Trend Dan Issue Tentang Lanjut Usia Dan Dasar Hukum Pelayanan Lanjut Usia
Trend Dan Issue Tentang Lanjut Usia Dan Dasar Hukum Pelayanan Lanjut Usia
OLEH
KELOMPOK I :
NI PUTU PUTRI CHANDRA PARAMITA P07120015081
TINGKAT 3.3
TAHUN 2017/2018
KATA PENGANTAR
“Om Swastyastu”
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang
Hyang Widhi Wasa atas berkat dan karunia-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Trend dan Issue tentang lanjut usia,
dan Dasar Hukum Pelayanan Lansia” pada mata kuliah Keperawatan Gerontik di
Politeknik Kesehatan Denpasar ini tepat pada waktunya.
Makalah ini telah kami susun berkat bantuan dan partisipasi dari berbagai
pihak sehingga dapat terselesaikan. Untuk itu dalam kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan kemampuan penulis, sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran dari semua pihak yang membaca,
sehingga kami dapat menyempurnakan makalah ini untuk memperbaiki
kekurangan-kekurangan agar bisa lebih baik lagi.
“Om Santih, Santih, Santih, Om”
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
trend dan issue tentang lanjut usia, serta dasar hukum pelayanan untuk
lanjut usia sehingga dapat memahami masalah-masalah yang dialami
lanjut usia dewasa ini.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas.
4. Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang
telah mencapai usia 60-74 tahun.
5. Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk
usia lansia jika usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.
Seperti yang telah di sebutkan tadi di atas, ada beberapa standar atau
batasan orang di katakana lansia. Di sini kami menyebutkan batasan usia
dari WHO, batasan lansia di indonesia dan menurut ahli
4
Menurut Bee (1996) bahwa tahapan masa dewasa adalah sebagai berikut
:
2.3.Pengertian Gerontologi
Gerontologi berasal dari kata geros yang berarti lanjut usia dan
logos berarti ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang
lanjut usia dengan masalah-masalah yang terjadi pada lansia yang meliputi
aspek biologis, sosiologis, psikologis, dan ekonomi. Gerontologi
merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach) terhadap berbagai
aspek dalam proses penuaan (Tamher&Noorkasiani, 2009). Menurut
Miller (2004), gerontologi merupakan cabang ilmu yg mempelajari proses
manuan dan masalah yg mungkin terjadi pada lansia. Geriatrik adalah
salah satu cabang dari gerontologi dan medis yang mempelajari khusus
aspek kesehatan dari usia lanjut, baik yang ditinjau dari segi promotof,
preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang mencakup kesehatan badan,
jiwa, dan sosial, serta penyakit cacat (Tamher&Noorkasiani, 2009).
5
lingkungan dan lain-lain. Menurut kozier (1987), gerontologi adalah ilmu
yang mempelajari seluruh aspek penuaan. Menurut Miller (1990),
gerontologi adalah Ilmu yang memperlajari proses menua dan masalah
yang mungkin terjadi pada lansia.
6
Adapun tujuan dari gerontologi adalah (Maryam, 2008):
7
Tujuan keperawatan gerontik adalah memenuhi kenyamanan lansia,
mempertahankan fungsi tubuh, serta membantu lansia menghadapi
kematian dengan tenang dan damai melalui ilmu dan teknik
keperawatan gerontik (Maryam, 2008).
8
12. Coordinate and managed care (mengoordinasi dan mengatur
perawatan)
13. Asses, plan, implement, and evaluate care in an individualized, holistic
maner (mengkaji, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
perawatan individu dan perawatan secara menyeluruh)
14. Link service with needs (memberikan pelayanan sesuai kebutuhan)
15. Nurtuere futue gerontological nurses for advancement of the speciality
(membangun masa depan perawat gerontik untuk menjadi ahli
dibidangnya)
16. Understand the unique physical, emotical, social, spiritual aspect of
each other (saling memahami keunikan pada aspek fisik, emosi, social,
dan spiritual)
17. Recognize and encourage the appropriate management of ethical
concern (mengenal dan mendukung manajemen etika yang sesuai
dengan tempatnya bekerja)
18. Support and comfort through the dying process (memberikan
dukungan dan kenyamanan dalam menghadapi proses kematian)
19. Educate to promote self care and optimal independence (mengajarkan
untuk meningkatkan perawatan mandiri dan kebebasan yang optimal)
9
penduduk oleh Biro Pusat Statistik menggambarkan bahwa antara tahun
2050-2010 jumlah lansia akan sama dengan jumlah anak balita yaitu
sekitar 19 juta jiwa atau 8,5% dari seluruh jumlah penduduk.
10
Perubahan prilaku
Pada lansia sering dijumpai terjadinya perubahan perilaku diantaranya:
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecendrungan
penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak
menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
yang akhinya menjadi sumber banyak masalah.
