Anda di halaman 1dari 17

Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017

ISSN: 2303-1611 http://journal.wima.ac.id/index.php/KAMMA/

PENGARUH PERCEIVED VALUE DAN E-SERVICE


QUALITY TERHADAP CUSTOMER BEHAVIORAL
INTENTION MELALUI CUSTOMER SATISFACTION
PADA PENGGUNA GOJEK DI SURABAYA
Stella Lucia Indrata, Christina Esti Susanti, Maria Mia Kristanti

Unika Widya Mandala Surabaya


Abstract

Pada era modern ini, beberapa perusahaan mengadopsi E-Service Quality karena saat ini pelanggan lebih memilih layanan
yang cepat diakses dimanapun dan kapanpun berada sehingga hal tersebut menambah fungsi utama dari sebuah produk.
Oleh karena itu perusahaan harus dapat memenuhi kebutuhan pelanggan untuk memberikan kepuasan pelanggan terhadap
suatu perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara Perceived Value dan E-Service Quality
terhadap Customer Behavioral Intention melalui Customer Satisfaction pada pelanggan Pengguna di Surabaya. Penelitian
ini menggunakan penelitian kausal. Teknik pengambilan sampel menggunakan sampel random sampling dengan cara
purposive sampling. Sampel yang digunakan sebesar 150 responden pengguna Gojek di Surabaya. Alat pengumpulan data
yang digunakan adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah Structural Equation Model dengan
menggunakan program LISREL. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa Perceived Value berpengaruh secara signifikan
terhadap Customer Satisfaction, E-Service Quality berpengaruh secara signifikan terhadap Customer Satisfaction, Customer
Satisfaction berpengaruh secara signifikan terhadap Customer Behavioral Intention, Perceived Value tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap Customer Behavior Intention, dan E-Service Quality berpangaruh secara signifikan terhadap
Customer Behavioral Intentions.

Key words: Perceived Value, E-service Quality, Customer Satisfaction, Customer Behavioral Intentions

hari mereka karena semakin berkembang pesatnya


1. PENDAHULUAN teknologi. Sebagian besar perusahaan menggunakan
Di jaman sekarang perusahaan tidak perlu bersusah teknologi agar dapat dengan mudah menemui
payah untuk mencari konsumen yang sesuai dengan konsumennya. Bisnis jasa pun tidak ketinggalan
produk atau jasa yang mereka jual, melainkan memanfaatkan teknologi tersebut untuk meningkatkan
konsumen sendiri yang akan mencari perusahaan untuk kualitas pelayanan mereka, salah satunya yaitu jasa
memperoleh produk atau jasa tersebut. Hal ini transportasi. Saat ini terdapat transportasi online yang
mengakibatkan terjadinya suatu perubahan niat sedang banyak diminati oleh masyarakat dunia, seperti
berperilaku konsumen yang berbeda dari sebelumnya. Gojek yang telah dikenal oleh seluruh masyarakat
Di era globalisasi ini telah banyak bisnis-bisnis yang Indonesia.
bersaing dalam mengunggulkan produk atau jasa Melalui Gojek konsumen merasa mendapatkan
mereka. Tidak hanya bisnis barang melainkan bisnis suatu nilai atau keuntungan yang belum pernah
jasa pun telah banyak bersaing dan memperebutkan dirasakan sebelumnya. Gojek merupakan suatu inovasi
posisi bertahan mereka. Manajemen perusahan juga yang telah diciptakan oleh perusahaan dengan melihat
perlu memperhatikan dengan lebih cepat dan cermat kebutuhan konsumen dan perkembangan teknologi saat
agar dapat unggul sehingga dapat mengalahkan ini. Perusahaan melihat adanya manfaat dari teknologi
pesaingnya. untuk diterapkan pada bidang transportasi online. Tidak
Setiap perusahaan dituntut untuk dapat menciptakan heran jika jaman sekarang transportasi online telah
inovasi baru yang semakin dibutuhkan oleh konsumen banyak dicari oleh masyarakat. Gojek sendiri tidak
agar dapat terus menciptakan dan meningkatkan hanya memberikan fasilitas antar jemput menggunakan
kepuasan konsumen mereka. Masyarakat Indonesia sepeda motor maupun mobil, namun Gojek telah
sekarang ini lebih mudah memenuhi kebutuhan sehari- memberikan fasilitas lain yang belum pernah ada

131
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

sebelumnya. Seperti antar barang, membeli barang, dan harus mampu membuat layanan online sebaik dan
lain sebagainya. Tidak hanya itu, Gojek pun juga semudah mungkin agar konsumen dapat memahami
memberikan layanan untuk membersihkan rumah yang dengan cepat layanan apa saja yang diberikan
di sebut dengan Go-Clean. Gojek telah berhasil perusahaan. Dengan memberikan nilai dan layanan
mengubah niat berperilaku konsumen dengan adanya yang baik untuk pelanggan, diharapkan perusahaan
inovasi ini. Nilai persepsi atau perceived value yaitu mampu menciptakan kepuasan untuk konsumennya
persepsi pelanggan terhadap nilai dimana perusahaan agar perusahaan dapat terus bertumbuh.
harus mempertimbangkan nilai dalam mengembangkan Menurut Kotler dan Amstrong (2001 : 9) “Kepuasan
produk dan jasanya sehingga sesuai dengan apa yang konsumen adalah sejauh mana anggapan kinerja produk
diharapkan pelanggan Vanessa (2007, dalam Regina, memenuhi harapan pembeli”. Jika konsumen merasa
2013). puas maka akan menimbulkan keinginan konsumen
Akibat dari berkembangnya teknologi yang semakin untuk melakukan hal tersebut secara berulang karena
canggih, masyarakat selalu ingin memenuhi kebutuhan memberikan dampak positif dan memberikan nilai yang
mereka dengan praktis dan mudah. Misalnya dengan baik pada konsumen. Dalam hal ini terlihat bahwa telah
adanya belanja online, masyarakat mulai mengikuti tren ada perusahaan yang berhasil menerapkan inovasinya
berbelanja melalui dunia maya tersebut. Oleh sebab itu dalam mengubah pandangan mengenai jasa
perusahaan saat ini perlu memberikan produk atau jasa transportasi.
yang dapat menciptakan nilai yang baik pada Dengan adanya inovasi ini keinginan masyarakat
pelanggan. Salah satu jasa yang akhir-akhir ini mulai menggunakan kendaraan umum semakin meningkat.
digemari oleh masyarakat adalah jasa transportasi Inovasi ini di sambut dengan baik oleh masyarakat
online. Salah satu bisnis jasa transportasi online yang Indonesia. Dalam hal ini terlihat bahwa telah ada
telah dikenal di wilayah Surabaya yaitu Go-jek, Go-jek perusahaan yang berhasil menerapkan inovasinya
merupakan bisnis jasa yang menjual berbagai dalam mengubah pandangan mengenai jasa
pelayanan tidak hanya sekedar transportasi melainkan transportasi. Konsumen yang merasa puas akan secara
berbagai kebutuhan seperti Gofood, Gomart, Gosend langsung menceritakan pengalaman mereka kepada
dan lain sebagainya. orang lain agar mereka mencobanya. Dalam hal ini
Layanan tersebut merupakan jasa yang dapat secara tidak langsung konsumen melakukan promosi.
mengirim barang, membeli barang, membeli makanan Dengan adanya kepuasan yang dirasakan konsumen
serta mengantarnya ke konsumen. Karena merupakan maka customer behavioral intentions atau niat
inovasi baru dan menggunakan teknologi sebagai alat berperilaku konsumen menjadi berubah dari inovasi
utamanya maka layanan online pun juga perlu menjadi yang telah di ciptakan oleh perusahaan tersebut.
perhatian. Hal ini perlu diperhatikan karena perusahaan Zeithaml, Berry dan Parasuraman (1996) mengatakan,
tidak berhadapan langsung dengan konsumen mereka. konsekuensi yang timbul dari persepsi terhadap kualitas
Menurut Kotler (2000, dalam Wilar et al., 2017), jasa dalam bentuk niat berperilaku konsumen atau
kualitas pelayanan merupakan totalitas dari bentuk customer behavioral intentions individual dapat
karakteristik barang dan jasa yang menunjukkan dipandang sebagai sinyal keberhasilan atau kegagalan
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan perusahaan untuk mempertahankan konsumennya. Hal
pelanggan, baik yang nampak jelas maupun yang ini dapat dilihat ketika konsumen melakukan pembelian
tersembunyi. berulang dan setia dengan perusahaan kita. Sehingga
Bagi perusahaan yang bergerak di sektor jasa, keberhasilan perusahaan mempertahankan konsumen
pemberian pelayanan yang berkualitas pada pelanggan mereka tergantung pada bagaimana konsumen mereka
merupakan hal mutlak yang harus dilakukan apabila memiliki niat dalam berperilaku.
perusahaan ingin mencapai keberhasilan. Namun dalam Perusahaan yang memanfaatkan teknologi dapat
hal ini kualitas pelayanan yang diberikan melalui media mengubah gaya hidup masyarakat melalui gadget yang
online. Wolfinbarger dan Gilly (2003) mendefinisikan mereka miliki. Maka e-service quality menjadi salah
kualitas layanan elektronik atau e-service quality satu variabel yang akan diteliti berkaitan dengan
sebagai “awal hingga akhir transaksi, termasuk penerapan teknologi saat ini. Persepsi nilai juga sangat
pencarian informasi, navigasi website, pesanan, berkaitan dengan obyek dimana perusahaan tersebut
interaksi layanan pelanggan, pengiriman, dan kepuasan memberikan layanan yang belum pernah ada
dengan produk yang dipesan”. Sehingga perusahaan sebelumnya. Kepuasan pelanggan dan niat berperilaku
132
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

