Anda di halaman 1dari 21

1

1. Diketahui garis g dan h seperti dapat dilihat pada gambar. Dengan menggunakan jangka
dan penggaris lukislah garis g’=Mh(g) dengan Mh sebuah pencerminan pada garis h.
Jawab :

o
h
o

g’
2. Diketahui garis-garis s, t, u dan titik A,B seperti dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
T adalah sebuah isometri dengan B = T(A) dan u = T(s). Kalau t s, lukislah t’=T(t).
Jawab:
Diketahui : dan
,
t
Karena maka
Karena dan T isometri, maka
.
Jadi, untuk melukis t’ buat garis t’
s
A melalui B yang tegak lurus u.

3. Diketahui garis t, lingkaran l dengan pusat D dan segitiga ABC seperti pada gambar.
a) Lukislah Mt(
b) Hubungan apakah antara dan Mt( ?
c) Lukislah Mt(l)
2

Jawab:
a) A’ B

O C
t
P
A C’
B’

b) Perhatikan ABC dan A’B’C’


Karena A’=Mt(A) OA’=OA dan A’P = AP
B’=Mt(B) OB’=OB
C’=Mt(C) OC’=OC
Diperoleh m( ∠ ABC)= m( ∠ A’B’C’)
AB=OA+OB=OA’+OB’=A’B’
m( ∠ BAC)= m( ∠ B’ A’C’).
Berdasarkan teorema, (Sd S Sd) maka ABC ≅ A’B’C’.
c)

D’

4. Diketahui garis t.
a) Lukislah sebuah ABC sehingga Mt( ABC) = ABC (artinya : oleh Mt, ABC
dan hasil refleksi pada t berimpit).
b) Lukislah sebuah lingkaran yang berimpit dengan petanya oleh Mt.
c) Lukislah sebuah segi empat yang berimpit dengan petanya oleh Mt.
3

Jawab:
Untuk melukis ABC yang berhimpit dengan Mt( ABC),
a) A=A’
maka segitiga ABC haruslah merupakan segitiga samakaki
dengan AO sebagai sumbu simetri, t berhimpit dengan AO,
sehingga BO = OC.
Mt(A) = A’ = A
Mt(B) = B’ = C
Mt(C) = C’ = B
B=C’ O Jadi Mt( ABC) = A’B’C’ = ABC
C=B’
t

l=l’
b) Untuk melukis lingkaran l yang berhimpit dengan Mt(l),
maka titik pusat lingkaran l haruslah berada pada sumbu
refleksi t sehingga Mt(l) = l’= l.
O=O’

c) Untuk melukis segiempat yang berhimpit dengan petanya


oleh Mt, maka haruslah cermin t harus berhimpit dengan
sumbu simetri segiempat tersebut.

t
5. Diketahui garis g = {(x,y) |x + 2y = 1} dan h = {(x,y) |x = -1}.
Tulislah sebuah persamaan garis g’ = Mh(g).
Jawab:
Y
g’

C
1
B(0, )
2
D X
A’(-3,0) A(1,0)

h:x = -1
4

Karena Mh sebuah refleksi pada h, maka merupakan isometri.


Jadi, menurut teorema ”sebuah isometri memetakan garis menjadi garis”, dan
Mh(g) = g’, maka g’ adalah sebuah garis.
Titik A(1,0) merupakan titik potong antara garis g dan sumbu X.
Titik C merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi C ∈ g dan C ∈ h.
Karena C ∈ h maka Mh(C) = C
Jadi g’ akan melalui titik C, dan g’ akan melalui A’ = Mh(A).
♣ Koordinat titik C
g x + 2y = 1 x + 2y – 1 = 0,
h x = -1
substitusikan x = -1 ke persamaan garis g x + 2y = 1, diperoleh :
-1 + 2y – 1 = 0 2y =2 y=1
Jadi C(-1,1)
♣ Kordinat A’ = Mh(A)
Titik D(-1,0) adalah titik potong h dengan sumbu X.
AD = xA – xD = 1- (-1) = 2
Karena isometri maka D A’ = AD = 2
Jadi, AA’ = AD + DA’ = 2 + 2 = 4
Misal titik A’(x’,y’)
Absis titik A’ adalah 1 - 4 = -3
Diperoleh x’ = -3 dan y’ = y = 0
Jadi, A’(-3,0)
Jadi, g’ melalui titik C(-1,1) dan A’(-3,0)
y − y1 x − x1 y −1 x − ( −1)
Persamaan garis g’: = ⇔ =
y 2 − y1 x 2 − x1 0 − 1 − 3 − (−1)
y −1 x +1
⇔ =
−1 −2
x +1
⇔ y −1=
2
1 1
⇔ y= x + +1
2 2
5

