konteks pesan yang disampaikan dapat
tersampaikan dengan baik. Bahasa sangat penting karena bahasa juga
merupakan komponen budaya dan maka dari itu, ketika sudah menguasai
mengenai bahasa, struktur linguistik, dan lain – lain, perilaku atau perkataan
yang terucapkan tidak akan menyakiti kedua belah pihak dan tujuan perusahaan
akan tercapai dengan baik.

Selain itu, supervisor India dan pekerja Indonesia juga harus


memahami mengenai evaluasi kognitif. Mereka harus mempelajari budaya satu
sama lain sehingga evaluasi kognitif dapat mereka interpretasikan dengan baik
sehingga makna pesan yang terkandung dapat tersampaikan dengan baik tanpa

9
menyinggung perasaan pihak lain. Di samping itu, supervisor India dan pekerja
Indonesia harus memahami teori conversational formalities : understand
etiquette karena hal tersebut sangat penting untuk mencapai keharmonisan PT.
Drydocks World Graha.

PT. Drydocks World Graha harus mampu untuk


mengimplementasikan praktik ketenagakerjaan yang adil agar diskriminasi yang
terjadi di dalam PT. Drydocks World Graha dapat diminimalisir bahkan dapat
dihilangkan. PT. Drydocks World Graha sebaiknya melakukan representasi
karyawan dan harus mampu untuk memahami standar ketenagakerjaan yang ada
serta memberikan kesempatan kerja yang setara bagi para pekerja. Di samping
itu, PT. Drydocks World Graha sebaiknya menerapkan kebijakan
ketenagakerjaan serta membebaskan para pekerjanya dari paksaan dan yang
terakhir, PT. Drydocks World Graha harus mampu memberikan para pekerjanya
hak untuk berunding bersama.

10
KATA PENUTUP.
Demikianlah laporan case study yang saya buat dan saya berharap
laporan ini dapat bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi bapak /
ibu maupun saudara yang membaca laporan ini. Saya mohon maaf
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan kata atau kalimat yang
mungkin kurang jelas dan saya ucapkan terimakasih yang sebesar –
besarnya.

11
DAFTAR PUSTAKA.
https://www.academia.edu/34377176/Studi_Kasus_Bab_2_Keragaman_dalam_
Organisasi

Bibliography.
Steers, R. M., Nardon, L., & Sanchez-Runde, C. J. (2016). Management Across
Cultures : Developing Global Competencies. Cambridge, United
Kingdom: Cambridge University Press.

12

Anda mungkin juga menyukai