Anda di halaman 1dari 2

1.

Anamnesis
Anamnesis dapat ditanyakan hal yang berhubungan dengan
nyerinya. Pertanyaan itu berupa kapan nyeri terjadi, frekuensi, dan
intervalnya; lokasi nyeri; kualitas dan sifat nyeri; penjalaran nyeri; apa
aktivitas yang memprovokasi nyeri; memperberat nyeri; dan meringankan
nyeri. Selain nyerinya, tanyakan pula pekerjaan, riwayat trauma (Lumbantobing, 2006).
Sedangkan menurut Suftini (1996), berdasarkan anamnesis ditenukan bahwa manifestasi
klinis yang timbul juga tergantung pada lokasi HNP terjadi:
a. Postero-lateral: disamping nyeri pinggang, juga akan memberikan gejala
dan tanda-tanda sesuai dengan radiks dan saraf mana yang terkena
b. Postero-sentral: mengakibatkan nyeri pinggang oleh karena menekan
ligamentum longitudinal yang bersifat peka nyeri. Mengingat bahwa
medulla spinalis berakhir pada vertebra L1 atau tepi atas L2, maka HNP
kearah postero-sentral vertebra L2 tidak akan melibatkan medulla
spinalis. Yang mungkin terkena adalah kauda equina, dengan gejala dan
tanda berupa rasa nyeri yang dirasakan mulai dari pinggang, daerah
perineum, tungkai sampai kaki, refleks lutut dan tumit menghilang yang
sifatnya unilateral atau asimetris.

Adanya nyeri di pinggang bagian bawah yang menjalar ke bawah (mulai dari
bokong, paha bagian belakang, dan tungkai bawah bagian atas). Sifat nyeri
disebabkan oleh HNP adalah (Suftini,1996):

a. Nyeri mulai dari bokong, menjalar ke bagian belakang lutut,


kemudian ke tungkai bawah. (sifat nyeri radikuler).
b. Nyeri semakin hebat bila penderita mengejan, batuk, mengangkat
barang berat.
c. Nyeri bertambah bila ditekan antara daerah disebelah L5 – S1 (garis
antara dua krista iliaka).
d. Nyeri spontan, Sifat nyeri adalah khas, yaitu dari posisi berbaring ke
duduk nyeri bertambah hebat. Sedangkan bila berbaring nyeri berkurang
atau hilang
2. Pemeriksaan Fisik
Untuk memastikan bahwa nyeri yang timbul termasuk dalam
gangguan saraf. Meliputi pemeriksaan sensoris, motorik, reflex (Lumantobing,2006)
a. Pemeriksaan sensoris, pada pemeriksaan sensoris ini apakah ada
gangguan sensoris, dengan mengetahui dermatom mana yang terkena
akan dapat diketahui radiks mana yang terganggu.
b. Pemeriksaan motorik, apakah ada tanda paresis, atropi otot.
c. Pemeriksaan reflex, bila ada penurunan atau refleks tendon
menghilang, misal APR menurun atau menghilang berarti
menunjukkan segmen S1 terganggu.

Anda mungkin juga menyukai