Pembatasan fisik
Semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran
terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
penurunan pada peranan – peranan sosialnya. Hal ini mengakibatkan pula
timbulnya ganggun di dalam hal mencukupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantunan yang memerlukan bantuan
orang lain.
Palliative care
Pemberian obat pada lansia bersifat palliative care adalah obat tersebut
ditunjukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena poli fermasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya
interaksi obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gagal
jantung dan edema mungkin diobatai dengan dioksin dan diuretika.
Diuretik berfungsi untu mengurangi volume darah dan salah satu efek
sampingnya yaitu keracunan digosin. Klien yang sama mungkin
mengalami depresi sehingga diobati dengan antidepresan. Dan efek
samping inilah yang menyebaban ketidaknyaman lansia.
Pengunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan merupakan
persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologi pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping
obat tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan
11
usia ini adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung
diberikan untuk lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia
sering kali menderita bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga
mereka membutuhkan beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia
dalam pengobatan adalah :
Bingung
Lemah ingatan
Penglihatan berkurang
Tidak bias memegang
Kurang memahami pentingnya program tersebut unuk dipatuhi dan
dijalankan
Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami kemunduran
mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan soialnya akan semakin
berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya intregrasi dengan
lingkungannya.
1. Azas
Menurut WHO (1991) adalah to Add life to the Years that Have Been
Added to life, dengan prinsip kemerdekaan (independence),
partisipasi (participation), perawatan (care), pemenuhan diri (self
fulfillment), dan kehormatan (dignity).
Azas yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI adalah Add life to
the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life, yaitu
meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan kesehatan,
dan memperpanjang usia.
2. Pendekatan
Menurut World Health Organization (1982), pendekatan yang
digunakan adalag sebagai berikut :
12
Menikmati hasil pembangunan (sharing the benefits of social
development)
Masing-masing lansia mempunyai keunikan (individuality of
aging persons)
Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal (nondependence)
Lansia turut memilih kebijakan (choice)
Memberikan perawatan di rumah (home care)
Pelayanan harus dicapai dengan mudah (accessibility)
Mendorong ikatan akrab antar kelompok/ antar generasi (engaging
the aging)
Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia
(mobility)
Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya
(productivity)
Lansia beserta keluarga aktif memelihara kesehatan lansia (self
help care and family care)
3. Jenis pelayanan
Promotif
13
Preventif
Rehabilitatif
14
2.6. Dasar Hukum Pelayanan Lansia
15
o Upaya peningkatan kesejahteraan sosial lansia potensial dan tidak
potensial
o Pelayanan terhadap lansia
o Perlindungan sosial
o Bantuan sosial
o Koordinasi
o Ketentuan pidana dan sanksi administrasi
o Ketentuan peralihan
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan pengertian lanjut usia secara umum, seseorang dikatakan
lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun keatas (Effendi dan
Makhfudli, 2009). Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan
dunia (WHO) lanjut usia meliputi usia pertengahan (middle age) ialah
kelompok usia 45 sampai 59 tahun, lanjut usia (elderly) antara 60 sampai
74 tahun, lanjut usia tua (old) antara 75 sampai 90 tahun sangat tua (very
old) diatas 90 tahun.
Gerontologi merupakan pendekatan ilmiah (scientific approach)
terhadap berbagai aspek dalam proses penuaan (Tamher&Noorkasiani,
2009). Gerontic nursing berorientasi pada lansia, meliputi seni, merawat,
dan menghibur. Nugroho (2006), gerontik adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan lanjut usia dengan segala permasalahannya, baik
dalam keadaan sehat maupun sakit. Masalah Kesehatan Gerontik meliputi
masalah kehidupan sexual, perubahan prilaku, pembatasan fisik, palliative
care, pengunaan obat, kesehatan mental. Upaya pelayanan kesehatan
terhadap lansia meliputi azas, pendekatan, dan jenis pelayanan kesehatan
yang diterima.
Dasar hukum pelayanan lansia meliputi UU Nomor 13 Tahun 1998
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun
2004 tentang Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial Lanjut Usia,
Keppres No 52 Tahun 2004 tentang Komisi Nasional Lanjut Usia,
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2008 tentang Pedoman
Pembentukan Komda Lansia dan Pemberdayaan Masyarakat dalam
penanganan lansia di daerah, Peraturan Menteri Sosial Nomor 19 Tahun
2012 tentang Pedoman Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan UU No. 13 tahun
1998.
17
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa agar dapat meningkatkan pemahamannya
terhadap materi mengenai trend dan issue tentang lanjut usia dan dasar
hukum pelayanan lanjut usia. Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembacanya dan menambah pengetahuan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Effendi & Mukhfudli. 2009. Keperawatan Komunitas : Teori dan Praktek dalam
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
http://dinnyanggraini.mahasiswa.unimus.ac.id/2015/11/18/keperawatan-gerontik/
Tamher, S & Noorkasiani. 2009. Kesehatan Usia Lanjut dan Pendekatan Asuhan
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
19