Dosen Pengampu :
Ir. M. Taufik Hidayat, MT
1. Beban Tidak Langsung.
• Sistem pembebanan tidak langsung pada umumnya dijumpai
pada konstruksi jembatan. Beban lalu lintas kenderaan
maupun berat sendiri lantai jembatan dilimpahkan pada
gelagar memanjang melalui gelagar gelagar melintang,
dimana baik gelagar melintang maupun gelagar memanjang
masing-masing mempunyai berat sendiri pula.
Lantai jembatan Gelagar melintang
Gelagar memanjang
Gambar 1 : Jembatan lalu lintas, tersusun dari lantai, gelagar melintang dan
gelagar memanjang.
Beban dari lalu lintas dan berat sendiri lantai adalah merupakan beban tidak
langsung,sedangkan berat sendiri gelagar melintang adalah beban langsung
yang bekerja pada gelagar memanjang jembatan.
c b
P’ = b . q (ton)
Gelagar memanjang
½P ½P ½P ½P½P P P P P ½P
P’ P’ P’ P’ P’ P’ P’ P’
Po P1 P1 P1 P1 P1 P1 Po
s s
Gambar 3 : Beban yang dipikul gelagar memanjang, terdiri berat lantai kenderaan (P),
dan berat sendiri gelagar melintang (P’).
Perhitungan
Berat lantai kenderaan, P = a . b . c . BJ (ton)
Berat gelagar melintang, P’ = b . q t/m’ (ton)
Beban terpusat, Po = ½ P + P’
P1 = P + P’
a). Reaksi perletakan,
RAV = RBV = Po + P1 + P1 + P1 (ton)
b). Gaya lintang (D),
DA-1 = + RA-1 = Po + P1 + P1 + P1 – Po = 3 P1 (ton)
D1-2 = DA-1 – P1 = + 3 P1 – P1 = 2 P1 (ton)
D2-3 = D1-2 – P1 = + 2 P1 – P1 = P1 (ton)
D3-4 = D2-3 – P1 = + P1 – P1 = 0 (ton)
c). Momen Lentur (M),
M1 = (RAV – Po) . S (ton.m’)
M2 = (RAV – Po) . 2S – P1 . S (ton.m’)
M3 = (RAV – Po) . 3S – P1 . 2S – P1 . S (ton.m’)
Catatan :
- Jika beban terbagi rata bekerja langsung pada gelagar memanjang akan terdapat
momen maksimum 1/8 q . L2 yang puncaknya di tengah bentang.
- Oleh karena itu sebaiknya penempatan gelagar melintang dalam jumlah medan
yang ganjil, agar momen maksimum tidak terjadi pada tengah bentang.
2. Sendi Gerber
Gelagar memanjang
Sendi gerber
L1 L2 L3
(A) (C) 3
(B)
(S) (C) 4
(A)
(B)
L1 L2 L2
Agar supaya hitungan dapat dijalankan dalam kondisi statis tertentu, maka harus ditambah satu persamaan lagi dengan cara
menambah satu sendi (S) yang diletakkan diantara tumpuan A – B atau tumpuan B – C, dalam hal ini sendi S diletakkan
diantara B – C, sehingga sendi S tidak memikul momen atau Ms = 0. Hitungan ini didasarkan kepada anggapan bahwa seolah
olah balok A – B menganjur, dan diatas ujung yang menganjur tersebut diletakkan balok S – C. Dengan demikian, reaksi pada S
untuk balok S – C akan merupakan beban yang bekerja pada balok A – B. Selanjutnya konstruksi balok gerber ini
dapat dikembangkan lagi menjadi suatu konstruksi seperti gambar berikut :
(A) (B) (S1) (S2) (C) (D)
(S1) (S2) 1
(A) (B) (C) (D)
(S1) (S2)
(A) (B) (C) (D)
2
(A) (S1) (B) (C) (S2) (D)
CONTOH SOAL
Suatu konstruksi gerber seperti gambar berikut, memikul muatan terbagi rata q1 = 3
t/m’ pada bentang A – B – S dan q2 = 1 t/m’ pada bentang S – C. Hitunglah dan
gambarkan bidang-bidang gaya lintang dan momen pada seluruh bentang.
q2 = 1 t/m’
q1 = 3 t/m’
(A) (C)
(B)
(S)
9,929 t L1 = 7 m a=1m L2 = 5 m
5,50 t 2,50 t
D=0 D=0
+ RBV +
– –
16,431 t.m’
3,125 t.m’
- 11,071 t -2,50 t
+
+
M=0
–
MA = 0,
– RBV . L1 + q1 . (L1 +a) . ½(L1 + a) + RSV . (L1 + a) = 0
RBV = ½ q1 . (L1 +a)2/L1 + RSV . (L1 + a)/L1
RBV = ½ . (3 t/m’) . (7 m + 1 m)2/(7 m) + (2,50 t) . (7 m + 1 m)/(7 m)
RBV = 16,571 ton (ke atas).
Kontrol :
V=0
RAV + RBV = q1 . (L1 + a) + RSV
9,929 t + 16,571 t = (3 t/m’) . (7 m + 1 m) + 2,50 t
26,50 ton = 26,50 ton (memenuhi).
b.2. Gaya Lintang.
DAB = + RAV = 9,929 ton.
Pada jarak sejauh x dari perletakan A, gaya lintang diberikan oleh persamaan,
DX = RAV – q1 . x
Untuk x = 7 m,
DX = DBA = 9,929 t – (3 t/m’) . (7 m) = – 11,071 ton.
Untuk DX = 0,
DX = RAV – q1 . x = 0
x = RAV/q1 = (9,929 t)/(3 t/m’) = 3,31 m dari perletakan A.
DBS = DBA + RBV = – (11,071 t) + 16,571 = + 5,50 t.
b.3. Momen.
Pada jarak sejauh x dari perletakan A, momen diberikan oleh
persamaan,
Mx = RAV . x – ½ q1 . x2
Momen maksimum terdapat pada jarak sejauh x = 3,31 m dari A,
Mmaks = (9,929 t) . (3.31 m) – ½ . (3 t/m’) . (3,31 m)2 = 16,431 t.m’.
2m 2m 2m 1m 1m 3m 1m 1m
a=1m
L1 = 7 m L2 = 5 m
P4 P5
(S) (C)
(4) (5)
P1 P2 P3 RSV RCV
RSV
(A) (B) (S)
(1) (2) (3)
2,686 t
2,20 t
+ 0,686 t
+
– –
- 2,314 t - 1,80 t
- 4,314 t - 4,80 t
M=0 M=0
–