Anda di halaman 1dari 8

KIE MASYARAKAT PESISIR

(BEBERAPA MODEL PERUBAHAN PERILAKU)

PERAN PENDIDIK KESEHATAN


• Terdapat hubungan yang erat antara perilaku dengan derajat kesehatan individu/masyarakat
• Blum (1974) perilaku lebih besar perannya dalam menentukan pemanfaatan sarana
kesehatan
• Penyediaan & penambahan sarana pelayanan kesehatan tidak selalu diikuti oleh
peningkatan pemanfaatan sarana2 tersebut.
• Apabila diinginkan peningkatan derajat kesehatan maka diperlukan perubahan perilaku
kesehatan
PENDIDIKAN KESEHATAN
– Pendidikan kesehatan mencakup kegiatan peningkatan kesadaran dan kesehatan (health
promotion), pencegahan penyakit, penyembuhan & rehabilitasi
– Suatu proses mendidik individu/masyarakat supaya mereka dapat memecahkan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapinya
PENDIDIKAN KESEHATAN
– Unsur dalam pendidikan kesehatan
• Unsur masukan (input) → perilaku pemakai sarana kesehatan dan petugas
kesehatan
• Output (unsur keluaran) → perubahan perilaku kesehatan masyarakat sasaran
yang sesuai dengan harapan atau tujuan kegiatan
– Pendidikan kesehatan merupakan proses yang dinamis; dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, budaya, ekonomi & politik

3 CARA MERUBAH PERILAKU INDIVIDU/MASYARAKAT (Notoatmodjo & Sarwono,


1986)
 Menggunakan Kekuasaan/Kekuatan
 Memakai hukuman, paksaan ataupun hadiah
 Memberikan Informasi
 Pemberian pendidikan sehingga timbul kesadaran
 Perlu waktu
 Diskusi/Partisipasi
Secarara hierarki lebih memberikan perubahan perilaku yang lebih langgeng

TEORI ADOPSI INOVASI ROGERS


 Disebut sebagai innovation decision process theory → proses kejiwaan yang dialami oleh
seorang individu, sejak menerima informasi/pengetahuan tentang suatu hal yang baru sampai
pada saat dia menerima atau menolak ide baru tersebut
- Ada proses atau tahap-tahapannya
 Implisit (tersirat) dalam proses perubahan perilaku adalah adanya suatu ide/gagasan baru
yang diperkenalkan kepada individu dan diharapkan dapat diterima/diadopsi oleh individu
tersebut
- Bagi kita sudah umum, sedangkan bagi orang lain itu merupakan hal yang baru
Ex : orang yang tidak patuh menggunakan helm, sekarang diminta untuk menggukanan
helm
TEORI ADOPSI INOVASI ROGERS
 Proses adopsi melalui 5 tahap, yaitu:
- Mengetahui/menyadari tentang adanya ide baru tersebut (awareness)
- Menaruh perhatian terhadap ide tersebut (interest)
- Memberikan penilaian (evaluation)
Ex: Memikirkan kemungkinan yang dapat terjadi jika tidak menggunakan APD, apa
pengaruh pada dirinya dan orang-orang di sekitarnya
- Mencoba memakainya (trial)
Ex: sudah mencoba untuk menggunakan APD selama beberapa waktu
- Apabila setuju akan dipakainya (adoption)
Ex: menjadi suatu kebiasaan untuk selalu menggunakan APD, jika tidak memakai akan
merasa seperti ada yang kurang
 Proses adopsi tidak terhenti segera setelah suatu inovasi diterima/ditolak
 Proses dapat berubah lagi sebagai akibat dari pengaruh lingkungan
 Teori tersebut kemudian dikembangkan oleh Rogers & Shoemaker (1978) menjadi 4 tahap,
yaitu : knowledge, persuasion, decision & conformation
 Tidak setiap orang mempunyai kecepatan yang sama dalam mengadopsi sesuatu yang baru
 Golongan yang paling cepat menerima disebut sebagai golongan pelopor (innovator) ;
kelompoknya disebut early majority (kelompok awal)
 Laggard → golongan yang susah diubah perilakunya, ex: orang tua, penganut tradisi, kurang
terpelajar
Kita harus punya strategi khusus, cari sesorang yang menjadi panutan mereka (tokoh
masyarakat)
ex: di kelompok muslim kita bisa memberikan edukasi, sosialisasi kepada kyai, ulama, dll.
Di kelompok budaya tertentu, kita berikan edukasi kepada tokoh-tokoh tradisi

TEORI PERTENTANGAN KEKUATAN (LEWIN)


