Anda di halaman 1dari 8

Slide 3:

Pengertian Dasar Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi


untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.
Sistem Informasi Manajemen merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi. Sistem
Informasi Manajemen juga suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk menyediakan
semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi.

Slide 4:
Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli

Menurut George M. Scott :


“Suatu Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari interaksi sistem informasi yang
menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi.“

Slide 5:

Menurut Barry E. Cushing :


“Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di
dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk
menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan
perencanaan dan pengendalian.“

Menurut Gordon B. Davis :


“Sistem Informasi Manajemen adalah sistem manusia/mesin yang menyediakan informasi
untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu
organisasi.“

Sehingga, SIM dapat didefinisikan sebagai berikut :


1. Kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi,
2. Menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen

Slide 6:
Gambar berikut merupakan sistem informasi manajemen

Sistem informasi manajemen terdiri dari lapisan-lapisan. Lapisan paling bawah ada
database. Kumpulan dari database akan diarsipkan di data warehouse. lapisan kedua yaitu
Transactional information system terdiri atas informasi, penjelasan status, penjelasan
transaksi, dan lain sebagainya. Transactional information System adalah bagian dari sistem
informasi yang merupakan sebuah sistem yang menjalankan dan mencatat transaksi rutin
harian yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Lapisan ketiga yaitu management
information system. Ini terdiri atas sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi
manajemen sehari-hari. Lalu lapisan keempat yaitu decision support system. terdiri atas
sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis serta pengambilan
keputusan untuk pengendalian manajemen. Dan lapisan terakhir yaitu Executive Information
System (EIS) terdiri atas sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan serta
perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen. Executive Information System (EIS)
merupakan salah satu sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk memudahkan
pembuatan keputusan yang dibutuhkan oleh pihak eksekutif senior.

Slide 7:
Jenis-jenis sistem informasi

1. Sistem informasi akuntansi (accounting information system)


Susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya
serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang terkoordinasi secara
erat yang di desain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang
dibutuhkan manajemen.

2. Sistem informasi pemasaran (marketing information system)


Sistem informasi pemasaran adalah kegiatan perseorangan dan organisasi yang
memudahkan dan mempercepat hubungan pertukaran yang memuaskan dalam
lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan
harga barang jasa dan gagasan. Sistem informasi ini selalu digunakan oleh bagian
pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan
tersebut seperti menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-
kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan hal lainnya yang
berhubungan dengan pemasaran.

3. Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management system)


Sistem informasi yang mengelola data transaksi dan persediaan dalam gudang.
Perusahaan yang bergerak dibidang produksi umumnya memerlukan Sistem Inventory.
Sistem Inventory biasanya terdiri dari Sistem Penerimaan Barang, Sistem Pembelian
Barang dan Sistem Gudang. Sistem ini harus dapat memberikan informasi inventory
seperti informasi pengeluaran barang, pembelian barang, penerimaan barang dan
informasi lain secara cepat dan akurat, selain itu sistem dapat mempermudah kerja
user.

4. Sistem informasi personalia (personnel information system)


Suatu sistem yang mengolah data kepegawaian di sebuah perusahaan. Komplek atau
tidaknya sistem informasi personalia tergantung dari beberapa hal diantaranya:
● Jumlah karyawan pada suatu perusahaan.
● Struktur organisasi dari perusahaan.
● Modul yang di akan digunakan dalam sistem informasi personalia yang akan
dikembangkan.

5. Sistem informasi distribusi (distribution information system)


Sistem informasi yang menyediakan informasi tentang pendistribusian barang, dan
transaksi barang dalam bidang distribusi.Distribusi sistem informasi memberikan
informasi yang diminta dari pengguna untuk pengguna melalui media komunikasi
informasi.
Slide 8:

6. Sistem informasi pembelian (purchasing information system)


Merupakan sistem yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk melakukan pengadaan
produk atau bahan baku produk dari pemasok/supplier. Terdiri dari dua subsistem yaitu
subsistem akuntansi dan supplier. Subsistem akuntansi berfungsi untuk mencatat setiap
transaksi yang dilakukan oleh perusahaan, juga berfungsi untuk mencatat transaksi
pembelian, mencatat kas masuk dan kas keluar,dan mencatat utang-utang perusahaan.
Subsistem supplier barang berfungsi untuk memperoleh informasi mengenai harga
barang, menentukan pemasok atau penyuplai dalam pengadaan barang, dan
mengeluarkan order pembelian kepada pemasok yang dipilih. Subsistem gudang
berfungsi untuk mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisi persediaan
yang ada di gudang.

