Anda di halaman 1dari 6

R/ Longsef 250 mg

Phenobarbital 15 mg

CTM 2 mg

Bromhexin 1 tab

Equal qs

Mf.pulv .dtd no. XV

S t dd p1

Pro : Lupita (4 tahun)

Penyelesaian

 Persyaratan Administrasi

Nama dan alamat dokter Tidak lengkap/tidak ada


SIP Tidak lengkap/tidak ada
Tanggal penulisan resep Tidak lengkap/tidak ada
Tandatangan/paraf dokter Tidak lengkap/tidak ada
Nama,alamat,umur,jenis, kelamin Umur dan jenis kelamin tidak ada
Berat badan Tidak lengkap/tidak ada
Nama Obat,potensi,dosis,jumlah obat yang √
diminta
Cara pemakaian jelas √

 Uraian tiap obat


1. Longsef
 Indikasi Cefadroxil monohidrat indikasi infeksi saluran napas, THT, tulang
dan sendi, kulit dan jaringan lunak, urogenital, saluran cerna, pasca bedah,
septikemia.
 Mekanisme kerja Cefadroxil dengan menghambat pembentukan protein yang
membentuk dinding sel bakteri untuk membunuh bakteri-bakteri penyebab
penyakit, cefadroxyl memiliki spectrum luas untuk membunuh berbagai
macam bakteri, baik bakteri gram positif maupun gram negatif.

 Dosis Cefadroxil untuk dewasa: 1-2 gram per hari dibagi menjadi 2 kali
sehari.
Dosis cefadroxil untuk anak-anak lebih dari 6 tahun: 30-50 mg/kgBB per
hari, dengan dosis maksimum 100 mg/kgBB per hari.
Bisa digunakan sesudah atau sebelum makan
 Efek Samping dan Bahaya Terlepas dari manfaatnya, cefadroxil juga dapat
menyebabkan beberapa efek samping yang tidak diinginkan. Beberapa efek
samping yang dapat terjadi adalah:
 Diare
 Sakit maag atau dispepsia
 Mual dan muntah
 Gangguan pencernaan
 Demam

Segera hentikan konsumsi cefadroxil dan segera kunjungi dokter bila


muncul reaksi alergi obat, seperti ruam kulit yang terasa gatal, wajah menjadi
bengkak, hingga sesak napas

2. Phenobarbital
 Indikasi phenobarbital adalah obat untuk mengendalikan dan
mengurangi kejang. Dengan berkurangnya kejang, penderita dapat menjalani
aktivitas sehari-hari secara normal dan terhindar dari cedera yang timbul
akibat kejang. Obat ini juga dapat digunakan sebagai obat penenang dan
membantu untuk tidur, yang biasanya digunakan untuk waktu singkat, yaitu
tidak lebih dari 2 minggu.
 Mekanisme kerja phenobarbital dengan cara mengendalikan aktivitas listrik
abnormal di sistem saraf dan bagian otak tertentu, yang menjadi penyebab
kejang.
 Dosis phenobarbital berbeda-beda untuk setiap pasien. Berikut ini adalah dosis
umum penggunaan phenobarbital:
Kondisi: Obat penenang sebelum operasi

 Suntik intramuskular
Dewasa: 100-200 mg, 60-90 menit sebelum operasi.
Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.
Anak-anak: 16-100 mg, 60-90 menit sebelum operasi.

 Suntik intravena atau tablet


Anak-anak: 1-3 mg/kgBB, sebelum operasi.

Kondisi: Penanganan darurat terhadap kejang akut pada pasien epilepsi


 Suntik
Dewasa: 200-600 mg, dilanjutkan dengan phenobarbital tablet 100-300
mg per hari pada malam hari.
Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.
Anak-anak: 100-400 mg, dilanjutkan dengan tablet 3-5 mg/kgBB atau
125 mg/m2 per hari.