 Force field analysis → dalam diri individu selalu terdapat kekuatan/dorongan yang saling
bertentangan
 Disatu pihak ada driving force yang mendorong untuk melakukan tindakan
 Dilain pihak ada restraining force yang menghambat terjadinya tindakan individu
 Agar individu dapat memilih driving force, maka dapat ditempuh dengan tiga cara:
- Memperkuat driving forces
- Mengurangi restraining forces
- Memperkuat unsur pendorong dan sekaligus mengurangi hambatan-hambatan yang ada

HEALTH BELIEF MODEL (ROSENSTOCK)


 Perilaku individu ditentukan oleh motif dan kepercayaan, tanpa mempedulikan apakah motif
dan kepercayaan tersebut sesuai dengan pihak lain
 Kebutuhan kesehatan obyektif → diidentifikasi oleh petugas kesehatan berdasarkan penilaian
secara profesional
 Subyektif → berdasarkan penilaian kesehatan individu
 Health belief model terdiri dari 5 unsur utama:
- Persepsi individu tentang kemungkinannya terkena suatu penyakit (perceived
susceptibility)
- Pandangan individu tentang adanya beratnya penyakit (perceived seriousness)
- Ancaman terhadap penyakit (perceived threats)
- Perceived benefits & barries
- Cues to action

PROSES PERUBAHAN SIKAP (KELMAN)


 KELMAN: perubahan sikap & perilaku individu dimulai dengan tahap:
- Kepatuhan : Perubahan yang terjadi bersifat sementara
- Identifikasi : Kepatuhan yang terjadi karena terpaksa
- Internalisasi

MODEL PERUBAHAN PERILAKU (GREEN)


 Kesehatan individu/masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu faktor perilaku & non
perilaku
 Faktor perilaku ditentukan oleh 3 kelompok faktor, yaitu:
- Faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma sosial,)
- Faktor pendukung (tersedianya sarana pelayanan kesehatan & kemudahan mencapainya)
- Faktor pendorong (sikap & perilaku petugas kesehatan)

PENDEKATAN EDUKATIF (I. B. MANTRA)


 Masyarakat memiliki hak dan potensi untuk memilih hal-hal yang berkaitan dengan
kesehatan dirinya (atau berkaitan dengan perilaku dirinya)
 Pendekatan ini didasarkan pada kesadaran masyarakat akan potensinya untuk menangani
masalah kesehatan yang dihadapinya
 Tujuan pokok dari pendekatan edukatif:
 Mengembangkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan
 Memecahkan masalah kesehatan masyarakat setempat
 Untuk pencapaian tujuan ini anggota masyarakat perlu dilatih dan diberi kesempatan untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan untuk mengidentifikasi masalah-
masalah kesehatan dengan menggunakan potensi yang ada disekitarnya

 Jangan langsung menilai (judge) masalah yang ada pada masyarakat, tanyai dulu
masalah-masalah yang ada pada mesyarakat
 Kita ikut serta sebagai fasilitator
 Libatkan masyarakat masyarakat untuk menyelesaikan masalah tersebut

 Pendekatan ini dilakukan dengan dua cara, yaitu:


 Mengembangkan (provider)
Mempersiapkan petugas (ketrampilan & penyelenggaraan program
Provider & tokoh masyarakat harus satu pemahan tentang masalah dan keinginan2 yang
ada di dalam masyarakat
Provider diharapkan terbuka dan mampu berkomunikasi dengan baik
Sehingga perubahan perilaku dapat langgeng
 Pengembangan Masyarakat
Provider mengajak anggota masyarakat untuk mengidentifikasi masalah → community
self survey
Adanya persamaan persepsi antara provider dan anggota masyarakat
Perencanaan kegiatan kesehatan (community planning) → agar masyarakat merasa
berpartisipasi dan mempunyai andil dalam pemecahan masalah kesehatan

REAKSI TERHADAP PERUBAHAN


 Keterbukaan masyarakat
 Intensitas unsur keagamaan
 Struktur sosial masyarakat
 Kemiripan dengan unsur budaya asli
 Bukti kemanfaatan ide baru

TEKNIK KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Komunikasi
“Proses penyampaian pesan dari komunikator ke kemunikan melalui saluran/media dengan
harapan mendapatkan umpan balik”
Unsur komunikasi :
 Komunikator/sender/pengirim
 Pesan
 Channel/saluran/media
 Komunikan/penerima/receiver
 Respon

Pengaruh Budaya dalam Komunikasi :


 Perbedaan budaya, kearifan lokal
 Perbedaan bahasa

Teknik Komunikasi yang Efektif :


 Mendengar dengan aktif
 Berorientasi pada pemecahan masalah
Ciri-Ciri Komunikasi Tidak Efektif :
 Bertele-tele
 Malu-malu
 Marah
 Maksud yang disampaikan tidak jelas
 Tersembunyi maksud pesannya, tidak terbuka
 Satu arah
 Tidak responsive
 Tidak nyambung

Anda mungkin juga menyukai