7. Sistem informasi kekayaan (treasury information system)


Terdiri dari daftar tujuan dan sasaran untuk perencanaan teknologi informasi kekayaan
seperangkat prinsip arsitektur yang digunakan untuk mengembangkan sistem informasi.
Sistem ini memakai model EISA (Enterprise Information System Architectures) untuk
menggambarkan pandangan yang berbeda dari sistem informasi perusahaan, dan
standarisasi dalam pemilihan produk tertentu.
Arsitektur dalam sistem informasi memiliki empat komponen yang merepresentasikan
perspektif badan tertentu.
1. Functional : merepresentasikan apa yang dilakukan oleh perusahaan (misi dan
proses bisnis) dan bagaimana perusahaan dapat menggunakan sistem informasi
dalam mendukung operasi bisnisnya.
2. Work : Deskripsi mengenai kapan dan oleh siapa sistem informasi digunakan.
3. Information : Deskripsi mengenai informasi apa yang dibutuhkan untuk mendukung
operasi bisnis.
4. Infrastructure : Deskripsi hardware dan layanan (seperti software dan
telekomunikasi) yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan sistem informasi.

8. Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information system)


Analisis kredit melibatkan berbagai teknik analisis keuangan, termasuk rasio dan
analisis kecenderungan serta pembuatan proyeksi dan analisis rinci arus kas. Analisis
kredit juga mencakup pemeriksaan jaminan dan sumber lain pembayaran serta sejarah
kredit dan kemampuan manajemen.

9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information


system)
Merupakan sebuah database atau sistem informasi lainnya yang digunakan untuk
menyimpan data penelitian yang dilakukan masyarakat atau organisasi. Biasanya
melalui berbagai jenis kegiatan proyek yang didanai oleh sebuah program.

10. Sistem informasi teknik (engineering information system)


Sistem informasi dengan sifat terstruktur, iteratif, multidisiplin, dan diterapkan. Sistem
informasi Ini melibatkan analisis kebutuhan, pemodelan fungsional, prototyping,
rekayasa perangkat lunak, dan pengujian sistem, dokumentasi, dan pemeliharaan.
Sistem informasi teknik memecahkan berbagai data, informasi, dan masalah berbasis
pengetahuan. Di masa lalu, sebagian besar sistem informasi secara eksklusif
berorientasi data, tujuan utama mereka adalah untuk menyimpan, mengambil,
memanipulasi, dan menampilkan data. Domain aplikasi termasuk inventory control,
perbankan, catatan personil menjaga, dan sejenisnya. Sistem informasi teknik secara
rutin memberikan dukungan kepada pengguna. Beberapa sistem ini membantu
mengalokasikan sumber daya, evaluasi personel, merencanakan dan mensimulasikan
peristiwa besar dan proses.

Slide 9:
Konsep Sistem Informasi Organisasional

Konsep Sistem Informasi Organisasional dibagi menjadi 3, yaitu SISTEM INFORMASI


EKSEKUTIF, SISTEM INFORMASI MANUFAKTUR dan SISTEM INFORMASI KEUANGAN.

SIstem informasi eksekutif


Senior manajer menggunakan Sistem Informasi Eksekutif untuk mengarah kepada
keputusan-keputusan non rutin yang memerlukan penilaian, evaluasi dan pemikiran karena
tidak ada prosedur baku yang sudah disepakati sebagai suatu solusi terhadap masalah.
Sistem Informasi Eksekutif didesain untuk mengolah data event eksternal misalnya
peraturan perpajakan atau data pesaing, tetapi SIE juga memberikan rangkuman informasi
internal dari SIM dan SPK. SIE menyaring dan mencatat data penting, mempersingkat waktu
dan tenaga yang dibutuhkan untuk mendapatkan informasi bagi para eksekutif atau
pelaksana. SIE memanfaatkan perangkat lunak grafis tingkat mahir dan membawa grafik
dan data dari banyak sumber secara cepat ke ruangan eksekutif senior atau ke ruangan
konferensi. SIE tidak dirancang untuk memecahkan kasus tertentu. Sebaliknya, SIE member
komputasi umum dan kapasitas telekomunikasi yang bisa diterapkan pada masalah-
masalah yang fluktuatif. Walaupun sekarang banyak SPK yang sudah dirancang untuk
menganalisa, namun SIE cenderung kurang memanfaatkan model-model analisis.