juga menjadi variabel yang akan digunakan dalam Menurut Hidayat (2009) terdapat 7 indikator nilai
penelitian. Variabel diatas memang sudah sering pelanggan yaitu: 1.Nilai produk, yaitu manfaat yang
digunakan dalam penelitian. Namun karena obyek bisa didapat jika pelanggan menggunakan produk/ jasa.
yang akan di teliti sedang tren dan merupakan suatu 2.Nilai layanan, yaitu manfaat yang didapat pelanggan
inovasi baru perusahaan maka sangat menarik bila setelah mendapat layanan. 3.Nilai personel, adalah
obyek tersebut di teliti dengan variabel diatas. Dimana manfaat yang bisa didapat pada saat berinteraksi
layanan eletronik dan persepsi nilai dapat dengan karyawan. 4.Nilai moneter (moneter value),
mempengaruhi kepuasan pelanggan dan juga mengubah yaitu pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan untuk
niat berperilaku pelanggan. Variabel tersebut sudah produk / jasa yang didapatkannya. 5.Biaya energi (cost
sering digunakan pada obyek restoran dan hotel. of energy) yaitu pengorbanan yang dikeluarkan
Karena transportasi online merupakan hal yang baru pelanggan untuk energi yang hilang dari penyedia jasa.
dan sedang menjadi tren saat ini maka penelitian ini 6. Biaya waktu (cost of time) yaitu pengorbanan yang
menjadi lebih menarik untuk diteliti. Transportasi dikeluarkan pelanggan untuk waktu yang dikeluarkan
online yang akan digunakan adalah Gojek. Dengan oleh penyedia produk/jasa. 7.Biaya psikis (cost of
obyek yaitu pengguna aplikasi Gojek yang ada di psych) yaitu pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan
Surabaya. Obyek ini juga sudah sesuai dengan variabel untuk tekanan psikis yang dialami pihak perusahaan.
yang ingin diteliti dan sudah pernah diteliti Berdasarkan dari pendapat diatas maka dapat
sebelumnya. disimpulkan bahwa nilai yang diterima oleh pelanggan
merupakan penilaian konsumen dengan cara
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN membandingkan keuntungan yang mereka terima
HIPOTESIS dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk
2.1. Perceived Value memperoleh suatu produk ataupun jasa, dimana
Konsumen biasanya akan mencari informasi sebelum konsumen akan membandingkan manfaat, kualitas dan
mereka melakukan transaksi pada produk yang di beli. harga dari produk atau jasa perusahaan pesaing.
Menurut Kotler dan Keller (2007:173). Perceived
Value adalah selisih antara evaluasi calon pelanggan 2..2. E-Service Quality
atas semua manfaat serta semua biaya tawaran tertentu Dimensi dari kualitas e-service yang paling
dan aternatif-alternatif lain yang dipikirkan. Sehingga menentukan kepuasan pelanggan adalah respon,
nilai yang dipikirkan pelanggan dilihat berdasarkan apa kehandalan dan kemudahan navigasi (Yang dan Fang,
yang mereka dapat dengan apa yang mereka keluarkan. 2004). Penyedia layanan berpikir demikian Kehandalan
Konsumen pasti memiliki tingkat kesetiaan pada merek dan kemudahan akses adalah dua dimensi penting
dan perusahaan tertentu dan beragam. Kesetiaan kualitas e-service, sedangkan pelanggan berpikir bahwa
tersebut adalah dampak positif dari perceived value responsive dan kemudahan navigasi adalah dimensi
yang mereka dapatkan, sehingga menjadikannya yang paling penting (Stiakakis dan Georgeadis, 2009).
sebuah pengalaman. Definisi customer perceived value Menurut Bressolles dan Durrieu, (2011), berbeda
menurut Kotler (2008:60) adalah: “Customer perceived dengan sistem pelayanan tradisional dimana yang
value is the difference between the perspective ditawarkan adalah kemudahan untuk mendapatkan
customer’s evaluation of all benefits and all the costs of informasi antar konsumen dengan penyedia layanan
an offering and the perceived alternatives”. Definisi yang berbasis elektronik. Wolfinbarger dan Gilly
customer perceived value menurut Zeithaml (1988, (2003) mendefinisikan kualitas layanan elektronik atau
dalam Heinonen dan Strandvik, 2004) adalah e-service quality sebagai “awal hingga akhir transaksi,
“Perceived value is the consumer’s overall assessment termasuk pencarian informasi, navigasi website,
of the utility of a product based on perception of what pesanan, interaksi layanan pelanggan, pengiriman, dan
is received and what is given”. Menurut Slywotzky kepuasan dengan produk yang dipesan”. Dalam hal ini
dalam Tjiptono (2005:144), customer value didasarkan kualitas layanan elektronik perlu menjadi perhatian
pada perspektif pelanggan atau organisasi agar dapat memberikan kepuasan pada konsumen.
bersangkutan, dengan mempertimbangkan keinginan Menurut Bressolles dan Durrieu (2011) terdapat 5
dan keyakinan pelanggan dari pembelian dan dimensi yang merupakan atribut penting dalam e-
penggunaan suatu produk atau jasa. service quality yaitu:

133
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

1. Information Kualitas dan kuantitas informasi dengan baik 4.Tampilan website mudah untuk
tentang produk atau layanan yang diberikam. Dalam dipahami.
e-service, informasi penting bagi pelanggan untuk 4. Reliability Kapasitas untuk memenuhi janji
membuat keputusan mereka, karena mereka tidak (memberikan informasi mengenai periode
bisa memeriksa secara fisik apa yang mereka pengiriman, ketersediaan produk, proses
inginkan. Pelanggan membutuhkan informasi yang pemesanan, dan metode pengiriman). Indikator
cukup untuk membuat keputusan pembelian dan pengukurannya adalah: 1. Situs web selalu tersedia
melakukan self-service mereka. Dimana informasi 2. Pelayanan yang diberikan secara online akurat 3.
yang diberikan mampu memberikan pemahaman Perusahaan jujur terhadap yang ditawarkan 4.
serta mudah dimengerti bagi pelanggan. Adapun Metode pengiriman mudah dimengerti 5. Website
indikator yang mencakup information adalah berjalan lancar 5. Security/privacy Security pada
keterbaharuan, efektifitas, kemudahaan serta website e-commerce selanjutnya akan lebih
kejelasan untuk menerima informasi itu sendiri. berkonsentrasi pada privacy dan keamanan
Pengukuran atas information meliputi: 1.Pernyataan informasi pelanggan. Keamanan transaksi online
mengenai informasi terbaru 2. Pernyataan mengenai terus mendominasi diskusi di Internet commerce
informasi saat ini 3. Pernyataan mengenai informasi dan mungkin dengan alasan yang baik. Adapun
tepat waktu 4. Pernyataan mengenai informasi yang indikator yang digunakan untuk menentukan sejauh
akurat 5. Pernyataan mengenai informasi relevan. mana website tersebut aman atau tidak adalah : 1.
6.Pernyataan mengenai informasi mudah dimengerti Melindungi data pribadi pelanggan 2. Persyaratan
7.Pernyataan mengenai informasi pada produk dan pembayaran dan pengiriman jelas 3. Transaksi tidak
layanan jelas. merugikan konsumen 4. Reputasi yang baik
2. Ease of use Mengacu pada bagaimana konsumen
memandang kemudahan navigasi yang ditawarkan 2.3. Customer Behavioral Intentions
oleh situs. Pelayanan situs web yang baik adalah Menurut Kanuk (2003), niat berperilaku (behavior
tentang organisasi yang baik dan pencarian mudah. intention) adalah frekuensi pembelian atau proporsi
Ini termasuk menawarkan konsumen desain web pembelian total dari pembeli yang setia terhadap merek
yang rapi, jalur pencarian sederhana, dan proses tertentu. Mowen (2002:322) mendefinisikan niat
menampilkan web yang cepat. Selain itu, masing- berperilaku sebagai keinginan konsumen untuk
masing elemen desain situs dapat mempengaruhi berperilaku menurut cara tertentu dalam rangka
tingkat e-satisfaction pelanggan dalam pengalaman memiliki, membuang, dan menggunakan produk atau
menggunakan yang lebih menyenangkan menjadi jasa. Jadi konsumen dapat membentuk keinginan untuk
lebih memuaskan. Adapun indikator yang mencari informasi, memberitahukan orang lain tentang
menentukan sejauh mana kemudahan itu didapatkan pengalamannya dengan sebuah produk, membeli
diukur berdasarkan : 1. Navigasi web yang baik 2. sebuah produk atau jasa tertentu, atau membuang
Website mudah untuk digunakan 3. Mudah untuk produk dengan cara tertentu. Zeithaml, Berry dan
mengakses website 4. Mudah untuk memilih atau Parasuraman (1996) mengatakan, “The consequences
masuk ke dalam menu of service-quality perceptions on individual-level
3. Website Design Elemen estetika website seperti behavioral intentions can be viewed as signals of
warna dan grafis, dipengaruhi oleh kemudahan retention or defection and are desirable to monitor.”
penggunaan dan daya tarik visual berdasarkan Artinya, konsekuensi yang timbul dari persepsi
desain structural dan grafis dari situs web. Selain terhadap kualitas jasa dalam bentuk niat berperilaku
kemungkinan kenyamanan dan suasana yang terkait konsumen individual dapat dipandang sebagai sinyal
dengan situs itu sendiri serta bagaimana fungsinya keberhasilan atau kegagalan perusahaan untuk
bisa memainkan peran apakah konsumen puas atau mempertahankan konsumennya. Pengukuran niat
tidak puas dengan pengalaman menggunakan berperilaku dapat menjadi cara terbaik untuk
mereka. Beberapa indikator yang menjadi tolak ukur memprediksikan perilaku pembelian yang akan datang
desain website yang menarik adalah: 1. Website (Pengertian Niat Berperilaku Konsumen, 2009).
design tersebut menarik perhatian 2. Desain website Menurut Parasuraman, Zeithaml, dan Berry (1996)
nyaman digunakan 3.User interface terorganisir dalam Tjiptono (2011) ditemukan dimensi untuk niat
perilaku yaitu: 1. Loyalty to the company, suatu
134
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