Kondisi: Obat penenang

 Tablet
Dewasa: 30-120 mg yang dibagi ke dalam 2-3 jadwal konsumsi.
Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.
Anak-anak: 6 mg/kgBB per hari atau 180 mg/m2, yang dapat dibagi
menjadi beberapa jadwal konsumsi.
Kondisi: Obat tidur (hipnotik)
 Tablet
Dewasa: 100-320 mg, khusus pengobatan insomnia, obat tidak boleh
dikonsumsi selama lebih dari 2 minggu.
Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.
 Suntik
Dewasa: 100-320 mg, khusus pengobatan insomnia, obat tidak boleh
digunakan selama lebih dari 2 minggu.
Lansia: Kurangi dari dosis dewasa.

 Efek Samping Phenobarbital


Efek samping yang dapat timbul setelah menggunakan phenobarbital adalah:

 Merasa lelah.
 Mengantuk.
 Pusing.
 Sakit kepala.
 Sensitif atau mudah marah.
 Disartria, yaitu melemahnya otot-otot bicara.
 Ataksia, yaitu kondisi berkurangnya kendali otot dan koordinasi gerakan
tubuh, seperti berjalan atau mengambil benda.
 Kesemutan.
 Vertigo.

Untuk pasien lansia, efek samping yang mungkin muncul adalah disorientasi
dan depresi. Sementara untuk pasien anak-anak, efek samping yang mungkin
muncul adalah anak menjadi hiperaktif.
 Interaksi obat phenobarbital dengan CTM keduanya bisa meningkatkan
sedasi
3. CTM
 Indikasi obat yang digunakan untuk meredakan gejala alergi yang disebabkan
oleh makanan, obat-obatan, gigitan serangga, paparan debu atau bulu
binatang, serta alergi serbuk sari.
 Mekanisme kerja CTM dengan cara menghambat kerja histamin, senyawa di
dalam tubuh yang memicu terjadinya gejala alergi. Saat alergi terjadi, produksi
histamin dalam tubuh meningkat secara berlebihan sehingga memunculkan
gejala dari reaksi alergi. Gejala dari reaksi alergi ini dapat bermacam-macam
bentuk, contohnya mata berair, hidung tersumbat, pilek, bersin-bersin, gatal
dan ruam pada kulit, serta pembengkakan di beberapa bagian tubuh, misalnya
wajah.
 Dosis CTM Berikut ini adalah dosis chlorpheniramine yang disarankan
berdasarkan usia:

 Anak-anak usia 1 tahun hingga kurang dari 2 tahun 1 mg, dua kali
sehari.
 Anak-anak usia 2-5 tahun 1 mg, tiap 4-6 jam. Batas maksimal dosis per
hari adalah 6 mg.
 Anak-anak usia 6-11 tahun 2 mg, tiap 4-6 jam. Batas maksimal dosis
per hari adalah 12 mg.
 Anak-anak usia di atas 12 tahun hingga dewasa 4 mg, tiap 4-6 jam.
Batas maksimal dosis per hari adalah 24 mg, dan 12 mg bagi orang
berusia di atas 65 tahun.

 Efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi chlorpheniramine


adalah:

 Sakit kepala
 Mengantuk
 Mual
 Muntah
 Nafsu makan berkurang
 Sembelit atau konstipasi
 Mulut, hidung, dan tenggorokan kering
 Gangguan penglihatan
 Sulit buang air kecil.

Efek samping ringan umumnya dapat mereda seiring dengan beradaptasinya


tubuh terhadap efek obat. Namun, jika efek samping di atas tidak mereda dan
kondisi tidak kunjung membaik, maka segera temui dokter untuk mendapatkan
penanganan yang tepat.

4. Bromhexin
 Indikasi obat yang digunakan untuk mengencerkan dahak pada saluran
pernapasan atau yang disebut juga dengan mukolitik.
 Mekanisme kerja dengan cara menghambat kerja sel yang menghasilkan
dahak atau mukus, sehingga menghasilkan dahak yang tidak kental dan mudah
untuk dikeluarkan.
 Dosis bromhexin Dosis bromhexine berbeda-beda untuk setiap pasien.
Berikut ini adalah dosis umum penggunaan bromhexine oral untuk
mengencerkan dahak:

 Dewasa: 8-16 mg, 3 kali sehari.


