EPIDEMIOLOGI PENYAKIT
KARIES GIGI
parah. Namun karena remineralisasi terjadi
saat stadium dini, maka penyakit ini dapat
dihentikan)
Kawasan yang mudah diserang karies gigi:
pit & fisur pada permukaan oklusal molar
dan premolar (pit bukal molar, pit palatal
insisif), permukaan halus di daerah
aproksimal sedikit di bawah titik kontak,
email di tepian daerah leher gigi di atas tepi
gingiva, permukaan akar yang terbuka, tepi
tumpatan, dan permukaan gigi dekat gigi
tiruan & jembatan.
PENGERTIAN
KLASIFIKASI
Karies gigi merupakan suatu penyakit jaringan
keras gigi, yaitu email, dentin, dan sementum
yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
BENTUK KARIES GIGI
dalam karbohidrat yang dapat diragikan
A. BERDASARKAN KEDALAMANNYA
(Listrianah et al., 2019).
1. Karies Superfisialis
Karies gigi adalah kerusakan jaringan keras gigi Karies baru mengenai email gigi, belum
yang disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh mengenai dentin.
interkasi mikroorganisme, saliva, dan sisa 2. Karies Media
makanan (Aprilia, 2019). Karies telah mengenai dentin tetapi
Penyebab utama : bakteri Streptococcus belum melebihi setengahnya.
mutans dan Lactobacilli. 3. Karies Profunda
Bakteri mengubah glukosa dan karbohidrat Karies telah mengenai lebih dari setengah
lainnya menjadi asam melalui proses dentin dan kadang-kadang sudah
fermentasi. Asam terus diproduksi oleh mengenai pulpa. Profunda dibagi
bakteri dan akhirnya merusak struktur gigi menjadi:
sedikit demi sedikit. Plak dan bakteri mulai K. Profunda Stadium I : karies telah
bekerja 20 menit setelah makan. mengenai setengah dentin, belum
Ditandai dengan terjadinya demineralisasi terjadi radang pulpa
(tampak coklat dan berlubang) pada jaringan K. Profunda Stadium II : masih
keras gigi yang kemudian diikuti dengan dijumpai lapisan tipis yang
kerusakan bahan organiknya sehingga terjadi membatasi karies dengan pulpa,
invasi bakteri, kematian pulpa, dan biasanya telah terjadi radang pulpa.
penyebaran infeksi ke jaringan paeriapeks K. Profunda Stadium III : pulpa
yang dapat menyebabkan nyeri. telah terbuka dan dijumpai
Sifat penyakit : progresif & kumulatif (jika bermacam-macam radang pulpa
dibiarkan tanpa perawatan dalam kurun
waktu tertentu kemungkinan akan bertambah B. BERDASARKAN LAMA JALANNYA
ESI DIMI EMAYA TM 6
25000120120041 / 3A FKM 2020 EPTM
1. Karies Akut Karies pada gigi anterior di foramen
Proses karies berjalan cepat sehingga caecum.
tubuh tidak sempat melawan. Karies terus 2. Kelas II
berjalan sampai ke ruang pulpa. Karies pada bagian aproksimal dari
2. Karies Kronis gigi posterior (gigi molar dan
Proses karies berjalan lambat sehingga premolar), baik bagian mesial atau
tubuh masih sempat membuat pertahanan distal yang umumnya meluas sampai
dengan adanya daerah berwarna ke bagian keoklusal.
kehitaman dan keras karena adanya 3. Kelas III
endapan kapur. Karies pada bagian aproksimal dari
3. Karies Senil (Senile Caries) gigi anterior (insisif dan kaninus),
Terjadi pada orang tua pada bagian baik bagian mesial maupun distal
servikal gigi karena atrofi (fisiologis) tetapi belum mengenai tepi insisal
gusi sehingga akan mudah terjadi karies (margo-insisalis/sepertiga insisal
gigi. gigi).