keadaan dimana pelanggan melakukan pembelian ulang dari: 1. Kesesuaian harapan Merupakan tingkat
secara teratur, tidak dapat dipengaruhi oleh pesaing kesesuaian antara kinerja produk yang diharapkan oleh
untuk pindah dan mereferensikan kepada orang lain. 2. konsumen dengan yang dirasakan oleh konsumen,
Willingness to pay more, kesediaan untuk melakukan meliputi:
pembayaran yang lebih tinggi daripada seharusnya a. Produk yang diperoleh sesuai atau melebihi dengan
untuk memperoleh manfaat yang diterima. 3.Propensity yang diharapkan. b. Pelayanan oleh karyawan yang
to switch, suatu perilaku yang menunjukkan keinginan diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan.
untuk pindah atau tidak ke pihak pesaing. 4. External c. Fasilitas penunjang yang didapat sesuai atau
response to problem, mengkomunikasikan melebihi dengan yang diharapkan. 2. Minat berkunjung
ketidakpuasan atas layanan yang diberikan kepada kembali Merupakan kesedian konsumen untuk
pihak di luar organisasi. 5.Internal response to berkunjung kembali atau melakukan pembelian ulang
problem, mengkomunikasikan ketidakpuasan atas terhadap produk terkait, meliputi: a.Berminat untuk
layanan yang diberikan kepada pihak di dalam berkunjung kembali karena pelayanan yang diberikan
organisasi. Dalam penelitian ini hanya digunakan oleh karyawan memuaskan. b. Berminat untuk
pernyataan dalam bentuk perilaku positif, sehingga berkunjung kembali karena nilai yang diperoleh setelah
dimensi yang digunakan hanya loyalty to the company mengkonsumsi produk. c.Berminat untuk berkunjung
dan willingness to pay more. kembali karena manfaat yang diperoleh setelah
mengkonsumsi produk. d.Berminat untuk berkunjung
2.4. Customer Satisfaction kembali karena fasilitas penunjang yang disediakan
Menurut Kotler dkk. (2007:177) Kepuasan adalah memadai. 3.Kesediaan merekomendasikan Merupakan
perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk
setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang yang telah dirasakannya kepada teman atau keluarga,
dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang meliputi: a.Menyarankan teman atau kerabat untuk
diharapkan. Kepuasan konsumen adalah tingkat membeli produk yang ditawarkan karena pelayanan
perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang memuaskan. b. Menyarankan teman atau kerabat
yang dia terima dan harapannya (Umar, 2005:65). untuk membeli produk yang ditawarkan karena fasilitas
Lovelock (2005:102) menjelaskan bahwa kepuasan penunjang yang disediakan memadai. c. Menyarankan
adalah keadaan emosional, reaksi pasca pembelian teman atau kerabat untuk membeli produk yang
mereka dapat berupa kemarahan, ketidakpuasan, ditawarkan karena nilai atau manfaat yang didapat
kejengkelan, kegembiraan atau kesenangan. Tidak setelah mengkonsumsi sebuah produk jasa.
mengherankan bahwa perusahaan telah menjadi
terobsesi dengan kepuasan pelanggan, mengingat 2.5. Hubungan Antar Variabel dan Pengembangan
hubungannya yang langsung dengan kesetiaan Hipotesis
pelanggan, pangsa pasar dan keuntungan. Menurut 2.5.1. Pengaruh Perceived Value terhadap Customer
Khairani dkk. (2017) Secara keseluruhan kepuasan Satisfaction
berkaitan dengan evaluasi holistik setelah sebuah Lai dan Chen (2011) mengemukakan bahwa perceived
layanan pengalaman melahirkan, dan bertindak sebagai value berpengaruh pada customer satisfaction. Hal
konsekuensi kepuasan. Kepuasan pelanggan menurut tersebut terjadi karena adanya kesesuaian harapan dan
Guiltinan dkk. (1997 : 6) yaitu ” A buyer’s degree of realita yang diharapkan oleh pelanggan. Sehingga
satisfaction with product is the consequence of the mempengaruhi kepuasan konsumen dimana konsumen
comparison a buyer makes between the level of the akan dengan senang hati menceritakan pengalamannya
benefits perceived to have been received after dan tetap menggunakan produk / jasa tersebut.
consuming or using a product and the level of the Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan adanya hasil
benefits expected prior purchase“. Menurut Gerson penelitian yang dilakukan oleh Lien, Wen dan Wu
(2002:24) kepuasan pelanggan adalah persepsi (2011) yang mengatakan bahwa perceived value
pelanggan bahwa harapan telah terpenuhi atau memiliki pengaruh positif pada customer satisfaction.
terlampaui, jika pelanggan berharap barang tersebut H1: Perceived Value berpengaruh pada Customer
akan befungsi dengan baik. Jika tidak pelanggan akan Satisfaction.
kecewa. Menurut Hawkins dan Lonney dikutip dalam
Tjiptono (2004:101) atribut pembentuk kepuasan terdiri
135
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

2.5.2. Pengaruh E-Service Quality terhadap Customer H4: E-Service Quality berpengaruh pada Customer
Satisfaction Behavior Intentions
Yeh dan Li (2008) menemukan bahwa kualitas e-
service berpengaruh positif terhadap kepuasan 2.5.5. Pengaruh Customer Satisfaction terhadap
pelanggan. Kualitas layanan email, ditunjukkan oleh Customer Behavioral Intentions
konten kehandalan dan proses transaksi, berpengaruh Lien, Wen dan Wu (2011) menemukan hasil penelitian
positif terhadap kepuasan pelanggan dan secara tidak yang positif antara pengaruh customer satisfaction
langsung mempengaruhi loyalitas pelanggan di terhadap customer behavioral intentions. Dengan
Indonesia M-commerce (Choi et al., 2008). Hal ini atribut individual yaitu kualitas layanan (Chen, 2008;
terjadi karena adanya hal yang tidak dirasakan Fornell, 1992 yang dikutip dari Khairani dkk (2017)).
konsumen ketika menggunakan layanan elektronik Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bukti bahwa
lainnya dimana tidak mendapatkan kemudahan dan kepuasan pelanggan secara signifikan mempengaruhi
keamanan yang dirasakan. loyalitas dan niat berperilaku pelanggan di berbagai
H2: E-Service Quality berpengaruh pada Customer industri (Anderson dan Sullivan, 1993;Cronin dan
Satisfaction. Taylor, 1992; Fornell, 1992; Oliver, 1980; Petrick dan
Backman, 2002), termasuk layanan angkutan umum
2.5.3. Pengaruh Perceived Value terhadap Customer (Joewono dan Kubota, 2007; Nathanail, 2008). Hal ini
Behavioral Intentions dibuktikan melalui adanya rasa puas dalam diri
Lien, Wen dan Wu (2011) menemukan bahwa konsumen yang berdampak pada keinginan konsumen
perceived value memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk menggunakannya kembali.
berperilaku konsumen. Hal ini dibuktikan melalui H5: Customer Satisfaction berpengaruh pada
penelitian yang dilakukan pada penumpang MRT di Customer Behavior Intentions
kota Kaohsiung dimana terdapat pengaruh positif
antara nilai yang diterima oleh pelanggan dengan 2.3.6. Pengaruh Perceived Value terhadap Customer
keinginan atau niat pelanggan untuk kembali Behavioral Intentions melalui Customer Satisfaction
menggunakan MRTdi Stasiun Kaohsiung. (Lai, 2004; Dalam penelitian yang dilakukan oleh Lien, Wen &Wu
Lee et al., 2005; Patterson dan Spreng, 1997) telah (2011) menjelaskan bahwa perceived value memiliki
memberikan bukti nilai persepsi yang dirasakan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
menunjukkan pengaruh yang kuat dan signifikan behavioral intention melalui hubungan secara tidak
terhadap kepuasan pelanggan. Hal ini terjadi karena langsung melalui customer satisfaction. Nilai yang
adanya kesesuaian kenyataan dan ekspetasi dari dirasakan ditemukan sebagai anteseden dari niat
pelanggan yang menyebabkan pelanggan ingin perilaku (Bolton dan Drew, 1991; Cheng et al., 2009),
melakukan kembali hal tersebut. yang lainnya (Tam, 2004; Patterson dan Spreng, 1997)
H3: Perceived Value berpengaruh pada Customer telah menunjukkan bahwa efek dari perceived value
Behavior Intentions terhadap behavioral intentions benar-benar dimediasi
melalui customer satisfaction. Hal ini terjadi karena
2.5.4. Pengaruh E-Service Quality terhadap Customer adanya keterkaitan antara nilai yang dirasakan
Behavioral Intentions pelanggan memberikan rasa puas pada konsumen
Lien, Wen dan Wu (2011) menemukan hasil penelitian sehingga konsumen akan melakukan pembelian atau
yang positif antara pengaruh e- service quality terhadap menggunkan kembali.
customer behavioral intentions. Penelitian lain juga H6: Perceived Value berpengaruh pada Customer
menemukan hasil yang sama bahwa ada hubungan Behavior Intentions melalui Customer Satisfaction.
secara langsung antara e-service quality dengan niat
perilaku. Sebagai contoh, studi telah menemukan 2.3.7. Pengaruh E-Service Quality terhadap Customer
bahwa e-service quality berkorelasi positif dengan niat Behavioral Intentions melalui Customer Satisfaction
pembelian dan site revisit (Collier dan Bienstock, 2006; Dalam penelitian yang dilakukan oleh (Lien, Wen, &
Cristobal et al., 2007). Hal ini dibuktikan dengan Wu, 2011) menjelaskan bahwa E-service quality
adanya niat pembelian berulang baik produk maupun memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
jasa karena adanya kemudahan menggunakan layanan behavioral intention melalui hubungan secara tidak
tersebut. langsung melalui customer satisfaction. Lien, Wen dan
136
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

