Anda di halaman 1dari 4

Prosiding Seminar Nasional Kahuripan I Tahun 2020

ISBN : 978–602–60606–3–1

PERFORMA BCS INDUK KAMBING PE DAN SENDURO DI UPT PT DAN


HMT SINGOSARI MALANG

Rifa’i1*, Rico Agriawan 2


1
Fakultas Peternakan, Universitas Kahuripan Kediri, rifai01askaf@gmail.com
2
Fakultas Peternakan, Universitas Kahuripan Kediri, rico.fkh@gmail.com

ABSTRAK
Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Hijuan Makanan
Ternak (UPT PT dan HMT) Singosari, Kabupaten Malang. Materi yang digunakan dengan rincian 30 ekor
induk kambing PE bunting tua, 30 ekor induk kambing Senduro buning tua. Metode penelitian yang
digunakan metode survei dan observasi. Pengambilan data dilakukan secara purposive sampling. Data yang
diperoleh dianalisis dengan diskriptif koprehensif. Berdasarkan hasil analisis diketahui nilai BCS induk
kambing PE bunting tua 3,71±0,69 dan BCS induk kambing Senduro bunting tua 3,43±0,50. Kesimpulan
penelitian ini nilai BCS kambing PE dan Senduro di fase bunting tua sudah sesuai standar nilai ideal yaitu 2,5
– 4.

Kata Kunci: BCS; Bunting tua; Kambing PE; Kambing Senduro

ABSTRACT
The location of Unit Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan Hijuan Makanan Ternak (UPT PT dan HMT)
Singosari, Malang Regency. The materials used consist of 30 old pregnant Etawah Crossbred, 30 old
pregnant Senduro goats. The research method used was survey and observation methods. Data were
collected by purposive sampling. The data obtained were analyzed with a comprehensive descriptive. Based
on the analysis, it was known that the BCS value of the old pregnant Etawah Crossbred was 3.71 ± 0.69 and
the BCS for the old pregnant Senduro goat was 3.43 ± 0.50. The conclusion of this study is that the BCS of
Etawah Crossbred and Senduro goats in the old pregnancy phase is in accordance with the standard ideal,
namely 2.5 - 4 .

Keywords: BCS; Old pregnant; Etawah Crossbred Goat; Senduro Goat.

PENDAHULUAN 1 sampai 5 dengan selisih kenaikan skor 0,5.


Body Condition Score (BCS) Skor BCS ideal pada kambing berada pada nilai
merupakan penilaian dengan pemberian skor angka 2,5 – 4, sedangkan skor BCS 1 – 2
pada kondisi tubuh ternak yang didasarkan tidak ideal karena menginterpresikan bahwa
pada estimasi visual dan perabaan timbunan nilai tubuh ternak terlalu kurus, dan skor BCS
lemak tubuh di bawah kulit, sekitar tulang 4,5 – 5 menginterpresikan bahwa nilai tubuh
punggung, pangkal ekor, dan pinggul. BCS ternak sangat gemuk (obesitas). Penurunan
dapat digunakan untuk menentukan potensi nilai BCS dapat di minimalisir dengan
produksi ternak kambing. Kambing yang pemberian pakan yang cukup nutrisi sehingga
terlalu gemuk atau terlalu kurus mempunyai kondisi tubuh tetap ideal.
resiko yang lebih besar pada metabolisme, Kambing PE dan Senduro adalah jenis
produksi dan reproduksi, angka kebuntingan kambing bertipe dwiguna (dual purpose).
dan kemungkinan terjadinya distocia. BCS ini Sumartono, Hartutik, Nuryadi, and Suyadi
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi (2016) kambing PE merupakan jenis kambing
tingkat produksi dan reproduksi kambing. BCS lokal Indonesia yang memiliki perkembangan
kambing yang tinggi dapat menjadi indikasi dan prospek yang baik untuk mendukung
adanya perlemakan yang baik pada tubuh ekonomi petani ternak lokal. Kambing PE
kambing. adalah persilangan antara kambing Kacang dan
Villaquiran, Gipson, Merkel, Goetsch, kambing Ettawah. Kambing Senduro adalah
and Sahlu, (2004) Pengukuran BCS kambing kambing lokal Indonesia yang berasal dari
dimulai dengan pemberian skor dari nilai angka Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur,