1 3
⇔ y= x+
2 2
⇔ x − 2y + 3 = 0
Jadi, g’ = {(x,y) | x - 2y + 3 = 0}
6. Diketahui garis g = {(x,y) |3x - y + 4= 0} dan h = {(x,y) |y = 2}.
Tulislah persamaan garis g’ = Mh(g).
Jawab:
Y
g

A(0,4)

D h
C
A’(0,0)
4 X
B( − ,0)
3

Karena Mh sebuah refleksi pada h, maka merupakan isometri.


Jadi, menurut teorema ”sebuah isometri memetakan garis menjadi garis”, dan
Mh(g) = g’, maka g’ adalah sebuah garis.
Titik A(4,0) merupakan titik potong antara garis g dan sumbu Y.
Titik C merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi C ∈ g dan C ∈ h.
Karena C ∈ h maka Mh(C) = C
Jadi g’ akan melalui titik C, dan g’ akan melalui A’ = Mh(A)
♣ Koordinat titik C
g 3x - y + 4= 0, h y=2
substitusikan y = 2 ke persamaan garis g 3x - y + 4= 0, diperoleh:
2
3x – 2 + 4= 0 3x = -2 x= −
3
2
Jadi C ( − ,2)
3
♣ Koordinat A’ = Mh(A)
Titik D (0,2) adalah titik potong h dengan sumbu Y.
6

AD = yA – yD = 4 2=2
Karena isometri maka D A’ = AD = 2
Jadi, AA’ = AD + DA’ = 2 + 2 = 4
Misal titik A’(x’,y’)
Ordinat titik A’ adalah 4 4=0
Diperoleh y’ = 0 dan x’ = x = 0
Jadi, A’(0,0)
2
Jadi, g’ melalui titik C( − ,2) dan A’(0,0)
3
2
x − (− )
y − y1 x − x1 y−2 3
Persamaan garis g’: = ⇔ =
y 2 − y1 x 2 − x1 0−2 2
0 − (− )
3
2
x+
y−2 3
⇔ =
−2 2
3
3
⇔ y − 2 = -2 ( x + 1)
2
⇔ y = -3x -2 +2
⇔ y = -3x
⇔ 3x + y = 0
Jadi, g’ = {(x,y) | 3 x + y = 0 }
7. Diketahui garis-garis g = {(x,y) | y = 0}, h = {(x,y) |y = x}, dan k = {(x,y) |x = 2}.
Tulislah persaman garis-garis berikut;
a). Mg(h) b). Mh(g)
c). Mg(k) d). Mh(k)
Jawab:
Y
a). h: y=x

A(1,1)

X
1
A’(1,-1)

h’: y=-x
g: y=0
7

Karena Mg sebuah refleksi pada g maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan Mg(h) =
h’, maka h’ adalah sebuah garis.
Titik O(0,0) merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi, O ∈ g dan O ∈ h.
Karena O ∈ g maka Mg(O) = O
Jadi h’ akan melalui titik O(0,0)
Ambil sebarang titik di h, misal A(1,1), maka h’ juga akan melalui A’ = Mg(A).
Mg
A(x,y) → A’(x,-y) , g = {(x,y) | y = 0}
Mg
Jadi, A(1,1) → A’(1,-1)
Jadi, garis h’ melalui titik O(0,0) dan A’(1,-1)
Persamaan garis h’:
y − y1 x − x1 y−0 x−0
= ⇔ = ⇔ y = −x
y 2 − y1 x2 − x1 −1− 0 1− 0
Jadi, h’ = {(x,y) | y = -x}.