Wu (2011) menemukan hasil penelitian yang positif untuk waktu yang dikeluarkan oleh penyedia produk /
juga antara pengaruh e-service quality terhadap jasa. 7. Biaya psikis (cost of psych) yaitu pengorbanan
customer behavioral intentions melalui customer yang dikeluarkan pelanggan untuk tekanan psikis yang
satisfaction. Khairani dan Hati (2017) menemukan dialami pihak perusahaan.
bahwa e-service quality berpengaruh positif terhadap
customer behavioral intentions dalam bentuk worth of b. E-Service Quality
mouth melalui customer satisfaction. Hal ini terjadi Menurut Kotler (2000, dalam Wilar et al., 2017),
karena merasa ada kepuasan yang dirasakan ketika kualitas pelayanan merupakan totalitas dari bentuk
menggunakan layanan elektronik jasa tersebut dari karakteristik barang dan jasa yang menunjukkan
kemudahannya sehingga konsumen akan setia kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan
menggunakan layanan tersebut. pelanggan, baik yang nampak jelas maupun yang
H7: E-Service Quality berpengaruh pada Customer tersembunyi. Dalam hal ini kualitas pelayanan yang
Behavior Intentions melalui Customer Satisfaction. dimaksud adalah kualitas layanan dalam media
elektronik atau online, karena perusahaan
3.METODE PENELITIAN menggunakan media online melalui gadget sebagai alat
Desain Penelitian ini mengunakan metode penelitian uji utamanya. Sehingga konsumen akan bertatap muka
hipotesis di lihat dari perumusan masalahnya, dengan gadget mereka bukan dengan karyawan secara
menggunakan penelitian survei sebagai metode langsung. Menurut Bressolles dan Durrieu (2011)
pengumpulan data terdapat 5 dimensi yang merupakan atribut penting
Variabel Eksogen yaitu : X1: Perceived Value X2: dalam e-service quality yaitu : 1. Information Kualitas
E-Service Quality 2. Variabel Intervening (Y) yaitu : dan kuantitas informasi tentang produk atau layanan
Y1: Customer Satisfaction 3. Variabel Endogen (Y) yang diberikam. Dalam e-service, informasi penting
yaitu Y2: Customer Behavioral Intentions bagi pelanggan untuk membuat keputusan mereka,
Definisi Operasional Variabel yang akan karena mereka tidak bisa memeriksa secara fisik apa
digunakan dalam penelitian ini: yang mereka inginkan. Pelanggan membutuhkan
a. Perceived Value atau Nilai Pelanggan informasi yang cukup untuk membuat keputusan
merupakan manfaat maupun keuntungan yang dapat pembelian dan melakukan self-service mereka. Dimana
dirasakan pelanggan ketika menggunakan produk atau informasi yang diberikan mampu memberikan
jasa tertentu. Dimana konsumen akan merasa bahwa pemahaman serta mudah dimengerti bagi pelanggan.
mereka telah mendapatkan suatu keuntungan positif Adapun indikator yang mencakup information adalah
dan tidak mengecewakan. Menurut Kotler (2000:41) keterbaharuan, efektifitas, kemudahaan serta kejelasan
nilai yang dirasakan pelanggan adalah selisih antara untuk menerima informasi itu sendiri. Pengukuran atas
jumlah nilai pelanggan dengan jumlah biaya pelanggan. information meliputi: 1.Pernyataan mengenai informasi
Jumlah nilai pelanggan adalah sekelompok manfaat terbaru 2.Pernyataan mengenai informasi saat ini 3.
yang diharapkan dari produk dan jasa. Jumlah biaya Pernyataan mengenai informasi tepat waktu 4.
pelanggan adalah sekelompok biaya yang digunakan Pernyataan mengenai informasi yang akurat 5.
dalam menilai, mendapatkan, menggunakan dan Pernyataan mengenai informasi relevan. 6.Pernyataan
membuang produk atau jasa. Menurut Hidayat (2009) mengenai informasi mudah dimengerti 7.Pernyataan
terdapat 7 indikator nilai pelanggan yaitu: 1. Nilai mengenai informasi pada produk dan layanan jelas 2.
produk, yaitu manfaat yang bisa didapat jika pelanggan Ease of use Mengacu pada bagaimana konsumen
menggunakan produk / jasa. 2. Nilai layanan, yaitu memandang kemudahan navigasi yang ditawarkan oleh
manfaat yang didapat pelanggan setelah mendapat situs. Pelayanan situs web yang baik adalah tentang
layanan. 3. Nilai personel, adalah manfaat yang bisa organisasi yang baik dan pencarian mudah. Ini
didapat pada saat berinteraksi dengan karyawan. 4. termasuk menawarkan konsumen desain web yang rapi,
Nilai moneter (moneter value), yaitu pengorbanan yang jalur pencarian sederhana, dan proses menampilkan
dikeluarkan pelanggan untuk produk/jasa yang web yang cepat. Selain itu, masing-masing elemen
didapatkannya. 5. Biaya energi (cost of energy) yaitu desain situs dapat mempengaruhi tingkat esatisfaction
pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan untuk energi pelanggan dalam pengalaman menggunakan yang lebih
yang hilang dari penyedia jasa. 6. Biaya waktu (cost of menyenangkan menjadi lebih memuaskan.
time) yaitu pengorbanan yang dikeluarkan pelanggan
137
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

Adapun indikator yang menentukan sejauh mana yang diharapkan. 2.Minat berkunjung kembali
kemudahan itu didapatkan diukur berdasarkan: 1. Merupakan kesedian konsumen untuk berkunjung
Navigasi web yang baik 2.Website mudah untuk kembali atau melakukan pembelian ulang terhadap
digunakan 3.Mudah untuk mengakses website 4. produk terkait, meliputi: a.Berminat untuk berkunjung
Mudah untuk memilih atau masuk ke dalam menu 3. kembali karena pelayanan yang diberikan oleh
Website Design Elemen estetika website seperti warna karyawan memuaskan. b.Berminat untuk berkunjung
dan grafis, dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan kembali karena nilai yang diperoleh setelah
dan daya tarik visual berdasarkan desain structural dan mengkonsumsi produk. c.Berminat untuk berkunjung
grafis dari situs web. Selain kemungkinan kenyamanan kembali karena manfaat yang diperoleh setelah
dan suasana yang terkait dengan situs itu sendiri serta mengkonsumsi produk. d. Berminat untuk berkunjung
bagaimana fungsinya bisa memainkan peran apakah kembali karena fasilitas penunjang yang disediakan
konsumen puas atau tidak puas dengan pengalaman memadai. 3. Kesediaan merekomendasikan Merupakan
menggunakan mereka. Beberapa indikator yang kesediaan konsumen untuk merekomendasikan produk
menjadi tolak ukur desain website yang menarik yang telah dirasakannya kepada teman atau keluarga,
adalah: 1. Website design tersebut menarik perhatian 2. meliputi : a. Menyarankan teman atau kerabat untuk
Desain website nyaman digunakan 3. User interface membeli produk yang ditawarkan karena pelayanan
terorganisir dengan baik 4. Tampilan website mudah yang memuaskan. b. Menyarankan teman atau kerabat
untuk dipahami 4. Reliability Kapasitas untuk untuk membeli produk yang ditawarkan karena fasilitas
memenuhi janji (memberikan informasi mengenai penunjang yang disediakan memadai. c. Menyarankan
periode pengiriman, ketersediaan produk, proses teman atau kerabat untuk membeli produk yang
pemesanan, dan metode pengiriman). Indikator ditawarkan karena nilai atau manfaat yang didapat
pengukurannya adalah : 1. Situs web selalu tersedia 2. setelah mengkonsumsi sebuah produk jasa.
Pelayanan yang diberikan secara online akurat 3. d. Niat berperilaku konsumen pada pengguna aplikasi
Perusahaan jujur terhadap yang ditawarkan 4. Metode Go-jek di Surabaya Menurut Zeithaml, Berry, dan
pengiriman mudah dimengerti 5. Website berjalan Parasuraman (1996) konsekuensi yang timbul dari
lancar 5. Security/privacy Security pada website e- persepsi terhadap kualitas jasa dalam bentuk niat
commerce selanjutnya akan lebih berkonsentrasi pada berperilaku konsumen individual dapat dipandang
privacy dan keamanan informasi pelanggan. Keamanan sebagai sinyal keberhasilan atau kegagalan perusahaan
transaksi online terus mendominasi diskusi di Internet untuk mempertahankan konsumennya. (frommarketing.
commerce dan mungkin dengan alas an yang baik. blogspot.com 2009). Menurut Parasuraman, Zeithaml,
Adapun indikator yang digunakan untuk menentukan dan Berry (1996) dalam Tjiptono (2011) ditemukan
sejauh mana website tersebut aman atau tidak adalah: 1. dimensi untuk niat perilaku yaitu: 1.Loyalty to the
Melindungi data pribadi pelanggan 2. Persyaratan company, suatu keadaan dimana pelanggan melakukan
pembayaran dan pengiriman jelas 3. Transaksi tidak pembelian ulang secara teratur, tidak dapat dipengaruhi
merugikan konsumen 4. Reputasi yang baik oleh pesaing untuk pindah dan mereferensikan kepada
c. Kepuasan konsumen pada pengguna aplikasi Gojek orang lain. 2.Willingness to pay more, kesediaan untuk
di Surabaya. Churcill (2002, dalam Nugraha dan melakukan pembayaran yang lebih tinggi daripada
Riyanto, 2016), bahwa kepuasan pelanggan memiliki seharusnya untuk memperoleh manfaat yang diterima.
reaksi secara keseluruhan antara harapan konsumsi Pengukuran Variabel Skala pengukuran yang
dengan produk atau jasa di dasar persepsi reaksi, digunakan dalam penelitian ini adalah skala interval
evaluasi dan psikologis. Menurut Hawkins dan Lonney dengan teknik pengukuran skala likert. Jenis Data yang
dikutip dalam Tjiptono (2004:101) terdapat 3 digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif
pengukuran kepuasan pelanggan yaitu: 1.Kesesuaian Penelitian ini bersumber dari data primer, dimana data
harapan Merupakan tingkat kesesuaian antara kinerja yang diperoleh didapatkan langsung dari responden
produk yang diharapkan oleh konsumen dengan yang yang sesuai dengan objek penelitian terkait dengan
dirasakan oleh konsumen, meliputi: a.Produk yang melakukan pengisian kuesioner yang diberikan.
diperoleh sesuai atau melebihi dengan yang diharapkan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
b. Pelayanan oleh karyawan yang diperoleh sesuai atau pengguna atau pelanggan yang pernah menggunakan
melebihi dengan yang diharapkan. c.Fasilitas aplikasi Go-jek dalam 3 bulan terakhir untuk memenuhi
penunjang yang didapat sesuai atau melebihi dengan kebutuhan mereka. Dengan karakteristik dari populasi
138
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

