132 225 1 SM
132 225 1 SM
bisecting technique Pemeriksaan radiografi memegang peranan penting dalam setiap tahap
radiography, sudut penatalaksanaan kasus kedokteran gigi. Proyeksi periapikal dengan
penyinaran vertikal, gigi teknik bisecting dan paralel merupakan salah satu teknik pemeriksaan
premolar satu rahang radiografi yang sering dijadikan pilihan utama dalam penatalaksanaan
atas. kasus. Akan tetapi teknik bisecting memiliki kelemahan yaitu sering
terjadi distorsi akibat kesalahan sudut vertikal. Kesalahan pengaturan
sudut vertikal pada teknik bisektris menyebabkan distorsi vertikal yang
tampak berupa pemanjangan ataupun pemendekan ukuran gigi.
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk memperoleh sudut penyinaran
vertikal yang tepat dengan membandingkan dimensi panjang
sebenarnya elemen gigi premolar satu rahang atas dengan panjang
elemen gigi premolar satu rahang atas pada radiograf menggunakan
bisecting technique radiography dengan sudut penyinaran vertical
+200, +300, +400, +500, dan +600. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental laboratorium. Analisis statistik menggunakan uji one
way ANOVA diperoleh nilai p= 0,000<0,05. Sudut penyinaran vertikal
+400 merupakan sudut penyinaran yang paling tepat untuk
mendapatkan dimensi panjang gigi yang akurat dalam radiograf untuk
gigi premolar satu rahang atas dan sudut penyinaran vertikal +300
bisecting technique radiography gigi premolar satu rahang atas masih
dapat ditoleransi karena perubahan dimensi panjang gigi tidak
signifikan (kurang dari 1mm) sedangkan sudut lainnya tidak dapat
ditoleransi karena perubahan dimensi panjang gigi yang signifikan
(lebih dari 1 mm).
KEYWORDS ABSTRACT
1
Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 1 - 8
the same tooth because the changes in dimensional length was not
significant (less than 1 mm), whereas other angles could not be
tolerated due to their significant changes in tooth dimensional length
(more than 1 mm).
2
Anggara : Perubahan sudut penyinaran vertikal pada...
minimal harus mencakup distal gigi kaninus, Prosedur pembuatan model rahang atas
dua gigi premolar, gigi molar pertama, dan tersebut adalah sebagai berikut:
sebagian gigi molar kedua. Regio tersebut 1. Lapisi spesimen gigi premolar satu rahang
berada di daerah sudut lengkung rahang atas menggunakan malam merah dengan
sehingga relatif sulit untuk memposisikan ketebalan 1mm pada bagian apeks.
film dalam mulut3. 2. Tanam spesimen gigi premolar satu
Kesalahan teknik radiograf dapat rahang atas yang telah dilapisi dengan
mempengaruhi keakuratan hasil rontgen yang malam merah ke dalam cetakan mould
berpengaruh terhadap keberhasilan rencana rahang atas.
perawatan gigi, salah satunya adalah distorsi 3. Aduk gips dan air dengan perbandingan
pada hasil rontgen foto yang seringkali 2:1 menggunakan bowl dan spatula.
menyebabkan hasil gambaran perlu 4. Tuangakan kedalam mould yang telah di
dilakukan pengulangan, padahal pengulangan tanam dengan gigi.
prosedur radiografi bertentangan dengan 5. Biarkan sampai waktu setting time
prinsip ALARA (As Low As Reasonably berakhir, kemudian lepaskan dari mould.
Achievable) karena akan memperbesar Tahap Pengambilan Film Radiograf
paparan radiasi sinar-X yang diterima oleh Tahapan pengambilan film radiograf adalah
pasien1. Distorsi vertikal tidak dapat sebagai berikut:
dihindari namun perlu dicari toleransinya 1. Posisikan model di atas meja yang
sehingga tidak mempengaruhi pengukuran sebelumnya telah di pasangkan stik es
atau prakiraan pengukuran dalam dimensi menyerupai kaki.
vertical3. 2. mengatur sedemikian rupa bidang vertikal
pada model sehingga tegak lurus dengan
METODE bidang horizontal dan bidang oklusal
Jenis penelitian adalah penelitian rahang atas sejajar dengan bidang
eksperimental laboratoris. Populasi pada horizontal.
penelitian ini adalah gigi premolar satu 3. Meletakkan film pada bagaian palatal gigi
permanen rahang atas yang sudah di premolar satu rahang atas yang akan
ekstraksi. diambil radiografinya dengan melebihkan
Pembuatan Spesimen Gigi pada Model film sekitar 3mm dari tepi oklusal.