Sistem Informasi Manufaktur


Dunia industri selalu menghubungkan pemikiran kita kepada sebuah prosedur input, proses,
output. Data merupakan sebuah input yang pada akhirnya akan menjadi sebuah informasi
melalui sebuah proses sistem manajemen yang biasa disebut Database Management
System (DBMS). Data mudah untuk didapatkan. Tetapi, informasi susah untuk dicari. Proses
mengubah data menjadi informasi perlu melalui sebuah sistem yang memiliki kompleksitas
yang tinggi. Sistem Informasi Manajemen (SIM) menjadi perangkat utama pencetak
informasi untuk pengambilan keputusan bagi perkembangan perusahan.
Perusahaan manufaktur memerlukan informasi untuk melangsungkan roda industrinya.
Tanpa informasi yang akurat, perusahaan tidak dapat menentukan kebijakan, keputusan,
bahkan peraturan yang dapat menunjang perbaikan maupun perkembangan perusahaan.
Oleh karena itu, perusahaan manufaktur perlu memiliki sebuah sistem informasi yang
dikhususkan pada departemen atau bagian manufaktur. Hal ini diperlukan untuk membentuk
proses bisnis yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.
Sistem Informasi manufaktur lebih menekankan kepada proses produksi yang terjadi dalam
sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan
mempertimbangkan semua proses yang terjadi.
Sistem informasi keuangan
Fungsi keuangan berkaitan dengan arus uang dalam perusahaan. Pada mulanya harus
diperoleh uang untuk mendukung manufaktur, pemasaran, dan aktivitas yang lain.
Kemudian, pendanaan tersebut harus dikontrol untuk memastikan bahwa uang tersebut
digunakan secara efektif.
Sistem informasi keuangan mempunyai tiga tugas pokok, yaitu:
1. Mengidentifikasi kebutuhan uang yang akan datang.
2. Membantu perolehan dana.
3. Mengontrol penggunaan dana.

Slide 10:
1. Information sources
Bagi seorang TM biasanya membutuhkan bersumber dari hal-hal yang berada di luar
perusahaan (eksternal) yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi jalannya bisnis. Contohnya adalah keadaan pasar (market),
kecenderungan ekonomi (trend), gejala-gejala sosial masyarakat, kedatangan para
pesaing baru, kebijakan pemerintah.

Bagi seorang MM, informasi eksternal maupun internal dibutuhkan untuk menunjang
aktivitas sehari-hari. Contoh informasi eksternal mengenai jenis-jenis bahan mentah
atau bahan baku beserta kualitas dan harganya, teknologi baru penunjang
penciptaan produk atau jasa. Sedangkan contoh informasi internal yang dibutuhkan
adalah seperti stok barang di gudang, service level kepada pelanggan,

Bagi seorang LM yang lebih membutuhkan informasi berkaitan dengan internal


perusahaan, seperti utang pelanggan yang telat dibayar, pesanan yang belum
dikirim, ketersediaan sumber daya manusia untuk produksi

2. Frequency of use
Bagi seorang TM biasa mengambil keputusan merupakan suatu hal yang sulit
diduga, karena sifatnya yang tidak teratur. Paling tidak setahun sekali seorang TM
harus mengambil keputusan sehubungan dengan rencana tahunan perusahaan yang
diajukan. Keputusan-keputusan lain yang biasanya dilakukan adalah jika perusahaan
sedang dalam keadaan “bahaya”

Bagi MM, secara berkala (setiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan) pertemuan
biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana
anggaran belanja perusahaan, evaluasi kinerja per periode

Sementara bagi seorang LM, informasi dibutuhkan setiap hari – atau bahkan setiap
jam untuk membantunya memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
operasional sehari-hari
3. Time Scale
Yang dimaksud dengan skala waktu di sini adalah seberapa jauh seorang manajer
harus memonitor program-program atau pekerjaan yang diembannya. Seorang TM
biasanya yang memutuskan apakah sebuah investasi baru harus dilakukan atau
tidak dan jika memang diputuskan untuk melakukannya, monitoring jangka panjang
harus dilakukan semenjak proyek dimulai hingga selesai.

Bagi seorang MM, proyek-proyek jangka menengah menjadi hal utama yang harus
dikontrol, paling tidak setiap satu bulan sekali.

Sementara LM memerlukan informasi yang selalu up-to-date untuk keperluan


supervisi dan kontrol kegiatan sehari-hari.

