Anda di halaman 1dari 26

ATHG & Integrasi Nasional

Negara Kesatuan Republik


Indonesia
BAB VI
Topik Pembahasan:
1. Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan (ATHG)
terhadap integrasi nasional.
2. Ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan di bidang
ipoleksosbudhankamhuk
3. Peran Masyarakat untuk mengatasi berbagai ancaman
tantangan, hambatan dan gangguan dalam rangka
membangun integrasi nasional.
Peserta didik diharapkan mampu:
1. Bersyukur kepada Tuhan atas kesadaran terhadap ancaman bagi
negara dan kebijaksanaan untuk mengatasinya dalam bingkai
Bhinneka Tunggal Ika.
2. Responsif dan proaktif terhadap ancaman kepada negara serta
upaya penyelesaiannya di bidang ipoleksosbudhankamhuk dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
3. Menganalisis ancaman terhadap negara dan upaya penyelesaiannya
di bidang ipoleksosbudhankamhuk dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
4. Menyajikan hasil analisis tentang ancaman terhadap negara dan
upaya penyelesaiannya di bidang ipoleksosbudhankamhuk dalam
bingkai Bhinneka Tunggal Ika.
A. Ancaman, Tantangan,
Hambatan dan Gangguan
terhadap Integrasi
Nasional
Definisi ATHG
Ancaman adalah usaha yang bersifat
mengubah atau merombak
kebijaksanaan yang dilakukan secara
Tantangan adalah hal atau
usaha yang bertujuan untuk
A T
konsepsional melalui tindak kriminal dan
politis serta membahayakan menggugah kemampuan.
kedaulatan negara, keutuhan wilayah
negara, dan keselamatan segenap
bangsa

H G
Gangguan adalah hal atau usaha
Hambatan adalah Usaha yang yang berasal dari luar yang
berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan
bersifat atau bertujuan untuk melemahkan atau menghalangi
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional
secara tidak konsepsional. (tidak terarah).
Perspektif tentang ATHG:
01 Bentuk
fisik (konkrit) dan non fisik (abstrak)
02 Jenis
militer dan non militer
03 Sumber
dari internal dan eksternal negara
04 Dimensi/ Ruang Lingkup
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya,
pertahanan keamanan, dan hukum

05 Tujuan
melemahkan sebuah negara dengan menciptakan
konflik serta perpecahan (oleh negara kompetitor) dan
menduduki wilayah negara (musuh)
ATHG
❏Fisik, artinya bentuk Fisik
ancaman, tantangan, hambatan

01 dan gangguannya konkrit dan


dapat disentuh, serta berkaitan
dengan jasmani.

❏Non fisik, artinya bentuk


dan
Non Fisik

ancaman, tantangan, hambatan


dan gangguannya abstrak namun
dampaknya dapat dilihat, serta
berkaitan dengan aspek psikis
(mental) dan rohani.
02
❑Militer: ancaman, tantangan,
ATHG hambatan dan gangguan yang
Militer menggunakan kekuatan bersenjata,
terorganisir dan mempunyai
Dan Non kemampuan yang membahayakan
Militer secara langsung

❑ Non Militer: ancaman, tantangan,


hambatan dan gangguan yang tidak
menggunakan kekuatan bersenjata
dan tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang namun dapat
membahayakan negara.
Internal dan Eksternal Negara
❑ Internal negara, artinya ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan yang bersumber dan muncul
dari gejolak yang ada di dalam negara itu sendiri.

❑ Eksternal negara, artinya ancaman, tantangan,


hambatan dan gangguan yang bersumber dari luar
negara, dapat mu21ncul akibat perkembangan
dunia atau dampak dari globalisasi dan persaingan
global.
B. ATHG di bidang
Ipoleksosbudhankamhuk
1# ATHG dalam Dimensi Ideologi

Ideologi asing yang berlawanan dengan nilai-nilai Pancasila,


demokrasi Pancasila dan UUD NRI 1945, dimana pengaruhnya
mengaburkan nilai-nilai luhur bangsa dan dapat membahayakan
kedaulatan negara. Paham asing tersebut dapat berbentuk
penetrasi nilai-nilai kebebasan individual (liberalisme) dan
komunisme sehingga dapat memicu proses disintegrasi bangsa.
2# ATHG dalam Dimensi Politik

Politik merupakan instrumen utama untuk menggerakkan


perang, dan mampu menumbangkan suatu rezim pemerintahan
bahkan dapat menghancurkan suatu negara. Masyarakat
Internasional mengintervensi suatu negara melalui isu politik
seperti Hak Asasi Manusia (HAM), demokratisasi, penanganan
lingkungan hidup, dan penyelenggaraan pemerintahan yang
bersih dan akuntabel.
3# ATHG dalam Dimensi Ekonomi

Ekonomi menjadi salah satu penentu posisi tawar setiap


negara dalam pergaulan internasional dan pertahanan negara.
Permasalahan ekonomi yang melemahkan posisi tawar dapat
berupa kinerja ekonomi yang buruk, daya saing yang rendah,
dan ketergantungan terhadap pihak asing.
4# ATHG dalam Dimensi Sosial dan Budaya

