Slide 4:
Sistem Informasi Manajemen menurut para ahli
Slide 5:
Slide 6:
Gambar berikut merupakan sistem informasi manajemen
Sistem informasi manajemen terdiri dari lapisan-lapisan. Lapisan paling bawah ada
database. Kumpulan dari database akan diarsipkan di data warehouse. lapisan kedua yaitu
Transactional information system terdiri atas informasi, penjelasan status, penjelasan
transaksi, dan lain sebagainya. Transactional information System adalah bagian dari sistem
informasi yang merupakan sebuah sistem yang menjalankan dan mencatat transaksi rutin
harian yang diperlukan untuk menjalankan bisnis. Lapisan ketiga yaitu management
information system. Ini terdiri atas sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi
manajemen sehari-hari. Lalu lapisan keempat yaitu decision support system. terdiri atas
sumber daya sistem informasi untuk membantu perencanaan taktis serta pengambilan
keputusan untuk pengendalian manajemen. Dan lapisan terakhir yaitu Executive Information
System (EIS) terdiri atas sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan serta
perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen. Executive Information System (EIS)
merupakan salah satu sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk memudahkan
pembuatan keputusan yang dibutuhkan oleh pihak eksekutif senior.
Slide 7:
Jenis-jenis sistem informasi
Slide 9:
Konsep Sistem Informasi Organisasional
Slide 10:
1. Information sources
Bagi seorang TM biasanya membutuhkan bersumber dari hal-hal yang berada di luar
perusahaan (eksternal) yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi jalannya bisnis. Contohnya adalah keadaan pasar (market),
kecenderungan ekonomi (trend), gejala-gejala sosial masyarakat, kedatangan para
pesaing baru, kebijakan pemerintah.
Bagi seorang MM, informasi eksternal maupun internal dibutuhkan untuk menunjang
aktivitas sehari-hari. Contoh informasi eksternal mengenai jenis-jenis bahan mentah
atau bahan baku beserta kualitas dan harganya, teknologi baru penunjang
penciptaan produk atau jasa. Sedangkan contoh informasi internal yang dibutuhkan
adalah seperti stok barang di gudang, service level kepada pelanggan,
2. Frequency of use
Bagi seorang TM biasa mengambil keputusan merupakan suatu hal yang sulit
diduga, karena sifatnya yang tidak teratur. Paling tidak setahun sekali seorang TM
harus mengambil keputusan sehubungan dengan rencana tahunan perusahaan yang
diajukan. Keputusan-keputusan lain yang biasanya dilakukan adalah jika perusahaan
sedang dalam keadaan “bahaya”
Bagi MM, secara berkala (setiap bulan, tiga bulan, atau enam bulan) pertemuan
biasanya dilakukan untuk mengambil keputusan sehubungan dengan rencana
anggaran belanja perusahaan, evaluasi kinerja per periode
Sementara bagi seorang LM, informasi dibutuhkan setiap hari – atau bahkan setiap
jam untuk membantunya memutuskan hal-hal yang berkaitan dengan aktivitas
operasional sehari-hari
3. Time Scale
Yang dimaksud dengan skala waktu di sini adalah seberapa jauh seorang manajer
harus memonitor program-program atau pekerjaan yang diembannya. Seorang TM
biasanya yang memutuskan apakah sebuah investasi baru harus dilakukan atau
tidak dan jika memang diputuskan untuk melakukannya, monitoring jangka panjang
harus dilakukan semenjak proyek dimulai hingga selesai.
Bagi seorang MM, proyek-proyek jangka menengah menjadi hal utama yang harus
dikontrol, paling tidak setiap satu bulan sekali.
4. Time Horizon
Melihat ke depan merupakan kecenderungan dan tanggung jawab TM sebagai
nakhoda yang akan membawa perusahaan kepada visi yang direncanakan.
Sehingga informasi yang tersedia harus relevan dengan keperluan tersebut.
Sementara bagi seorang LM, data historis lebih terasa penting karena fokus kontrol
yang dilakukan adalah untuk melihat apakah target yang dicanangkan telah tercapai
atau tidak.