 Anak-anak usia 2-5 tahun: 8 mg per hari, yang dapat dibagi ke dalam 2-
3 jadwal konsumsi.
 Anak-anak usia 6-11 tahun: 4-8 mg, 3 kali sehari.
 Anak-anak usia ≥ 12 tahun: Sama dengan dosis dewasa
 Efek samping yang mungkin terjadi setelah menggunakan bromhexine
adalah:

 Pusing
 Sakit kepala
 Mual
 Perut kembung
 Diare
 Gatal
 Ruam
 Sesak napas
 Angioedema atau pembengkakan di bawah kulit

Jika Anda mengalami gejala efek samping yang berkepanjangan atau reaksi
alergi, segera hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan.
 Interaksi obat Bromhexine dapat meningkatkan penyerapan obat-obatan
antibiotik jika digunakan secara bersamaan.

 Kesesuaian Farmasetis
 Dosis Cefadroxil untuk dewasa 2x 500 mg
Untuk anak 4 tahun (dihitung dengan menggunakan rumus young)
=4/4+12 x 500 mg = 125 mg
Jadi dosis pada resep ini melebihi dosis anak
Sebaiknya antibiotik tidak dicampur dengan sediaan pulvis karena
pemakaiannya yang harus dihabiskan sementara sediaan pulvis obatnya bisa
dihentikan jika batuk dan flu sudah sembuh.
Saran : Cefadroxil diganti dengan sediaan syrup cefadroxil 125mg / 5ml
Dengan dosis 2x 1 sendok teh
 Dosis Phenobarbital untuk dewasa 2-3 x 30-120 mg
Untuk anak 4 tahun (dihitung dengan menggunakan rumus young)
Jadi dosis pada resep ini berlebih (15 mg), maka perlu penurunan dosis
menjadi 7,5 mg
 Dosis CTM untuk dewasa 3x 4 mg
Untuk anak 4 tahun (dihitung dengan menggunakan rumus young)
=4/4+12 x 4 mg = 1 mg
Dosis pada resep ini berlebih (2 mg), maka perlu penurunan dosis menjadi 1
mg
 Pada resep ini tidak disebutkan berapa potensi obat dari bromhexine
Jadi tidak dapat diketahui kesesuaian dosis untuk paien (anak 4 tahun)
Maka perlu ditanyakan kembali pada Dokter penulis resep berapa mg
kekuatan /potensi sediaan bromhexin yang diinginkan agar dapat diketahui
kesesuaian dosis Bromhexin.
 Pertimbangan Klinis
 Tidak ada interaksi obat yang mayor dalam resep ini
Penggunaan Phenobarbital dan CTM menyebabkan rasa kantuk yang
berlebihan, maka pasien dianjurkan untuk istirahat yang cukup
 Phenobarbital digunakan untuk mengendalikan dan mengurangi kejang.
Dengan berkurangnya kejang, penderita dapat menjalani aktivitas sehari-hari
secara normal dan terhindar dari cedera yang timbul akibat kejang. Obat ini
juga dapat digunakan sebagai obat penenang dan membantu untuk tidur, yang
biasanya digunakan untuk waktu singkat, yaitu tidak lebih dari 2 minggu.
Biasa digunakan untuk pasien epilepsi.
 Konseling pasien terkait obat
 Untuk penggunaan antibiotik diminum sehari 2x1,diminum minimal 3 hari
meski pasien sudah sembuh.
 Untuk sediaan pulvis diminum sehari 3x1 bungkus,dan boleh dihentikan
ketika pasien sudah membaik dan sembuh.
 Selama pasien sakit agar lebih banyak mengkonsumsi buah- buahan dan
makanan bergizi untuk mempercepat proses penyembuhan.
 Dianjurkan agar pasien banyak beristirahat dan mengurangi aktivitas dibawah
terik matahari langsung agar mempercepat proses penyembuhan.
 Perbanyak minum air putih hangat sebaiknya 2L sehari untuk menghindari
lemas dan supaya cepat sembuh.

Anda mungkin juga menyukai