yang menjadi target penelitian ini adalah semua Uji Normalitas untuk menguji Normalitas data
pengguna aplikasi atau pelanggan gojek yang ada di terdapat dua jenis output yaitu univariate normality dan
Surabaya dengan usia minimal 17 tahun. multivariate normality (distribusi normal. b.
Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian Multivariate normality Dalam multivariate normality,
ini sebanyak 150 pengguna aplikasi atau pelanggan Go- nilai p-value chi square Skewness dan Kurtosis lebih
jek. Alasan pengambilan sampel sebanyak 150 orang dari 0,05, hal ini berarti bahwa keseluruhan variabel
responden karena pertimbangan sendiri dan sudah mengikuti fungsi distribusi normal. Sebaliknya jika
cukup memenuhi syarat dalam melakukan suatu nilai p-value chi square Skewness dan Kurtosis kurang
penelitian. dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa keseluruhan
variabel tidak mengikuti fungsi distribusi normal.
Teknik Pengambilan Sampel yang digunakan dalam Uji Kecocokan Keseluruhan Model Model
penelitian ini adalah random sampling dengan penelitian yang digunakan dinyatakan fit (benar) dapat
purposive sampling, dimana peneliti akan mencari dilihat dari beberapa pengujian Goodness of fit, yaitu:
responden yang benar-benar sesuai terkait dengan 1. Goodness of Fit Index (GFI) Ukuran GFI pada
penelitian. Sehingga peneliti akan mencari responden dasarnya merupakan ukuran kemampuan suatu
yang terkait yaitu pengguna aplikasi atau pelanggan model menerangkan keragaman data. Nilai GFI
yang sering memakai jasa Gojek dalam memenuhi berkisar antara 0 (nol) sampai 1 (satu).
kebutuhan mereka. Sampel penelitian ini adalah
pengguna aplikasi atau pelanggan Go-jek dengan 4. ANALISIS DAN DISKUSI
kriteria: 1.Pengguna aplikasi Gojek yang ada di 4.1. Karakteristik Responden
Surabaya 2. Usia minimal 17 tahun, dengan asumsi Pengguna Aplikasi Gojek di Surabaya diketahui bahwa
dalam usia tersebut seseorang sudah memiliki gadget responden seluruhnya merupakan pengguna aplikasi
berupa android dimana aplikasi gojek dapat dipasang. Gojek di Surabaya dengan total 150 responden, dan
3. Pengguna aplikasi Gojek memiliki status pekerjaan jumlah presentase sebesar 100%, sehingga karakteristik
misalnya pelajar/mahasiswa, wiraswasta, pegawai responden yang disyaratkan dalam penelitian ini telah
swasta, pns dan sebagainya. 4. Pernah menggunakan terpenuhi.
layanan yang ada pada aplikasi Gojek setidaknya dalam Umur Responden diketahui bahwa bahwa jumlah
waktu 3 bulan terakhir. responden yang berumur≥17 - 20 tahun sebanyak 34
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini responden, dengan jumlah persentase 23%. Responden
digunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data, yang berumur 21-30 tahun sebanyak 84 responden,
dimana kuesioner ini dibuat dengan berbagai macam dengan jumlah persentase 56%. Responden yang
pertanyaan yang bersangkutan dengan penelitian dan berumur 31-40 tahun sebanyak 20 responden, dengan
responden yang terkait diminta untuk meluangkan jumlah persentase 13%. Responden yang berumur
waktunya untuk menjawab pertanyaan dengan memilih diatas 40 tahun sebanyak 12 responden, dan jumlah
alternatif jawaban yang telah disediakan. Pengambilan persentase 8%.
sampel diambil di tempat yang ramai pengunjung Pekerjaan Responden diketahui bahwa jumlah
seperti Mall dan Universitas yang ada di pusat kota. responden yang memiliki status pekerjaan Wiraswasta
Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang sebanyak 5 responden, dan jumlah persentase 3%.
digunakan adalah SEM dan LISREL yaitu Responden yang memiliki status pekerjaan Pegawai
menggambarkan kerangka penelitian dalam sebuah Swasta sebanyak 17 responden, dan jumlah persentase
diagram alur (path diagram). 11%. Responden yang memiliki status pekerjaan PNS
Uji Validitas konstruk adalah untuk mengetahui sebanyak 8 responden, dan jumlah persentase 5%.
sejauh mana ketepatan suatu instrumen pengukuran Responden yang memiliki status pekerjaan Mahasiswa
melakukan fungsinya dalam mengukur agar data yang atau Pelajar sebanyak 118 responden, dan jumlah
diperoleh dapat relevan/sesuai dengan tujuan persentase 79%. Responden yang memiliki status
diadakannya pengukuran tersebut. pekerjaan lain-lain sebanyak 2 responden, dan jumlah
Uji Reliabilitas menjelaskan bahwa indikator dari persentase 1%.
variabel disebut reliabel jika nilai AVE≥0,05 dan CR Pernah menggunakan Gojek dalam 3 bulan terakhir
≥0,07. Berdasarkan keterangan tersebut, dapat diketahui bahwa responden seluruhnya pernah
disimpulkan bahwa seluruh variabel reliabel. menggunakan aplikasi Gojek dalam 3 bulan terakhir
139
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

dengan total 150 responden, dan jumlah presentase keseluruhan terhadap Gojek memiliki customer
sebesar 100%, sehingga karakteristik responden yang satisfaction yang baik.
disyaratkan dalam penelitian ini telah terpenuhi. 4. Statistik Deskriptif Customer Behavioral Intentions
(CBI) penilaian responden terhadap indikator- indikator
4.2 Statistik Deskriptif variabel customer behavioral intentions (CBI) berkisar
Variabel Penelitian Berdasarkan rata-rata jawaban antara 3,940 dengan standar deviasi 0,829 sampai 4,520
responden: dengan standar deviasi 0,599. Penilaian terendah dari
1. Statistik Deskriptif Perceived Value (PV) customer behavioral intentions adalah pernyataan
dapat diketahui bahwa penilaian responden terhadap 7 bahwa Pengguna bersedia mengeluarkan uang lebih
indikator variabel perceived value (PV) berkisar antara dari yang seharusnya untuk dapat merasakan manfaat
4,000 dengan standar deviasi 0,724 sampai 4,393 dari Gojek, sedangkan penilaian tertinggi adalah
dengan standar deviasi 0,694 . Penilaian terendah dari pernyataan yang menyatakan Pengguna mereferensikan
perceived value adalah pernyataan bahwa pelanggan kepada orang lain. Total rata-rata pada variabel
mendapatkan manfaat saat berinteraksi dengan customer behavioral intentions yaitu sebesar 4,104
karyawan Gojek, sedangkan penilaian tertinggi adalah dengan rata-rata standar deviasinya 0,742. Hal ini
pernyataan yang menyatakan Pelanggan mendapatkan menunjukkan bahwa penilaian responden secara
manfaat jika menggunakan jasa Gojek. Total rata-rata keseluruhan terhadap Gojek memiliki customer
pada variabel perceived value yaitu sebesar 4,133 behavioral intentions yang baik.
dengan ratarata standar deviasinya 0,712. Hal ini
menunjukkan bahwa penilaian responden secara 4.3 Uji Asumsi Structural Equational Modelling (SEM)
keseluruhan terhadap Gojek memiliki perceived value Pengujian normalitas menggunakan dua pengujian
yang baik. yaitu univariate dan multivariate normality data
2. Statistik Deskriptif E-Service Quality (ESQ) dinyatakan normal secara multivariate karena nilai
Penilaian responden terhadap 24 indikator variabel e- Pvalue chi-kuadrat skewness dan kurtosis lebih besar
service quality (ESQ) berkisar antara 4,040 dengan dari 0,05 yaitu sebesar 0,466, sehingga analisis dapat
standar deviasi 0,704 sampai 4,353 dengan standar dilanjutkan.
deviasi 0,636. Penilaian terendah dari e-service quality Uji Validitas Uji validitas didasarkan pada nilai t
adalah pernyataan bahwa metode layanan Gojek mudah muatan faktornya (factor loading-nya) dan jika nilai
dipahami, sedangkan penilaian tertinggi adalah lebih besar dari nilai kritis (>1,96 atau praktisnya >2)
pernyataan yang menyatakan Gojek memberikan maka berdasarkan hasil pengujian tvalue >1,96 maka
informasi /notifikasi yang sesuai dengan saat ini. Total bisa dinyatakan bahwa keseluruhan indikator penelitian
rata-rata pada variabel eservice quality yaitu sebesar adalah valid.
4,143 dengan rata-rata standar deviasinya 0,674. Hal ini Uji reliabilitas dengan menggunakan construct
menunjukkan bahwa penilaian responden secara reliability, dari perhitungan Construct Realibility
keseluruhan terhadap Gojek memiliki e-service quality variabel perceived value memiliki nilai realibilitas 0,84.
yang baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel perceived
3. Statistik Deskriptif Customer Satisfaction (CS) value adalah reliabel karena melebihi cut off yaitu >
penilaian responden terhadap 10 indikator variabel 0,7. Construct Realibility variabel e-service quality
customer satisfaction (CS) berkisar antara 4,113 dengan memiliki nilai realibilitas 0,912. Sehingga dapat
standar deviasi 0,640 sampai 4,233 dengan standar disimpulkan bahwa variabel e-service quality adalah
deviasi 0,649. Penilaian terendah dari customer reliabel karena melebihi cut off yaitu > 0,7. Construct
satisfaction adalah Berminat untuk menggunakan Realibility variabel customer satisfaction memiliki nilai
kembali layanan Gojek karena nilai yang dirasakan realibilitas 0,845. sehingga dapat disimpulkan bahwa
setelah menggunakan layanan Gojek, sedangkan variabel customer satisfaction adalah reliabel karena
penilaian tertinggi adalah pernyataan yang menyatakan melebihi cut off yaitu > 0,7.
Produk yang diperoleh dari layanan Gojek sesuai atau Construct Reliability Variabel Customer Behavioral
melebihi dengan yang diharapkan. Total rata-rata pada Intentions (CBI) memiliki nilai realibilitas 0,719.
variabel customer satisfaction yaitu sebesar 4,148 Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel customer
dengan rata-rata standar deviasinya 0,694. Hal ini satisfaction behavioral intentions adalah reliabel karena
menunjukkan bahwa penilaian responden secara melebihi cut off yaitu > 0,7.
140
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

