Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS JURNAL INTERNASIONAL

PEMBELAJARAN YANG DIMEDIASI PENGALAMAN DAN PETA


KONSEP : SUATU ALAT PEDAGOGIS UNTUK MENCAPAI
PEMBELAJARAN YANG BERMAKNA DALAM FISIOLOGI BAGI
MAHASISWA KEDOKTERAN

Mediated Learning Experience and Concept Maps: A Pedagogical Tool


For Achieving Meaningful Learning In Medical Physiology Students

Adv Physiol Educ 32: 312–316, 2008; doi:10.1152/advan.00021.2007.

Diajukan untuk memenuhi tugas


Analisis Hasil Studi Internasional Pendidikan Biologi

Dosen pengampu :
Dr. H. Riandi, M.Si & Dr. Hj. Widi Purwianingsih, M.Si

Oleh:
RIDHA WAHYUNI (1202639)
KELAS A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
1. LATAR BELAKANG
Mahasiswa yang masuk sekolah kedokteran lebih mudah menghafal fakta, sehingga
mereka tidak dapat menghubungkan informasi baru yang diperoleh dengan pengetahuan yang
sudah ada untuk diterapkan dalam memecahkan masalah baru. Hal ini merupakan tantangan
bagi pendidik medis untuk mencari model pedagogi atau metode pembelajaran yang
mendorong mahasiswa mereka untuk mengembangkan proses kognitif yang kuat yang
memungkinkan mereka untuk memilih, mengintegrasikan, dan mentransfer pembelajaran
baru yang diperoleh demi tercapainya pembelajaran yang bermakna.

2. RUMUSAN MASALAH
Apakah metode pembelajaran peta konsep yang dihubungkan dengan pengalaman
belajar yang dimediasi dapat meningkatkan pembelajaran bermakna pada mahasiswa yang
mengikuti kuliah fisiologi kedokteran?

3. LANDASAN TEORI
Penelitian ini dilandasi oleh tiga teori dasar yaitu pembelajaran bermakna menurut
Dapid Ausubel, pengalaman belajar yang ditengahi mediator menurut Reuven Feuerstein dan
peta konsep menurut Joseph Novak. Peta konsep adalah alat pedagogis yang pada awalnya
diusulkan oleh Joseph Novak sebagai metode untuk mewakili hubungan antara konsep-
konsep yang relevan dalam wilayah subjek tertentu. Alat ini tidak hanya memungkinkan
mengorganisasikan dan menyajikan pengetahuan tetapi juga memajukan pembelajaran
bermakna.

4. METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan adalah eksperimen, Populasi dan sampel: Populasi dari
penelitian ini adalah mahasiswa kedokteran semester 3 Universitas Bucaramanga Colombia.
122 orang mahasiswa sebagai sampel penelitian. Data diperoleh menggunakan soal tes
pilihan ganda, soal ujian pemecahan masalah. Data dianalisis menggunakan t-test dan Mann-
Whitney tes. Sebuah nilai P< 0,05 digunakan untuk menentukan signifikansi statistik. Semua
perbandingan statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Stata SE 8,0.
5. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian terdapat perbedaan yang signifikan secara statistik ditemukan
antara kelompok kontrol dan perlakuan pada ujian pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan
bahwa perlakuan yang difasilitasi dapat mengembangkan belajar bermakna. Melalui
pengalaman ini, para siswa difasilitasi dalam kinerja kognitif mereka dalam pembuatan peta
konsep dan merangsang perubahan struktur mental dan gaya belajar siswa. Ujian jenis ini
memerlukan fungsi kognitif dan operasi mental yang lebih besar dari pada ujian pilihan
ganda. Untuk memecahkan masalah diperlukan kemampuan mengingat, mentransfer dan
menggunakan proses mental seperti identifikasi, perbandingan, dalil, dan argumentasi. Tidak
signifikan dan tidak banyak siswa yang gagal pada ujian pilihan ganda, hal ini disebabkan
karena tes ini tidak menantang para mahasiswa dengan seperti layaknya ujian pemecahan
masalah.

6. KOMENTAR TERHADAP PENELITIAN


a. Keuggulan
1. Pemilihan metode pembelajaran sudah tepat karena dengan pembelajaran ini
siswa yang biasa menghafal konsep menjadi lebih termotivasi untuk
mengembangkan kerangka berfikirnya dan dapat menerapkannya dalam
menghadapi masalah-masalah baru, sehingga pembelajaran menjadi lebih
bermakna.
2. Penggunaan dua jenis evaluasi sudah tepat karena dapat membandingkan
kemampuan antara siswa yang hanya menghafal konsep saja dengan yang
memahami konsep secara terintegrasi (memahami, menghubungkan, dan
menerapkannya untuk memecahkan masalah baru).
b. Kelemahan
1. Peneliti tidak menjelaskan secara khusus mengapa sampel pada kelompok
perlakuan dengan kelompok kontrol 2:1.
2. Jumlah populasi tidak disebutkan.

Anda mungkin juga menyukai