Anda di halaman 1dari 5

CHOLELITHIASIS

DEFINISI

Batu yang ditemukan di dalma kandung empedu disebut cholelithiasis, sedangkan batu di dalam saluran
empedu disebut choledokolitiasis.

Cholelithiasis adalah adanya batu di saluran empedu atau empedu. “kole” berarti “empedu”, “lithia”
berarti batu, dan “sisi” berarti “proses”

Batu empedu adalah timbunan Kristal di dalam kandung empedu atau di dalam saluran empedu

Sebuah ukuran batu empedu bias bervariasi, dapat sekecil butiran pasir atau sebesar bola golf

Etiologi

1. Kadar kolesterol yang tinggi pada empedu


2. Pengeluaran empedu yang berkurang
3. Kecepatan pengosongan kandung empedu yang menurun
4. Perubahan pada konsentrasi empedu atau bendungan empedu pada kantong empedu

Sebagian besar batu ersusun dari pigmen-pigmen empedu dan kolesterol, selail itu juga tersusun oleh
bilirubin, kalsium dan protein

Batu empedu ada dua macam :

1. Batu pigmen hitam : terbentuk didalam kandung empedu dan disertai hemolysis kronik/sirosis
hati tanpa infeksi
2. Batu pigmen cokelat : bentuk lebih besarr, berlapis-lapis, ditemukan disepanjang saluran
empedu, disertai bendungan dan infeksi

Batu empedu kolesterol terjadi karena kenaikan sekresi kolesterol dan penurunan produksi empedu

Factor resiko yang berperan dalam pembentukan batu :

1. Kecenderungan keturunan dalma keluarga (kebiasaan mengonsumsi kolesterol yang berlebihan)


2. Kegemukann (mungkn disebabkan kelainan metabolism lemak)
3. Kehamilan (obat estrogen), pil KB (perubahan hormone dan pelambatan kontraksi otot kandung
empedu menyebabkan penurunan kecepatan pengosongan kandung empedu
4. Infeksi kandung empedu
5. Usia ang bertambah
6. Kurang makan sayur
Kolelitiasis atau batu empedu adalah deposit cairan pencernaan yang mengeras di dalam
kantung empedu. Sedangkan koledokolitiasis adalah batu empedu yang berada di saluran
empedu. Terdapat beberapa mekanisme terbentuknya kolelitiasis, yaitu supersaturasi
kolesterol, produksi bilirubin berlebih, dan hipomotilitas atau gangguan kontraktilitas
kantung empedu.[1–3]

Kolelitiasis yang paling sering ditemukan merupakan batu empedu kolesterol, diikuti
dengan batu empedu pigmen hitam dan coklat. Faktor resiko terbentuknya batu empedu
kolesterol adalah jenis kelamin wanita, usia di atas 40 tahun, obesitas, diet tinggi lemak
dan rendah serat, diabetes melitus, dislipidemia, penurunan berat badan drastis, sedentary
lifestyle, dan kehamilan.[4,5]