4. Karies Rampan (Rampant Caries) 4. Kelas VI
Proses karies tidak dapat dikontrol karena Karies pada bagian aproksimal
sangat cepat. (insisif dan kaninus), baik bagian
mesial maupun distal dan telah
C. BERDASARKAN CARA MELUASNYA mengenai tepi insial (margo-
1. Karies Berpenetrasi insisalis/sepertiga insisal gigi)
Karies meluas dari email ke dentin dalam sehingga dapat melemahkan sudut
bentuk kerucut dengan jalan perluasan insisal edgenya & menyebabkan
secara penetrasi yaitu merembes ke arah fraktur gigi.
dalam. 5. Kelas V
2. Karies Nonpenetrasi Karies pada sepertiga servikal gigi
Karies meluas dari email ke dentin posterior dan anterior pada
dengan jalan meluas ke arah samping permukaan labial, lingual, palatal,
sehingga membentuk periuk. maupun bukal gigi.
Gigi terdiri dari 3 bagian, yaitu
(Listrianah et al., 2019)
sepertiga insisal, sepertiga tengah,
D. BERDASARKAN LOKASI KARIES dan sepertiga servikal.
G.V. Black (1924), mengklasifikasikan 6. Kelas VI
kavitas atas 5 bagian dan diberi tanda Karies pada bagian puncak cusp gigi
romawi. Pengklasifikasian berdasarkan posterior dan tepi insisal gigi insisif.
permukaan gigi yang terkena karies.
(Listrianah et al., 2019)(Aprilia, 2019)
E. BERDASARKAN BANYAKNYA
PERMUKAAN GIGI YANG TERKENA
KARIES
1. Karies Simpel
Karies yang dijumpai pada satu
permukaan saja, missal labial, bukal,
lingual, mesial, distal, atau oklusal.
2. Karies Kompleks
1. Kelas I
Karies yang telah meluas dan mengenai
Karies pada bidang oklusal (ceruk/pit
lebih dari satu bidang permukaan gigi,
dan fisura/fissure) gigi posterior (gigi
missal mesio-distoinsisal, mesio-oklusal.
premolar dan molar).
ESI DIMI EMAYA TM 6
25000120120041 / 3A FKM 2020 EPTM
F. BERDASARKAN KEPARAHAN
KARIES
1. Karies Insipen
Karies mengenai kurang dari setengah
ketebalan email.
2. Karies Moderat
Karies mengenai lebih dari setengah
ketebalan email tetapi tidak mencapai
pertemuan dentin-email.
3. Karies Lanjutan
Karies mengenai pertemuan dentin-email
dan kurang dari setengan jarak pulpa.
4. Karies Parah
Karies mengenai lebih dari setengah
jarak ke pulpa.
G. BERDASARKAN WHO
(Bentuk dan Kedalaman Lesi)
1. D1 : secara klinis dideteksi lesi email
2. D2 : kavitas pada email
3. D3 : kavitas mengenai dentin
4. D4 : lesi meluas ke pulpa
(Ratnahsari, 2017)
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko karies gigi adalah faktor dalam
individu (host, mikroorganisme,substrat, dan
waktu) dan faktor luar individu (usia, jenis
kelamin, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi,
Berdasarkan Riskesdas (2013), provinsi lingkungan, sikap, dan perilaku)
dengan prevalensi masalah gigi yang cukup
tinggi (>35%) adalah Sulawesi Selatan,
FAKTOR DALAM INDIVIDU
Kalimantan Selatan, dan Sulaweai Tengah 1. Mikroorganisme
dengan EMD masing-masing 10,3%, 8%, dan Faktor penting dalam proses awal
6,4%. terjadinya karies.
Penyebab utama : bakteri Streptococcus
Provinsi dengan peningkatan masalah mutans dan Lactobacilli.
gigi dan mulut tertinggi adalah Sulawesi Selatan Mikroorganisme (bakteri) di plak gigi
(10,9%), DI Yogyakarta (8,5%), dan Jawa Timur memfermentasi karbohidrat (sakar diet)
(8,3%). Sedangkan provinsi dengan penurunan untuk memproduksi asam. Asam
masalah gigi dan mulut adalah Jambi (8,3%), terbentuk dari hasil fermentasi sakar diet
Riau (6,6%) dan Bengkulu (6,3%). oleh bakteri dengan sumber utama
(Kementerian Kesehatan RI, 2014) glukosa. Sedangkan sumber utama
glukosa adalah s.ukrosa
Penyebab utama terbentuknya asam
adalah S. mutans serotipe c di plak yang
memetabolisme sukrosa menjadi asam
lebih cepat daripada kuman lainnya.