Diterima: Dipresentasikan: Disetujui terbit:


20 Oktober 2020 24 Oktober 2020 30 Oktober 2020
Rifa’I dan Rico Agriawan

Indonesia dan telah ditetapkan dalam perah yang ideal akan menjadikan ternak lebih
Keputusan Menteri Pertanian RI Nomor: sehat.
1055/Kpts/SR/.120/10/2014. Berdasarkan Hasil penelitian BCS induk kambing
keputusan ini Kambing Senduro merupakan PE dan kambing Senduro di UPT PT dan HMT
kekayaan sumberdaya genetik ternak lokal Singosari Malang ditampilkan pada Tabel 1.
Indonesia yang wajib dilindungi dan
dilestarikan populasinya. Kambing Senduro Tabel 1. Rataan BCS induk kambing
memiliki komponen darah Kambing Etawah, PE dan kambing Senduro di UPT PT dan
Kambing Kacang, dan Kambing Jawarandu HMT Singosari Malang
(Kementrian Pertanian, 2014). Variabel n Kambing N Kambing
Ciptadi, Putri, Rahayu, Wahjuningsih, PE Senduro
Nasich, Rokhman, Mudawamah, Sarastina, BCS 30 3,71±0,69 30 3,43±0,50
Herwijanti, Karima and Budiarto (2018) induk
Kambing Senduro adalah kambing hasil
pemuliaan dan seleksi oleh kelompok Hasil analisis statistik dalam penelitian
pemuliaan di Kecamatan Senduro Lumajang, ini menunjukkan bahwa BCS induk bunting tua
Jawa Timur dengan karakteristik fenotipik kambing PE dan kambing Senduro yang di
khusus khas tertentu termasuk karakteristik UPT PT dan HMT Singosari Malang tidak
umum rambut yang putih keseluruhan. memperlihatkan perbedaan yang nyata
(P>0,05). Hal ini diduga dipengaruhi oleh
METODE PENELITIAN manajemen pakan dan lingkungan Di UPT PT
Penelitian ini menggunakan metode dan HMT Singosari Malang, karena induk
survei dan observasi dilaksanakan pada Unit kambing PE dan kambing Senduro fase bunting
Pelaksana Teknis Pembibitan Ternak dan tua mendapatkan manajemen pemeliharaan
Hijuan Makanan Ternak (UPT PT dan HMT) yang sama, baik pemberian pakan dan tempat
Singosari. Sampel didapatkan dengan cara lokasi kandang.
purposive sampling yaitu sampel yang Induk kambing yang dipelihara dengan
digunakan telah ditetapkan berdasarkan kriteria manajemen dan nutrisi pakan yang baik akan
tertentu yaitu dengan ciri-ciri kambing PE dan menunjukkan nilai BCS yang baik pula, sebab
Senduro sesuai SNI, induk kambing PE dan kebutuhan nutrisi telah terpenuhi. Dengan
Senduro di fase bunting tua, Pengamatan yang energi tubuh yang cukup, maka kebutuhan
dilakukan meliputi BCS dan pendugaan umur pokok dan kebutuhan produksi ternak
melalui gigi seri permanen (PI) Data yang terpenuhi, sehingga tubuh dapat dengan mudah
diperoleh dianalisis secara diskriptif memproduksi hormon-hormon yang
koprehensif. Materi yang digunakan : dibutuhkan untuk produksi dan reproduksi.
1. 30 ekor induk kambing PE di fase bunting Nilai BCS merupakan indikator yang penting
tua. untuk mengetahui kondisi nutrisi induk
2. 30 ekor induk kambing Senduro di fase kambing PE dan kambing Senduro saat fase
bunting tua. bunting tua.
Hasil penelitian pada Tabel 1 induk
HASIL DAN PEMBAHASAN kambing PE dan kambing Senduro Di UPT PT
BCS merupakan metode untuk dan HMT Singosari Malang memiliki nilai
memberi nilai kondisi tubuh ternak baik secara BCS 3-4, hal ini menunjukan bahwa BCS
visual dan perabaan pada timbunan lemak induk kambing PE dan Senduro di UPT PT dan
tubuh dibawah sekitar pangkal ekor, tulang HMT Singosari Malang memiliki nilai BCS
punggung, dan pinggul. yang tinggi dan sudah sesuai standar nilai ideal
BCS menjadi salah satu alat yang BSC pada kambing. Hal ini diperkuat oleh
digunakan peternak kambing untuk menilai Gallego-Calvo, et al (2014) yang membuat
cadangan lemak tubuh kambing dengan tepat penilaian BCS pada kambing dibagi menjadi
dan terbukti menjadi metode yang efektif dan tiga kelompok yaitu nilai BCS rendah (BCS =
mudah digunakan (Mendizabal, Delfa, Arana ≤2.50), nilai BCS menengah (BCS = 2.75–
and Purroy, 2011). Koyuncu and Altincekic 3.00) dan nilai BCS tinggi (BCS = ≥3.25).
(2012) evaluasi BSC kambing dapat dilakukan Villaquiran, et al., (2004) Nilai BCS ideal
dengan menilai jumlah lemak di bawah dada berkisar anatara 2,5 - 4, Budiawan et al.,
dan di atas tulang rusuk. Kondisi BCS kambing (2015) BSC dapat digunakan untuk