Persamaan struktural adalah sebagai berikut: Pengujian hipotesis dapat dijelaskan sebagai
CS = 0.43*PV + 0.42*ESQ berikut: 1. Perceived Value (PV) berpengaruh positif
CBI = 0.73*CS + 0.085*PV + 0.51*ESQ dan signifikan terhadap Customer Satisfaction (CS).
Berdasarkan model persamaan struktural dapat Pengaruh tersebut dibuktikan dengan nilai loading
dibangun persamaan model struktural sebagai berikut: factor sebesar 0,43 dengan nilai t-value sebesar 3,81
1. Perceived value (PV) memiliki pengaruh positif (tvalue>1,96). 2. E-Service Quality (ESQ) berpengaruh
terhadap customer satisfaction (CS) dengan nilai positif dan signifikan terhadap Customer Satisfaction
koefisien sebesar 0,43. Hal tersebut menunjukkan (CS). Pengaruh tersebut dibuktikan dengan nilai
bahwa apabila perceived value meningkat dan variabel loading factor sebesar 0,42 dengan nilai t-value sebesar
independen yang lain konstan, maka customer 3,15 (tvalue>1,96). 3. Customer Satisfaction (CS)
satisfaction juga akan meningkat. 2. E-service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Customer
(ESQ) memiliki pengaruh positif terhadap customer Behavioral Intentions (CBI). Pengaruh tersebut
satisfaction (CS) dengan nilai koefisien sebesar 0,42. dibuktikan dengan nilai loading factor sebesar 0,73
Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila e-service dengan nilai t tvalue sebesar 2,54 (t-value>1,96). 4.
quality meningkat dan variabel independen yang lain Perceived Value (PV) berpengaruh positif namun tidak
konstan, maka customer satisfaction juga akan signifikan terhadap Customer Behavioral Intentions
meningkat. 3. Customer satisfaction (CS) memiliki (CBI). Pengaruh tersebut dibuktikan dengan nilai
pengaruh positif terhadap customer behavioral loading factor sebesar 0,01 dengan nilai tvalue sebesar
intentions (CBI) dengan nilai koefisien sebesar 0,73. 0,24 (t-value > 1,96). 5. E-Service Quality (ESQ)
Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila customer berpengaruh positif dan signifikan terhadap Customer
behavioral intentions meningkat dan variabel Behavioral Intentions (CBI). Pengaruh tersebut
independen yang lain konstan, maka customer dibuktikan dengan nilai loading factorsebesar 0,51
behavioral intentions juga akan meningkat. 4. dengan nilai t-value sebesar 2,13 (t-value > 1,96). 6.
Perceived value (PV) memiliki pengaruh positif Perceived Value (PV) berpengaruh positif dan
terhadap customer behavioral intentions (CBI) dengan signifikan terhadap Customer Behavioral Intentions
nilai koefisien sebesar 0,085. Hal tersebut (CBI) melalui Customer Satisfaction (CS). Pengaruh
menunjukkan bahwa apabila perceived value tersebut dibuktikan dengan nilai loading factor sebesar
meningkat dan variabel independen yang lain konstan, 0,31 dengan nilai t-value sebesar 2,34 (t-value > 1,96).
maka customer behavioral intentions juga akan 7. E-Service Quality (ESQ) berpengaruh positif dan
meningkat. 5.E-service Quality (ESQ) memiliki signifikan terhadap Customer Behavioral Intentions
pengaruh positif terhadap customer behavioral (CBI) melalui Customer Satisfaction (CS). Pengaruh
intentions (CBI) dengan nilai koefisien sebesar 0,51. tersebut dibuktikan dengan nilai loading factor sebesar
Hal tersebut menunjukkan bahwa apabila e-service 0,30 dengan nilai t-value sebesar 1,98 (t-value > 1,96).
quality meningkat dan variabel independen yang lain
konstan, maka customer behavioral intentions akan 4.4 Diskusi
meningkat. 4.4.1 Pengaruh Perceived Value terhadap Customer
Uji Kecocokan Keseluruhan Model Pengujian Satisfaction
model fit ini dilakukan untuk menjelaskan bahwa Statistik deskriptif perceived value mempunyai nilai
model penelitian yang digunakan didukung hasil mean sebesar 4,133 dan total standar deviasi sebesar
jawaban responden penelitian. 0,712. Nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa
Berdasarkan pada keseluruhan hasil pengujian dapat sebagian besar responden setuju terhadap pengukuran
dijelaskan bahwa NFI, IFI, CFI, dan RFI memiliki cut atas variabel perceived value, sedangkan nilai rata-rata
of value≥ 0,9 sehingga dapat dinyatakan good fit. variabel customer satisfaction mempunyai nilai mean
Tetapi untuk GFI dan AGFI dalam kategori tidak fit sebesar 4,148 dan total standar deviasi 0,694. Nilai
karena tidak memenuhi cut of value ≥ 0,9. Hal ini rata-rata tersebut membuktikan bahwa sebagian besar
berarti bahwa model penelitian yang diajukan dapat responden setuju terhadap pengukuran atas variabel
diterima. Model penelitian tersebut dapat digunakan customer satifaction. Pengukuran variabel perceived
untuk memprediksi pengaruh setiap variabel bebas value yaitu nilai produk, nilai layanan, nilai personel,
terhadap variabel terikat. nilai moneter, biaya energy, biaya waktu dan biaya
psikis, serta untuk pengukuran customer satisfaction
141
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

yaitu kesesuaian harapan, minat berkunjung kembali terhadap customer satisfaction responden pada
dan kesediaan merekomendasikan. Ditinjau dari hasil pengguna aplikasi Gojek di Surabaya sebesar 0,42
persamaan struktural, dapat dinyatakan bahwa dengan nilai t-value sebesar 3,15 yang lebih besar dari
pengaruh perceived value terhadap customer cut off = 1,96. Hal tersebut membuktikan bahwa
satisfaction adalah positif. Uji hipotesis membuktikan pengaruh e-service quality terhadap customer
pengaruh perceived value terhadap customer satisfaction signifikan. Apabila kualitas layanan
satisfaction responden pada pengguna aplikasi Gojek di elektronik yang diterima pelanggan tinggi maka
Surabaya sebesar 0,43 dengan nilai t-value sebesar 3,81 kepuasan pelanggan akan tinggi. Sebaliknya apabila
yang lebih besar dari cut off = 1,96. Hal tersebut nilai kualitas layanan elektronik yang diterima rendah
membuktikan bahwa pengaruh perceived value maka kepuasan pelanggan akan rendah. Artinya bahwa
terhadap customer satisfaction signifikan. Apabila nilai pengaruh eservice quality terhadap customer
yang diterima pelanggan tinggi maka kepuasan satisfaction bermakna. Hasil penelitian ini sesuai
pelanggan akan tinggi. Sebaliknya apabila nilai yang dengan penelitian yang dilakukan oleh Lai dan Chen
dirasakan pelanggan rendah maka kepuasan pelanggan (2011) mengemukakan bahwa perceived value
akan rendah. Artinya bahwa pengaruh perceived value berpengaruh pada customer satisfaction.Yeh dan Li
terhadap customer satisfaction bermakna. (2008) menemukan bahwa kualitas e-service quality
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan.
yang dilakukan oleh Lai dan Chen (2011) Kualitas layanan e-mail, ditunjukkan oleh konten
mengemukakan bahwa perceived value berpengaruh kehandalan dan proses transaksi, berpengaruh positif
pada customer satisfaction. Hal tersebut terjadi karena terhadap kepuasan pelanggan dan secara tidak langsung
adanya kesesuaian harapan dan realita yang diharapkan mempengaruhi loyalitas pelanggan di Indonesia
oleh pelanggan. Sehingga mempengaruhi kepuasan Mcommerce (Choi et al., 2008). Hal ini terjadi karena
konsumen dimana konsumen akan dengan senang hati adanya hal yang tidak dirasakan konsumen ketika
menceritakan pengalamannya dan tetap menggunakan menggunakan layanan elektronik lainnya dimana tidak
produk / jasa tersebut. Pernyataan tersebut juga mendapatkan kemudahan dan keamanan yang
diperkuat dengan adanya hasil penelitian yang dirasakan.
dilakukan oleh Lien, Wen dan Wu (2011) yang
mengatakan bahwa perceived value memiliki pengaruh 4.4.3 Pengaruh Customer Satisfaction terhadap
positif pada customer satisfaction. Customer Behavioral Intentions
Statistik deskriptif customer satifaction mempunyai
4.4.2 Pengaruh E-Service Quality terhadap Customer nilai mean sebesar 4,148 dan total standar deviasi
Satisfaction 0,694. Nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa
Statistik deskriptif e-service quality mempunyai nilai sebagian besar responden setuju terhadap pengukuran
mean sebesar 4,143 dan total standar deviasi sebesar atas variabel customer satifaction, sedangkan nilai rata-
0,674. Nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa rata variabel customer behavioral intentions
sebagian besar responden setuju terhadap pengukuran mempunyai nilai mean sebesar 4,147 dan total standar
atas variabel e-service quality, sedangkan nilai rata-rata deviasi 0,742. Nilai rata-rata tersebut membuktikan
variabel customer satisfaction mempunyai nilai mean bahwa sebagian besar responden setuju terhadap
sebesar 4,148 dan total standar deviasi 0,694. Nilai pengukuran atas variabel customer behavioral
rata-rata tersebut membuktikan bahwa sebagian besar intentions. Pengukuran variabel customer satisfaction
responden setuju terhadap pengukuran atas variabel yaitu kesesuaian harapan, minat berkunjung kembali
customer satifaction. Pengukuran variabel e-service dan kesediaan merekomendasikan, serta untuk
quality yaitu information, ease of use, website design, pengukuran customer behavioral intentions yaitu
reliability dan security / privacy, serta untuk Loyalty to the company dan Willingness to pay more.
pengukuran customer satisfaction yaitu kesesuaian Ditinjau dari hasil persamaan struktural, dapat
harapan, minat berkunjung kembali dan kesediaan dinyatakan bahwa pengaruh customer satisfaction
merekomendasikan. Ditinjau dari hasil persamaan terhadap customer behavioral intentions adalah positif.
struktural, dapat dinyatakan bahwa pengaruh e-service Uji hipotesis membuktikan pengaruh customer
quality terhadap customer satisfaction adalah positif. satisfaction terhadap customer behavioral intentions
Uji hipotesis membuktikan pengaruh e-service quality responden pada pengguna aplikasi Gojek di Surabaya
142
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