Y
b).

h: y=x

C’(0,1)
X = g:y=0
C(1,0)

g’: x=0

Karena Mh sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan Mh(g) =
g’, maka g’ adalah sebuah garis.
Titik O(0,0) merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi, O ∈ g dan O ∈ h.
8

Karena O ∈ h maka Mh(O) = O


Jadi g’ akan melalui titik O(0,0)
Ambil sebarang titik di g, misal C(1,0), maka g’ juga akan melalui C’ = Mh(g).
Mg
C(x,y) → C’(y,x)
Mg
Jadi, C(1,0) → C’(0,1)
Jadi, garis g’ melalui titik O(0,0) dan C’(0,1)
Persamaan garis g’:
y − y1 x − x1 y −0 x−0
= ⇔ = ⇔ x=0
y 2 − y1 x 2 − x1 1− 0 0 − 0
Jadi, g’ = {(x,y) | x = 0}.
c). Y k : x=2

B(2, )

X
g:y=0 O P(2,0)

B’(2,- )

k'

Karena Mg sebuah refleksi pada g maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan Mg(k) =
k’, maka k’ adalah sebuah garis.
Titik P(2,0) merupakan titik potong antara garis g dan k.
Jadi, P ∈ g dan P ∈ k.
Karena P ∈ g maka Mg(P) = P, maka k’ akan melalui titik P(2,0)
1
Ambil sebarang titik di k, misal B(2, ), maka k’ juga akan melalui B’ = Mg(B).
2
Mg
B(x,y) → B’(x’,y’) = B’(x,-y)
1 Mg 1
Jadi, B(2, ) → B’(2,- )
2 2
1
Jadi, garis k’ melalui titik P(2,0) dan B’(2,- )
2
9

Jadi, k’ = k = {(x,y) | x = 2}.


d). Y k: x=2 h: y=x

k’: y=2
B’(0,2) A(2,2)

B(2,0) X

Karena Mh sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan Mh(k) =
k’ , maka k’ adalah sebuah garis.
Titik A(2,2) merupakan titik potong antara garis h dan k.
Jadi, A ∈ h dan A ∈ k.
Karena A ∈ h maka Mh(A) = A
Jadi k’ akan melalui titik A(2,2)
Ambil sebarang titik di k, misal B(2,0), karena h: y = x maka Mh(B) = (0,2) = B’.
Jadi k’ melalui A dan B’
Persamaan garis k’:
y − y1 x − x1 y−2 x−0
= ⇔ = ⇔ y=2
y 2 − y1 x 2 − x1 2−2 2−0
Jadi, g’ = {(x,y) | y=2}.
8. Jika g = {(x,y) | y = x} dan h = {(x,y) |y = 3 – 2x}, tentukan persamaan garis Mg(h).
Jawab: Y

B(0,3) g: y=x

3
C’(0, ) A
2 B’(3,0)
X
3
C( ,0)
2
10

Karena Mg sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan
Mg(h)=h’, maka h’ adalah sebuah garis.
Titik A merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi, A ∈ g dan A ∈ h.
Karena A ∈ g maka Mg(A) = A
Jadi h’ akan melalui titik A
3
Ambil titik B(0,3) dan C( ,0) karena g: y = x maka Mg(B) = B’ dan Mg(C)=C’.
2
Jadi h’ melalui B’ dan C’
Persamaan garis h’:
y − y1 x − x1 y−0 x − 3
= ⇔ =
y 2 − y1 x 2 − x1 3 0−3
−0
2
3 9
⇔ −3 y = x−
2 2
⇔ −6 y = 3 x − 9
⇔ 3x + 6 y − 9 = 0
Jadi, h’ = {(x,y) | 3 x + 6 y − 9 = 0 }.

9. Jika g = {(x,y) | y = -x} dan h = {(x,y) |3y = x + 3}, selidikilah apakah A(-2,-4) terletak
pada garis h’ = Mg(h).
Jawab: Y

B’(0,3)
h: 3y=x+3
D
C(0,1)
B(-3,0) X
C’

g: y=-x
11

Karena Mg sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan
Mg(h)=h’ , maka h’ adalah sebuah garis.
Titik D merupakan titik potong antara garis g dan h.
Jadi, D ∈ g dan D ∈ h.
Karena D ∈ g maka Mg(D) = D
Jadi h’ akan melalui titik D
Ambil titik B(-3,0) dan C(0,1) karena g: y = - x maka Mg(B) = B’ dan Mg(C)=C’.
Jadi h’ melalui B’ dan C’
Persamaan garis h’:
y − y1 x − x1 y − 0 x − (−1)
= ⇔ = ⇔ y = ( x + 1)3 ⇔ y = 3 x + 3
y 2 − y1 x 2 − x1 3 − 0 0 − (−1)
Jadi, h’ = {(x,y) | y = 3x + 3 }
Akan diselidiki apakah A(-2,-4) terletak pada garis h’ = Mg(h)
Substitusikan A(-2,-4) pada h’: y = 3x + 3
Maka h’ : -4 = 3(-2) + 3
-4 = -3 ( pernyataan yang salah)
Diperoleh A(-2,-4) tidak memenuhi persamaan h’: y = 3x + 3, artinya A(-2,-4)
tidak terletak pada garis h’ = Mg(h)