SNapan I Tahun 2020 Universitas Kahuripan Kediri 182


Performa BCS Induk Kambing PE dan Senduro Di ....

mengevaluasi manajemen pemberian pakan dan Crossbred Goats at Different Altitude in


menambahkan Susilorini, dkk., (2011) bahwa Lumajang District, East Java Province,
BCS menjadi indikator terbaik dari cadangan Indonesia. IOSR Journal of Agriculture
lemak yang tersedia dapat digunakan ternak and Veterinary Science. 9 (4) : 24-30.
dalam periode apapun. doi: 10.9790/2380-0904012430

SIMPULAN Susilorini, T.E., M.E. Sawitri dan Muherlien.


Pada hasil penelitian ini nilai BCS (2011). Budi daya 22 Ternak Potensial.
kambing PE dan kambing Senduro di fase Cetakan ke VI. Penebar Swadaya:
bunting tua sudah sesuai standar nilai ideal Jakarta.
yaitu 2,5 – 4.
Villaquiran, M., T. Gipson, R.C. Markel, A.
DAFTAR PUSTAKA Goetsch and T. Sahlu. (2004). Body
Budiawan, A., M.N. Ihsan dan S. wahjuningsih. Conditio scores in Goats. Langston
(2015). Hubungan Body Condition Score university, Langston.
Terhadap Service Per Conception Dan
Calving Interval Sapi Potong Peranakan
Ongole Di Kecamatan Babat Kabupaten
Lamongan. J Ternak Trop. 16: 34–40.

Ciptadi, G., A.R.I. Putri, S. Rahayu, S.


Wahjuningsih, M. Nasich, F. Rokhman,
M. Mudawamah, S. Sarastina, E.
Herwijanti, H.N. Karima, and A.
Budiarto. (2018). Phenotypic and
Genetic Character Variations of a New
Breed of Genetic Resource of Senduro
Goat, Indonesia. AIP Conference
Proceedings 2019, 060007 (2018) doi:
https://doi.org/10.1063/1.5061916

Gallego-Calvo, I., M.C. Gatica, J.L. Guzmán


and L.A. Zarazaga. (2014). Role of Body
Condition Score and Body Weight in the
Control of Seasonal Repoduction in
Blanca Andaluza Goats. Animal
Reproduction Science. 151 : 157-163.
https://doi.org/10.1016/j.anireprosci.201
4.10.011

Koyuncu, M., and S. O. Altincekic. (2012).


Importance of Body Condition Score In
Dairy Goats. Macedonian jaournal of
Animal Science. 3(2):167-173.

Mendizabal J.A., R. Delfa, A. Arana and A.


Purroy. (2011). Body Condition Score
and Fat Mobilization as Management
Tools For Goats on Native Pastures.
Small Ruminant Research. 98 : 121-127.
https://doi.org/10/1016/j.smallrumres.20
11.03.029

Sumartono, Hartutik, Nuryadi, and Suyadi.


(2016). Productivity Index of Etawah

183 SNapan I Tahun 2020 Universitas Kahuripan Kediri


Rifa’I dan Rico Agriawan

SNapan I Tahun 2020 Universitas Kahuripan Kediri 184

Anda mungkin juga menyukai