4. Time Horizon
Melihat ke depan merupakan kecenderungan dan tanggung jawab TM sebagai
nakhoda yang akan membawa perusahaan kepada visi yang direncanakan.
Sehingga informasi yang tersedia harus relevan dengan keperluan tersebut.

Berbeda dengan MM yang cenderung melihat masa depan perusahaan dengan


menggunakan perencanaan jangka pendek atau menengah dan berpegang pada
kenyataan/fakta historis perusahaan di masa-masa lalu.

Sementara bagi seorang LM, data historis lebih terasa penting karena fokus kontrol
yang dilakukan adalah untuk melihat apakah target yang dicanangkan telah tercapai
atau tidak.

5. Scope
Tidak ada batasan-batasan bagi seorang TM dalam melakukan pengambilan
keputusan karena yang terpenting adalah penentuan strategi perusahaan yang tepat.

Sementara keputusan-keputusan yang harus diambil oleh seorang MM maupun LM


tidak boleh lepas dari kebijakan dan standar yang telah ditetapkan oleh tingkatan
manajemen di atasnya.

6. Nature of Decision
Sering terlihat seorang TM mengambil keputusan tanpa ada struktur yang jelas,
karena seolah-olah keputusan diambil berdasarkan perasaan, atau naluri tanpa ada
alasan yang jelas. Tidak seperti MM atau LM yang lebih terstruktur dalam mengambil
keputusan sesuai atau prosedur yang biasa dipergunakan

Terlihat bahwa pada hakikatnya tugas dari seorang TM adalah untuk menentukan
perencanaan strategis yang harus dijadikan landasan gerak perusahaan. Adapun
para MM dan LM bertugas memonitor setiap aktivitas atau proses dalam perusahaan
agar target-target yang dirancang oleh perusahaan dapat tercapai. Kinerja
perusahaan akan meningkat jika proses-proses yang ada efisien, efektif, dan
terkontrol dengan baik.
Slide 11:
1. Input
Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang
mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini
meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang
mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas
material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.

Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna untuk
perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.

Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat
proses produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan
didokumentasikan ke dalam sebuah database. Namun, apakah kita bisa
mendefinisikan data apa saja yang perlu kita catat ke dalam sebuah database?

2. Proses
Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database
Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana
data yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya
bagi pemakai. Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1. Pengumpulan data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan
pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses
khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan
industri yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari
pihak eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif
dan inefisiensi.

3. Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan
berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output
data menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini
tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
1. Persediaan
Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam
perusahaan baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem
persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain-
lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem persediaan
biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan
(inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan
proses dalam subsistem persediaan.

2. Produksi
Subsistem produksi perlu didokumentasikan dan perlu dijadikan sebuah
informasi untuk mendukung para eksekutif dalam menentukan keputusannya.
Dalam penjadwalan produksi perlu memperhitungkan data demand dan
kapasitas produksi. Data ini biasanya diambil dari pihak marketing yang
mengetahui peramalan pasar mendatang, sehingga produk tidak terlalu
banyak ataupun terlalu sedikit diproduksi. Selain berhubungan dengan pihak
marketing, penjadwalan produksi berhubungan dengan pihak Human
Resource dalam hal jumlah karyawan yang bekerja, kualifikasi karyawan,
shift kerja ,dll. Meski jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi baik, maka
hasil produksi pun berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja
menentukan penjadwalan produksi.

3. Kualitas
Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal
berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun
pemilihan supplier. Banyak hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun
perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses perawatan. Proses yang
perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process
Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik
produk jadi maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu
didokumentasi, namun secara keseluruhan, tiga proses ini dapat
mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.

Kualitas sebuah produk sangat ditentukan oleh keinginan konsumen.


Konsumen memiliki standar kepuasan yang diterjemahkan ke dalam
spesifikasi, dan spesifikasi tersebut menjadi tolok ukur kualitas sebuah
produk. Dokumentasi spesifikasi produk yang dihasilkan dapat menjadi tolok
ukur kualitas proses produksi yang sedang berjalan saat ini. Informasi
mengenai spesifikasi produk yang ada saat ini pun dapat menjadi pemikiran
strategis untuk kebijakan perusahaan di masa mendatang.

4. Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan
perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari
hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak
akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Bagan sistem
informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan
komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya
juga termasuk dalam setiap komponen subsistem tersebut. Maksudnya,
dalam menghasilkan informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya
yang besar dan sekaligus ada biaya yang dapat direduksi dari hasil informasi
yang didapatkan dari sistem yang ada.

Anda mungkin juga menyukai