Patofisiologi kolelitiasis atau batu empedu adalah akibat substansi tertentu pada cairan empedu
yang meningkat, sehingga memiliki konsentrasi yang lebih tinggi daripada pelarutnya. Cairan
empedu yang terkonsentrasi menyebabkan supersaturasi dan presipitasi sebagai kristal
mikroskopik. Kristal ini terperangkap dalam mukus kantung empedu dan membentuk lumpur
bilier (biliary sludge). Seiring berjalannya waktu, kristal ini menumpuk dan saling menyatu
membentuk batu makroskopik.[2,4,5]
Gejala dan komplikasi kolelitiasis disebabkan dari penutupan duktus oleh lendir dan/atau batu di
dalam kantung empedu atau duktus empedu. Terdapat 2 substansi utama pembentuk batu
empedu, yaitu kolesterol dan calcium bilirubinate.[2,4,5]
Kolelitiasis Kolesterol
Proses terbentuknya batu empedu kolesterol  terjadi karena cairan empedu terkonsentrasi melalui
penyerapan elektrolit dan air. Kolesterol disekresi oleh sel hepar ke dalam kantung empedu
bersama dengan enzim lesitin dalam bentuk vesikel unilamelaris. Sel hepar juga mensekresi
garam empedu sebagai deterjen kuat yang diperlukan untuk pencernaan dan absorpsi lemak.
Vesikel unilamelaris yang dilarutkan oleh garam empedu membentuk agregat larut air
bernama mixed micelles. Mixed micelles mempunyai kapasitas mengikat kolesterol yang lebih
rendah sehingga kolesterol semakin menumpuk dan membentuk kristal monohidrat. Kolelitiasis
kolesterol ini dipercaya dipicu oleh kondisi dislipidemia.[2,4]
Kolelitiasis Calcium Bilirubinate
Kolelitiasis calcium bilirubinate dapat berbentuk batu pigmen hitam dan batu pigmen coklat.
Kolelitiasis Pigmen Hitam

Bilirubin adalah produk dari pemecahan heme, yang disekresikan ke cairan empedu oleh sel
hepar. Kebanyakan bilirubin tersedia dalam bentuk larut air atau terkonjugasi, sedangkan sisanya
dalam bentuk tidak terkonjugasi. Bilirubin tak terkonjugasi akan membentuk presipitat dengan
kalsium, yang masuk ke cairan empedu secara pasif. Pada kondisi pemecahan heme tinggi,
bilirubin tidak terkonjugasi akan tersedia dalam jumlah lebih dari biasanya. Calcium
bilirubinate akan mengkristal dan membentuk batu. Seiring waktu, batu ini akan teroksidasi dan
berwarna hitam, sehingga dinamakan batu empedu pigmen hitam.[2,5]
Kolelitiasis Pigmen Coklat

Batu empedu coklat biasanya muncul diakibatkan kolonisasi bakteri pada stasis cairan empedu.
Cairan empedu umumnya steril, tetapi pada kondisi tertentu dapat menyebabkan kolonisasi
bakteri, misalnya akibat striktur bilier. Bakteri akan menghidrolisis bilirubin terkonjugasi dan
menyebabkan peningkatan bilirubin tak terkonjugasi, sehingga meningkatkan konsentrasi
kristal calcium bilirubinate. Bakteri juga akan menghidrolisis lesitin untuk mengeluarkan asam
lemak yang mengikat kalsium dan terpresipitasi. Produk presipitat menyerupai tanah liat atau
yang disebut dengan batu empedu coklat[2,5]
Kolelitiasis Campuran
Batu empedu kolesterol yang terkolonisasi bakteri akan menyebabkan inflamasi mukosa kantung
empedu. Bakteri dan leukosit menghidrolisis bilirubin terkonjugasi dan asam lemak, sehingga
akan terbentuk kristal kolesterol, calcium bilirubinate, dan garam kalsium lainnya. Mekanisme
ini menghasilkan batu empedu campuran. Pada rontgen abdomen akan tampak batu empedu
dengan kalsifikasi perifer seperti gambaran cangkang telur akibat perselubungan kalsium.[

Etiologi kolelitiasis atau batu empedu terdiri dari 3 mekanisme utama, yaitu supersaturasi
kolesterol, produksi bilirubin berlebih, dan hipomotilitas atau gangguan kontraktilitas kantung
empedu.[1,2]

Etiologi
Penyebab kolelitiasis kolesterol terutama berasal dari sekresi kolesterol yang berlebih oleh sel
hepar, disertai hipomotilitas atau gangguan pengosongan kantung empedu. Kolelitiasis pigmen
hitam disebabkan produksi bilirubin yang berlebih akibat pemecahan heme yang tinggi, seperti
pada penderita hemolitik kronis atau sirosis hepatis. Sedangkan kolelitiasis pigmen coklat
disebabkan oleh kolonisasi bakteri akibat sumbatan pada duktus empedu, seperti striktur bilier.
[1,2,5]

Faktor Resiko
Faktor resiko kolelitiasis dibedakan dari jenis batunya. Kolelitiasis kolesterol, pigmen hitam,
atau pigmen coklat mempunyai patofisiologi yang berbeda sehingga faktor resikonya berbeda
pula.