Rahang Atas 4. Fiksasi film dengan menggunakan double
Pada penelitian ini, model rahang yang tipe pada tepi film yang dekat dengan gigi
digunakan adalah hasil cetakan dari mould agar film tidak melengkung sehingga
rahang atas yang telah terstandar sebanyak 5 meminimalisir terjadinya perpanjangan
sampel. gigi dari ukuran gigi sebenarnya.
3
Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 1 - 8
4
Anggara : Perubahan sudut penyinaran vertikal pada...
Tabel 1. Panjang sebenarnya elemen gigi premolar satu rahang atas dan panjang elemen gigi premolar satu rahang
atas pada radiograf menggunakan bisecting technique radiography dengan sudut penyinaran vertikal +200, +300,
+400, +500, dan +600
Sampel Panjang gigi +200 +300 +400 +500 +600
klinis
Tabel 2. Rata-rata panjang sebenarnya elemen gigi dan gambar 1 adalah 22,64 mm. Panjang gigi
premolar satu rahang atas dan panjang elemen gigi
premolar satu rahang atas pada radiograf menggunakan meningkat ketika menggunakan sudut
bisecting technique radiography dengan sudut 0 0
penyinaran vertikal +200, +300, +400, +500, dan +600 penyinaran vertikal +20 , dan +30 . Diantara
berbagai sudut penyinaran, yang paling
Besar Rata-
No Kelompok
sampel rata(mm) mendekati rata-rata panjang sebenarnya
1 Panjang gigi
sebenarnya 5 22,64 elemen gigi premolar satu rahang atas adalah
2 Sudut +200 5 24,48 sudut penyinaran vertikal +400 dengan rata-
3 Sudut +300 5 23,10
4 Sudut +400 5 22,77 rata sebesar 22,77 mm dan ini memiliki
5 Sudut +500 5 20,65 selisih terkecil dengan panjang sebenarnya
6 Sudut +600 5 19,27
elemen gigi premolar satu rahang atas
dibandingkan kelompok lain.
Data hasil percobaan selanjutnya
dianalisa secara statistik menggunakan uji
One Way ANOVA untuk melihat apakah
terdapat perbedaan panjang sebenarnya
elemen gigi premolar satu rahang atas dan
panjang elemen gigi premolar satu rahang
Gambar 1. Diagram batang rata-rata panjang atas pada radiograf menggunakan bisecting
sebenarnya elemen gigi premolar satu rahang atas dan
panjang elemen gigi premolar satu rahang atas pada technique radiography dengan sudut
radiograf menggunakan bisecting technique
radiography dengan sudut penyinaran vertikal +200, penyinaran vertikal +200, +300, +400, +500,
+300, +400, +500, dan +600
dan +600. Syarat untuk melakukan uji One
Rata-rata panjang sebenarnya elemen gigi
Way ANOVA distribusi data harus normal.
premolar satu rahang atas berdasarkan tabel 2
5
Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 1 - 8
Tabel 3. Hasil Uji Shaphiro-Wilk rata-rata panjang sebenarnya elemen gigi premolar satu rahang atas dan panjang
elemen gigi premolar satu rahang atas pada radiograf menggunakan bisecting technique radiography dengan sudut
penyinaran vertikal +200, +300, +400, +500, dan +600
Kelompok Statistic Df Sig.
Panjang Panjang
0,955 5 0,773
gigi sebenarnya
0
Sudut +20 0,896 5 0,390
Sudut +300 0,919 5 0,521
0 0,798 5 0,079
Sudut +40
Sudut +500 0,936 5 0,641
Sudut +60 0 0,920 5 0,531
Hasil uji Shaphiro-Wilk diperoleh nilai sama atau homogen. Hasil Lavene-test
p>0,05 pada seluruh kelompok percobaan, didapatkan nilai p= 0,680 (p>0,05), artinya
artinya data yang diperoleh terdistribusi data yang diperoleh memiliki varian yang
normal. Selanjutnya dilakukan uji sama atau homogen. Dengan demikian syarat
homogenitas varians menggunakan Lavene- uji One Way ANOVA terpenuhi sehingga uji
test untuk mengetahui apakah varian data One Way ANOVA dapat dilakukan.