10. {
Diketahui lingkaran l= ( x, y ) : ( x − 2 ) + ( y − 3) = 4
2 2
}
T sebuah isometri yang memetakan titik A(2,3) pada A’(1,-7). Tentukan persamaan
himpunan T(l). Apakah peta l juga lingkaran?
Jawab:
{ }
l = ( x , y ) : ( x − 2 ) + ( y − 3) = 4
2 2

A’=T(A) dengan A(2,3) dan A’(1,-7).


L adalah lingkaran dengan pusat (2,3) dan jari-jari=2.
Karena A adalah pusat lingkaran l, maka A’=(1,-7) adalah pusat lingkaran l’=T(l).
{
Sehingga T(l)=l’= (x, y ) : (x − 1) + ( y + 7 ) = 4
2 2
}
Peta l yaitu l’ adalah lingkaran karena isometri T mengawetkan besarnya sudut
yaitu 360o.
12

11. Diketahui lima garis g, g’, h, h’, dan k sehingga g’=Mk(g), dan h’=Mk(h). Apabila
g’//h’ buktikan bahwa g//h.
Jawab:
Dipunyai g’//h’.
Adt g//h
Andaikan g tidak sejajar h, maka menurut teorema, bahwa isometri Mk
mengawetkan kesejajaran 2 garis, diperoleh g’ tidak sejajar dengan h.
Padahal dipunyai g’//h’, maka pengandaian harus dibatalkan.
artinya, g//h.
12. Diketahui garis-garis g, h, dan h’ sehingga h’=Mg(h). Apakah ungkapan-ungkapan
di bawah ini benar?
a) Jika h’//h, maka h//g.
b) Jika h’=h maka h=g.
c) Jika h’ ∩ h={A}, maka A g.
Jawab:
h’ g h
a) Benar

b) Benar h’
g
h

c) Benar
A

h
h'
g
13. Buktikan sifat berikut: Apabila g h maka Mh(g)=g. Apakah ini berarti bahwa
apabila P g maka Mh(P)=P?
Jawab:
Dipunyai g h.
Adt Mh(g)=g.
Karena Mh mengawetkan besarnya dua sudut yaitu sudut antara g dan h sebesar
90o, maka sudut antara g’ dan h juga 90o. Sehingga g’ merupakan pelurus g. Jadi, g’
berimpit dengan g sehingga Mh(g)=g.
P P’ g
h
13

Kasus I. P g, P h maka Mh(P)=P.

Kasus II. P g, P∉h. Karena Mh isometri maka OP=OP’. Diperoleh P=P’.Jadi,


Mh(P) ≠ P.
P P’ g
h

15. Jika g = {(x,y) | y = 2x + 3} dan h = {(x,y) |y = 2x + 1}, tentukan persamaan garis


h’ = Mg(h).
Jawab: Y
h’
g: y=2x+3
E
h: y=2x+1
D(0,3)

B(0,1)
F C X
A
1)

Karena Mg sebuah refleksi pada h maka merupakan isometri.


Menurut teorema, “ Sebuah isometri memetakan garis menjadi garis ”, dan Mg(h) =
h’ , maka h’ adalah sebuah garis.
1
Titik A(- ,0 ) merupakan titik potong antara garis h dengan sumbu X.
2
Titik B(0,1) merupakan titik potong antara garis h dengan sumbu Y.
3
Titik C(- ,0 ) merupakan titik potong antara garis g dengan sumbu X.
2
Titik D(0,3) merupakan titik potong antara garis h dengan sumbu Y.
Sehingga AC =1, BD =1
5
Diperoleh h’ memotong sumbu X di titik F(- ,0)
2
h’ memotong sumbu Y di titik E(0,5)
Persamaan garis h’ melalui F dan E sehingga persamaan g’:
14