sebesar 0,73 dengan nilai t-value sebesar 2,54 yang dengan nilai t-value sebesar 0,24 yang kurang dari cut
lebih besar dari cut off = 1,96. Hal tersebut off = 1,96. Hal tersebut membuktikan bahwa pengaruh
membuktikan bahwa pengaruh customer satisfaction perceived value terhadap customer behavioral
terhadap customer behavioral intentions signifikan. intentions tidak signifikan. Artinya, meskipun apabila
Apabila kepuasan yang diterima pelanggan tinggi maka nilai yang diterima pelanggan tinggi maka niat
niat berperilaku pelanggan akan tinggi. Sebaliknya berperilaku pelanggan juga akan tinggi namun
apabila kepuasan yang diterima rendah maka niat pengaruh tersebut tidak signifikan. Sebaliknya apabila
berperilaku pelanggan akan rendah. Artinya bahwa nilai yang diterima rendah maka niat berperilaku
pengaruh customer satisfaction terhadap customer pelanggan akan rendah namun pengaruh tersebut tidak
behavioral intentions bermakna. Hasil penelitian ini signifikan. Artinya bahwa pengaruh perceived value
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lien, terhadap customer behavioral intentions tidak
Wen dan Wu (2011) menemukan hasil penelitian yang bermakna. Hasil penelitian ini didukung dengan
positif antara pengaruh customer satisfaction terhadap penelitian yang dilakukan oleh Ha dan Jang (2010)
customer behavioral intentions. Dengan atribut menunjukkan bahwa nilai yang dirasakan (nilai
individual yaitu kualitas layanan (Chen, 2008; Fornell, hedonik) menjadi tujuan perilaku yang signifikan; Nilai
1992 yang dikutip dari Khairani dkk (2017)). Penelitian yang dirasakan (nilai utilitarian) terhadap niat perilaku
sebelumnya telah menunjukkan bukti bahwa kepuasan tidak signifikan. Penyebab perceived value tidak
pelanggan secara signifikan mempengaruhi loyalitas memiliki hubungan atau tidak signifikan terhadap
dan niat berperilaku pelanggan di berbagai industri customer behavioral intentions karena, ketika
(Anderson dan Sullivan, 1993;Cronin dan Taylor, konsumen fokus pada manfaat yang nyata pada Gojek
1992; Fornell, 1992; Oliver, 1980; Petrick dan nilai yang didapat oleh pelanggan tidak menjadi faktor
Backman, 2002), termasuk layanan angkutan umum utama yang menyebabkan niat berperilaku dari
(Joewono dan Kubota, 2007; Nathanail, 2008). Hal ini konsumen.
dibuktikan melalui adanya rasa puas dalam diri
konsumen yang berdampak pada keinginan konsumen 4.4.5 Pengaruh E-Service Quality terhadap Customer
untuk menggunakannya kembali. Behavioral Intentions
Statistik deskriptif e-service quality mempunyai nilai
4.4.4 Pengaruh Perceived Value terhadap Customer mean sebesar 4,143 dan total standar deviasi sebesar
Behavioral Intentions 0,674. Nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa
Statistik deskriptif perceived value mempunyai nilai sebagian besar responden setuju terhadap pengukuran
mean sebesar 4,133 dan total standar deviasi sebesar atas variabel e-service quality, sedangkan nilai rata-rata
0,712. Nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa variabel customer behavioral intentions mempunyai
sebagian besar responden setuju terhadap pengukuran nilai mean sebesar 4,147 dan total standar deviasi
atas variabel perceived value, sedangkan nilai rata-rata 0,742. Nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa
variabel customer behavioral intentions mempunyai sebagian besar responden setuju terhadap pengukuran
nilai mean sebesar 4,147 dan total standar deviasi atas variabel customer behavioral intentions.
0,742. Nilai rata-rata tersebut membuktikan bahwa Pengukuran variabel e-service quality yaitu
sebagian besar responden setuju terhadap pengukuran information, ease of use, website design, reliability dan
atas variabel customer behavioral intentions. security / privacy, serta untuk pengukuran customer
Pengukuran variabel perceived value yaitu nilai produk, behavioral intentions yaitu Loyalty to the company dan
nilai layanan, nilai personel, nilai moneter, biaya Willingness to pay more. Ditinjau dari hasil persamaan
energy, biaya waktu dan biaya psikis, serta untuk struktural, dapat dinyatakan bahwa pengaruh e-service
pengukuran customer behavioral intentions yaitu quality terhadap customer behavioral intentions adalah
Loyalty to the company dan Willingness to pay more. positif. Uji hipotesis membuktikan pengaruh e-service
Ditinjau dari hasil persamaan struktural, dapat quality terhadap customer behavioral intentions
dinyatakan bahwa pengaruh perceived value terhadap responden pada pengguna aplikasi Gojek di Surabaya
customer behavioral intentions adalah positif. Uji sebesar 0,51 dengan nilai t-value sebesar 2,13 yang
hipotesis membuktikan pengaruh perceived value lebih besar dari cut off = 1,96. Hal tersebut
terhadap customer behavioral intentions responden membuktikan bahwa pengaruh e-service quality
pada pengguna aplikasi Gojek di Surabaya sebesar 0,01 terhadap customer behavioral intentions signifikan.
143
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

Apabila kualitas layanan elektronik yang diterima menunjukkan bahwa efek dari perceived value terhadap
pelanggan tinggi maka niat berperilaku pelanggan akan customer behavioral intentions benar-benar dimediasi
tinggi. Sebaliknya apabila kualitas layanan elektronik melalui customer satisfaction. Hal ini terjadi karena
yang diterima rendah maka niat berperilaku pelanggan adanya keterkaitan antara nilai yang dirasakan
akan rendah. Artinya bahwa pengaruh e-service quality pelanggan memberikan rasa puas pada konsumen
terhadap customer behavioral intentions bermakna. sehingga konsumen akan melakukan pembelian atau
Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang menggunakan kembali.
dilakukan Lien, Wen dan Wu (2011) menemukan hasil
penelitian yang positif antara pengaruh e-service 4.4.7 Pengaruh E-Service Quality terhadap Customer
quality terhadap customer behavioral intentions. Behavioral Intentions melalui Customer Satisfaction
Penelitian lain juga menemukan hasil yang sama bahwa Meninjau hasil persamaan struktural, dapat dinyatakan
ada hubungan secara langsung antara e-service quality bahwa pengaruh e-service quality terhadap customer
dengan niat perilaku. Sebagai contoh, studi telah behavioral intentions melalui customer satisfaction
menemukan bahwa e-service quality berkorelasi positif adalah positif. Uji hipotesis membuktikan pengaruh e-
dengan niat pembelian dan site revisit (Collier dan service quality terhadap customer behavioral intentions
Bienstock, 2006; Cristobal et al., 2007). Hal ini melalui customer satisfaction responden pada pengguna
dibuktikan dengan adanya niat pembelian berulang baik aplikasi Gojek di Surabaya sebesar 0,30 dengan nilai t-
produk maupun jasa karena adanya kemudahan value sebesar 1,98 yang lebih besar dari cut off = 1,96.
menggunakan layanan tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa pengaruh e-service
quality terhadap customer behavioral intentions melalui
4.7.6 Pengaruh Perceived Value terhadap Customer customer satisfaction adalah signifikan. Dengan kata
Behavioral Intentions melalui Customer Satisfaction lain, apabila kualitas layanan elektronik yang dirasakan
Meninjau hasil persamaan struktural, dapat dinyatakan pelanggan tinggi maka niat berperilaku tinggi dengan
bahwa pengaruh perceived value terhadap customer menetapkan kepuasan yang dirasakan pelanggan.
behavioral intentions melalui customer satisfaction Sebaliknya apabila kualitas layanan elektronik yang
adalah positif. Uji hipotesis membuktikan pengaruh dirasakan pelanggan rendah maka niat berperilaku
perceived value terhadap customer behavioral rendah dengan menetapkan kepuasan yang dirasakan
intentions melalui customer satisfaction responden pada konsumen. Artinya bahwa pengaruh e-service quality
pengguna aplikasi Gojek di Surabaya sebesar 0,31 terhadap customer behavioral intentions melalui
dengan nilai t-value sebesar 2,34 yang lebih besar dari customer satisfaction bermakna. Hasil penelitian ini
cut off = 1,96. Hal tersebut membuktikan bahwa sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Lien,
pengaruh perceived value terhadap customer behavioral Wen, & Wu, 2011) menjelaskan bahwa E-service
intentions melalui customer satisfaction adalah quality memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
signifikan. Dengan kata lain, apabila nilai yang terhadap behavioral intention melalui hubungan secara
dirasakan pelanggan tinggi maka niat berperilaku tinggi tidak langsung melalui customer satisfaction. Lien,
dengan menetapkan kepuasan yang dirasakan Wen dan Wu (2011) menemukan hasil penelitian yang
pelanggan. Sebaliknya apabila nilai yang dirasakan positif juga antara pengaruh e-service quality terhadap
konsumen rendah maka niat berperilaku rendah dengan customer behavioral intentions melalui customer
menetapkan kepuasan yang dirasakan pelanggan. satisfaction. Khairani dan Hati (2017) menemukan
Artinya bahwa pengaruh perceived value terhadap bahwa e-service quality berpengaruh positif terhadap
customer behavioral intentions melalui customer customer behavioral intentions dalam bentuk worth of
satisfaction bermakna. Hasil penelitian ini sesuai mouth melalui customer satisfaction. Hal ini terjadi
dengan penelitian yang dilakukan oleh Lien, Wen &Wu karena merasa ada kepuasan yang dirasakan ketika
(2011) bahwa perceived value memiliki pengaruh yang menggunakan layanan elektronik jasa tersebut dari
positif dan signifikan terhadap customer behavioral kemudahannya sehingga konsumen akan setia
intention melalui hubungan secara tidak langsung menggunakan layanan tersebut.
melalui customer satisfaction. Nilai yang dirasakan
ditemukan sebagai anteseden dari niat perilaku (Bolton 5. PENUTUP
dan Drew, 1991; Cheng et al., 2009), yang lainnya Berdasarkan hasil pembahasan, simpulan dalam
(Tam, 2004; Patterson dan Spreng, 1997) telah penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perceived value
144
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