Persoalan atau kendala-kendala yang timbul akibat adanya


sentimen-sentimen budaya, suku, agama dan etnis, serta antar
golongan sosial di masyarakat. Hal ini menimbulkan, contohnya,
konflik antar etnis di dalam negeri bahkan di dunia, menjadi salah
satu penyebab dari 75 persen pengungsi dunia yang mengalir ke
berbagai negara. Atau terjadinya degradasi nilai-nilai budaya yang
terdapat dalam diri warga negara Indonesia.
5# ATHG dalam Dimensi Pertahanan Keamanan

Permasalahan atau konflik dalam setiap dimensi, pada akhirnya


dapat memicu krisis dalam dimensi pertahanan dan keamanan.
Persoalan-persoalan ketidakpuasan terhadap pemerintahan
dapat menimbulkan gerakan separatis dan pemberontakan.
Kekuatan dasar yang harus dimiliki adalah ketahanan ideologi yang
melindungi warga negara dari pengaruh dari paham lain yang
memicu pemberontakan, serta komitmen dalam ketahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh segenap rakyat Indonesia.,
6# ATHG dalam Dimensi Hukum

Setiap persoalan yang menjadi ancaman, tantangan, hambatan


dan gangguan, yang muncul akibat gagalnya upaya penegakkan
supremasi hukum. Menyebabkan turunnya wibawa pemerintahan
serta hilangnya kepercayaan rakyat dan lemahnya penundukan
kepada regulasi. Penting bagi negara untuk memenuhi peran dan
fungsinya dengan penuh pertanggungjawaban, sehingga kelemahan-
kelemahan dalam penerapan hukum dapat diselesaikan dengan
baik.
Contoh-contoh ATHG terhadap
Integrasi Negara Kesatuan
Republik Indonesia
●Agresi ●Konflik horisontal
1# Contoh-contoh ATHG ●Invasi ●Gerakan separatis
●Infiltrasi ●Konflik SARA
●Pelanggaran wilayah ●Pengrusakan lingkungan
●Spionase ●Perdagangan narkoba
●Sabotase ●Traficking
● Aksi teror ●Korupsi
● Jaringan teror ●Cybercrime
internasional ●Ideologi asing
● Pemberontakan ●Bencana alam
bersenjata
●People power
●Sabotase ●Gaya hidup
2# Contoh-contoh ATHG ●Globalisasi ●Kemiskinan
●Intimidasi politik ● Kebodohan dan
●Provokasi politik keterbelakangan
●Blokade politik ●Ketidakadilan

●Separatisme ●Pengangguran
●Provinsialisme ●Premanisme

●Pasar bebas ● Lemahnya supremasi


hukum
●Monopoli ekonomi
●Epidemi dan pandemi
●Inflasi
C. Peran Serta
Masyarakat Mengatasi
ATHG
(UU Nomor 3 Tahun 2002 pasal 9 ayat 1
tentang Pertahanan Negara)
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga
negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
Makna UU No. 3 Tahun 2002
Bela negara, bukan hanya sebagai kewajiban dasar WNI, tetapi juga merupakan kehormatan
bagi WNI sebagai wujud pengabdian dan rela berkorban kepada bangsa dan negara.kecintaan,
kesadaran, keikhlasan dan ketulusan dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara,
menjaga harkat dan martabat bangsa, mempertahankan keutuhan NKRI serta wewujudkan
cita-cita dan tujuan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
Dasar hukum dan peraturan tentang Bela Negara

Tap MPR No.VI Tahun


UU RI No. 20 tahun 1982
2000 tentang Pemisahan
tentang Ketentuan Pokok
TNI dengan POLRI. Tap MPR No.VII Tahun
Hankam Negara RI
2000 tentang Peranan
dirubah oleh UU RI No. 1
TNI dan POLRI.
Tahun 1988.

Amandemen UUD NRI


UU RI No. 29 tahun 1954 tahun 1945 Pasal 30 ay.(1)
tentang Pokok-Pokok dan (2) serta Pasal 27
Perlawanan Rakyat. ay.(3), tentang hak dan
kewajiban WNI untuk
Dasar hukum dan membela negara.
peraturan tentang
Tap MPR No.VI Tahun
Bela Negara
1973 tentang konsep UU RI No. 3 Tahun 2002
Wawasan Nusantara dan tentang Pertahanan
Keamanan Nasional. Negara ayat 1 dan 2.
Sila Pertama
Mengakui dan memuliakan Tuhan dalam iman dan Pencerminan
perbuatan.
Sila Kedua Pancasila
Mengakui dan memperlakukan sesamanya sesuai hak asasi
manusia.
untuk
Sila Ketiga
mewujudkan
Mencintai tanah air, bangsa dan negara, serta menghormati
pemangku pemerintahan.
integrasi
Sila Keempat
Berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik warga nasional:
negara sesuai perannya masing-masing.
Sila Kelima
Memberikan sumbangan dan santunan demi kesejahteraan
bersama.
Mengikuti organisasi yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran,
kepemimpinan dan kemanusiaan, seperti Pasukan Pengibar
Bendera (Paskibra), OSIS, Pramuka, Patroli Keamanan Sekolah
(PKS), Palang Merah Remaja (PMR), dan organisasi lainnya.

Peran Serta Pelajar Mengatasi ATHG


Terimakasih...

Anda mungkin juga menyukai