5
x − (− )
y − y1 x − x1 y−0 2 ⇔ 5 y = 5( x + 5 ) ⇔ 5 y = 10 x + 25
= ⇔ =
y 2 − y1 x 2 − x1 5−0 5 2 2
0 − (− )
2
⇔ y − 2x − 5 = 0
Jadi, h’ = {(x,y) | y − 2 x − 5 = 0 }
16. Suatu transformasi T ditentukan oleh T(P)=(x+1,2y) untuk semua P(x,y).
a) Jika A(0,3) dan B(1,-1) tentukan A’=T(A) dan B’=T(B). Tentukan pula

persamaan AB dan A' B' .

b) Apabila C(c,d) AB selidiki apakah C’=T(C) AB

c) Apabila D’(e,f) AB selidiki apakah D AB dengan D’=T(D).


d) Menurut teorema, disebutkan bahwa jika transformasi T suatu isometric maka
peta sebuah garis adalah suatu garis. Apakah kebalikannya benar?
Jawab:
T(P)=(x+1,2y) ∀ P(x,y)
a) A(0,3), B(1,-1)
A’=T(A)=(0+1,2x3)=(1,6)
B’=T(B)=(1+1,2x(-1))=(2,-2)
y − y1 x − x1
AB =
y 2 − y1 x 2 − x1
y − (−1) x −1
⇔ =
3 − (−1) 0 −1
y +1 x −1
⇔ =
4 −1
⇔ − y −1 = 4x − 4
⇔ y + 4x − 3 = 0

y − y1 x − x1
A' B' =
y 2 − y1 x2 − x1
y − (−2) x−2
⇔ =
6 − (−2) 1− 2
y+2 x−2
⇔ =
8 −1
⇔ −y − 2 = 8 x − 16
⇔ y + 8 x − 14 = 0
15

b) C(c,d) AB

Akan diselidiki C’=T(C) A' B'

Karena A’=T(A), B’=T(B), maka A' B' merupakan peta dari AB .

Sehingga jika C AB maka C’=T(C) A' B '

c) D’(e,f) AB diselidiki apakah D AB dengan D’=T(D).

Karena A' B' merupakan peta AB maka jika D’ AB pasti D AB .


d) Dipunyai h’ adalah garis.
Akan ditunjukkan h adalah garis dengan h’=T(h).
Andaikan h bukan garis maka h’=T(h) bukan garis.
Padahal dipunyai h’ garis.
Maka pengandaian harus dibatalkan. Artinya, h suatu garis .
Jadi, jika h’ garis maka h juga garis dengan h’=T(H).

18. Ada berapa refleksi garis dengan sifat berikut:


a) Sebuah segitiga sama kaki direfleksi pada dirinya sendiri?
b) Sebuah persegi panjang direfleksi pada dirinya sendiri?
c) Sebuah segiempat beraturan direfleksi pada dirinya sendiri?
Jawab:
a) 1 refleksi

b) 2 refleksi

c) 4 refleksi
16

1. Pada gambar 4.10, ada tiga titik tidak segaris, yaitu P, Q, R; T dan S adalah isometri-
isometri dengan P’ = T(P), Q’ = T(Q), R’ = T(R) sedangkan P’’ = S(P), Q’’ = S(Q),
R’’ = S(R). Termasuk golongan manakah T dan S itu?


R’’
R
Q
P’
P’’
Q’

R ’
P Q

Jawab :
R’
R’’
Q
P’
P’’
Q’

R
P
Q’
Jadi :
T merupakan isometri lawan dan S merupakan isometri langsung.
2.Isometri T memetakan A pada X; B pada Y dan C pada Z. Apabila T sebuah isometri
lawan tentukan titik Z. A

C
B

Z Y
3. Sebuah isometri S memetakan D pada W, E pada Z dan F pada U. Apabila S sebuah
isometri langsung, tentukan U.
Jawab: D Z

E W
17

4. Diketahui sebuah titik A dan dua transformasi T dan S yang didefinisikan sebagai
berikut: T(A)=A, S(A)=A. Jika P ≠ A, T(P)=P’ dan S(P)=P’’. P’ adalah titik tengah
ruas garis AP sedangkan A titik tengah PP ' ' . Termasuk golongan manakah masing-
masing trnsformasi S dan T itu?
Jawab:
T(A)=A, S(A), jika P ≠ A T(P)=P’,S(P)=P”
Ilustrasi:

P” A P’ P

Dari gambar diperoleh S isometri berlawanan karena PA = − P" A

Dan T isometri langsung karena PA = P' A


5. Tentukan koordinat-koordinat titik P pada sumbu X sehingga ∠APO = ∠BPX .
Diketahui bahwa A=(0,3) dan B=(6,5).
Jawab:
A=(0,3) dan B=(6,5).
Misal P(x,0)