3. Substrat/Diet
Substrat dapat mempengaruhi
pembentukan plak karena membantu FAKTOR LUAR INDIVIDU
perkembangbiakan & kolonisasi 1. Ras
mikroorganisme yang ada di permukaan Keadaan tulang rahang suatu ras bangsa
email gigi serta mempengaruhi mungkin berhubungan dengan persentase
metabolisme bakteri dalam plak dengan karies yang semakin meningkat atau
menyediakan bahan-bahan untuk menurun.
produksi asam & bahan aktif yang Ex: pada ras tertentu dengan rahang
menyebabkan karies.
sempit membuat gigi pada rahang sering
Makanan dan minuman yang bersifat tumbuh tidak teratur yang dapat
germentasi karbohidrat lebih signifikan mempersulit pembersihan gigi dan
memproduksi asam, diikuti dengan meningkatkan persentase karies ras
demineralisasi email gigi. tersebut.
Tidak semua karbohidrat benar-benar
kariogenik.
2. Jenis Kelamin
Sukrosa merupakan gula paling
Persentase karies gigi pasa wanita lebih
kariogenik daripada glukosa, fruktosa,
tinggi dibandingkan dengan pria.
laktosa, dll.
Persentase karies molar kiri lebing tinggi
karena faktor pengunyahan dan
4. Waktu pembersihan gigi.
Waktu mencakup kecepatan terbentuknya
karies serta alam & frekuensi substrat
3. Usia
yang menempel di permukaan gigi.
Pada periode gigi campuran, molar 1
Lamanya waktu untuk karies berkembang
paling sering terkena karies
menjadi kavitas bervariasi, diperkirakan
Anak usia 6-12 tahun masih kurang
6-48 bulan.
mengetahui dan mengerti cara
Kemampuan sukrosa untuk
memelihara kebersiihan gigi dan mulut.
mendepositkan kembali mineral selama
proses karies berlangsung menandakan
bahwa proses karies terdiri dari saliva.
4. Oral Higyene
Karies baru dapat menghancurkan gigi Insiden karies dapat dikurangi dikurangi
dalam hitungan bulan atau tahun dengan penyingkiran plak secara mekanis
sehingga ada kesempatan untuk dari permukaan gigi. Namun masih banyak
mengentikannya. orang yang tidak melakukannya dengan
efektif.
ESI DIMI EMAYA TM 6
25000120120041 / 3A FKM 2020 EPTM
Perilaku menyikat gigi : rutin sikat gigi,
frekuensi sikat gigi. waktu sikat gigi, teknik
sikat gigi, dan jenis pasta gigi.
5. Makanan
Komposisi diet atau kebiasaan makan seperti
kandungan sukrosa, sisa makanan dalam
mulut, dan frekuensi makan merupakan
faktor terjadinya karies gigi.
Pengaruh makanan pada gigi dan mulut:
Komposisi makanan yang menghasilkan
energi
Ex : karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, dan mineral yang
berpengattuh pada masa pre-erupsi
serta pasca-erupsi gigi-geligi. 7. Unsur Kimia
Fungsi mekanis makanan yang dimakan Unsur kimia yang paling berpengaruh pada
Makanan yang bersifat persentasi karies gigi adalah fluor
membersihkan gigi → “penggosok
gigi alami” yang akan mengurangi Pengaruh Unsur Kimia terhadap
kerusakan gigi. Terjadinya Karies Gigi
Ex: apel, jambu ait, bengkuang, dll.
Makanan lunak dan melekat pada gigi
dapat merusak gigi.
Ex: bonbon, coklat, biskuit, dll.
Perilaku menkonsumsi makanan kariogenik
8. Perilaku Pemanfaatan Pelayanan
dapat menyebabkan karies,
Kesehatan Gigi dan Mulut
Karies terjadi ketika proses remineralisasi Dapat berupa tindakan saat ada keluhan gigi
menjadi lebih lambat dibandingkan proses dan mendapatkan perawatan.
demineralisasi.