5. Scope
Tidak ada batasan-batasan bagi seorang TM dalam melakukan pengambilan
keputusan karena yang terpenting adalah penentuan strategi perusahaan yang tepat.
6. Nature of Decision
Sering terlihat seorang TM mengambil keputusan tanpa ada struktur yang jelas,
karena seolah-olah keputusan diambil berdasarkan perasaan, atau naluri tanpa ada
alasan yang jelas. Tidak seperti MM atau LM yang lebih terstruktur dalam mengambil
keputusan sesuai atau prosedur yang biasa dipergunakan
Terlihat bahwa pada hakikatnya tugas dari seorang TM adalah untuk menentukan
perencanaan strategis yang harus dijadikan landasan gerak perusahaan. Adapun
para MM dan LM bertugas memonitor setiap aktivitas atau proses dalam perusahaan
agar target-target yang dirancang oleh perusahaan dapat tercapai. Kinerja
perusahaan akan meningkat jika proses-proses yang ada efisien, efektif, dan
terkontrol dengan baik.
Slide 11:
1. Input
Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang
mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini
meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang
mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas
material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.
Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan
(environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang
berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan
pemerintah tentang UMR, listrik, dll.Data-data ini biasanya berguna untuk
perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.
Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat
proses produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan
didokumentasikan ke dalam sebuah database. Namun, apakah kita bisa
mendefinisikan data apa saja yang perlu kita catat ke dalam sebuah database?
2. Proses
Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database
Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana
data yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya
bagi pemakai. Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah :
1. Pengumpulan data
2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data
3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data.
4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data.
5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan
pengolahan data yang lain.
Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses
khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan
industri yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari
pihak eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif
dan inefisiensi.
3. Output
Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan
berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output
data menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini
tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.
1. Persediaan
Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam
perusahaan baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem
persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock , dan lain-
lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input. Subsistem persediaan
biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan
(inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan
perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan
proses dalam subsistem persediaan.
2. Produksi
Subsistem produksi perlu didokumentasikan dan perlu dijadikan sebuah
informasi untuk mendukung para eksekutif dalam menentukan keputusannya.
Dalam penjadwalan produksi perlu memperhitungkan data demand dan
kapasitas produksi. Data ini biasanya diambil dari pihak marketing yang
mengetahui peramalan pasar mendatang, sehingga produk tidak terlalu
banyak ataupun terlalu sedikit diproduksi. Selain berhubungan dengan pihak
marketing, penjadwalan produksi berhubungan dengan pihak Human
Resource dalam hal jumlah karyawan yang bekerja, kualifikasi karyawan,
shift kerja ,dll. Meski jumlah karyawan sedikit, apabila kualifikasi baik, maka
hasil produksi pun berkualitas. Oleh karena itu, performance pekerja
menentukan penjadwalan produksi.
3. Kualitas
Subsistem kualitas memiliki definisi yang sangat kompleks. Semua hal
berhubungan dengan kualitas, baik waktu, biaya, performa kerja, maupun
pemilihan supplier. Banyak hal lain yang bukan definisi mutlak kualitas namun
perlu masuk dalam unsur kualitas seperti proses perawatan. Proses yang
perlu didokumentasi dalam subsistem ini adalah kontrol proses (Process
Control), Perawatan (Maintenance), dan Spesifikasi (Specification) baik
produk jadi maupun material. Masih banyak hal lain yang perlu
didokumentasi, namun secara keseluruhan, tiga proses ini dapat
mencerminkan kualitas produk yang dihasilkan.
4. Biaya
Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan
perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari
hasil penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak
akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya. Bagan sistem
informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan
komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya
juga termasuk dalam setiap komponen subsistem tersebut. Maksudnya,
dalam menghasilkan informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya
yang besar dan sekaligus ada biaya yang dapat direduksi dari hasil informasi
yang didapatkan dari sistem yang ada.