Y
Agar ∠APO = ∠BPX maka,

tanα = tanβ
5 B(6,5) 3 5
⇔ =
A(0,3) x 6− x
⇔ 18 − 3x = 5 x
18
⇔ x =
X 8
x P 6-x 6 9
=
4

Jadi, agar ∠APO = ∠BPX maka


P(9/4,0)

6. Sebuah sinar mamancar dari titik A(6,4) dan diarahkan ke titik P(2,2) pada sebuah
cermin yang digambar sebagai garis g = {(x,y) |y = x}. Ada sebuah garis h = {(x,y)
18

|x = -1}. Sinar yang dipantulkan memotong garis h pada sebuah titik Z. Tentukan
koordinat- koordinat titik Z.
Jawab:
Koordinat A’(4,6)
Y
g; y=x Persamaan sinar A’P
A’ y − y1 x − x1
=
y 2 − y1 x 2 − x1
A(6,4)
y−6 x−4
P(2,2) ⇔ =
2−6 2−4
X ⇔ − 2( y − 6) = − 4( x − 4)
⇔ − 2 y + 12 = −4 x + 16
⇔ 2 y − 4x + 4 = 0
Jika x = -1 maka 2y + 4 +4 =0

Z Jadi, y = -4
Jadi, koordinat Z(-1,-4)
h: x=-1

7. Diketahui garis-garis g dan h dan titik-titik P dan R.


Diketahui bila bahwa P’=Mg(P), P”=Mh(P’), R’=Mg(R), dan R”=Mh(R).
a. Lukislah P’ dan R”
b. Bandingkan jarak PR dan P”R”
Jawab:
a. R’

g
P”

P’
R

R” h
P

b. Karena PR = P’R’ (isometri mengawetkan jarak)


Maka jarak P’ dengan h = jarak P’’ dengan h
Jarak R’ dengan h = jarak R’’ dengan h
Jadi jarak P’R’ = jarak P’’R’’
19

Karena jarak PR = jarak P’R’ dan jarak P’R’ = jarak P’’R’’, maka jarak PR = jarak
P’’R’’.
8. Diketahui bahwa T dan S adalah padanan- padanan sehingga untuk semua titik P
berlaku T(P) = P’ dan S(P’) = P’’.
W adalah sebuah fungsi yang didefinisikan untuk semua P sebagai W(P) = P’’.
Apakah W suatu transformasi?.
Jawab:
W suatu fungsi sehingga ∀ titik P ∃ P” ∈ S ∋ W(P) = P”.
♣ Ditunjukkan W surjektif
Pikirkan sebarang titik A(x,y)
T S
Jelas A(x,y) → A’(x’,y’) → A”(x”,y”), atau
W
A(x,y) → A”(x”,y”)
Jadi, ∀ titik A ∃ A” ∈ S ∋ W(P) = P”.
Jadi, W surjektif.
♣ Ditunjukkan W injektif
Pikirkan sebarang titik B(x,y) dan C dengan B C.
W
Jelas B → B” = W(B)
W
C → C” = W(C) , dengan W(B) W(C)
Jadi, ∀ titik B dan C dengan B C berlaku W(B) W(C).
Jadi, W injektif.
Jadi, karena W surjektif dan injektif maka W merupakan transformasi.
9. R adalah suatu transformasi yang didefinisikan untuk semua titik P sebagai
R =
a) Selidiki apakah R suatu isometri
b) Jika R sebuah isometri, apakah isometri langsung atau isometri lawan?
Jawab :
R transformasi
P ,R =
a) Apakah R isometri
Ambil P1 , P2
R = =
20

R = =
Akan ditunjukkan =
=

Diperoleh =
Jadi, R mengawetkan jarak, sehingga R merupakan isometri.
b) Apakah R isometri langsung atau isometri lawan
Ambil sebarang titik P, Q, S tidak segaris.
Misalkan P ,Q , dan S .
Maka , dan dengan R = , R = , dan
R =
Y

P
X
S
< −− >
10. Diketahui sebuah garis g dan titik A, A’ dan B sehingga Mg(A) = A’ dan garis AB
// g. Dengan menggunakan suatu penggaris saja tentukan titik B’ = Mg(B)
Jawab:
A B
g
A’ B’
21

Anda mungkin juga menyukai