(PV) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap intentions melalui customer satisfaction, diterima. 7. E-
customer satisfaction (CS) sehingga dapat ditarik service quality (ESQ) memiliki pengaruh positif dan
simpulan bahwa semakin baik perceived value yang signifikan terhadap customer behavioral intentions
dimiliki suatu barang/jasa maka akan semakin (CBI) melalui customer satisfaction (CS) sehingga
konsumen akan semakin puas. dapat ditarik simpulan bahwa semakin baik e-service
Dengan demikian telah dibuktikan bahwa hipotesis quality yang dimiliki suatu barang/jasa dan semakin
1. yang menyatakan hubungan positif antara perceived puas akan menimbulkan niat berperilaku konsumen.
value terhadap customer satisfaction, diterima. 2.E- Dengan demikian telah dibuktikan bahwa hipotesis 7
service quality (ESQ) memiliki pengaruh positif dan yang menyatakan hubungan positif antara e-service
signifikan terhadap customer satisfaction (CS) sehingga quality terhadap customer behavioral intentions melalui
dapat ditarik simpulan bahwa semakin baik e-service customer satisfaction, diterima.
quality yang dimiliki suatu barang/jasa maka akan Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan bahan
semakin konsumen akan semakin puas. Dengan bacaan/rujukan jika melakukan penelitian mengenai
demikian telah dibuktikan bahwa hipotesis 2 yang hal-hal yang berkaitan dengan perceived value, eservice
menyatakan hubungan positif antara e-service quality quality, customer satisfaction dan customer behavioral
terhadap customer satisfaction, diterima. 3. Customer intentions atau penelitian yang kurang lebih serupa
satisfaction (CS) memiliki pengaruh positif dan dengan penelitian ini.
signifikan terhadap customer behavioral intentions Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat
(CBI) sehingga dapat ditarik simpulan bahwa semakin diberikan beberapa rekomendasi berupa saran-saran
baik customer satisfaction yang dimiliki suatu yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pihak
barang/jasa maka akan semakin konsumen akan Manajemen Gojek di Surabaya. 1. Pengemudi perlu
semakin puas. Dengan demikian telah dibuktikan menginformasikan promo-promo mengenai Gojek agar
bahwa hipotesis 3 yang menyatakan hubungan positif interaksi antar pengemudi dan penumpang lebih
antara customer satisfaction terhadap customer bermanfaat. 2. Pihak Gojek perlu mendesain ulang
behavioral intentions, diterima. aplikasi Gojek agar lebih terlihat sederhana sehingga
4. Perceived value (PV) memiliki pengaruh positif dapat membantu memudahkan pengguna Gojek untuk
tetapi tidak signifikan terhadap customer behavioral mencari kebutuhannya. 3. Gojek perlu meningkatkan
intentions (CBI) sehingga dapat ditarik simpulan bahwa pelayanan agar pelanggannya tidak diambil oleh
perceived value tidak memiliki pengaruh pada pesaing dan diharapkan dari pelayanan tersebut dapat
customer behavioral intentions. Dengan demikian telah menciptakan manfaat lebih yang dapat dirasakan oleh
dibuktikan bahwa hipotesis 4 yang menyatakan pelanggan. 4. Gojek perlu memberikan fasilitas-fasilitas
hubungan positif antara perceived value terhadap menarik ketika penumpang menggunakan jasa Gojek,
customer behavioral intentions, ditolak. 5. E-service agar penumpang tidak merasa rugi mengeluarkan biaya
quality (ESQ) memiliki pengaruh positif dan signifikan lebih untuk menikmati layanan Gojek.
terhadap customer behavioral intentions (CBI) sehingga
dapat ditarik simpulan bahwa semakin baik e-service Referensi
quality yang dimiliki suatu barang/jasa maka akan Arikunto, Suharsimi. 2002. Metodologi Penelitian.
semakin konsumen menimbulkan niat berperilaku Penerbit PT. Rineka Cipta. Jakarta.
konsumen. Dengan demikian telah dibuktikan bahwa
hipotesis 5 yang menyatakan hubungan positif antara e- Bressolles, Gregory and Durrieu Francois. 2011.
service quality terhadap customer behavioral intentions, Service Quality, Customer Value And Satisfaction
diterima. 6. Perceived value (PV) memiliki pengaruh Relationship Revisited For Online Wine Websites.
positif dan signifikan terhadap customer behavioral AWBR International Conference 9–10 June 2011.
intentions (CBI) melalui customer satisfaction (CS) Bordeaux Management School – BEM– France.
sehingga dapat ditarik simpulan bahwa semakin baik
perceived value yang dimiliki suatu barang/jasa dan Choi, Jeewon; Seol, Hyeonjoo; Lee, Sungjo; Cho,
semakin puas akan menimbulkan niat berperilaku Hyunmyung dan Park,Yongtae., 2008, Customer
konsumen. Dengan demikian telah dibuktikan bahwa Satisfaction Factors of Mobile Commerce in Korea.
hipotesis 6 yang menyatakan hubungan positif antara Internet Research, Vol. 8 No. 3 pg. 313335.
perceived value terhadap customer behavioral
145
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

Collier, J.E. and Bienstock, C.C., 2006, Measuring and Management Sciences (IJHMS), Volume 5,
service quality in eretailing. Journal of Service Issue 1, pp: 7-11.
Research, 8; 260.
Kotler, P., dan Keller, K. L., 2007, Manajemen
Cristobal, Eduard., Flavian, Carlos., and Guinaliu, Pemasaran, Edisi Keduabelas, jilid 1 dan 2, Jakarta:
Miguel., 2007 , Perceived e-service quality (PeSQ) PT.Indeks.
Measurement validation and effects on consumer
satisfaction and web site loyalty, Managing Service Kotler, Philip dan Armstrong, Gary., 2001, Prinsip-
Quality, Vol. 17 Iss: 3, pp. 317-340. prinsip Pemasaran , Jilid 2, Edisi Kedelapan, Kotler,
Philip. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid
Durianto, D., Sugiato., dan Sitinjak, T., 2001, Strategi 2.Jakarta: Indeks.
Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Kotler, Philip., 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi
Perilaku Merek, Jakarta. Gramedia Pustaka Utama Milenium, Jakarta, Prehallindo.
Gaffar, Vanessa., 2007, Costumer Relationship
Management and Marketing Public Relation. Lai, T.L. 2004, Service Quality and Perceived Value's
Bandung: Alfabeta. Impact on Satisfaction, Intention and of Usage of
Short Message Service (SMS). Information Systems
Gerson, Richard F. 2002. Mengukur Kepuasan Frontiers, Vol. 6 No. 4, 353-68.
Pelanggan, Cetakan kedua, Jakarta: PPM. Ghozali,
I. & Fuad., 2008, Structural Equation Modeling. Lai, Wen-Tai., dan Chen, Ching-Fu., 2011, Beharioral
Semarang: Universitas Diponegoro. Intentions of Public Transit Passengers-The Roles of
Service Quality, Perceived Value, Satisfaction and
Guilitnan, Joseph, P, Paul, Gordon W and Madden, Inovelvement, Transport Policy, Vol. 18, March:pp
Thomas J., 1997, Marketing Management, 6th 318-325.
edition, McGraw-Hill Companies.
Lee, Y.K., Park, K.H., Park, D.H., Lee, K.A., Kwon,
Guilitnan, Joseph, P, Paul, Gordon W and Madden, Y.J. (2005) The Relative Impact Service Quality on
Thomas J., 1997, Marketing Management, 6th Service Value, Customer Satisfaction, and Customer
edition, McGraw-Hill Companies. Loyalty in Korean Family Restaurant Context.
International Journal of Hospitality and Tourism
Ha, J., & Jang, S. (2010). Perceived values, Administration, Vol. 6 No. 1, 27-51
satisfaction, and behavioral intentions: The role of
familiarity in Korean restaurants. International Lien, Che-Hui., Wen, Miin-Jye., dan Wu, Chung-
Journal of Hospitality Management,29(1),2-13. Cheng., 2011, Investigating the Relationships
among E-Service Quality, Perceived Value,
Hidayat, Rachmat., 2009, Pengaruh Kualitas Layanan, Satisfaction, and Behavioral Intentions in Taiwanese
Kualitas produk, Dan Nilai Nasabah Terhadap Online Shopping, Asia Pasific Management
Kepuasan Dan Loyalitas Basabah Bank, Jurnal Review, Vol. 16 No. 3, pp 211-223
Ekonomi Bisnis dan Akuntansi, Nomor 2, Volume
12, Hal 99-116, ISSN : 2085-738. Lovelock, Christopher.H dan Wright, Lauren.K., 2005,
Manajemen Pemasaran Jasa, Jakarta: PT.Indeks.
Husein, Umar, 2005. Riset Pemasaran & Perilaku
Konsumen, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Mowen, J. C., dan Minor, M., 1998, Consumer
Kanuk, Leslie Lazar, 2003. Consumer Behavior, 8th Behavior, 5th ed., Upper Saddle River, New Jersey:
ed, Person Publisher Prentice-Hall, Inc.2002, Perilaku Konsumen, Jilid
Kedua, Jakarta: Erlangga.
Khairani, Ilma dan Hati, Sri R.H., 2017, The Effects of
Perceived Service Quality towards Customer Patterson, P., Spreng, R., 1997, Modeling the
Satisfaction and Behavioral Intentions in Online Relationship between Perceived Value, Satisfaction,
Transportation, International Journal of Humanities and Repurchase Intention in a Business-to-Business,
146
Kajian Ilmiah Mahasiswa Manajemen (KAMMA) Vol 6 no 2 Desember 2017 Indrata, et al

Service Context: An Empirical Examination. Quality,” Journal of Marketing, Vol. 60. No.4, 31-
International Journal of Service Industry 46.
Management, Vol. 8 No.5, pp. 414-434.
http://frommarketing.blogspot.co.id/2009/06/pengertian
Santosa, Budi Purbayu., dan Ashari. 2005. Analisis -niat-berperilakukonsumen. html diakses tanggal
Statistik dengan Microsoft Axcel & 7/5/2017.
SPSS.Yogyakarta: Andi Offset

Stiakakis, Emmanouil dan Georgiadis, Christos K.


(2009) E-Service Quality: Comparing the
Perceptions of Providers and Customers. Managing
Service Quality, Vol. 19 No. 4 pg. 410430.

Tjiptono, Fandy., 2004, Strategi Pemasaran, edisi


kedua, Yogyakarta: Andi.

Tjiptono, Fandy., 2005, Pemasaran Jasa, Malang: Bayu


Media. Wolfinbarger, M., & Gilly, M. C., 2003,
eTailQ: dimensionalizing, measuring and predicting
etail quality. Journal of Retailing, Vol. 79, pp. 183–
198.

Wolfinbarger, M., & Gilly, M. C., 2003, eTailQ:


dimensionalizing, measuring and predicting retail
quality. Journal of Retailing, Vol. 79, pp. 183–198.

Yamin, S., dan Kurniawan, H., 2009, Structural


Equation Modeling Belajar Lebih Mudah Teknik
Analisis Data Kuesioner dengan Lisrel-PLS,
Jakarta: Salemba Infotek.

Yeh, Yung Shao and Li, Yung-Ming., 2008, Building


Trust in MCommerce: Contributions from Quality
and Satisfaction. Online Information Review, Vol.
33 No. 6, pp. 1066-1086.

Z. Yang, and X. Fang., 2004, Online service quality


dimensions and their relationships with satisfaction:
A content analysis of customer reviews of securities
brokerage services, International Journal of Service
Industry Management, Vol. 15 No. 3, pp. 302-326

Zeithaml L., Valerie A., A. Parasuraman., Leonardo L.


Berry. (1988). Servqual a multiple-item scale for
measuring consumer perception of service
quality,Journal of Retailing, 64 (1), 1237.

Zeithaml, V.A.; L.L. Berry and A.Parasuraman,


1996.,The Behavioral Consequences of Service

147

Anda mungkin juga menyukai