Remineralisasi gigi terjadi pada pH 9. Fasilitas Sikat Gigi
lingkungan yang bersifat : Pilih sikat gigi yang berbulu halus/lunak
Jumlah bakteri kariogenik sedikit untuk mencegah terjadinya iritasi pada gigi
Keberadaan fluoride dan gusi, mudah digenggam, bagian kepala
menyempit agar mudah menjangkau bagian
Substansi penyebab metabolisme bakteri
dalam rongga mulut, Gunakan pasta gigi
gagal
berflouride.
Sekresi saliva meningkat
Kemampuan buffer tinggi
6. Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya
karies gigi, terutama pada periode
pembentukan gigi.
BERHENTI MEROKOK
CARA BERHENTI
Menurunkan angka perokok aktif dan pasif
Meningkatkan kesadaran hidup sehat bebas
MEROKOK asap rokok
Mencegah dan menurunkan risiko terkena
penyakit akibat merokok yang lebih serius
A. DARI KELUARGA Meningkatkan pengetahuan mengenai rokok
Persiapkan diri, dengan menjalin dan dampak buruknya terutama bagi
komunikasi dengan anak kesehatan
Perhatikan pergaulan anak Memulai kebiasaan hidup lebih sehat
Edukasi bahaya merokok Melindungi orang di sekitar agar terhindar
Kaitkan dengan finansial, buka pikiran dari dampak buruk rokok
anak tentang uang yang dikeluarkan
untuk membeli rokok dan uang yang
ditabung
Cari tahu alasan anak merokok dan
nasihati pelan-pelan
B. DARI DIRI SENDIRI
Mengelola stress
Menghindari faktor pemicu kebiasaan
merokok
Mencoba terapi pengganti nikotin
Mengkonsumsi makanan sehat
7M
Menghindari kebiasaan merokok
Mengurangi jumlah rokok yang dihisap
tiap harinya
Mengkonsumsi makanan yang sehat
Melakukan olahraga atau aktivitas fisik
Mengalihkan kebiasaan merokok dengan
makan permen atau mengunyah permen
karet
Meminta bantuan orang di sekitar kita
supaya mengingatkan kita untuk tidak
merokok
Mendapat dukungan positif dari
lingkungan sekitar kita dan informasi
tentang dampak merokok
TUJUAN BERHENTI
MEROKOK
ESI DIMI EMAYA TM 6
25000120120041 / 3A FKM 2020 EPTM
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, K. (2019). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Karies Gigi dengan Jumlah Karies pada
Anak TK Masyithoh Maesan Lendah Kulon Progo [Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Yogyakarta]. http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1202/1/KARYA TULIS ILMIAH.pdf
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. (2019, April 11). Hasil Utama Riskesdas 2018. Badan
Litbangkes Kementerian Kesehatan RI. https://www.litbang.kemkes.go.id/hasil-utama-riskesdas-
2018/
Kementerian kesehatan RI. (2019). Info DATIN Kesehatan Gigi Nasional September 2019. In Pusdatin
Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI. (2014). Info DATIN Situasi Kesahatan Gigi dan Mulut.
https://doi.org/10.1109/TDEI.2009.5211872
Listrianah, Zainur, R. A., & Hisata, L. S. (2019). Gambaran Karies Gigi Molar Pertama Permanen Pada
Siswa – Siswi Sekolah Dasar Negeri 13 Palembang Tahun 2018. JPP (Jurnal Kesehatan Poltekkes
Palembang), 13(2), 136–149. https://doi.org/10.36086/jpp.v13i2.238
Nurjanah, M. (2019). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Dukungan Ibu dalam Pencegahan
Karies Gigi di TK Dharmawanita dan Nawakartika Desa Sumberbening Kabupaten Ngawi [Stikes
Bhakti Husada Mulia Madiun]. http://repository.stikes-bhm.ac.id/603/1/1.pdf
Ratnahsari, Y. (2017). Hubungan Motivasi Ibu terhadap Anak tentang Perawatan Gigi dengan Kejadian
Karies Gigi pada Anak Usia 6-12 Tahun di SDN Cermo 06 Kecamatan Kare Kabupaten Madiun
[Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun]. http://repository.stikes-bhm.ac.id/250/1/81.pdf