Kolelitiasis Kolesterol
Pada batu jenis kolesterol, faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi misalnya ras Kaukasia,
jenis kelamin wanita, usia >40 tahun, dan genetik. Sedangkan faktor resiko yang dapat
dimodifikasi adalah obesitas, penurunan berat badan drastis karena diet sangat ketat atau operasi
bariatrik, peningkatan hormon estrogen seperti pengguna kontrasepsi hormonal, dan sedentary
lifestyle.[2,4–6]
Lumpur bilier atau biliary sludge adalah campuran lendir di dalam kantung empedu yang
mengental dan mengandung kristal kolesterol yang diduga menjadi prekursor batu empedu.
Lumpur bilier dapat bersifat sementara atau menetap. Faktor resiko terbentuknya lumpur bilier
adalah kehamilan, stasis kantung empedu, nutrisi parenteral total, penurunan berat badan drastis,
dan puasa terus-menerus. Lumpur bilier juga dapat disebabkan penggunaan obat-obatan, seperti
seftriakson, octreotide, dan diuretik thiazide.[2,4–6]
Obesitas merupakan faktor risiko penting dari kolelitiasis. Obesitas, terutama pada wanita, dapat
meningkatkan risiko kolelitiasis kolesterol dengan meningkatkan sekresi bilier akibat
peningkatan aktivitas 3-hidroksi-3-metilglutaril koenzim A (3- hydroxy-3-methylglutaryl
coenzyme A / HMGCoA).[5]
Penurunan berat badan drastis berkaitan dengan munculnya lumpur bilier dan batu empedu pada
10‒25% pasien pada beberapa minggu awal. Jika seseorang kehilangan berat badan terlalu cepat,
organ hepar akan mensekresi lebih banyak kolesterol. Ditambah dengan peningkatan penyaluran
kolesterol dari jaringan lemak. Pada puasa yang berkaitan dengan restriksi asupan lemak ketat,
kontraksi kantung empedu berkurang sehingga kondisi stasis ini dapat menyebabkan
pembentukan batu empedu.[5]

Selain itu, kolelitiasis kolesterol juga dikaitkan dengan kondisi resistensi insulin dan diabetes
melitus tipe 2, terpisah dari adanya obesitas ataupun tidak. Kondisi hiperinsulinemia akan
meningkatkan uptake  kolesterol di hepar sehingga menyebabkan peningkatan sekresi kolesterol
bilier, penurunan sekresi asam empedu, dan terjadi kondisi supersaturasi.[3]
Kolelitiasis Pigmen Hitam

Faktor risiko kolelitiasis pigmen hitam adalah adanya kondisi pemecahan heme yang tinggi,
seperti pada penyakit anemia sel sabit, sferositosis herediter, dan thalasemia beta. Selain itu,
pada kondisi sirosis hepatis dengan hipertensi portal menyebabkan splenomegali. Hal ini
berakibat pada sekuestrasi sel darah merah dan peningkatan pemecahan hemoglobin.[2]
Kolelitiasis Pigmen Coklat

Sedangkan faktor risiko kolelitiasis pigmen coklat adalah stasis duktus empedu dan kolonisasi
bakteri dalam empedu. Biasanya pada kondisi striktur empedu pasca operasi atau kista
koledokus. Pada kawasan Asia Timur, adanya infestasi parasit juga bisa memicu striktur bilier
dan menyebabkan batu empedu coklat

Anda mungkin juga menyukai