Tabel 4. Hasil Uji One Way ANOVA rata-rata panjang sebenarnya elemen gigi premolar satu rahang atas dan
panjang elemen gigi premolar satu rahang atas pada radiograf menggunakan bisecting technique radiography
dengan sudut penyinaran vertikal +200, +300, +400, +500, dan +600
Jumlah Rata-rata
Kelompok percobaan panjang F P-value
gigi
Panjang 5
sebenarnya 22,64
Sudut +200 5 24,48
Sudut +300 5 23,10 8,683 0,000
Sudut +400 5 22,77
Sudut +500 5 20,65
Sudut +600 5 19,27
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa radiography dengan sudut penyinaran
nilai p-value dari hasil uji anova adalah vertikal +200, +300, +400, +500, dan +600.
0,000 (<0,05), artinya terdapat perbedaan Untuk mengetahui kelompok mana yang
panjang sebenarnya elemen gigi premolar terdapat perbedaan yang signifikan maka
satu rahang atas dengan panjang elemen gigi dilakukan uji lanjutan Pos-Hoc LSD.
premolar satu rahang atas pada radiograf
menggunakan bisecting technique
6
Anggara : Perubahan sudut penyinaran vertikal pada...
Tabel 5. Hasil Uji Pos-Hoc LSD diantara kelompok panjang sebenarnya elemen gigi premolar satu rahang atas dan
panjang elemen gigi premolar satu rahang atas pada radiograf menggunakan bisecting technique radiography dengan
sudut penyinaran vertikal +200, +300, +400, +500, dan +600
Sudut Mean
difference Sig. Ket.
Panjang
Sudut +200 0,048 Signifikan
sebenarnya -1,83
Sudut +300 -0,45 0,619 Tidak signifikan
Sudut +400 -0,13 0,890 Tidak signifikan
0 Signifikan
Sudut +50 1,99 0,036
Sudut +60 0
3,38 0,001 Signifikan
Uji Post Hoc-LSDi pada tabel 5 memiliki kelemahan yaitu sering terjadi
menunjukkan bahwa tidak terdapat distorsi akibat kesalahan sudut vertikal dan
perbedaan yang signifikan terhadap panjang horizontal. Kesalahan pengaturan sudut
sebenarnya elemen gigi premolar satu rahang vertikal pada teknik bisecting menyebabkan
atas dengan panjang elemen gigi premolar distorsi vertikal yang tampak berupa
satu rahang atas pada radiograf pemanjangan ataupun pemendekan ukuran
menggunakan bisecting technique gigi1.
radiography dengan sudut penyinaran Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sudut
0 0
vertical +30 , +40 karena diperoleh nilai vertikal yang digunakan selain +400 untuk
p>0,05, sedangkan panjang sebenarnya gigi premolar satu rahang atas akan
elemen gigi premolar satu rahang atas mengalami distorsi yang dikarenakan arah
dengan panjang elemen gigi premolar satu datang sinar tidak tegak lurus memotong
rahang atas pada radiograf menggunakan bidang bagi antara film dan sumbu panjang
bisecting technique radiography dengan gigi. Sudut penyinaran vertikal +300
sudut penyinaran vertikal +200, +500 dan bisecting technique radiography gigi
0
+60 terdapat perbedaan secara signifikan premolar satu rahang atas masih dapat
karena diperoleh nilai p<0,05. ditoleransi karena perubahan dimensi
panjang gigi tidak signifikan (kurang dari
Proyeksi periapikal dengan teknik bisecting lainnya (+200, +500, +600) pada bisecting
dan paralel merupakan salah satu teknik technique radiography gigi premolar satu
pilihan utama dalam penatalaksanaan kasus. radiograf yang tidak dapat ditoleransi karena
Teknik bisecting lebih sering digunakan perubahan dimensi panjang gigi yang
7
Jurnal B-Dent, Vol 5, No.1, Juni 2018 : 1 - 8
Sudut penyinaran vertikal yang tepat untuk gambaran foreshortening pada dimensi
gigi premolar satu rahang atas bisecting panjang gigi premolar satu rahang atas yang